Anda di halaman 1dari 11

Malaria

Pembimbing :
dr. Welly Salutondok, Sp.PD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Periode 29 November 2021 – 15 Januari 2022
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
Etiologi

 Plasmodium species
 P. falciparum
 P. vivax
 P. malariae
 P. ovale
 P. knowlesi
 Transmisi
 Gigitan nyamuk anopheles betina
Epidemiologi
 212 juta kasus malaria pada tahun 2015 di seluruh dunia
Siklus
hidup
Patogenesis
 Masa inkubasi
 P. falciparum dan P. knowlesi 10-14 hari
 P. vivax dan P. ovale 14-21 hari  ada fase hipnozoid  relaps
 P. malariae > 18 hari
 Knowlesi 9-12 hari
 Malaria berat pada P. falciparum
 Sekuestrasi parasite pada eritrosit
 Penghindaran dari bersihan spleen
 Cedera endotel
 Obstruksi mikrovaskular
 Hitung parasite yang tinggi  gangguan metabolik dan asidosis
 Sitokin-sitokin yang dilepaskan
 Hemolisis intravascular
 Konsumsi glukosa oleh parasite
 P. vivax saat ini diduga menyebabkan malaria berat  anemia lebih berat pada P. vivax

Otak  edema
Paru-paru  gagal nafas
Ginjal  AKI
Diagnosa Malaria
❑ Pemeriksaan Fisik :
 Suhu tubuh meningkat ≥ 37,5oC
 Nadi cepat dan lemah
 TD sistolik <70mmHg pada dewasa
 Pernapasan cepat (takipneu)
 Manifestasi Perdarahan : Ptekie, Purpura, Hematom
 Anemis
 Sklera Ikterik
 Hepatomegali dan/atau Splenomegali
 Oligouria hingga Anuria
 Gangguan neurologis
Malaria berat
 Laboratorium
Hipoglikemia, GDS < 40
 Ditemukan P. falciparum std aseksual dgn minimal mg/dl
1 manifestasi klinis atau laboratoris Asidosis metabolic, HCO3
 Manifestasi klinis < 15
Perubahan kesadaran (GCS<11, Anemia berat (Hb < 5 gr/dl
Blantyre <3) pada endemis tinggi atau <
Kelemahan otot (tak bias 7 gr/dl pd endemis sedang-
duduk/berjalan) rendah)
Kejang berulang > 2 episode dlm Hiperparasitemia (>2%
24 jam eritrosit atau di daerah
endemis rendah atau >5%
Distres pernafasan eritrosit pd daerah endemis
Syok (sistolik < 80 mmHg) tinggi atau >100.000
Jaundice (bilirubin > 3 mg/dl dan parasit/µl)
kepadatan parasite > 100.000) Hiperlaktanemia (as.
Hemoglobinuria Laktat > 5 mmol/L)
Perdarahan spontan Hemoglobinuria
Edema paru Gangguan fgsi ginjal
(kreatinin > 3 mg/dl)
Diagnosis

 Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis


 Keberadaan parasite
 Spesies dan stadium
 Kepadatan parasite
 Rapid diagnostic test
Tatalaksana
Pengobatan malaria Pengobatan Pengobatan malaria
vivaks yang relaps malaria ovale malariae

Pengobatan kasus Pengobatan malaria Pengobatan P.


malaria vivaks relaps ovale saat ini malariae cukup
(kambuh) diberikan menggunakan ACT diberikan ACT 1 kali
dengan regimen ACT yaitu DHP ditambah perhari selama 3
yang sama tapi dosis dengan Primakuin hari, dengan dosis
Primakuin selama 14 hari. Dosis sama dengan
ditingkatkan pemberian obatnya pengobatan malaria
menjadi 0,5 sama dengan untuk lainnya dan tidak
mg/kgBB/hari. malaria vivaks. diberikan primakuin
Tatalaksana
 Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik non Perawatan
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien malaria berat
harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk berikan
artesunat intramuskular (dosis 2,4mg/kgbb)

 Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik Perawatan atau Rumah


Sakit
Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia dapat
diberikan kina drip.
Pencegahan Dan Vaksin Malaria

 Pengunaan Kemoprofilaksis
▪ Perlu diketahui sensitivitas plasmodium
ditempat tujuan.
▪ Daerah endemis: cukup 2 profilaktis dengan
2 tablet klorokuin (250mg klorokuin
diphosphate) tiap minggu 1 minggu sebelum
berangkat dan 4 setelah tiba.
▪ Dianjurkan ibu hamil pada daerah endemic.
▪ Resisten Klorokuin diganti Dosisiklin/
Mefloquin

 Pengunaan VAKSIN

Anda mungkin juga menyukai