Anda di halaman 1dari 14

MODEL

PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Belajar Dan Pembelajaran


Dosen Pengampu : Dr. Hamdani, M.Pd
Kelompok 2
1 Muhammad Risky Nur Awaluddin (F1041191024)
2 Hafidzo Aulia (F1041191026)

3 Shiva Chairunnisa (F1041191039)


4 Amira Talida (F1041201023)
PEMBAHASAN :

A. Pengertian Model Pembelajaran

B. Model Pembelajaran Pilihan


A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistemik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran.

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN MENURUT BEBERAPA AHLI


1. Arends Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Model pembelajaran mengaju pada pendekatan pembelajaran yang
akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, dan pengelolaan
kelas.
2. Joyce & Weil Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain.
Soekamto, dkk mengemukakan model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.
Model pengajaran mempunyai ciri khusus yang tidak dimiliki strategi, metode atau prosedur

1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan
dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di laksanakan dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu dapat tercapai.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atauteori
pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip- prinsip pembelajaran.
Teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan rancangan atau pola secara
sistematis yang dapat dijadikan acuan untuk mencapai tujuan belajar serta sebagai bahan
pertimbangan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran di kelas.
B. MODEL PEMBELAJARAN PILIHAN
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya,
yaitu:

Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.


Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran

Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks


(pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sintaks (pola urutan) dari suatu model
pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap – tahap keseluruhan yang pada
umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.
Macam-Macam Model Pembelajaran :

1. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)


PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam model PAKEM ini, pendidik dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajarn yang dapat melibatkan peserta didik melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan menyenangkan
yang pada akhirnya membuat peserta didik dapat menciptakan karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil
penemuannya dan usahanya sendiri.

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah atau Problem Based Instruction (PBI) menekankan masalah
kehidupannya yang bermakna bagi siswa dan peran guru dalam menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

3. Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Siswa dikelompokkan secara heterogen, kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai
mengerti. 
4. Model Exemple Non
Exemple
Model ini adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD.

5. Model Lesson Study


Lesson Study merupakan proses untuk mengembangkan profesionalitas guru-guru di
Jepang dengan jalan menyelidiki atau menguji praktik mengajar mereka agar lebih efektif.

6. Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta
didik. Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Tematik merupakan suatu model pembelajaran yang
memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai kompetensi dasar satu atau beberapa mata
pelajaran.
Dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni penentuan berdasarkan
keterkaitan masalah yang
tema
kompetensi dasar dihadapi.
Secara umum prinsip dasar pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) prinsip yaitu :
a) Prinsip Penggalian Tema, merupakan prinsip utama (focus) dalam pembelajaran tematik.
b) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran, dapat optimal apabila guna mampu menempatkan dirinya (guru)
dalam keseluruhan proses.
c) Prinsip Evaluasi, diperlukan beberapa langkah positif yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan evaluasi diri dan guru perlu mengajak peserta didik untuk mengevaluasi perolehan
belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d) Prinsip Reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam semua peristiwa serta tidak
mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.

7. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)


Menurut Blanchard, mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi
dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya. Jadi pembelajaran CTL merupakan suatu
konsep pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks
dimana materi tersebut digunakan dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk
menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran CTL memiliki komponen utama diantaranya sebagai berikut:
a) Konstruktivisme (Constructivisme), adalah “proses membangun pengetahuan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman”.
b) Inkuiri (inkuiry), adalah “proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berfikir secara sistematis”.
c) Bertanya (Questioning), “belajar pada hakikatnya bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keinginan setiap individu sedangkan
menjawab pertanyaan mencerminkan perilaku seseorang dalam berfikir”.
d) Masyarakat Belajar (Learning Community), Vygosky menyatakan “pengetahuan dan
pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain”.
e) Pemodelan (Modelling), adalah “proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa’.
f) Refleksi (Reflection), adalah “ cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke
belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu”.
g) Penilaian Nyata (Authentic Assesment), adalah “proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang pengembangan belajar yang dilakukan siswa”.
Bruce joyce dan marsha weil dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin surasega mengetengahkan
empat kelompok model pembelajaran, yaitu :

1. Model proses informasi


Dalam pemrosesan informasi, terjadi interaksi antara kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam diri individu sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.

Dalam rumpun model pembelajaran terdapat 7 model pembelajaran, yaitu:

a) Pencapaian konsep (consept attainment);


e) Memorisasi (memorization);
b) Berpikir induktif (inductive thinking);
f) Pengembangan intelek (memorization);
c) Latihan penelitian(inquiry training);
g) Penelitian ilmiah (scientic inquiry).
d) Pemandu awal (advance organizer);
2. Model personal
Pembelajaran dalam Model Personal ini lebih memusatkan perhatian pada pandangan perorangan dan
berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri
dan tanggung jawab atas tujuannya.
Dalam rumpun Model Personal terdapat 4 model pembelajaran, yaitu:
a) Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching);
b) Model sinetik (sysnectics model);
c) Latihan kesadaran (awareness);
d) Pertemuan kelas (classroom meetitting).
3. Model interaksi social
Keterlibatan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi, terutama dalam bentuk partispasi
dalam kelompoknya, partisipasi ini menggambarkan adanya interaksi sosial diantara sesama peserta didik
dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu, model interaksi boleh dikatakan berorientasi pada peserta didik
dengan mengembangkan sikap demokratis, artinya sesama mereka mampu saling mengharagai, meskipun
mereka memiliki perbedaan.
Dalam rumpun model interaksi sosial terdapat 5 model pembelajaran, yaitu:

a) Invetigasi kelompok (group investigation);


b) Bermain peran (role playing);
c) Penelitian yurisprudensial (jurisprudential inquiry);
d) Latihan laboratoris (laboratory trayning);
e) Penelitian ilmu sosial.

4. Model perilaku (behavior)

Model behavior menekankan pada perubahan perubahan perilaku yang tampak dari peserta

didik, sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai dari teori stimulus-respons, model

behaviorial yang menekankan tugas-tugas yang harus diberikan dalam suatu rangkaian kecil,

berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.


Sekian
dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai