Anda di halaman 1dari 31

Perubahan Fungsi Seksual

Pada Masa Kehamilan


oleh :
Anak Agung Ayunda Saraswati
20710069

Pembimbing
dr. Andoharman Damanik, Sp.OG
Latar Belakang

Seksualitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang


01 dipengaruhi oleh kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis.

Banyak mitos yang menyebabkan wanita hamil tidak ingin

02 melakukan hubungan seksual dimasa kehamilan, yaitu; dapat


membahayakan bayi, menginduksi persalinan prematur,
perdarahan.

Anggapan lain bahwa hubungan saat kehamilan tidak


03 menimbulkan akibat apapun terhadap kehamilan
01

01 02

03

Kehamilan 04

05

06

Let's Get Started


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Indonesia, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester,
dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2011).
Perubahan Anatomi dan fisiologis 01

02

03

04

05

06
Hormon
Testosteron

Hormon testosteron merupakan hormon adrogen


utama. Testosteron mempunyai peranan penting
dalam dorongan seksual.

Progesteron

Fungsi utama adalah memeprsiapkan endometrium


untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan

Estrogen

dalam hubungannya dengan kehamilan, kenaikan


estrogen memunculkan rasa mual terutama pada
trimester pertama kehamilan.
01

02 02

03

Aktivitas Seksual 04

Masa Kehamilan 05

06

Let's Get Started


Mitos, Faktor Budaya, Sosial
Pada wanita Pakistan mengungkapkan penurunan fungsi seksual selama
kehamilan karena adanya keyakinan bahwa hubungan seksual dapat
membahayakan bayi, menginduksi persalinan prematur dan bahkan
menyebabkan aborsi.

Pada wanita Nigeria Sebanyak 44,3% responden percaya bahwa hubungan


seksual selama kehamilan menginduksi persalinan: 30,2% percaya bahwa itu
menyebabkan aborsi pada awal kehamilan sementara 21,1% tidak memiliki
pengetahuan tentang dampak hubungan seksual pada kehamilan.

wanita hamil Cina memiliki lebih sedikit aktivitas dan keinginan hubungan
seksual selama kehamilan. Sebanyak 80% dari 298 peserta dan pasangannya
khawatir tentang efek buruk dari aktivitas seksual pada janin.

Mayoritas mereka berhenti melakukan aktivitas seksual selama kehamilan,


salah satu alasannya adalah ketakutan akan membahayakan janin.
Faktor Psikologis

Kekhawatiran tentang penampilan fisik

Ketakutan

Kecemasan
01

02

Mual dan Muntah Payudara 03

Perubahan Fisik
04
yang
Mempengaruhi
05
Perubahan Sekret
Desire (Keinginan) Vagina 06
Perubahan Seksual Tiap Trimester

Perubahan spesifik yang terjadi pada setiap kehamilan trimester memiliki


pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual. Penurunan frekuensi,
keinginan (desire), dan kepuasan (satisfaction) hubungan seksual terjadi
pada banyak wanita saat kehamilan berlangsung,
Trimester
Pertama

• Perempuan yang mengalami keluhan mual dan


muntah hebat
• Berkurangnya frekuensi koitus
• Payudara yang besar dan terasa nyeri
• Emosi menjadi labil
Trimester
Kedua

• Periode kehamilan yang stabil secara emosional


• Hilangnya mual muntah
• peningkatan frekuensi koitus
Trimester
Ketiga

• Perubahan bentuk tubah yag kian membesar.


• Kelelahan, kecemasan.
• Kehilangan minat seksual.
• Frekuensi orgasme yang menurun.
Keadaan yang Beresiko
Risiko serius Peningkatan risiko
• Perdarahan vagina yang tidak dapat • Riwayat persalinan prematur.
dijelaskan. • Kehamilan ganda.
• Plasenta previa. • Vaginosis bakterial berulang.
• Ketuban pecah dini.
Pengaruh Hubungan Seksual
Pengaruh Buruk Pengaruh Baik

• Orgasme yang lebih


• Resiko Kelahiran baik
Prematur • Tetap bugar
• Kontraksi Braxton • Ikatan antar
Hicks. pasangan.
• Gerakan rahim yang • Sistem kekebalan
justru lebih hebat. tubuh
• Pendarahan • Peningkatan
Antepartum Kebahagian
• Induksi Persalinan
Posisi

Posisi Berbaring

Posisi Duduk

Posisi Berdiri
01

03 02

Aktivitas Seksual 03

Setelah 04

Kehamilan 05

06

Let's Get Started


Bulan-bulan pertama setelah kelahiran dapat berdampak besar
pada kehidupan seksual wanita . Pascapersalinan Fungsi
seksual dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor Biomedis

Faktor Psikososial:

Faktor Hubungan Pasangan:

Hubungan bayi dan ibu-anak:


vagina lebih lebar.

Perubahan Fisik
yang
Mempengaruhi

Trauma perineum
Jenis Persalinan

Persalinan Pervaginam:
Secio caesar:
• Trauma pada saraf
pudendal. • Dispareunia jarang
• dispareunia
Dyspareunia
• Nyeri perineum setelah laserasi adalah yang paling umum menjadi penyebab
dispareunia.
• Dispareunia dilaporkan oleh 41% -67% pada wanita dua hingga tiga bulan
postpartum dan sangat terkait dengan derajat trauma perineum.
• Pada enam bulan pascapersalinan, sekitar seperempat dari semua wanita primipara
melaporkan sensasi seksual yang berkurang.
• Wanita yang melahirkan pervaginam dengan episiotomi melaporkan nyeri yang
secara signifikan lebih tinggi antara enam bulan pascapersalinan daripada wanita
dengan persalinan sesar atau spontan.
Menyusui

Menyusui mengurangi hasrat seksual wanita dan frekuensi hubungan


seksual pada postpartum.

Kadar prolaktin yang tinggi,

wanita menyusui dilaporkan mengalami kekeringan vagina,


dispareunia, peningkatan sensitivitas puting
Kelelahan

kelelahan hingga mengganggu kehidupan seksual


wanita pada empat bulan pascapersalinan.
01

02

03

Kesimpulan 04

05

06

Let's Get Started


• Kehamilan memiliki peran penting dalam fungsi seksual dan perilaku wanita. Seksualitas
adalah bagian penting dari kehidupan manusia, yang sangat menentukan kesejahteraan manusia
• Banyak mitos, faktor sosial budaya yang menyebabkan wanita hamil tidak ingin melakukan
hubungan seksual dimasa kehamilan, yang banyak beredar yaitu bahwa hubungan seksual
selama kehamilan dapat membahayakan bayi, dapat menginduksi persalinan prematur dan
menyebabkan aborsi. faktor psikologis ibu yang mempengaruhi
• Penurunan frekuensi, keinginan (desire), dan kepuasan (satisfaction) hubungan seksual terjadi
pada banyak wanita saat kehamilan berlangsung, terutama selama trimester ketiga,
dibandingkan dengan sebelum hamil
• Perubahan hormonal (peningkatan estrogen, progesteron, dan prolaktin) menyebabkan mual
dan nyeri payudara, kelelahan, dan kecemasan, dapat berkontribusi pada kelemahan dan
kesulitan pada dorongan seksual.
• Trimester pertama perempuan yang mengalami keluhan mual dan muntah hebat, merasakan
dorongan seksualnya menurun, yang mengakibatkan berkurangnya frekuensi semua aktivitas
seksual.
• Pada trimester kedua dianggap periode kehamilan yang stabil secara emosional. 80 persen
perempuan hamil merasakan peningkatan dorongan seksual dan reaksi seksualnya.
• Trimester akhir kehamilan ditandai dengan perubahan pada tubuh wanita. Perubahan ini bisa
menjadi alasannya untuk penurunan libido dan aktivitas seksual selama periode ini.
• keadaan yang beresiko pada wanita hamil untuk melakukan hubungan seksual yaitu perdarahan
vagina yang tidak dapat dijelaskan, plasenta previa, dan ketuban pecah dini.
• Aktivitas seksual ibu pascapersalinan dapat dipengaruhi oleh dispareunia,cedera jalan lahir
dan kesehatan umum ibu secara keseluruhan.
• faktor yang mempengarhi hubungan seksual pascapersalinan faktor biomedis, psikososial,
pasangan/hubungan serta atribut dari hubungan bayi dan ibu-anak.
• Menyusui mengurangi hasrat seksual wanita dan frekuensi hubungan seksual pada postpartum.
Daftar Pustaka
Aslan, G., Aslan, D., Kizilyar, A., Ispahi, Ç., & Esen, A. (2005). A prospective analysis of sexual functions during pregnancy. International
Journal of Impotence Research, 17(2), 154–157. https://doi.org/10.1038/sj.ijir.3901288

Akbar Novan, Sp.OG.(2019). Hubungan Seksual Selama Kehamilan. KSM Obsgyn RSUP Dr. Sardjito.
https://sardjito.co.id/2019/09/30/hubungan-seks-saat-kehamilan/

Brown, C, Bradford, J, et al, . (2008) . Sex and Sexuality in Pregnancy. The Global Library of Women’s Medicine’s Welfare of Women
Global Health Programme. (ISSN: 1756-2228) 2008; DOI 10.3843/GLOWM.10111

Fuchs, A., Czech, I., Sikora, J., Fuchs, P., Lorek, M., Skrzypulec-Plinta, V., & Drosdzol-Cop, A. (2019). Sexual functioning in pregnant
women. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(21). https://doi.org/10.3390/ijerph16214216

Janet, B. 2019. What to know about sex during pregnancy. Medical New Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321648

Jones, C., Chan, C., & Farine, D. (2011). Practice Sex in pregnancy. Canadian Medical Association Journal, 183(7), 815–818.

Allesandera, P. et. all. (2009). Artigo Original Prevalence of sexual dysfunction during pregnancy. Rev Assoc Med Bras, 55(5), 563–568.

Madonna, F., Taufiq, R., & Enny.(2016). Hubungan Kehamilan terhadap Fungsi Seksual Wanita Usia 20─35 Tahun di Kecamatan Singaran
Pati Kota Bengkulu.Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. M. Yunus Bengkulu.Volume 2, Nomor 2
Pangkahila, Wimpie, 2014 , Seks dan Kualitas Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Pauleta, J. R., Pereira, N. M., & Graça, L. M. (2010). Sexuality during pregnancy. Journal of Sexual Medicine, 7(1
PART 1), 136–142. https://doi.org/10.1111/j.1743-6109.2009.01538.x

Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi 3. PT Bina Pustaka : Jakarta

Widiasmoko S. 2000. Perilaku Kegiatan Seksual Pada Wanita Hamil. Semarang. FK UNDIP. Tesis.

Zaksek TS. (2015). Sexual Activity during Pregnancy in Childbirth and after Childbirth. Sexology in MIdwifery.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai