Sinonim: Carbamazepine
Nama kimia: 5-carbamoyl-5H-dibenz[b,f]azepine atau 5H-Dibenz[b,f]azepine-5-carboxamide
Epilepsi
Penggunaan carbamazepine dosis dewasa adalah sebagai berikut:
Dosis awal, 200 mg per oral dua kali sehari, dapat ditingkatkan pada per minggu interval dengan
menambahkan hingga 200 mg/hari
Dosis maintenance, 800 hingga 1200 mg/ hari.
Umumnya, dosis tidak boleh melebihi 1200 mg/hari. Namun, pada kasus tertentu yang sangat jarang sekali
dosis dapat diberikan hingga 1600 mg/hari
Dosis pediatrik, usia <6 tahun adalah:
Dosis awal, 10─20 mg/kgBB/hari per oral dalam dosis terbagi 2─3 kali, atau 4 kali bila sediaan obat
dalam bentuk suspense
Dosis dapat ditingkatkan per minggu interval untuk mencapai respon optimum secara klinis, yang diberikan
3─4 kali sehari
Dosis maksimum adalah 35 mg/kgBB/hari
Bila tidak tercapai respon yang memuaskan, maka pemeriksaan kadar obat dalam plasma darah dapat
diindikasikan, untuk menilai apakah kadar tersebut masuk dalam konsentrasi terapeutik
Dosis pediatrik, usia 6─12 tahun adalah:
Dosis awal, 100 mg per oral dua kali sehari
Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg/hari dalam dosis terbagi dua kali/hari
Tidak boleh melebihi 1000 mg/ hari
Dosis maintenance, 400 hingga 800 mg/hari
Dosis pediatrik, usia >12 tahun:
Dosis awal, 200 mg per oral dua kali sehari
Dosis dapat ditingkatkan hingga 200 mg/hari dalam dosis terbagi dua kali/hari
Secara umum, dosis tidak boleh melebihi 1000 mg/ hari pada anak usia 12─15 tahun, 1200 mg/hari pada pasien usia >15 tahun
Dosis maintenance, 800 hingga 1200 mg/hari, tidak boleh melebihi 1000 mg/ hari, namun pada kasus tertentu yang sangat
jarang sekali dosis dapat diberikan hingga 1600 mg/hari
Trigeminal Neuralgia
Dosis carbamazepine untuk pasien dewasa dengan trigeminal neuralgia adalah:
Dosis awal, 100 mg per oral dua kali sehari
Dosis dapat ditingkatkan hingga 200 mg/hari bilamana perlu untuk efek bebas nyeri
Tidak boleh melebihi 1200 mg/ hari
Dosis maintenance, 400 hingga 800 mg/hari
Dosis maintenance bervariasi pada tiap pasien, dapat serendah 200 mg, atau setinggi 1200 mg per hari
Sedikitnya tiap 3 bulan pada periode terapi obat ini, dosis hendaklah diturunkan secara bertahap ketingkat minimum, atau
dalam upaya untuk menghentikan terapi tersebut
Farmakologi Karbamazepin = Farmakologi carbamazepine meliputi
farmakodinamik dan farmakokinetiknya, secara biokimiawi diketahui
dengan cara menghambat arus voltage-dependent ion natrium.
Farmakodinamik
Kerja Carbamazepine secara biokimiawi diketahui dengan cara menghambat
arus voltage-dependent ion Natrium melalui dua mekanisme:
1. Secara sederhana menghambat kanal ion Natrium agar tidak mencapai status
istirahat pada membran potensial yang dihiperpolarisasi. Namun, efek
hambatan ini akan dipercepat ketika potensial membran “istirahat” di
depolarisasikan. Proses penghambatan ini berhubungan erat dengan
penggantian kurva non-aktivasi status stabil dalam arah yang
terhiperpolarisasi
Efektivitas obat dalam mengatasi neuralgia adalah sebagai hasil dari penurunan transmisi
sinaptik excitatory dalam nukleus spinal trigeminalis. Dengan demikian akan terjadi
peningkatan waktu laten dari respon neuron trigeminal, dan menurunkan jumlah pengeluaran
neuron. Metabolit utama obat memiliki aktivitas anti neuralgia. Mekanisme kerja obat sebagai
tersebut diatas, diketahui dari hasil penelitian pada hewan percobaan.
Carbamazepine secara kimiawi tidak berhubungan dengan obat anti konvulsan lainnya, atau
obat penghilang nyeri lainnya untuk mengatasi trigeminal neuralgia. Efek anti-diuretik obat
merupakan konsekuensi dari pengurangan konsentrasi hormon anti-diuretik dalam plasma
darah.
Farmakokinetik
Farmakokinetik carbamazepine meliputi absorpsi yang cukup baik per oral, hingga
distribusinya yang melibatkan protein plasma
Absorpsi
Meski agak lambat, namun penyerapan obat sangat baik setelah dikonsumsi per oral.
Bioavailabilitas tablet extended-release adalah 89%. Konsentrasi puncak dalam plasma darah
terjadi dalam waktu 4─12 jam setelah konsumsi per oral, namun dapat mencapai hingga 24
jam dalam keadaan overdosis
Distribusi
Carbamazepine berikatan dengan plasma protein sebesar 76%. Obat ini dapat menembus
sawar otak dan plasenta, dan bisa terakumulasi dalam jaringan fetus. Distribusi obat juga bisa
ke dalam air susu ibu dengan konsentrasi sebesar 60% dari kadar plasma maternal.
Carbamazepine juga mencapai cairan serebrospinal dengan konsentrasi sekitar 15% dari
konsentrasi dalam serum darah.
Volume distribusi obat adalah sekitar 0,79─1,4 L/kgBB, yang dapat meningkat pada
pengobatan jangka panjang hingga mencapai kisaran 0,96─2,07 L/kgBB.
Metabolisme
Metabolisme carbamazepineTerjadi di hepar, namun obat ini dapat menginduksi metabolismenya sendiri.
Metabolit aktif utama yang dihasilkan adalah Carbamazepine epoksid, dimana 50% nya terikat pada plasma
protein, dan mungkin mengikuti siklus enterohepatik. Carbamazepine diinaktivasi melalui proses konyugasi
dan hidroksilasi.
Waktu paruh carbamazepine adalah sekitar 30 jam, kisaran 18─60 jam ketika obat diberikan sebagai dosis
tunggal. Namun, setelah diberikan dosis berulang, atau pemberian jangka panjang, waktu paruh akan
memendek menjadi sekitar 15 jam saja, dengan kisaran 10─35 jam. Hal ini terjadi karena Carbamazepine
merupakan obat yang memiliki efek induksi kuat terhadap enzim hepar. Waktu paruh pada anak-anak adalah
lebih pendek daripada waktu paruh pada orang dewasa
Eliminasi
Sekitar 72% dosis yang masuk per oral akan diekskresikan kedalam urine, dan sekitar 28% dieliminasi kedalam
feses. Hanya sekitar 1─3% dari dosis total yang masuk kedalam tubuh diekskresikan kedalam urine dengan
bentuk yang tidak berubah.
Resistensi
Mekanisme resistensi penyakit epilepsi terhadap obat antikonvulsan adalah kompleks, dan bersifat multi
faktorial. Banyak kasus penderita epilepsi kronis mengalami resisten terhadap obat ini. Hal tersebut disebabkan
oleh kehilangan sensitivitas obat pada kanal ion Natrium, yang diteliti sebagai mekanisme permulaan, yang
mendasari perkembangan resistensi. Selain itu, resistensi penyakit epilepsi terhadap Carbamazepine
berhubungan erat dengan faktor risiko, seperti genetik, usia penderita, etiologi penyakit epilepsi