Anda di halaman 1dari 26

Peran Perawat

dalam pemberian
PSIKO-FARMAKA
M. SUHRON
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa merupakan penyakit
multikausal
Banyak model konsep yang mencoba
menjelaskan fenomena gangguan jiwa
Pendekatan terapi beraneka ragam
Macam-macam terapi tersebut : terapi
modalitas (modalitas treatment)
JENIS TERAPI MODALITAS
 Terapi individual
 Terapi lingkungan
 Terapi biologi
 Terapi kognitif
 Terapi keluarga
 Terapi kelompok
 Terapi perilaku
 Terapi bermain
PERAN PERAWAT DALAM TERAPI
PSIKOFARMAKA

1. Sebagai pelaksana,memberikan obat pada


klien
2. Sebagai pengelola, tatalaksana dan
manajemen pemberian obat
3. Sebagai pendidik, memberikan HE tentang
program pengobatan pada klien dan
keluarga
4. Sebagai peneliti, ikut serta dalam riset
pengobatan
Pelaksana, Pengelola, Pendidik, Peneliti

Jenis & golongan


 Efek terapi & efek samping

 Dosis & cara pemberian

 Indikasi obat & kontra indikasi

 Tindakan antisipasi thd efek terapi / efek


samping
 Tindakan rujukan
JENIS-JENIS
1. Anti ansietas 5. Antipsikotik
 Valium Largactil
 Ativan
Nozinan
 Frisium
 Lexotan Stelazine
2. Anti insomnia Haldol dan Serenace
 Mogadon Anatensol dan
 Esilgan Modecate
3. Anti parkinson 6. Anti depresan
 Artane  Laroxyl
4. Anti Maniak  Ludiomil
 Litium carbonat
PENGGOLONGAN LAIN

 Tranquilaizer - anti cemas


 Neroleptika - anti psikosa

 Anti depressan - anti depresiva

 Psikomemetika
Tranquilaizer
1. Golongan 2. Golongan Non –
Benzodiazepin Benzodiazepin
 klosdiazepin  buspiron
 diazepam

 medazepam  algospirana
 Prozepam  ekstrak leava
 klobazepam  laikan
 klorazepam  hidoksisilin
 bromazepam

 alprazolam
Indikasi Tranquilizer
 kecemasan karena macam – macam
penyebab
 ketegangan, agitasi
 ketegangan otot lurik
 potensiasi hipnotikum / narkotikum /
analgetikum
Efek samping
 Mengantuk
 Gangguan memori
 Gangguan kognitif
 Memanjangnya waktu reflek
 Libido menurun
 Ketergantungan
Neroleptika
1. Penothiazin : Alifatis : CPZ, largactil
Piperidin : thioridazin
Piperazin : trifluoperazin
2. Konvensional
Butiroferon : Haloperidol ( haldol, serenace, govotil )
3. Thioxanthin : Thiothixen
4. Difenil butil piperidin : pimozid
5. Risperidone: risperdal ( nerphos, noprenie )
6. Gol Generasi II
Clozapine : clorazil 25.100 mg.
Olanzapine : zyprexa 5.10 mg.
Quetiapine : seroquel
Efek Klinik
1. Dosis Efektif Tinggi 2. Dosis Efektif Rendah
: :
 CPZ ( clorpromazine )  trifluopezin

 thioridazin,  fluflerazin

 quetiapin /  perferazin

levometromazin  risperidone
 klozapin  olanzapine
Efek Samping
 Neurologik : tremor, parkinsonisme, akatisia
 Thd jantung : gangguan hantaran jantung
 Vegetatif : hipotensi orthostatik, mulut
kering, gg akomodasi, obstipasi,
retensio urine
 Psikiatorik : reaksi paradoxal, depresi
 Hormonal : libido ↓  impotensi,
amenorhoe, gynecomastia pada
♂, galaktose
Efek Samping Lain – lain
 alergi
 icterus
 neuroleptik maglinan syndrome
 lekopeni
 Agranulisitosis
 kenaikan BB
 retinitis pigmentosa
 me ↓ ambang kejang
 diskinensia tardiva
Anti Depressan
1. Heterosiklik
a.Trisiklik – Tianeptine : stablon
Trisiklik 25 mg.
Imipramine : tofranil 25 mg.
b.Tetrasiklik
Maprotilin ; ludiomil 10.75 mg.
2. SSRI ( Specific Serotonik Reactase Inhibitor )
Sertrialin : zoloft ± 50 mg.
Panoxetin : seroxat 20 mg.
Fluvoxamin : luvox 50 mg.
Fluoxetin : prozac, antiprestin, kalxetin, nopres.
3. RIMA ( Reversible Inhibitor of Monoamin type A )
Moclubimide auroxix 150 mg.
Efek Samping
 Gangguan hantaran jantung
 Peningkatan tekanan intra oculi  glaukoma
 Mulut kering
 Obstipasi
 Retensio urin  hati – hati pada oang tua / BPH
 Orthostatik hipotensi
 Tremor
Psikotomemetika
Obat / zat yang dimasukkan dalam tubuh
manusia menunjukkan gejala paranoid /
psikosa.
LSD : cara – di bawah lidah, ditempel
seperti plester
Peote : sejenis tumbuh – tumbuhan
kaktus di Afrika  halusinasi
Fensiklidin : jamur tahi kuda, warna
abu – abu  halusinasi
Pendekatan Khusus
KLIEN CURIGA
 Yakinkan klien bahwa obat tersebut
bermanfaat.
 Hindari sikap ragu-ragu, perawat harus
konsisten antara respons verbal dan non
verbal.
 Perawat menunjukkan sikap yang jujur
sehingga klien mempercayai perawat,
termasuk penjelasan perawat.
 Berkomunikasi jelas dan singkat. Beri
instruksi langsung, contoh ”Bapak A ini
obat untuk Anda, masukkan obat ini dalam
mulut dan telan!”.
lanjutan

 Beri obat dalam kemasan yang sama setiap kali


pemberian.
 Jika ada perubahan dosis dan cara pemberian
harus didiskusikan terlebih dahulu dengan klien.
 Yakinkan bahwa obat benar-benar diminum oleh
klien dengan cara segera, ajak bicara setelah klien
minum obat, periksa juga kamar klien apakah
obat disembunyikan oleh klien.
 Jika segala upaya pemberian obat gagal, rujuk
kepada dokter untuk mengubah jenis atau cara
pemberian obat.
Pendekatan Khusus Klien
Mencederai Diri (bunuh diri).
 Lakukan pengawasan pada klien secara
ketat, termasuk kemungkinan
penyimpanan obat.
 Beri perhatian & dukungan agar kx
memiliki semangat hidup kembali.
 Tingkatkan harga diri klien.
 Kerahkan dukungan sosial yang dimiliki
oleh klien.
Pemberian Obat pada Klien
PERHATIKAN
 Cek lembaran kx, identifikasi jenis, cara
pemberian, & dosis obat.
 Cek kemasan, identifikasi tujuan pemberian, cara
kerja, dosis, efek samping & cara pemberian obat
 Kaji riwayat pengobatan klien, apakah ada reaksi
yang tidak diinginkan selama pemberian obat.
 Kaji pengetahuan klien tentang obat yang akan
diberikan.
 Kaji kondisi klien sebelum obat diberikan, obat ttt
hanya bisa diberikan bila TD min 100/70 mmHg.
Pengelolaan Obat
di Ruangan
 Obat disimpan dilemari terkunci. Kunci dipegang oleh
Kepala Ruangan / Penanggung jawab shift.
 Kunci obat todak boleh diletakkan
sembarangan/digantung sembarangan di lemari obat.
 Lemari obat diletakkan di ruangan jaga rawat.
 Obat disimpan di kemasannya atau ditempat yang diberi
label khusus, sebaiknya masing-masing klien mempunyai
tempat tersendiri.
 Obat-obatan golongan narkotika harus disimpan di
tempat yang lebih aman dan diberi label khusus.
 Setiap pergantian dinas penaggung jawab dinas/shift
melakukan serah terima keluar masuk obat.
EFEK SAMPING OBAT PSIKOTROPIK
secara umum
1. Neurologik
 Tremor

 Parkinsonisme

 diskinesia ; occologyric crisis , tortikolis,


protusio lidah , sulit menelan
 akatisia ; rest less leg syndoma

2. Psikiatrik
 Berbalik menjadi hipomanik

 Gejala EPS yang akut


3. Otonomik dan hormonal

 Rasa mengantuk dan rasa lelah


 Hipotensi ortostatik
 Rasa mulut kering
 Tachikardi
 Sulit kencing sampai dengan retensi urine
 Konstipasi atau diare
 Gangguan menstruasi , penurunan potensi,
ginekomastia
 hipersalivasi
4 efek samping lainnya
o Alergi

o Icterus

o Gangguan akomodasi dan fotosensitivitas

o Kenaikan berat badan

o Lekopenia / agranulositosis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai