Anda di halaman 1dari 29

KAJIAN HUKUM PELAYANAN

KEBIDANAN DENGAN
HIPNOTERAPI

Hetty Panggabean, SST.,M.H


ASPEK PELAYANAN KEBIDANAN

ETIK

DISIPLIN HUKUM
PELAYANAN KEBIDANAN

Dalam manajemen asuhan Promotif, preventif, deteksi dini


komplikasi penyakit tidak menular mulai
kebidanan, bidan memberikan dari pelayanan ANC terintegrasi,
asuhan secara holistik dan pelayanan persalinan normal, asuhan
komprehensif nifas, asuhan bayi baru lahir, bayi, balita,
sampai rujukan.
• Layanan tersebut dapat dikembangkan dengan melakukan kombinasi
pelayanan kebidanan konvensional dan komplementer sehingga
layanan yang diberikan kepada masyarakat jadi lebih inovatif.
• Layanan kebidanan konvensional adalah layanan kebidanan yang
diberikan berdasarkan pengobatan medis berupa obat, injeksi
maupun tindakan operatif, dll sedangkan layanan kebidanan
komplementer adalah pengobatan non konvensional.
• Literatur berbahasa Inggris pengobatan alternatif, dikenal sebagai
complementary and alternative medicine. Beberapa tahun
sebelumnya namanya adalah alternative medicine.
• Literatur WHO, disebutkan bahwa traditional medicine memiliki arti
yang sama dengan complementary alternative medicine (CAM)
• Di Indonesia, istilah yang digunakan adalah pengobatan tradisional,
pengobatan alternatif atau komplementer dengan menggunakan
nama pengobatan komplementer dan alternatif (PKA)
PEMBERI PELAYANAN
KOMPLEMENTER
Tenaga Kesehatan
Perawat Dokter gigi Tradisional

Bidan Dokter Dokter


spesialis/gigi
• Bidan memegang peranan penting meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar mampu
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

• Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan bidan yang


bertanggung jawab, memiliki etika moral yang tinggi, keahlian dan
kewenangan
• Bidan harus meningkatkan mutunya melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan, tersertifikasi, teregistrasi, memiliki izin

• Hal ini harus didukung dengan pembinaan, pengawasan dan


pemantauan sehingga memenuhi rasa keadilan, perikemanusiaan
serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan
Asas dalam Penerapan Komplementer
1. Asas menghormati otonomi pasien 4. Asas manfaat
Pasien mempunyai kebebasan untuk mengetahui Semua tindakan yang dilakukan harus bermanfaat bagi
tindakan yang akan dilakukan oleh bidan serta pasien guna mengurangi penderitaanna sehingga
memutuskan yang terbaik bagi dirinya sendiri sehingga bidan wajib membuat rencana perawatan yang
perlu diberikan informasi yang cukup. berlandaskan pada pengetahuan yang sahih. Resiko
tindakan harus diminimalkan sementara manfaatnya
harus dimaksimalkan bagi pasien.
2. Asas kejujuran 5. Asas Kerahasiaan
Bidan sebagai hipnoterapis wajib mengatakan hal yang
Bidan sebagai hipnoterapis harus menghormati
sebenarnya secara jujur tentang prognosa dan tindakan
kerahasiaan pasien, meskipun pasien tersebut sudah
yang akan dilakukan, serta dampak negatif dari tindakan
meninggal dunia.
hipnoterapi yang tidak dapat dihindari serta informasi yang
diberikan harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan
pasien.
6. Asas Keadilan
3. Asas tidak merugikan Bidan sebagai hipnoterapis harus berlaku
Bidan sebagai hipnoterapis berpedoman pada primum non adil, tidak memandang kedudukan atau
nocere, tidak melakukan tindakan yang tidak perlu, dan kepangkatan, tidak memandang kekayaan
mengutamakan tindakan yang tidak merugikan pasien, dan tidak diskriminatif, memahami karakter
serta mengupayakan resiko fisik, resiko psikologis, maupun pasien.
resiko sosial akibat tindakan tersebut seminimal mungkin.  
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN SERTA BIDAN

Kewajiban Ibu Kewajiban Bidan

Hak ibu Hak Bidan


DASAR HUKUM
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Permenkes No. 1109 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer Alternatif
Permenkes No.37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional
Integrasi
Permenkes No.15 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Tradisional Komplementer

Next Work
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Pasal 11 menyebutkan bahwa salah satu tenaga
kesehatan adalah tenaga kesehatan tradisional.
• Tenaga kesehatan tradisional harus memiliki body of
knowledge, pendidikan formal yang setara minimum
Diploma Tiga dan bekerja di bidang kesehatan
tradisional.
• Tenaga kesehatan tradisional terdiri dari tenaga
kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan
tradisional keterampilan

Next Work
UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

• Pelayanan kesehatan tradisional adalah


pengobatan dan/atau perawatan dengan cara
dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun.
• Pelayanan kesehatan tradisional terdiri dari:
a. menggunakan keterampilan
b. menggunakan ramuan.
• Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-
luasnya untuk menggunakan pelayanan
kesehatan tradisional

Next Work
PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional

Pada Pasal 7 disebutkan jenis pelayanan kesehatan


tradisional meliputi:
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi

Next Work
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
Manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris.
Cara perawatan menggunakan keterampilan atau ramuan

2. Kesehatan Tradisional Komplementer


- Menggunakan ilmu biokultural dan ilmu biomedis yang manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah.
- Menggunakan satu cara pengobatan/perawatan atau kombinasi cara
pengobatan/perawatan dalam satu kesatuan
- Dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional.
Kriteria penerapan kesehatan tradisonal komplementer meliputi:
a. mengikuti kaidah-kaidah ilmiah
b. tidak membahayakan kesehatan pasien/klien
c. tetap memperhatikan kepentingan terbaik pasien/klien
d. memiliki potensi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan meningkatkan
kualitas hidup pasien/klien secara fisik, mental, dan sosial
e. dilakukan oleh tenaga kesehatan tradisional.
Menggunakan satu cara perawatan atau kombinasi cara perawatan dalam satu
sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang dilakukan dengan
menggunakan:
1) Keterampilan dengan:
a. Teknik manual;
b. Terapi energi; dan/atau
c. Terapi olah pikir
2) Ramuan.
Menggunakan ramuan yang berasal dari:
b. tanaman;
c. hewan;
d. mineral; dan/atau
e. sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan
(mengutamakan ramuan Indonesia)
C. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
• Mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan Pelayanan
Kesehatan Tradisional Komplementer.
• Dilakukan secara bersama oleh tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan
tradisional untuk pengobatan/perawatan pasien/klien dan harus
diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan.
• Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi di fasyankes
ditetapkan oleh pimpinan fasyankes yang bersangkutan dan harus dengan
persetujuan dari pimpinan rumah sakit berdasarkan rekomendasi komite
medik
Permenkes No. 1109 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer Alternatif

Ruang lingkup:
• Intervensi tubuh dan pikiran (Mind and body intervention)
termasuk terapi seni, biofeedback, terapi tari, humor,
hipnoterapi, meditasi, terapi musik, terapi doa, psikoterapi,
relaksasi, dan yoga.

• Sistem pelayanan pengobatan alternatif (Alternative


systems of medical practice) seperti akupunktur,
aromaterapi, perdukunan, oriental tradisional (Cina), dll

• Cara penyembuhan manual (Manual Healing Metods)


seperti pijat urut, healing touch, dll

Next Work
• Pengobatan farmakologi dan biologi (pharmacologic and
biologic treatments) seperti jamu, herbal, dll

• Diet dan Nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet


and Nutrition the prevention and treatment of Disease)
seperti diet makro nutrient, mikro nutrient

• Cara lain dalam Diagnosa dan Pengobatan (Unclassifficed


Diagnostic and Treatment methods) seperti terapi ozon,
hiperbarik.

Next Work
Siapa yang memberikan pelayanan komplementer?

• Dokter, dokter gigi, bidan, perawat yang memiliki


pendidikan terstruktur dalam bidang pengobatan
terapi komplementer alternatif

• Dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan tenaga kesehatan


yang memberikan pelayanan terapi komplementer tidak
sesuai dengan ilmu pengetahuan biomedik maka yang
bersangkutan disebut pengobat tradisional

Next Work
Ciri pelayanan kesehatan komplementer
• Konsepnya tradisional, berdasarkan latar belakang budaya
• Kondisi kesehatan pasien diperiksa sesuai prosedur
diagnosis seperti melakukan anamnesa, inspeksi, palpasi,
auskultasi dan indra penciuman, diagnosis pasien
didapatkan dari pengalaman dan padangan umum
masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang
dilakukan dari bahan alam, teknik manual, energi dan
pikiran.

Next Work
Dimana dapat diberikan pelayanan
komplementer

a. Rumah sakit pendidikan


b. Rumah sakit non pendidikan
c. Rumah sakit khusus
d. Rumah sakit swasta
e. Praktik perorangan
f. Praktik berkelompok
g. Puskesmas.

Next Work
• Praktik perorangan hanya dapat dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi

• Praktik berkelompok harus dipimpin oleh dokter dan


dokter gigi sebagai penanggung jawab secara medis dalam
pengobatan komplementer.

Next Work
Fasyankes yang menerapkan pengobatan komplementer
harus memenuhi syarat, yaitu:

RS mempunyai kebijakan

Terakreditasi minimal 5 tahun


Penggunaan pengobatan
komplementer harus bersinergi dengan
pelayanan yang ada di RS
Nakes memiliki sertifikat kompentensi
yang diakui organisasi profesi

Mempunyai SK Direktur RS
Pembagian Fungsi

a. Dokter dan dokter gigi merupakan pelaksana utama

b. Bidan, perawat dan lainya berfungsi untuk membantu


dokter dan dokter gigi secara sinergi dan terintegrasi di
fasyankes

Next Work
Perizinan
Bidan yang melakukan pengobatan komplementer alternatif harus
memiliki :

01 Title
Ijazah

02 Title Sertifikat Kompetensi

03 Title Surat Tanda Registrasi

04 Title Surat Izin Praktik (SIP/SIK)


Perlindungan Hukum Bagi Bidan

Bidan memperoleh Memikili STR,


perlindungan hukum Memiliki SIK
apabila menjalankan tugas Memiliki
sesuai dengan standar Perizinan
profesi dan standar
prosedur operasional

Adanya Surat
Informent Consent, keputusan (SK) dari
menjaga kerahasiaan pimpinan tempat bidan
pasien, melakukan bekerja
rekam medis
Thank You
Terima Kasih
Maturnuwun
Mauliate

Anda mungkin juga menyukai