Anda di halaman 1dari 23

1

BARISAN DAN DERET, INDUKSI


MATEMATIKA DAN PENERAPANNYA,
SERTA PERMASALAHANNYA DALAM
KONSEP DAN PEMBELAJARANNYA

Kelompok 2
Barisan Suatu barisan dalam himpunan S adalah suatu
Bilangan 1
fungsi yang domainnya himpunan bilangan asli N
dan rangenya termuat di S

Variabel dengan subscript (tulisan dibawah) angka


2 digunakan untuk mewakili suku dalam barisan dan
menunjukkan posisi suku dalam barisan

Jenis-jenis barisan terdiri dari barisan berhingga dan


3 barisan tak berhingga

4 Macam-macam barisan yaitu barisan aritmatika dan


barisan geometri
1 Deret adalah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan

2
Deret aritmatika adalah penjumlahan suku-suku dari barisan
aritmatika
Deret Bilangan

Deret aritmatika adalah penjumlahan suku-suku dari barisan


3 aritmatika

•untuk berlaku:

• Untuk berlaku:
1
Permasalahan dalam Konsep dan
Pembelajaran Barisan dan Deret Penelitian Handayani, Hartatiana, dan Muslimahayati
Bilangan a
(2020)

Kesalahan Konsep

Soal : Di antara nomor antrian 28 dan 52 disisipkan 9


nomor pengantri baru sehingga membentuk suatu barisan
aritmatika. Berapa jumlah dari barisan tersebut?

Dari jawaban tersebut terlihat bahwa siswa melakukan


kesalahan konsep karena siswa tidak dapat menentukan
rumus untuk menyelesaikan soal tersebut. Proses jawaban
siswa sudah benar menggunakan rumus untuk mencari b,
tetapi seharusnya setelah nilai b didapat, siswa harus
menggunakan rumus untuk menjawab jumlah dari barisan
tersebut.
1
Permasalahan dalam Konsep dan
Pembelajaran Barisan dan Deret Penelitian Handayani, Hartatiana, dan Muslimahayati (2020)
Bilangan b
Kesalahan Menggunakan Data

Soal : Dalam mempersiapkan pergelaran busana, seorang


perancang busana melibatkan sebanyak 150 orang penjahit
pakaian dari hari senin sampai sabtu. Agar lebih cepat selesai,
setiap minggu ditambah 6 orang penjahit. Setelah 12 minggu
pekerjaan tersebut selesai. Berapa rupiah uang yang harus
dikeluarkan oleh perancang busana tersebut jika upah penjahit
Rp 25.000,00 per hari?

Dari jawaban tersebut terlihat bahwa siswa


melakukan kesalahan menggunakan data karena
tidak mensubtitusikan nilai b, suku pertama dan
nilai n kedalam rumus. Akibatnya siswa salah
menghitung nilai tersebut.
1
Permasalahan dalam Konsep dan
Pembelajaran Barisan dan Deret c Penelitian Handayani, Hartatiana, dan Muslimahayati (2020)
Bilangan
Kesalahan Teknis

Soal : Pak Tono dan Pak Soni menabung di bank pada


bulan pertama sebesar Rp 200.000 dan Rp 150.000,
pada bulan selanjutnya masing-masing menabung
sebesar Rp 15.000 dan Rp 25.000. Pada bulan ke
berapa jumlah uang tabungan Pak Tono dan Pak Soni
berjumlah sama?

Dari jawaban tersebut terlihat bahwa siswa melakukan


kesalahan teknis karena melakukan kesalahan dalam
manipulasi operasi aljabar. Proses jawaban siswa sudah benar
menggunakan rumus untuk mencari n, namun terjadi
kesalahan memindahkan 10.000 ke ruas kanan. Jadi, , maka
akan diperoleh n = 6. Jadi, pada bulan ke-6 tabungan pak
Permasalahan dalam Konsep dan 2
Pembelajaran Barisan dan Deret Penelitian Annisa, Kartini (2021)
a
Bilangan

Soal nomor 1 adalah soal yang penyelesaiannya


membutuhkan pemahaman mengenai contoh dan bukan
contoh konsep dari barisan aritmatika dan barisan
geometri. Pada soal nomor 1, diberikan beberapa barisan
aritmatika dan barisan geometri, pada lembar jawaban
siswa tersebut hanya menyatakan deret geometri saja
sedangkan pada instruksi soal mengenai konsep barisan
bukan konsep deret. Setelah peneliti melakukan
wawancara, diketahui bahwa siswa keliru dalam
memahami perbedaan dari konsep barisan aritmatika dan
geometri dengan konsep deret aritmatika dan geometri.
Permasalahan dalam Konsep dan 2
Pembelajaran Barisan dan Deret
b Penelitian Annisa, Kartini (2021)
Bilangan

Soal nomor 2 adalah soal yang penyelesaiannya


membutuhkan pemahaman tentang konsep barisan
aritmatika. Pada soal nomor 2, siswa diminta untuk
mencari beda dari barisan aritmatika. Siswa sudah benar
dalam memahami konsep barisan aritmatika tetapi siswa
salah dalam operasi pengurangan, siswa menuliskan (a-b)
seharusnya (a+b) sehingga menyebabkan siswa salah
dalam menentukan hasil akhir yaitu beda barisan tersebut.
Setelah peneliti melakukan wawancara, diketahui bahwa
siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal.
Permasalahan dalam Konsep dan 2
Pembelajaran Barisan dan Deret
c Penelitian Annisa, Kartini (2021)
Bilangan

Soal nomor 3 adalah soal yang penyelesaiannya


membutuhkan pemahaman tentang konsep barisan
geometri. Pada soal nomor 3, siswa diminta untuk
mencari suku ke-n yaitu suku ke 9 dari barisan geometri.
Siswa menjawab dengan benar dan sesuai dengan
langkah-langkah pengerjaannya, dapat peneliti simpulkan
bahwa siswa sudah memahami konsep dari barisan
geometri.
Permasalahan dalam Konsep dan 2
Pembelajaran Barisan dan Deret
d Penelitian Annisa, Kartini (2021)
Bilangan

Soal nomor 4 adalah soal yang penyelesaiannya membutuhkan


pemahaman tentang konsep deret aritmatika. Pada soal nomor
4, siswa diminta untuk menentukan jumlah deret ke-10 dari
deret aritmatika. Siswa sudah benar dalam memahami konsep
barisan aritmatika tetapi siswa salah dalam operasi
penjumlahan, siswa menuliskan (4+55) seharusnya (10+55)
sehingga menyebabkan siswa salah dalam perhitungan dan
siswa salah dalam menentukan hasil akhirnya. Setelah peneliti
melakukan wawancara, diketahui bahwa siswa keliru dalam
menyelesaikan soal dan tidak mengecek pekerjaannya kembali.
Permasalahan dalam Konsep dan 2
Pembelajaran Barisan dan Deret
e Penelitian Annisa, Kartini (2021)
Bilangan

Soal nomor 5 adalah soal yang penyelesaiannya membutuhkan


pemahaman tentang konsep deret geometri. Pada soal nomor 5,
siswa diminta untuk menentukan jumlah deret ke-4 dari deret
geometri. Terlihat dari jawaban siswa, siswa belum memahami
konsep dari deret geometri. Siswa menyelesaikan soal dengan
tidak menggunakan konsep deret geometri sehingga
penyelesaian siswa tersebut salah. Setelah peneliti melakukan
wawancara, diketahui bahwa siswa tidak mengingat rumus
untuk menentukan deret geometri, siswa mengatakan belum
pernah menyelesaikan soal seperti yang peneliti berikan.
Prinsip Induksi 1
Misalkan P(n) merupakan suatu pernyataan bilangan asli.
Pernyataan P(n) benar jika memenuhi langkah berikut ini:

Matematika a. Langkah Awal (Basic Step): P(1) benar.

b. Langkah Induksi (Induction Step): Jika P(k) benar, maka P(k + 1)


benar, untuk setiap k bilangan asli.

1. Buktikan dengan induksi matematika bahwa jumlah n bilangan


ganjil positif yang pertama sama dengan n2.Alternatif
Penyelesaian:

Diketahui bahwa pola bilangan ganjil positif, yaitu: 2n – 1, untuk n


bilangan asli. Sedemikian sehingga akan ditunjukkan bahwa:
1 + 3 + 5 + 7 + . . . + (2n – 1) = n2.
Sebut, P(n) = 1 + 3 + 5 + 7 + . . . + (2n – 1) = n2.
Untuk membuktikan kebenaran formula P(n), kita harus menyelidiki
apakah P(n) memenuhi prinsip induksi matematika, yaitu langkah
awal dan langkah induksi.
Prinsip Induksi
Langkah awal:
1
•Untuk n = 1,

Matematika •Ruas kiri:

•Ruas kanan: 12 = 1.

•Karena ruas kiri = ruas kanan, maka P(1) benar.

Langkah Induksi

Andaikan P(k) = 1 + 3 + 5 + 7 + . . . + (2k – 1) = k2 benar, untuk setiap k bilangan


asli. Akan ditunjukkan untuk bahwa untuk n = k + 1, sedemikian sehingga

P(k + 1) = 1 + 3 + 5 + 7 + . . . + (2(k + 1) – 1) = (k + 1)2 adalah pernyataan yang


benar.

Karena P(k) = 1 + 3 + 5 + 7 + . . . + (2k – 1) = k2 adalah pernya-taan yang benar,


maka 1 + 3 + 5 + 7 + . . . + (2k – 1s) = k2
Jika kedua ruas ditambahkan dengan (2k + 1), akibatnya

1 + 3 + 5 + 7 + . . . + (2k – 1) + (2k + 1)

2
Induksi Matematika 2 Prinsip dasar pada induksi matematika kuat ini berbeda

Kuat dengan sebelumnya. Jika sebelumnya kita hanya perlu


membuktikan bahwa P(1) benar, maka pada teori kuat
ini pernyataan harus bernilai benar untuk P(), P(+1),
P(+2) ….. P(k) yaitu, semua pernyataan untuk nilai  dari
batas bawah sampai dengan . Selain itu, kita juga harus
membuktikan pernyataan benar untuk  P(k + 1). Berikut
ini merupakan langkah – langkah yang harus ditempuh
untuk membuktikan suatu pernyataan dengan induksi
matematika kuat:

• Langkah dasar: buktikan bahwa P(n0)  benar.

• Langkah induksi: jika P(), P(+1), P(+2) …, P(k) benar,


maka P(k + 1) juga benar untuk .
Induksi Matematika 2 Prinsip dasar pada induksi matematika kuat ini berbeda

Kuat dengan sebelumnya. Jika sebelumnya kita hanya perlu


membuktikan bahwa P(1) benar, maka pada teori kuat
ini pernyataan harus bernilai benar untuk P(), P(+1),
P(+2) ….. P(k) yaitu, semua pernyataan untuk nilai  dari
batas bawah sampai dengan . Selain itu, kita juga harus
membuktikan pernyataan benar untuk  P(k + 1). Berikut
ini merupakan langkah – langkah yang harus ditempuh
untuk membuktikan suatu pernyataan dengan induksi
matematika kuat:

• Langkah dasar: buktikan bahwa P(n0)  benar.

• Langkah induksi: jika P(), P(+1), P(+2) …, P(k) benar,


maka P(k + 1) juga benar untuk .
Permasalahan dalam Konsep dan 1
Pembelajaran Induksi Matematika
a Penelitian I Wayan Puja Astawa
Setiap siswa diberikan tes yang terdiri dari 4 masalah
pembuktian matematika dengan induksi matematika
berkaitan dengan bilangan bulat. Keempat masalah tersebut
adalah sebagai berikut.

•Masalah 1. Buktikan bahwa untuk setiap bilangan

•Masalah 2. Bukti bahwa

•Masalah 3. Buktikan bahwa untuk setiap bilangan


asli

•Masalah 4. Buktikan bahwa untuk .


Permasalahan dalam Konsep dan 1
Pembelajaran Induksi Matematika
a
Penelitian I Wayan Puja Astawa
Data yang dianalisis secara kualitatif adalah data dari 2 orang siswa
yang menunjukkan miskonsepsi dalam langkah-langkah pembuktian
dengan induksi matematika untuk masalah 1 dan masalah 2. Salah
satu temuan menarik dari analisis terhadap pekerjaan siswa
membuktikan dengan induksi matematika adalah miskonsepi.
Miskonsepsi dialami siswa pada saat menunjukkan kebenaran awal
dari suatu pernyataan matematika khususnya pernyataan yang
kebenaran awalnya bukan . Miskonsepsi dalam hal ini berkaitan
dengan kesalahan menginterpretasi kebenaran langkah dasar. Siswa S1
merupakan salah satu siswa yang menunjukkan miskonsepsi dalam
membuktikan pernyataan matematika dengan induksi pada langkah
dasar. Siswa S1 menunjukkan kebenaran awal pernyataan masalah 2
dengan menyatakan kebenarannya untuk padahal untuk pernyataan
Permasalahan dalam Konsep dan 1
Penelitian I Wayan Puja Astawa
Pembelajaran Induksi Matematika
a
Hasil wawancara dengan S1
disajikan pada transkrip berikut.
Hasil ini dapat mengungkap
miskonsepsi yang muncul pada
siswa bersangkutan.
Permasalahan dalam Konsep dan 1
Pembelajaran Induksi Matematika
a
Penelitian I Wayan Puja Astawa

Hasil yang sama diperoleh saat S1 mengerjakan masalah 4 yang juga


merupakan masalah yang kebenaran awalnya tidak sama dengan 1.
Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa siswa S1 memiliki konsep
yang salah atau miskonsepsi terhadap pernyataan awal (langkah
dasar) yang harus dibuktikan. Siswa ini menganggap bahwa
membuktikan pernyataan dasar induksi harus dimulai dari .
Miskonsepsi siswa ini bersumber dari kesalahan analogi yaitu
kesalahan menginterpretasi dan meniru contoh pembuktian dari
sumber yang dipelajari.

Disamping miskonsepsi terhadap langkah dasar, hasil analisis juga


menemukan miskonsepsi pada langkah induksi. Siswa S2 merupakan
salah satu siswa yang menunjukkan miskonsepsi dalam membuktikan
pernyataan matematika dengan induksi matematika pada langkah
induksi. Hal ini terlihat dari pekerjaan siswa S2 untuk masalah 2
Permasalahan dalam Konsep dan
1
Pembelajaran Induksi Matematika

a Penelitian I Wayan Puja Astawa

Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa


siswa salah memahami asumsi n sama
dengan k. Siswa S2 mengasumsikan saat ,
faktor atau suku yang memuat n digantikan
dengan k tanpa memperhatikan faktor atau
suku lainnya yang tekait dengan n tersebut.
Miskonsepsi ini berkaitan dengan kesalahan
menginterpretasi notasi matematika yaitu
tidak memahami makna perbedaan simbol
secara keseluruhan dimana setiap simbol
mengandung suatu makna dalam konteks
kesatuan formula. Simbol yang berbeda
mempunyai makna yang berbeda pada satu
Permasalahan dalam Konsep dan 2
Pembelajaran Induksi Matematika
a
Penelitian Yanuarius Bani

Pada penelitian yang berjudul “Analisis


Kesalahan Siswa SMAN 1 Kota Tambolaka
dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada
Pokok Bahasan Induksi Matematika Dengan
Panduan Criteria Polya” ini diperoleh hasil bahwa
kesalahan siswa dalam memahami masalah
induksi matematika sebesar 17%, kemudian
kesalahan dalam membuat rencana
penyelesaian sebesar 3%, kesalahan siswa
dalam melaksanakan penyelesaian sebesar 45%
dan kesalahan dalam memeriksa kembali
sebesar 35%. Adapun salah satu contoh
kesalahan siswa yang dilampirkan oleh peneliti
Yanuarius Bani dan Dekriati Ate adalah sebagai
Permasalahan dalam Konsep dan 2
Pembelajaran Induksi Matematika
a
Penelitian Yanuarius Bani
Dari hasil jawaban siswa diatas terlihat jelas bahwa pada
langkah Polya yang ke 3 siswa melakukan kesalahan
dalam perhitungan sehingga formula dari hasil tidak
sesuai dengan pola yang ada. Adapun kutipan hasil
wawancara peneliti kepada siswa tersebut adalah sebagai
berikut (peneliti diinisialkan dengan P dan siswa
diinisialkan dengan BMG)
23

“MALU BERTANYA SESAT DI JALAN”,


TAPI KITA KAN DI KELAS,BUKAN DI
JALAN,JADI TIDAK AKAN TERSESAT
HEHEHEHE….. 

Trimakasih Teman Teman

Anda mungkin juga menyukai