Anda di halaman 1dari 13

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakathu

Direct By : Dwi Aris Kurniawan


NIM : 21116014
Kegawatdaruratan Psikiatri

1. Pengertian Kegawatdaruratan Psikiatri

Kegawatdaruratan Psikiatri adalah Sub bagian psikiatri yang mengalami gangguan


alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik segera.
yang disebabkan oleh berbagai keadaan seperti bertambahnya tindak kekerasan
perubahan perilaku dan jiwa akibat penyakit organik, serta epidemik dari gangguan
penggunaan zat seperti alkoholisme.

Pada kegawatdaruratan psikiatri, prioritas yang utama diberikan pengobatan pada


pasien agitasi yang dapat menimbulkan insiden pada pasien dan melukai petugas
yang menimbulkan ketidaknyamanan secara psikologis terhadap pasien. Secara klinis
agitasi dapat dijumpai berupa pembicaraan yang berlebihan dan abnormal atau penye-
rangan fisik, perilaku motorik tertentu, kemarahan yang memuncak dan gangguan
fungsi pada pasien. Pasien psikotik sering dirujuk kebagian darurat oleh seseorang
yang lain. Tingkah laku yang tidak dapat ditoleransi pada masyarakat, seperti tindak
kekerasan, agresi, agitasi, dan tingkah laku yang sesuai.
2. Tipe kegawatdaruratan psikiatri

 Kondisi gaduh gelisah


 Tindak kekerasan
 Tentamen Suicidum / percobaan bunuh diri
 Gejala ekstra piramidal akibat penggunaan obat
 Keadaan gaduh gelisah

Kedaan gaduh gelisah bukanlah diagnosis dalam arti sebenarya, tetapi hanya
menunjuk pada suatu keadaan tertentu, suatu sindrom dalam kelompok gejala
tertentu. Keadaan gaduh gelisah dipakai sebagai sebutan sementara untuk suatu
gambaran psikopatologis dengan ciri utama gaduh dan gelisah (Maramis dan
Marimis 2009)

Keadaan gaduh gelisah merupakan manifestasi klinis/ tanda dan gejala


salah-
satu jenis psikosis (Marimis dan Marimis 2009).
1). Delirium
2). Skizofrenia katatonik
3). Gangguan skizopital
4). Gangguan psikotik akut dan sementara
5). Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dan gejala psikotik
6). Amok
1). Delirium (Psikosis karena gangguan mental organik)
Pasien dengan keadaan gaduh gelisah yang berhubungan dengan sindroma otak
organik akut menunjukan kesadaran yang menurun. Sindroma ini dinamakan
delirium. Istilah sindroma organik menunjuk pada keadaan gangguan fungsi otak
karena suatu penyakit badaniah (Maramis dan Maramis 2009).

2). Skizofrenia dan gangguan skizopital


Bila kesadaran tidak menurun dan terdapat inkoherensi serta afek-emosi yang
inadequate, tanpa frustasi atau konflik yang jelas maka hal ini biasanya suatu
skizofrenia. Diagnosa kita diperkuat bila kelihatan juga tidak terdapat perpaduan
(disharmoni) antara berbagai aspek kepribadian seperti proses berpikir, afek-emosi
psikomotorik dan kemauan (kepribadian yang retak, terpecah-belah atau bercabang
skizo; jiwa= phren). Pokok gangguan terletak pada proses berpikir.
3). Gangguan psikotik akut dan sementara
Gangguan ini timbul lama sesudah terjadi stress psikologik yang dirasakan
hebat sekali oleh individu. Stress ini disebabkan oleh suatu frustasi atau konflik
dari dalam ataupun dari luar individu yang mendadak dan jelas.
Contohnya;
Dengan tiba-tiba kehilangan orang yang dicintainya,
kegagalan ,
kerugian dan bencana
Gangguan psikotik akut yang biasanya disertai keadaan gaduh gelisah adalah
gaduh gelisah reaktif dan kebingungan reaktif (Marimis dan Marimis 2009).
4). Psikosis bioplar
Psikosis bioplar termasuk dalam kelompok psikosa afektif karena pokok gangguan
terletak pada afek - emosi. Tidak jelas ada frustasi yang menimbulkan ada gangguan
mental ini. Pada psikosis bioplar individu memperlihatkan jalan pikiran yang melon-
cat – loncat atau melayang (“flight of ideas”). Ia merasa gembira luar biasa (efori)
segala hal dia anggap mudah dan biasa saja. Psikomotorik meningkat, banyak sekali
berbicara (logorea) dan sering ia lekas tersinggung dan marah (Marimis 2009).

5). Amok
Amok adalah keadaan gaduh gelisah yang timbul mendadak dan di pengaruhi oleh
faktor-faktor sosial budaya. Karena itu PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan Diagnosa
Gangguan Jiwa ke III di Indonesia) memasukanya ke dalam kelompok“fenomena dan
Sindrom yang berkaitan dengan faktor sosial budaya di Indonesia. Biasanya seorang
pria sesudah periode “meditasi” atau tindak ritualistic, maka mendadak ia bangkit dan
mulai mengamuk. Ia menjadi agresif dan destruktif, mungkin mula-mula terhadap
yang menyebabkan ia malu, tetapi kemudian terhadap siapa saja yang dirasakan meng
halanginya. Kesadaran menurun (seperti dalam keadaan trance). Sesudahnya terdapat
amnesia total atau sebagian. Amok sering berakhir karena individu di buat tidak ber-
daya oleh orang lain, karena kehabisan tenaga atau melukai diri sendiri atau mungkin
sampai menemui ajalnya (Marimis dan Marimis 2009).
 Tindakan kekerasan (violence)

Violence atau tindak kekerasan adalah agresi fisik yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain. Jika hal itu diarahkan kepada dirinya sendiri, disebut mutilasi
diri atau bunuh diri (sucidial behavior). Tindak kekerasan dapat timbul akibatgang-
guan psikiatrik,tetapi dapat pula terjadi pada orang biasa yang tidak dapat mengatasi
tekanan hidup sehari-hari dengan cara yang lebih baik.
Gambaran klinis dan diagnosis
• Gangguan psikotik, seperti skizofrenia dan manik, terutama bila terjadi
Paranoid dan mengalami halusinasi yang bersifat suruhan (commanding
hallucination)
• Intoksikasi alkohol atau zat lain,
• Gejala putus zat akibat alkohol atau obat-obat hipnotik-seddatif
• Katatonik furor
• Depresi agiatif
• Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kemarahan dan gangguan
pengendalian implus (misalnya gangguan kepribadian ambang dan
antisosial)
• Adanya pernyataan seseorang bahwa ia berniat melakukan tindak kekerasan.
 Bunuh diri (suicide)/ Tentamen Suicidum

Bunuh diri atau suicide atau tentamen suicidum adalah kematian yang diniatkan
dan dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri (Elvira, Sylvia D dan Giyanti
Handisukanto, 2010) atau segala perbuatan seseorang yang dapat mengakhiri hidup-
nya sendiri dalam waktu singkat (Maramis dan Maramis, 2009).

Ada macam-macam pembagian bunuh diri dan percobaan bunuh diri


pembagianEmile Durkheim masih dapat dipakai karena praktis yaitu;
• Bunuh diri egoistik
Individu tidak mampu berintegrasi dengan masyarakat. Hal ini disebabkan
oleh kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadi individu itu
seolah-olah tidak berkepribadian.
• Bunuh diri alturistik
Individu itu terikat pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung bunuh
diri karena identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok
• Bunuh diri anomik
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu
dengan masyarakat, sehingga individu tersebut mennggalkan norma-norma
kelakuan yang biasa.
 Sindroma Neurolepatik Maligna

Sindroma neurolepatik maligna adalah suatu sindrom toksik yang berhubungan


dengan penggunaan obat antipsikotik. Gejalanya meliputi;
• kekakuan otot,
• distonia,
• akinesia mutisme dan
• agitasi

Gambaran klinis dan Diagnosis


Ditandai dengan demam tinggi (dapat mencapai 41,5 C), kekuatan otot
yang nyata sampai seperti pipa (lead-pipe rigidity), instabilitas otonomik
(takikardia, tekanan darah yang labil, keringat berlebih), dan gangguan
kesadaran.
Sindroma neurolepatik maligna adalah kegawatdaruratan medik sehingga
perlu dirawat di ICU. Kesadarannya terganggu, tanyakan perjalanan
penyakitnya Pada keluarga dan teman-temannya
3. Evaluasi dan Penatalaksanaan

a). Tindakan keperawatan


o Pertimbangkan kemungkinan sindrom neurolepatik maligna pada pasien yang
mendapat antipsikotik yang mengalami demam serta kekakuan otot
o bila terdapat rigiditas rinan yang tidak berespon terhadap antikolinergik biasa
dan bila demamnya tak jelas sebabnya, buatlah diagnosis sementara sindroma
neurolepatik maligna
o Hentikan pemberian antipsikotik segera
o Monitor tanda-tanda vital secara berkala
o Lakukan pemeriksaan laboratorium
o Hidrasi cepat intravena dapat terjadinya renjatan dan menurunkan kemungkinan
terjadinya gagal ginjal
o Sindrom ini biasanya berlangsung selama 15 hari. Setelah sembuh masalah ke-
mudian adalah pemberian naipsikotik selanjutnya apakah mengganti dari kelas
yang berbeda atau kembali ke antipsikotik semula yang efektif.
b).Terapi Psikofarmaka

o Amantadine 200-400 mg PO/ hari dalam dosis terbagi


o Bromociptine 2,5 mg PO atau 3 kali/ hari, dapat dinaikan sampai 45 mg/ hari
o Levodopa 50-100 mg/ hari IV dalam infus terus menerus
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai