Anda di halaman 1dari 29

"Integrasi Nasional dalam 

Bingkai
Bhinneka Tunggal Ika"
NAMA : Evelyn Ang
KELAS : X MIPA-6
Kompetensi Dasar :
KD 3.3. Mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dlm bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
KD 4.3. Mendemonstrasikan faktor-faktor pembentuk integrasi nasional dlm bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Tujuan Pembelajaran :
1) Mengidentifikasi kebhinnekaan bangsa Indonesia.
2) Menganalisis konsep integrasi nasional.
3) Mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk integrasi nasional.
4) Menganalisis tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI.
5) Menunjukan peran serta warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
A. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti  "berbeda-beda
tetap satu jua". Kebhinnekaan merupakan realitas
bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya
untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam
kehidupan bangsa dan negara. 

Bhinneka Tunggal Ika dibutuhkan sebab Indonesia


adalah wilayah yang rentan terjadi konflik. Hal ini
disebabkan banyaknya suku, budaya, agama, dan
etnik yang berbeda-beda.
Selain semboyan Bhinneka Tunggal Ika, negara kita juga memiliki alat-
alat pemersatu bangsa, yaitu :

1. Dasar Negara Pancasila


Pancasila yang menjadi dasar negara merupakan
pemersatu bangsa yang utama pula, karena ada ideologi
persatuan di dalamnya. Intinya, nilai-nilai luhur dari
Pancasila telah ada dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Pernyataan Pancasila sebagai dasar negara ini tercantum
dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Pancasila
sendiri merupakan hasil gagasan Ir. Soekarno melalui
musyawarah anggota BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
2. Bendera Merah Putih sebagai Bendera Kebangsaan

Bendera Merah Putih yang kita lihat setiap upacara


bendera merupakan simbol perjuangan dan
kemerdekaan bangsa kita. Warna merah pada bendera
kita melambangkan keberanian dalam melawan
penjajah, sedangkan warna putih berarti kesucian hati
bangsa kita dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.

Pernyataan Bendera Merah Putih sebagai


bendera kebangsaan ini juga tertulis dalam
Pasal 35 UUD 1945. Setiap tahunnya dalam
peringatan kemerdekaan Indonesia,
diadakan upacara penaikan dan penurunan
bendera kebangsaan ini.
3. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Persatuan.
Indonesia memiliki 718 bahasa yang tersebar di 
seluruh pulaunya Terlepas dari keberagaman itu,
 kita punya bahasa pemersatu bangsa, yaitu bah
asa Indonesia. Ikrar Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 1928 ada 3, yaitu:​

 Bertumpah darah satu, tanah Indonesia,


 Berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan
 Berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Ikrar yang ketiga itu menetapkan bahasa Indonesia yang


kita gunakan saat ini merupakan bahasa persatuan.
Kemudian, pernyataan mengenai bahasa Indonesia
sebagai bahasa pemersatu ini disahkan dalam Pasal 36
UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.
4. Lambang Negara Burung Garuda

Pasal 36A UUD 1945 menyatakan


bahwa lambang negara Indonesia
adalah burung garuda dengan
Selain itu, lambang negara
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.  kita berwarna emas untuk
menyimbolkan kemuliaan
bangsa kita.

Arti semboyan tersebut adalah


berbeda-beda tetapi tetap
satu. Burung garuda dipilih sebagai
lambang negara karena
menggambarkan kekuatan bangsa
kita. 
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

INDONESIA RAYA
Indonesia tanah airku​
Tanah tumpah darahku​
Di sanalah aku berdiri​
Jadi pandu ibuku​
Indonesia kebangsaanku​
Bangsa dan Tanah Airku​ Hiduplah tanahku​
Marilah kita berseru​ Hiduplah negriku​
Indonesia bersatu​ Bangsaku Rakyatku semuanya​
Bangunlah jiwanya​
Bangunlah badannya​
Untuk Indonesia Raya​
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
6. Lagu-lagu Perjuangan
Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia
menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan
dan kesatuan yang tertanam di setiap warga negara
Indonesia. Namun, dalam kenyataanya masih ada
konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan suku,
agama, ras atau antargolongan tertentu. 

Jika perselisihan ini diakibatkan karena masalah


yang berkaitan dengan hukum, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah
mengatur dalam Pasal 28D Ayat (1) bahwa ”Setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.” 

Dengan demikian, permasalahan dan perselisihan


bisa dihindari dengan memberikan perlindungan
secara penuh kepada setiap warga negara.
B. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional
1. Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. 

● Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan,


menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan
utuh.

● Kata nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis. 

 Secara Politis   Secara Antropologis ​​

Integrasi nasional secara politis berarti Integrasi nasional secara antropologis berarti proses
penyatuan berbagai kelompok budaya penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
dan sosial dalam kesatuan wilayah yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian
nasional yang membentuk suatu fungsi dalam kehidupan masyarakat​.
identitas nasional. ​
Berikut adalah pendapat para ahli tentang integrasi.

Integrasi bangsa berarti


penyatuan bagian yang berbeda-
Integrasi menunjuk pada proses
1 beda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang 2
penyatuan berbagai kelompok
sosial dan budaya ke dalam satu
lebih utuh atau memadukan kesatuan wilayah, dalam rangka
masyarakat-masyarakat kecil pembentukan suatu identitas
yang jumlahnya banyak menjadi nasional. 
satu kesatuan bangsa.

Integrasi nasional ini sebagai


proses penyatuan suatu
bangsa yang mencakup semua Integrasi nasional sebagai cara
3 aspek kehidupannya, yaitu 4 bagaimana kelestarian persatuan
aspek sosial, politik, ekonomi, nasional dalam arti luas dapat
dan budaya. Integrasi juga didamaikan dengan hak
meliputi aspek vertikal dan menentukan nasib sendiri. 
horisontal.
2. Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi di suatu negara adalah sebagai berikut.

 Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-


kebutuhan antara satu dan lainnya.

 Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai


sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman. 

 Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses
integrasi sosial.
C. Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional
Manusia hidup dalam realitas yang plural, hal yang sama juga pada masyarakat Indonesia
yang majemuk (plural society). Masyarakat plural merupakan “belati” bermata ganda
dimana pluralitas sebagai rahmat dan sebagai ancaman. Pemahaman pluralitas sebagai
rahmat adalah keberanian untuk memerima perbedaan.

Dengan demikian, kita perlu memahami dan


mengetahui faktor-faktor pembentuk integrasi
nasional, baik faktor pembentuk maupun faktor
penghambat integrasi nasional. Berikut ini faktor-
faktor tersebut.
 Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

a) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
b) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 
c) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda. 
d) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia. 
e) Penggunaan bahasa Indonesia.
f ) Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia. ​
g) Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila. ​
h) Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.​
i) Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan. ​
j) Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.​
 Faktor Penghambat Integrasi Nasional

a) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen. 


b) Kurangnya toleransi antargolongan. 
c) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar. 
d) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
D. Tantangan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI
Tantangan di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal
NKRI agar tetap utuh dan bersatu. 

Di sisi lain, ancaman terhadap kedaulatan masih berpotensi


terutama yang berbentuk :
 Konflik perbatasan, 
 Pelanggaran wilayah, 
 Gangguan keamanan maritim dan dirgantara, 
 Gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas
batas secara illegal, 
 Kegiatan penyelundupan senjata dan bahan peledak, 
 Masalah separatisme, 
 Pengawasan pulau-pulau kecil terluar, 
 Ancaman terorisme dalam negeri dan sebagainya.
Berdasarkan tantangan tersebut di atas, maka visi terwujudnya pertahanan negara yang
tangguh dengan misi menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan
bangsa harus terwujud. Pada dasarnya perumusan kebijakan umum pertahanan negara
dilaksanakan Menteri Pertahanan Negara, sedangkan proses penetapannya dilaksanakan
di tingkat Dewan Keamanan Nasional selaku Penasehat Presiden RI.
E. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga
Persatuan dan Kesatuan Bangsa
1. Kesadaran Warga Negara

Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan kesadaran?

Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat membedakan


baik atau buruk, benar atau salah, layak atau tidak layak, patut
atau tidak patut dalam berkata dan berperilaku. Kesadaran warga
negara Indonesia saat ini masih perlu pembenahan. Salah satunya
kesadaran dalam bela negara. Memang negara Indonesia tidak
sedang dalam kondisi perang, tetapi kesadaran untuk bela negara
harus tetap ada dalam bentuk lain demi kemajuan bangsa.
2. Pengertian Bela Negara

Menurut penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9


Ayat 1 tentang Pertahanan Negara, upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus
didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan
pada kekuatan sendiri. Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pada Pasal 1 Ayat 1,
yaitu “Pertahanan keamanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara”.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
terhadap NKRI.
Beberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :
 Dari Luar Negeri   Dari Dalam Negeri 

a) Pemberontakan bersenjata 
b) Konflik horisontal 
a) Agresi  c)  Aksi teror 
b) Pelanggaran wilayah oleh negara lain. d) Sabotase 
c) Spionase (mata-mata)  e) Aksi kekerasan yang berbau SARA 
d)  Sabotase  f) Gerakan separatis 
e) Aksi teror dari jaringan internasional. g) Pengrusakan lingkungan
3. Dasar Hukum Bela Negara
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara.

 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep


Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional. 
 UU Republik Indonesia Nomor 29 tahun
1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
Rakyat. 
 UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun
1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam
Negara RI, diubah oleh Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988. 

 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. 
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. 
 Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat
(1) dan (2) 
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
4. Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara
Dalam UU RI Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 2,
ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.

Pendidikan Kewarganegaraan Pelatihan dasar kemiliteran

01 02

Pendidikan Kewarganegaraan Selain TNI, salah satu komponen


merupakan pelajaran wajib yang warga negara yang mendapat
diajarkan di tingkat pendidikan pelatihan dasar militer adalah
dasar, menengah, dan tingkat siswa sekolah menengah dan
pendidikan tinggi. unsur mahasiswa.
Pengabdian sebagai Tentara Pengabdian sesuai dengan
Nasional Indonesia Keahlian atau Profesi

03 04

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Pengabdian sesuai dengan profesi adalah


Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 pengabdian warga negara untuk kepentingan
Ayat 2 disebutkan bahwa TNI dan Polri pertahanan negara termasuk dalam
merupakan unsur utama dalam usaha menanggulangi dan memperkecil akibat yang
pertahanan dan keamanan rakyat. ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau
bencana lainnya.
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai