SWASTIYASTU
KEBIJAKAN YANG
MENDUKUNG
KESELAMATAN
DOSEN PEMBIMBING :
PASIEN
Suratiah, S.Kep, Ners, M.Biomed
OLEH
KELOMPOK 7
1. I Wayan Subagiarta
(P07120120006)
2. Ni Kadek Ratna
(P07120120013)
3. Ni Luh Rosa Andriani
(P07120120014)
4. Ni Putu Shintiawati
(P07120120045)
POKOK
PEMBAHASAN
01 Pengertian Konsep Patient Safety
Adanya kecenderungan “Green Product” produk yang aman di bidang industri lain seperti halnya
menjadi persyaratan dalam berbagai proses transaksi, sehingga suatu produk menjadi semakin laris dan
dicari masyarakat.
Rumah Sakit yang menerapkan keselamatan pasien akan lebih mendominasi pasar jasa bagi Perusahaan-
perusahaan dan Asuransi-asuransi dan menggunakan Rumah Sakit tersebut sebagai provider kesehatan
karyawan/klien mereka, dan kemudian di ikuti oleh masyarakat untuk mencari Rumah Sakit yang aman.
Kegiatan Rumah Sakit akan lebih memukuskan diri dalam kawasan keselamatan pasien.
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
1. UU TENTANG KESEHATAN & UU TENTANG RUMAH SAKIT
a) Keselamatan Pasien Sebagai Isu Hokum
1) Pasal 53 (3) UU No.36/2009; “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien.”
2) Pasal 32n UU No.44/2009; “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
3) Pasal 58 UU No.36/2009
a) “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.”
b) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
2. TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKIT
a. Pasal 32d UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
b. Pasal 32e UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
c. Pasal 32j UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan”
d. Pasal 32q UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana”
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
5. KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG KESELAMATAN PASIEN
a. Pasal 43 UU No.44/2009
1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT
SAFETY (KESELAMATAN PASIEN)
1. DI RUMAH SAKIT
1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi
sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya.
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang
insiden
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS) secara rahasia
4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkah
menuju keselamatan pasien rumah sakit.
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisis akar
masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan.
LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT
SAFETY (KESELAMATAN PASIEN)
2. DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
3. DI PUSAT
ANY
QUESTION???
OM
SANTIH,SANTIH,SAN
TIH,OM