Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DELLA EKA NURSANTI

NIM : 201951055
MATA KULIAH : STATISTIK FARMASI
TANGGAL UJIAN : 23 NOVEMBER 2021
DOSEN PENGAMPU : DR, Apt.DELINA HASAN,M.KES

JAWABAN UTS

1. Fungsi Biostatika :

1. Menentukan ada dan besarnya masalah kesehatan masyarakat.


2. Mengukur peristiwa penting / Vital Event yang terjadi dimasyarakat.
3. menentukan prioritas masalah dan memilih alternative pemecahan masalah
kesehatan secara efisien.
4. Membuat perencanaan program kesehatan.
5. Mengadakan evaluasi pelaksanaan program kesehatan.
6. Dokumentasi untuk mengadakan perbandingan di masa mendatang.
7. Mengadakan penelitian masalah kesehatan yang belum diketahui atau menguji
kebenaran suatu masalah kesehatan.
8. Memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat / Publikasi ilmiah
9. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah kesehatan yang
terdapat pada berbagai kelompok masyarakat.
10. Membandingkan status kesehatan masyarakat di satu wilayah dengan wilayah yang
lain dengan rentang waktu sekarang dan masa lampau.
11. Meramalkan status kesehatan di masa mendatang.
12. Memprediksi timbulan sampah sehingga merencana penyelesaiannya
13. Merumuskan perencanaan dan sistem administrasi kesehatan.

2. Data Primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi
atau perorangan langsung dari obyeknya.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh
pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi, dari laporan.

3. Statistik Deskriptif :
1. Hanya mampu menggambarkan karakteristik.
2. Tidak bisa digunakan untuk mengambil kesimpulan pada tingkat
populasi. Contoh :
Bila kita melakukan suatu percobaan memutar keping mata uang 10 kali, hasilnya
adalah MM, BM, BB, MM dan MB. Sebagai muka M sebanyak 6 kali dan sebagai
belakang B sebanyak 4 kali.
Statistik Inferensial :
1. Memberikan analisis yang lebih mendalam.
2. Bisa digunakan untuk menarik kesimpulan pada tingkat populasi.
Contoh :

Statistik inferensial adalah pada pemilu presiden 2019. Berbagai lembaga survei
melakukan quick count untuk mengetahui secara cepat kandidat presiden mana
yang akan mendapatkan suara rakyat lebih banyak .

4. Judul :

Identifikasi Rhodamin B pada Minuman Sirup di Sekolah Dasar Kelurahan Klender


dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis

Kerangka konsep :

Variabel bebas Variabel terikat


(independen) (dependen)
Minuman sirup berwarna merah tanpa Ada atau tidaknya kandungan
nomor registrasi Rhodamin B

Variable independen dan dependen :

Variabel Definisi Cara pengukuran Hasil Skala


/
pengambilan
data
Variabel bebas
(independen)
Minuman Minuman Visual - minuman Nominal
sirup sirup adalah tanpa nomor berwarna
berwarna minuman yang registrasi merah
merah tanpa dibuat sendiri - minuman
nomor dengan cara tidak
registrasi tradisional berwarna
atau modern merah
yang
memerlukan
bahan
tambahan
olahan berupa
zat pewarna

Variabel terikat (dependen)


Ada atau Minuman Kromatografi 1. Positif Nominal
tidaknya sirup yang Lapis Tipis mengandun
kandungan mengandung g Rhodamin
Rhodamin B Rhodamin B B
adalah zat 2. Negatif
pewarna yang mengandun
Spektrofotometr Nominal
berbahaya g Rhodamin
dan dilarang i UV-Vis B
digunakan 1. panjang
pada produk gelombang <
makanan dan 550 ppm tidak
minuman mengandung
Rhodamin B.
2. panjang
gelombang >
550 nm
tmengandun
g Rhodamin
B

JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, sehingga diperoleh
jawaban atas permasalahan yang bersifat hubungan sebab-akibat.

ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Spektrofotometer UV-Vis, timbangan analitik, labu ukur, erlenmeye, gelas ukur,


beaker glass, corong, cawan uap, chamber, oven, lempeng KLT, hair dyer, kuvet,
kompor listrik, serta benang wool.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Kecuali dinyatakan lain berkualitas pro analisis dari E. Merck yaitu Rhodamin B,
minuman sirup berwarna merah tanpa nomor registrasi, Asam Asetat 10%, HCl 0,1
N, Klorofom, Amonium Hidroksida 2% dan 10%, Etanol 70%, N-butanol, Asam
Asetat glasial dan aqua dest.
LANGKAH KERJA

1. Pengumpulan sampel

2. Pembuatan larutan baku pembanding KLT

3. Proses pemisahan Rhodamin B pada sampel

4. Pengaktifan lempeng KLT

5. Penjenuhan bejana KLT

6. Penotolan

7. Deteksi bercak

8. Pembuatan larutan baku pembanding spektrofotometri

9. Pembuatan larutan sampel

10. Pengukuran kurva kalibrasi larutan induk baku pembanding

11. Pengukuran kurva kalibrasi larutan sampel

12. Analisa data

PROSEDUR PENELITIAN

1. Pengumpulan sampel

a. Mencari pedagang yang menjual minuman sirup di sekolah dasar kelurahan


klender.

b. Semua minuman sirup berwarna merah tanpa nomor registrasi.

c. Setelah itu diberi kode pada masing-masing sampel.

d. Lalu bawa kelaboratorium Akademi Farmasi IKIFA untuk diteliti lebih lanjut.

2. Pembuatan bahan baku pembanding KLT

Membuat baku pembanding Rhodamin B dengan cara menimbang 50 mg


Rhodamin B kemudian dilarutkan dengan 100 mL aqua dest.
3. Proses pemisahan Rhodamin pada sampel

Masukkan 20 mL sirup (sampel) kedalam baeker glass kemudian masukkan 10 mL


Amonia 2% diamkan selama semalaman, setelah itu di saring kemudian panaskan,
Masukkan 10 mL air yang mengandung asam ( larutan asam dibuat dengan
mencampurkan 10 mL air dan 5 mL Asam Asetat 10% ) dan masukkan benang wol
kedalam sampel kemudian didihkan selama 10 menit. Ambil benang wol kemudian
cuci dengan aqua dest. setelah itu tambahkan 10 mL amonia 10% benang wol akan
melepaskan perwarna, pewarna akan masuk kedalam larutan basa. Larutan basa
yang didapat akan digunakan sebagai cuplikan sampel pada analisa kromatografi
lapis tipis.

4. Pengaktifan lempeng KLT

Plat KLT berukuran 20 x 20 cm diaktifkan dengan cara dipanaskan di dalam oven


pada suhu 1000 C selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk melepas molekul-
molekul air yang menempati pusat serapan dari penyerapan, sehingga pada proses
elusi lempeng dapat menyerap dan berikatan pada sampel.

5. Penjenuhan bejana KLT

Fase gerak yang digunakan yaitu n-butanol, asam asetat glasial dan aquades
(40:10:24), fase gerak dimasukkan kedalam bejana kromatografi diamkan selama
24 jam.

6. Penotolan

Masing-masing larutan sampel, baku pembanding, ditotolkan pada plat KLT yang
telah dipotong berdasarkan banyaknya sampel yang diuji, sampel ditotol pada
lempeng KLT dengan menggunakan pipa kapiler pada jarak 1 cm dari bagian bawah
plat, jarak antar noda adalah 1 cm. Kemudian dikeringkan menggunakan hair dryer.

7. Deteksi bercak

Plat KLT yang mengadung cuplikan dimasukkan ke dalam bejana kromatografi


yang telah dijenuhkan. Biarkan sampai fase gerak naik sampai hampir mendekati
batas atas plat, lalu plat diangkat dan dikeringkan dengan bantuan hair dryer,
kemudian amati noda yang terjadi diamati secara visual kemudian dihitung nilai Rf-
nya dibawah sinar UV. Jika secara visual noda berwarna merah jambu dan di
bawah sinar UV-254 nm berfluoresensi kuning dengan Rf yang sama, hal tersebut
menunjukkan adanya Rhodamin B.

8. Pembuatan larutan baku induk pembanding (LIBP) spektrofotometri Untuk


membuat larutan induk baku pembanding dengan konsentrasi 1000 ppm, timbang
baku pembanding Rhodamin B sebanyak 100 mg masukkan ke dalam labu ukur 100
mL, ditambahkan dengan HCl 0,1 N sebagai pelarut blanko ad garis tanda. Larutan
induk baku pembanding diencerkan hingga konsentrasinya 3 ppm dengan
mengencerkannya terlebih dahulu menjadi konsentrasi 50 ppm. Untuk membuat
LIBP 50 ppm, LIBP dipipet sebanyak 5 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 mL, dan tambahkan HCl 0,1 N ad garis tanda. Kemudian untuk membuat
LIBP konsentrasi 3 ppm, dipipet sebanyak 6 mL, dari LIBP, masukkan ke dalam labu
ukur 100 mL dan tambahkan HCl 0,1 N ad garis tanda lalu diukur serapannya
maksimumnya pada panjang gelombang 550-570nm.

9. Pembuatan larutan sampel

Sampel yang telah diekstraksi dengan prosedur pemisahan dibuat menjadi larutan
uji yang dapat diukur serapannya. Larutan sampel dibuat dengan konsentrasi 1000
ppm dengan menimbang sampel yang sudah diekstraksi sebanyak 100 mg
masukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Lalu tambahkan HCl 0,1 N ad garis tanda.
Serapan larutan diukur pada panjang gelombang 550-570 nm.

10. Pengukur Kurva Kalibrasi Larutan Induk Baku Pembanding

Larutan blanko dimasukkan ke dalam kuvet blanko dan masukkan larutan induk
baku pembanding dengan konsentrasi 3 ppm kedalam kuvet lain. Keduanya
dimasukkan ke dalam alat spektrofotometri UV-Vis dan diukur serapanya.

11. Pengukuran Kurva Kalibrasi Larutan Sampel

Larutan sampel dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur serapan dan panjang
gelombang. Bila serapan dan panjang gelombang sampel menunjukkan angka dan
titik kurva yang sama dengan larutan baku pembanding, maka sampel tersebut
mengandung Rhodamin B.

a) Mengandung Rhodamin B jika hasilnya diatas panjang gelombang 550-570


nm.

b) Tidak mengandung Rhodamin B jika hasilnya dibawah panjang gelombang


550-570 nm.

12. Analisa data

Dari penelitian sampel yang diduga mengandung Rhodamin B dianalisa dengan


Metode Kromatografi Lapis Tipis dengan dihitung Rf, dan menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis dengan mengukur gelombang dan serapannya.

POPULASI DAN SEMPEL

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh minuman sirup yang tidak memiliki
nomor registrasi dijajakan di Sekolah Dasar Kelurahan Klender yang barwarna
merah.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua minuman sirup berwarna merah tanpa
nomor registrasi.

INSTRUMEN PENELITIAN

Data yang dikumpulkan dengan cara pemeriksaan dengan menggunakan alat


antara lain : Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Spektrofotometri Uv-Vis.

RANCANGAN ANALISA DATA

Data yang diperoleh dari uji kromatografi lapis tipis dengan mengitung nilai Rf dan
Rr, lalu dilanjutkan dengan uji spektrofotometri UV- Vis dengan melihat panjang
gelombang dan serapannya.

Anda mungkin juga menyukai