Anda di halaman 1dari 18

OM

SWASTIYASTU
KEBIJAKAN YANG
MENDUKUNG
KESELAMATAN
DOSEN PEMBIMBING :
PASIEN
Suratiah, S.Kep, Ners, M.Biomed
OLEH
KELOMPOK 7
1. I Wayan Subagiarta
(P07120120006)
2. Ni Kadek Ratna
(P07120120013)
3. Ni Luh Rosa Andriani
(P07120120014)
4. Ni Putu Shintiawati
(P07120120045)
POKOK
PEMBAHASAN
01 Pengertian Konsep Patient Safety

02 Kebijakan Yang Mendukung Patient Safety

Langkah-langkah Kegiatan Pelaksanaan


03 Patient Safety
KONSEP PATIENT
PENGERTIAN SAFETY
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien
di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem yang diterapkan
untuk mencegah terjadinya cedera akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan melalui
suatu sistem assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan faktor risiko, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dan tindak lanjut dari insident serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko (Dep Kes RI, 2006).
KONSEP PATIENT
TUJUAN SISTEM
KESELAMATAN PASIEN
SAFETY
1. Tujuan penerapan sistem keselamatan pasien di rumah
sakit1. : Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD)
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD Dalam upaya pencapaian tujuan keselamatan pasien
ini.
KONSEP PATIENT
TUJUAN SISTEM
KESELAMATAN PASIEN
SAFETY
2. Tujuan keselamatan pasien secara Internasional yaitu :
1. Mengidentifikasi pasien secara benar ( Identify patient correctly)
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif (Improve effective communication).
3. Meningkatkan kemanan dari pengobatan resiko tinggi (Improve the safety of high-alert
medications)
4. Mengurangi risiko infeksi yang berhubungan dengan pelayanan (Reduce the risk of health care
associated infections)
5. Mengurangi resiko pasien terluka karena terjatuh (Reduce the risk of patienty harm from falls).
6. Mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahaan prosedur
operasi ( Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery)
KONSEP PATIENT
MANFAAT PROGRAM SAFETY
KESELAMATAN PASIEN

 Adanya kecenderungan “Green Product” produk yang aman di bidang industri lain seperti halnya
menjadi persyaratan dalam berbagai proses transaksi, sehingga suatu produk menjadi semakin laris dan
dicari masyarakat.

 Rumah Sakit yang menerapkan keselamatan pasien akan lebih mendominasi pasar jasa bagi Perusahaan-
perusahaan dan Asuransi-asuransi dan menggunakan Rumah Sakit tersebut sebagai provider kesehatan
karyawan/klien mereka, dan kemudian di ikuti oleh masyarakat untuk mencari Rumah Sakit yang aman.

 Kegiatan Rumah Sakit akan lebih memukuskan diri dalam kawasan keselamatan pasien.
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
1. UU TENTANG KESEHATAN & UU TENTANG RUMAH SAKIT
a) Keselamatan Pasien Sebagai Isu Hokum
1) Pasal 53 (3) UU No.36/2009; “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien.”
2) Pasal 32n UU No.44/2009; “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
3) Pasal 58 UU No.36/2009
a) “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.”

b) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
2. TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKIT

a. Pasal 29b UU No.44/2009; ”Memberi pelayanan kesehatan yang aman,


bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.”

b. Pasal 46 UU No.44/2009; “Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum


terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga
kesehatan di RS.”

c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009; “Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam


melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.”
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
3. BUKANTANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT

a. Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit;


“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum
apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau
menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
kompresehensif. “
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
4. HAK PASIEN

a. Pasal 32d UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”

b. Pasal 32e UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”

c. Pasal 32j UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan”

d. Pasal 32q UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana”
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
PATIENT SAFETY
5. KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG KESELAMATAN PASIEN

a. Pasal 43 UU No.44/2009
1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien

2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan


menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan.

3. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi


keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri

4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT
SAFETY (KESELAMATAN PASIEN)
1. DI RUMAH SAKIT
1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi
sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya.
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang
insiden
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS) secara rahasia

4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkah
menuju keselamatan pasien rumah sakit.
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisis akar
masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan.
LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT
SAFETY (KESELAMATAN PASIEN)

2. DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah


sakit-rumah sakit di wilayahnya
2. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya
dukungan anggaran terkait dengan program keselamatan pasien
rumah sakit.
3. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit
LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT
SAFETY (KESELAMATAN PASIEN)

3. DI PUSAT

1. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah Perhimpunan


Rumah Sakit Seluruh Indonesia
2. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas
Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit pendidikan
dengan jejaring pendidikan.
4. Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatanpasien.
THANK YOU FOR YOUR
ATTENTION

ANY
QUESTION???
OM
SANTIH,SANTIH,SAN
TIH,OM

Anda mungkin juga menyukai