0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan4 halaman
Kelompok 6 memberikan seminar tentang Pendidikan Budaya Anti Korupsi kepada 40 mahasiswa D3 Keperawatan. Seminar ini meliputi penjelasan tentang metode penyuluhan dan diskusi soal bagaimana mengatasi masalah korupsi serta faktor yang mempengaruhi efektivitas penyuluhan. Diskusi menghasilkan kesimpulan bahwa diperlukan peningkatan hukum dan kesadaran masyarakat untuk mencegah korupsi.
Kelompok 6 memberikan seminar tentang Pendidikan Budaya Anti Korupsi kepada 40 mahasiswa D3 Keperawatan. Seminar ini meliputi penjelasan tentang metode penyuluhan dan diskusi soal bagaimana mengatasi masalah korupsi serta faktor yang mempengaruhi efektivitas penyuluhan. Diskusi menghasilkan kesimpulan bahwa diperlukan peningkatan hukum dan kesadaran masyarakat untuk mencegah korupsi.
Kelompok 6 memberikan seminar tentang Pendidikan Budaya Anti Korupsi kepada 40 mahasiswa D3 Keperawatan. Seminar ini meliputi penjelasan tentang metode penyuluhan dan diskusi soal bagaimana mengatasi masalah korupsi serta faktor yang mempengaruhi efektivitas penyuluhan. Diskusi menghasilkan kesimpulan bahwa diperlukan peningkatan hukum dan kesadaran masyarakat untuk mencegah korupsi.
Dosen Pengajar : V.M. Endang Sri Purwadmi Rahayu, S.Kp., M.Pd.
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Februari 2022
Mahasiswa kelas 1.1 D3 Keperawatan berjumlah 40 orang mengikuti seminar dari kelompok 6 Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi
Pemateri Kelompok 6 :
1. Ni Made Dwi Lina Setyawati (P07120121014)
2. Ni Kadek Mimi (P07120121013) 3. Ni Komang Teny Purna Adnyani (P07120121040) 4. Ni Putu Ari Kencana Dewi (P07120121040) 5. Ida Ayu Putri Ramaswari (P07120121013)
Perangkat Seminar dari Kelompok 7
Moderator : I Gusti Ayu Gita Cyntia Dewi (P07120121009)
Notulen : Ni Made Tisna Marchayani (P07120121002) Observer : Ni Kadek Diah Putri Agustin (P07120121019)
List Penanya dan Penjawab
1. Penanya : I Putu Aditya Pramana (P07120121036)
Penjawab : Ni Made Dwi Lina Setyawati (P07120121014) Pertanyaan : Maupun sudah dilakukan penyuluhan terhadap masyarakat namun tetap saja bibit-bibit korupsi tetap terjadi. Menurut kelompok bagaimana caranya untuk mengatasi hal tersebut? Jawaban : Menurut saya hal yang dapat dilakukan adalah mempertajam hukum terkait korupsi di indonesia. Seringkali hukum di indonesia tajam ke bawah namun tumpul ke atas yang menyebabkan para koruptor khususnya pejabat lebih sering melakukan korupsi. Penambah Jawaban : I Gede Pio Aditya (P07120121038) 2. Penanya : Ni Putu Vania Arsyta Surji (P07120121031) Penjawab : Ni Putu Ari Kencana Dewi (P07120121040) Pertanyaan : Di PPT dijelaskan tentang metode metode penyuluhan. Bagaimana sebuah penyuluhan bisa dikatakan berhasil? Jawaban : Penyuluhan akan dikatakan berhasil, apabila telah terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari sasaran sehingga akan tercipta kesejahteraan bagi sasaran penyuluhan tersebut. Untuk mendukung terciptanya kegiatan penyuluhan yang berhasil maka perlu dilakukan persiapan sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan. 3. Penanya : Ni Luh Putu Eka Yanti (P07120121037) Penjawab : Ida Ayu Putri Ramaswari (P07120121013) Pertanyaan : Mengapa penyuluhan anti korupsi perlu dilakukan? Jawaban : Program penyuluhan mengenai anti korupsi perlu dilakukan dengan tujuan memberi pendidikan mengenai korupsi dan bahayanya, serta mencegah terjadinya korupsi sejak dini. Program ini dilaksanakan dengan sebelumnya menyiapkan materi yang sesuai dan melaksanakan penyuluhan 2 arah mengenai anti korupsi. Kompetensi Penyuluh Antikorupsi memiliki peran strategis dalam memberi penerangan dan menggerakkan masyarakat untuk mencegah korupsi dengan mengembangkan budaya antikorupsi, sehingga diharapkan visi masyarakat Indonesia yang berbudaya hukum pada tahun 2045 dapat tercapai. 4. Penanya : Ni Made Juli Purnama Dewi (P07120121039) Penjawab : Ni Kadek Mimi (P07120121006) Pertanyaan : Apakah ada peran penting dari penyuluhan tersebut? Jawaban : Peran penyuluhan antara lain sebagai penyebarluasan informasi, penerangan, proses perubahan perilaku, pendidikan, dan proses rekayasa sosial. Dengan itu peran dari penyuluhan dimana sebagai proses perubahan perilaku berhubungan dengan keterampilan dan sikap mental yang membuat mereka menjadi tahu, mau, dan mampu melakukan perubahan mereka. Serta penyuluhan sebagai proses pendidikan membuat masyarakat mampu berswadaya dalam upaya peningkatan dimana menjadi sasaran utama yang harus dicapai. 5. Penanya : Ni Kadek Sindi Ariyanti (P07120121035) Penjawab : Ida Ayu Putri Ramaswari (P07120121013) Pertanyaan : Faktor faktor apa saja yang membuat efektivitas penyelenggaraan penyuluhan? Jawaban : Persepsi efektifitas kegiatan penyuluhan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain umur, tingkat pendidikan formal, motivasi, materi penyuluhan, prinsip metoda penyuluhan, perlengkapan penyuluhan dan lain- lain. 6. Penanya : Gusti Ayu Putu Janita Devi (P07120121011) Penjawab : Ni Komang Teny Purna Adnyani ( P07120121030) Pertanyaan : Seperti yang sudah dijelaskan di ppt mengenai cara atau metode penyuluhan berdasarkan teknik komunikasi. Pertanyaan saya, adakah faktor yang menyebabkan komunikasi tersebut menjadi tidak efektif? Jawaban : Faktor-faktor yang menyebabkan komunikasi tidak efektif adalah: 1. Jalur komunikasi formal Tergantung pada bagaimana keluasan dan struktur jalur komunikasi formal yang dimiliki oleh suatu organisasi, jalur komunikasi bisa menghambat arus informasi yang bebas dari berbagai sumber informasi pada berbagi tingkat organisasi, ataupun mempercepat atau memperlancar arus informasi tersebut. 2. Struktur wewenang Struktur wewenang bisa berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi karena bisa kewenangan membuat seorang individu memiliki kemampuan dan tentunya kebolehan untuk melakukan berbagai hal termasuk salah satunya adalah membatasi siapa saja yang akan berkomunikasi dengan siapa dan tentunya apa saja yang bisa dikomunikasikan 3. Spesialis pekerjaan Apabila pihak yang terlibat komunikasi memiliki berbagai macam spesialisasi pekerjaan yang berbeda, besar kemungkinan penggunaan istilah, wawasan dan kepribadian yang dimiliki berbeda satu dengan yang lain sehingga bisa menjadi hambatan komunikasi organisasi. sehingga lebih baik menggunakan bahasa yang umum yang dimengerti oleh banyak orang. 4. Kemampuan komunikasi komunikator Apabila komunikator yang melakukan komunikasi organisasi tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi, maka efektivitas komunikasi organisasi bisa lebih mudah dicapai. Sementara apabila kemampuan komunikasinya cenderung buruk, maka komunikasi organisasi yang efektif pun cenderung sulit untuk dicapai. 5. Wawasan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu komunikasi tidak memiliki wawasan yang sama satu dengan yang lainnya, maka komunikasi yang efektif pun akan sulit untuk dilakukan 6. Konteks Konteks melingkupi peristiwa yang mengiri komunikasi sebelum dilakukan, dan berbagai macam hal lain seperti artefak atau benda-benda yang diperhatikan dalam suatu proses komunikasi oleh komunikator. Pada prinsipnya, konteks bisa mempengaruhi efektivitas komunikasi yang dilakukan karena konteks bisa mempengaruhi persepsi komunikan, kondisi psikologis komunikator, dan berbagai aspek lain yang bisa mempengaruhi bagaimana proses komunikasi dilakukan. 7. Bahasa Bahasa dalam hal ini berperan sebagai bentuk pesan yang disampaikan oleh komunikator terhadap komunikan, seperti misalnya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan berbagai macam bahasa yang lain. Perbedaan bahasa ataupun pengetahuan bahasa bisa berpengaruh terhadap komunikasi organisasi yang dilakukan.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu