Anda di halaman 1dari 31

Gangguan Kejiwaan

Pada Masa Kehamilan


Oleh
I Gst. Ayu Agung Meidayanti
20710109
Pembimbing
dr. Andoharman Damanik, Sp.OG

1
.
Kehamilan
2.
Definisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Indonesia, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-
13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Sarwono, 2011).

3.
Tanda-tanda Kehamilan

Tanda tidak pasti Tanda pasti Tanda mungkin

Kondisi yang mengindikasikan Perubahan anatomik dan


Perubahan fisiologik pada ibu adanya buah kehamilan atau bayi fisiologik selain dari tanda-
atau seorang perempuan yang yang diketahui melalui tanda presumtif yang dapat
mengindikasikan bahwa ia telah pemeriksaan dan rekam oleh dideteksi atau dikenali oleh
hamil pemeriksa pemeriksa

4.
Perubahan Anatomi dan fisiologis

Sistem Reproduksi Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi

Sistem Traktus Sistem Urinalis Sistem Endokrin


Digestivus

5.
Gangguan
Jiwa
6.
Definisi

Gangguan Jiwa adalah sindrom atau pola perilaku atau psikologik


seseorang yang secara klinik cukup bermakna dan yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya
(impairment/disability) dalam satu atau lebih fungsi yang penting
dari manusia (Maslim, 2013)

Pada ibu yang sedang hamil, gangguan jiwa yang dimaksud adalah
berupa perubahan psikologis yang dialami oleh wanita pada saat
hamil, hal itu biasanya dikarenakan oleh perubahan produksi
hormon.

7.
Plasenta merupakan organ yang berperan besar dalam menjaga stabilisasi
status hormonal maternal maupun fetal. Hormon plasenta mendominasi
lingkungan endokrin manusia selama kehamilan.

Sebagian besar hormon yang diproduksi oleh placenta adalah sama seperti
hormon yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang memproduksi hormon
pada perempuan dewasa yang tidak hamil. Dalam hal ini, placenta juga
berperan dalam mengatur aktivitas dari Hipotalamus-pituitary axis, dimana
axis ini sangat berperan dalam mekanisme terjadinya stres pada ibu hamil
bila terjadi ketidakstabilan

8.
Stres berhubungan dengan peningkatan hormon kortisol, sehingga jika
terdapat stressor, hipotalamus akan terstimulasi untuk menyekresi CRH.
Akibat CRH yang meningkat, CRH akan merangsang hipofisis anterior untuk
menyekresi hormon-hormon.

Dalam kondisi stres, hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) dikontrol oleh suatu


regulasi dengan down-regulasi control atau umpan balik negatif.
Corticotropin-releasing factor (CRF) hipersekresi dari hipotalamus akan
menginduksi pelepasan hormon adrenocorticotropin (ACTH) dari hipofisis.

Terkait dengan peningkatan hormon kortisol, selain disebabkan oleh adanya


stressor, peningkatan hormon kortisol ternyata juga bisa disebabkan oleh pola
tidur yang tidak teratur.

9.
Regulasi Hormon saat Hamil

10.
Perubahan Kejiwaan
pada ibu hamil

1
Anxiety
Pada trimester pertama seorang
Pada trisemester kedua, tubuh
ibu akan selalu mencari tanda-
ibu sudah terbiasa dengan kadar
tanda untuk lebih meyakinkan
hormon yang lebih tinggi dan rasa
bahwa dirinya memang hamil.
tidak nyaman karena hamil sudah
Banyak ibu yang merasakan
berkurang.
kekecewaan, penolakan,
Pada trimester ini pula ibu dapat
kecemasan dan kesedihan.
merasakan gerakan bayinya dan
Seringkali biasanya pada awal
ibu mulai merasakan kehadiran
kehamilanya ibu berharap untuk
bayinya sebagai seorang diluar
tidak hamil.
dari dirinya sendiri.

Pada trisemester ketiga, Ibu seringkali merasa khawatir atau


takut kalua bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Seorang
ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul pada waktu melahirkan.
12.
Depresi
Pada wanita hamil, melalui perawatan diri yang
tidak memadai, atau pengabaian fisik (alkohol,
merokok, obat-obatan lain termasuk ganja,
kebersihan pribadi, kecenderungan bunuh diri,
Pada janin, sebagai akibat dari pengobatan sendiri, makanan yang tidak
kurangnya kontrol terhadap memadai)
kesejahteraan fisik dan
psikologis ibu, serta
kemungkinan pengaruh
langsung kondisi suasana hati
negatif pada ibu terhadap
perkembangan otak janin. Faktor risiko depresi pada kehamilan dapat ditemui
karena : kecemasan pada ibu, stress, dukungan social,
kekerasan dalam rumah tangga, hamil yang intens,
hubungan intim, social ekonomi, riwayat depresi
sebelumnya

13.
Perubahan Perasaan Ambivalen Insomnia
emosional

• Perubahan emosional • Perasaan ambivalen


• Sulit tidur sering
trimester I (Penyesuaian) sering muncul saat
ialah penurunan kemauan terjadi pada ibu-ibu
masa kehamilan
seksual karena letih dan hamil pertama kali atau
trimester pertama.
mual, ibu kekhawatiran pada kekhawatiran
Perasaan ambivalen
bentuk penampilan diri yang menjelang kelahiran.
kurang menarik, dan wanita hamil
Penyebab insomnia
menurunnya aktifitas berhubungan dengan
yaitu stres, perubahan
seksual. kecemasan terhadap
• Perubahan emosional pola hidup, penyakit,
perubahan selama
trimester II (kesehatan yang kecemasan, depresi,
masa kehamilan.
baik) terjadi pada bulan
• dan lingkungan rumah
Perasaan ambivalen
kelima kehamilan terasa yang ramai. Dampak
nyata karena bayi sudah akan berakhir seiring
buruk dari insomnia
mulai bergerak. Rasa cemas dengan adanya sikap
yaitu perasaan mudah
pada ibu hamil akan terus penerimaan terhadap
meningkat seiring bertambah lelah, tidak bergairah,
kehamilan
usia kehamilannya mudah emosi, stress
14.
Stress

Perempuan yang mengalami stres kehamilan, persalinan dan


pasca persalinan umumnya memiliki riwayat atau factor risiko
yang kurang menyenangkan sebelum atau saat kehamilan terjadi.
Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar
penyebab reaksi stres.

Stres berhubungan dengan peningkatan hormon kortisol,


sehingga jika terdapat stressor, hipotalamus akan terstimulasi
untuk menyekresi CRH. Akibat CRH yang meningkat, CRH akan
merangsang hipofisis anterior untuk menyekresi hormon-hormon.
Terkait dengan peningkatan hormon kortisol, selain disebabkan
oleh adanya stressor, peningkatan hormon kortisol ternyata juga
bisa disebabkan oleh pola tidur yang tidak teratur.

15.
Faktor Psikologis Yang
Mempengaruhi Kehamilan

16.
Stressor Internal dan
Support Keluarga Substansi Abuse
eksternal

• Internal : Wanita yang • Efek samping dari obat yang


diberikan pada ibu hamil
mempunyai emosi yang
dapat menimbulkan efek
labil, personal relationship • Peran keluarga bagi ibu pada janin, seperti kelainan
yang tidak adekuat. hamil sangatlah penting, bentuk anatomi atau
psikologis ibu hamil kecacatan pada janin,
• External : Trauma yang cenderung lebih kelainan faal alat tubuh,
Psikologika, sexual abuse, • Ibu hamil dengan
labil dari pada wanita
kekecewaan yangtidak ketergantungan obat pada
yang tidak hamil umunya takut melahirkan
terselesaikan, adanya minor memerlukan banyak bayi cacat, merasa gelisah,
disorders, misalnya rasa dukungan dari keluarga bingung dan takut akibat
mual dan konstipasi terutama suami. yang dialami oleh bayinya
dengan minum obat-obatan
tersebut.

17.
Partner Abuse Hamil Usia Muda Primigravida

• Efek kekerasan pada ibu • Ibu remaja dengan CMD • ibu yang primigravida belum
hamil bisa dalam bentuk (Common Mental Disorder) pernah memiliki pengalaman
langsung maupun tidak juga cenderung tidak atau riwayat hamil atau
langsung, yang langsung menyelesaikan pendidikan melahirkan sebelumnya,
antara lain: trauma dan mereka, dan lebih mungkin sehingga ibu-ibu yang
untuk terlibat dalam perilaku memiliki kehamilan pertama
kerusakan fisik pada ibu dan
seksual berisiko biasanya lebih memiliki
bayinya misalnya solutio • Remaja hamil lebih rentan tingkat kecemasan yang
plasenta, fraktur tulang, memiliki perubahan tinggi dibandingkan dengan
ruptur uteri dan perdarahan. psikologis seperti stress dan ibu yang sudah memiliki
Sedangkan efek yang tidak depresi, karena biasanya pengalaman hamil atau
langsung adalah reaksi produksi hormonnya belum melahirkan.
emosional, peningkatan stabil serta kesiapan untuk
menjadi seorang ibu juga
kecemasan, depresi, rentan
belum siap dan matang.
terhadap penyakit.
18.
Bentuk Gangguan
Kejiwaan Selama
Kehamilan

19.
Antepartum Obssesive Compulsive
Depression Panic Disorder Disorder (OCD)

• Gangguan obsesif-kompulsif
• Puncak gejala depresi terjadi • Kemungkinan efek ditandai dengan pikiran yang
pada selama trimester pertama tidak dapat dikendalikan
kecemasan dan kepanikan
dan ketiga dan perbaikan selama (obsesi) dan perilaku atau
pada perjalanan kehamilan
trimester kedua. Beberapa ritual berulang yang tidak
dan kesehatan janin tidak
korelasi psikososial kunci juga dapat dikendalikan
dipahami dengan baik.
dapat berkontribusi terhadap (kompulsi) sebagai respons
Peningkatan kadar kortisol
depresi selama kehamilan: sikap terhadap pikiran tersebut.
plasma pada ibu dan janin
negatif terhadap kehamilan, Beberapa laporan
dapat berimplikasi pada
kurangnya dukungan sosial, menunjukkan bahwa wanita
perkembangan otak janin
stres ibu terkait dengan mungkin berada pada
dan dimana peningkatan
peristiwa kehidupan negatif, dan peningkatan risiko timbulnya
kadar kortisol merupakan
pasangan atau anggota keluarga OCD selama kehamilan dan
salah satu penyebab
yang tidak bahagia tentang periode postpartum.
terjadinya gangguan panik.
kehamilan.

20.
Gangguan Cemas Menyeluruh

Kebanyakan wanita, secara alami, khawatir tentang


kesehatan janin dan bagaimana mereka akan
mengatasi persalinan dan perubahan tubuh.
Kekhawatiran yang berlebihan, bagaimanapun,
mungkin merupakan gejala dari gangguan cemas
menyeluruh atau depresi perawatan

21.
Penatalaksanaan

22
Farmakologi
1. Antidepresi
Adapun golongan obat-obatan
yang digunakan untuk menangani
depresi pada kehamilan adalah
2. Anti panik dan anticemas
antidepresan trisiklik, Inhibitor
Mekanisme kerja obatnya adalah
reuptake serotonin (SSRI) dan
menghambat reuptake serotonin
inhibitor reuptake norepinefrin
pada celah sinaptik antar neuron,
(NRI), juga dikenal sebagai
sehingga pada awalnya terjadi
inhibitor reuptake serotonin dan
peningkatan serotonin dan
norepinefrin ganda (SNRI).
sensivitas reseptor, kemudian
seiring dengan peningkatan
serotonin terjadi penurunan
sensitivitas reseptor.

23.
24.
• Katagori B : tidak
menunjukkan adanya
efek malformasi bagi
janin.
• Katagori C : bisa
berdampak buruk
pada janin namun
biasanya dampaknya
bisa membaik
kembali.

• L2 : aman untuk ibu menyusui


• L3 : cukup aman untuk ibu menyusui
• L5 : Kontraindikasi

25.
Non Farmakologi
Terapi kognitif Pengaturan pola tidur
Terapi ini dilakukan dengan Pengaturan pola tidur yang lebih sehat
cara membuat pikiran ibu dapat membantu mengatasi kecemasan
menjadi lebih tenang dan yang dialami oleh ibu hamil.
lebih positif serta lebih
meningkatkan keterampilan
yang di miliki oleh ibu.
Perhatian dan support keluarga
perhatian dan support dari keluarga
membuat pikiran ibu jauh lebih
Perawatan ANC (Antenatal Care) tenang dan lebih nyaman dengan
Tenaga kesehatan berperan penting kehamilan yang dia alami.
dalam mengedukasi dan memberi
semangat kepada ibu, sehingga ibu
dapat lebih memiliki banyak informasi
Terapi ECT
mengenai bagaimana perkembangan
kehamilannya Digunakan pada pasien dengan kondisi
serius, resistensi pengobatan, katatonia,
risiko bunuh diri yang tinggi dan
kecenderungan kekurangan gizi. 26.
Kesimpulan
• Kehamilan adalah fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi. Selama pada masa kehamilan banyak perubahan yang akan terjadi bagi
seorang calon ibu, diantaranya perubahan anatomi, fisiologi dan psikologis.
• Perubahan psikologis yang dialami oleh ibu dikarenakan oleh salah satunya perubahan
Hormon yang dimana hormon yang berperan dalam gangguan psikologis yang dialami oleh
ibu adalah hormone estrogen, kortisol, progesterone
• Gangguan kejiwaan yang terjadi pada masa kehamilan sering ditandai dengan gejala
perubahan emosional, kecemasan, depresi, kesulitan tidur, stress. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa factor diantaranya yaitu : perubahan hormonal, dukungan keluarga, partner
abuse, substansi abuse, hamil di usia muda,
• Masalah kejiwaan yang mungkin terjadi pada masa kehamilan adalah Antenatal Depression,
gangguan cemas menyelurus, OCD, Panic Disorder.

27.
Untuk manajemen penatalaksaan dari gangguan psikologis dengan :
1. Terapi Non Farmakologi : perhatian dari pasangan dan gnggota memberikan dukungan
penuh terhadap perwatan ibu, rutin mengikuti ANC untuk mengetahui perkembangan
janin, terapi kognitif, memperbaiki pola tidur, terapi electroconluvsive.
2. Terapi Faramakologi : pemberian obat-obatan antidepressan, anticemas dengan dosis yang
sesuai dan anjuran dari dokter spesialis kejiwaan yang berkompeten

28.
Daftar Pustaka

• Alibasjah, dkk. 2016. Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Primigravida Di Wilayah Kerja

Puskesmas Palimanan Cirebon. Jurnal Tunas Medika Kedokteran dan Kesehatan Vol. 3, No. 1 : Semarang

• Amstrong C. 2008. ACOG Guidelines on Psychiatric Medication Use During Pregnancy and Lactation. American College of Obstetricians and

Gynecologists

• Benute et.al, 2010. Depression During Pregnancy In Women With A Medical Disorder: Risk Factors And Perinatal Outcomes. Clinical Science

• Campagne Daniel. 2004. The obstetrician and depression during pregnancy. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology.

• Commite on Obstetric Practice. 2018. Screening For Perinatal Depression. The American College of Obstetricians and Gynecologists.

• Fitriahadi. 2017. Buku Ajar Asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Universitas Aisyiyah : Yogyakarta

• Genatha Widyasti. 2018. Hubungan Antara Depresi Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil. Jurnal Berkala Epidemiologi

• Gold Katherine et.al. 2010. Risk factors for depressive symptoms during pregnancy: a systematic review. American Journal of Obstetrics and Gynecology

• Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2010. Buku Saku Fisiologi kedokteran. (H. Muttaqin, N. Yesdelita, Eds., & B. U. Pendit, Trans.) Jakarta: EGC.

29.
• Honikman. 2016. Maternal mental health and the first 1 000 days. South African Medical Journal.

• Jacome and Martinez. 2019. Depression In Pregnancy. Revista Colombiana De Psiquiatria.

• Kedra Wallace Et.Al, 2020. An Overview Of Maternal Anxiety During Pregnancy And The Post-Partum Period. Journal Of Mental Health

And Clinical Psychology : United States

• Kostaras and Carter. 2005. Psychiatric disorders in pregnancy. Bc Medical Journal Vol. 47 No. 2.

• Maslim. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. PT Nuh Jaya : Jakarta

• Pieter dan Namora, 2010 dalam Ekasari dan Natalia, 2019. Deteksi Dini Pre-eklamsi dengan Antenatal care. Yayasan Ahmar Cendekia

Indonesia : Sulawesi Selatan.

• Poncosoro. 2013. Hubungan Kadar Kortisoldengan Kejadianpostpartum Bluespada Persalinan Dengan Seksio Sesarea. Departemen obstetri

dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret : Surakarta.

• Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi 3. PT Bina Pustaka : Jakarta

• Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia. Edisi 8. Jakarta: EGC

• Westa Wayan. 2010. Faktor Penyebab Depresi Pada Ibu Hamil Selama Asuhan Antenatal Setiap Trimester. Jurnal Psikiari Kedokteran

Udayana. 30.
THANK YOU!

31.

Anda mungkin juga menyukai