Anda di halaman 1dari 54

VITAMIN

Makronutrien dan mikronutrien


• Makronutrien
– Dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak
( >0.005% BB)
– Termasuk makronutrien : protein, karbohidrat,
lemak dan mineral (Na, Mg, K , Ca, P, S, Cl)
• Mikronutrien
– Dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil (mg atau
μg) yang terutama berfungsi sebagai ko-faktor
enzim ( < 0.05% BB)
– Termasuk mikronutrien adalah vitamin dan
trace elements (seperti Fe, Cu, F, Zn, I, Se, Mn,
Mo dsb)
VITAMIN

• Vitamin merupakan kelompok senyawa organik


nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah kecil,
untuk membantu berbagai reaksi biokimiawi,
dan umumnya tidak dapat disintesis oleh
tubuh dan karena itu harus ada dalam diet.

• Tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme dapat


mensintesis vitamin tertentu
Penggolongan

• Berdasar kelarutannya
– Vit larut air : Vit B dan C.
– Vit larut lipid : Vit A, D, E , K.

• Vitamin larut air terutama berfungsi sebagai


kofaktor enzim
Contoh: Asam folat dalam metabolisme berfungsi
sebagai carrier unit 1 Carbon
VITAMIN LARUT AIR
Vitamin larut air

• Tubuh memerlukan intake (asupan) vit B dan C


yang kontinu, karena vit tsb tidak dapat disimpan
dalam tubuh, kecuali vit B12 yang dapat disimpan
di hepar.
• Apabila intake vit larut air berlebihan umumnya
akan diekskresikan lewat urine.
Jarang terjadi hipervitaminosis
• Golongan Vit B pada umumnya didapatkan pada
jenis makanan yang sama.
• Perannya dalam berbagai jalur metabolisme
berkaitan erat
• Jarang defisiensi satu macam vit saja
• Tanaman dan ragi dapat mensintesis vit larut air,
kecuali vit B12 (didapatkan pada produk daging dan
disintesis oleh mikroorganisme).
• Vegetarian rawan kekurangan vit B12.

• Sumber vit larut air: padi-padian, kacang-kacangan,


sayur-sayuran, daging dan susu.
• Sumber vit C : sayur dan buah segar.
• Sumber vit B12 : daging dan produk susu.

• Kadar vit dapat menurun pada proses memasak


dengan air

• Sebagian besar vit larut air akan diserap dalam usus


halus
VITAMIN B

Vit B terdiri dari :


• vit B1 (tiamin) ,
• vit B2 (riboflavin),
• vit B3 (niasin)
• vit B5 (asam pantotenat ),
• vit B6 (piridoksin),
• vit B7 (biotin),
• vit B9 (asam folat)
• vit B12 (kobalamin).
Tiamin (vit. B1)
• Bentuk koenzimnya adalah Thiamine
Pyrophosphate (TPP) = Thiamine diphosphate
• Berfungsi sebagai koenzim bagi enzim piruvat
dehidrogenase kompleks, alfa-ketoglutarat
kompleks, transketolase.
• Sumber : beras (kulit ari) dan kacang hijau.

• Thiaminase dalam ikan mentah dapat merusak


tiamin.
• Defisiensi vit. B1
– dapat menimbulkan gejala : anoreksia (BB
menurun), gangguan jantung, gejala neurologis
dan beri-beri.
• Beri-beri dapat terjadi akibat defisiensi
vitamin B1 dalam makanan.

Ada 3 jenis beri-beri:


1. Beri-beri kering/ beri-beri neuritik.
Terutama pada orang dewasa. Gangguan
jantung lebih sedikit dari pada gejala
neuromuskuler. Pada pemeriksaan didapatkan
atropi otot dan otot lemah serta neuritis
perifer. (subklinis
2. Beri-beri basah/beri-beri edematous.
Gangguan jantung lebih berat dari beri-beri
kering. Didapatkan edema, terutama pada
tungkai bawah.

3. Beri-beri akuta atau beri-beri infantil.


Bisa terjadi pada bayi umur antara dua hingga
enam bulan. Terjadi karena ASI dari ibu yang
kekurangan vitamin B1, biarpun belum timbul
gejala. Dapat mengakibatkan kematian karena
gagal jantung.
• Pada alkoholik defisiensi vit B1 dapat
menyebabkan Wernick’s encephalopathy.

• Pada lansia(lanjut usia) sering didapatkan


defisiensi vitamin B1 (subklinis)
Riboflavin ( vit B2 ).

• Bentuk koenzimnya adalah FAD dan FMN, yang


berfungsi pada transfer H atau elektron.
• Defisiensi dapat menyebabkan angular
cheilitis, glossitis, scaly dermatitis dan
stomatitis.
• Sumber : susu, daging, hati, ginjal, telur dan
produk cereal.
Niasin (Vit B3)

• Sumber: protein/makanan yang mengandung


triptofan (daging, kacang tanah dan
leguminosa)
• Niasin dapat disintesis dari triptofan di hepar
• Niasin (vit B3) = Pellagra preventive (P-P)
factor.
Defisiensi niasin

• Dapat menimbulkan pellagra dengan gejala


dermatitis, umumnya pada kulit yang terpapar
sinar matahari (simetris), glossitis (seperti
pada defisiensi riboflavin), diare dan dimensia.
Pellagra didapatkan juga pada populasi
dengan makanan pokok jagung/maizena, sebab
biarpun kandungan niasin dalam jagung lebih
besar dari pada dalam beras akan tetapi dalam
keadaan terikat. Jagung juga relatif
kekurangan triptofan.
Niasin (lanjutan)
• Bentuk koenzimnya: NAD dan NADP,
yang berfungsi untuk transfer H atau
elektron.
– NAD = Nicotinamide adenine dinucleotide
– NADP = Nicotinamide adenine dinucleotide
phosphate
Asam pantotenat (vit B5).

• Merupakan komponen KoA


• berfungsi untuk transfer asil dalam
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein.
• Defisiensi vit B5 biasanya terjadi bersama
dengan defisiensi vit B yang lain
Piridoksin ( vitamin B6 ).
•  Bentuk alami : piridoksin, piridoksal dan
piridoksamin
• Piridoksil fosfat berfungsi sebagai koenzim
untuk reaksi transaminasi dan dekarboksilasi (
basa Schiff ) pada metabolisme protein.
• Kadar dalam plasma menurun pada waktu hamil
dan pada orang yang minum pil KB. Pil KB
menginduksi sejumlah enzim dan dalam
prosesnya memerlukan piridoksin. Akibatnya
vit ini terperangkap dalam sel/jaringan
sehingga kadarnya dalam plasma menurun.
• Pemberian INH pada penderita TBC
perlu disertai pemberian piridoksin
karena vit ini dapat diikat INH dan
mudah diekskresi.
• Defisiensi vit B6 dapat menimbulkan
gejala neuritis dan anemi sideroblastik.
Biotin (vitamin B7).
• Fungsi :
– untuk transfer CO2 (koenzim karboksilase).
– Juga sebagai koenzim reaksi deaminasi
• Terdapat pada kacang tanah, coklat dan telur
• Dapat disintesis oleh mikroorganisme usus.
• Defisiensi biotin
– dapat terjadi pada terapi dengan antibiotika
– dapat terjadi karena adanya avidin (suatu
protein) pada telur mentah yang dapat
mengikat biotin).
• Defisiensi biotin dapat menimbulkan dermatitis.
Asam folat (vit B9 = asam pteroil glutamat).

• Fungsi :
sebagai pembawa atom C tunggal dan pada
pembentukan heme dari hemoglobin
• Asam folat terdapat pada semua makanan
alami

• Defisiensi asam folat


• dapat menimbulkan anemi megaloblastik,
glossitis dan gangguan saluran pencernaan,
serta gejala gangguan saraf pusat dan mental .
• Defisiensi asam folat umumnya didapat pada
neonatus
• Pada ibu hamil dan menyusui kebutuhan asam folat
meningkat. Defisiensi asam folat pada ibu hamil
( early stages of pregnancy) dapat mengakibatkan
terjadinya neural tube defects pada bayinya 
Lain-lain
• Pada Coeliac disease didapatkan malabsorpsi asam
folat
• Obat anti konvulsi dapat meningkatkan
katabolisme asam folat  perlu tambahan asam
folat
• Pada pemakai pil KB jangka panjang perlu suplemen
asam folat.
Kobalamin (vitamin B12)

•  mengandung Cobalt
• Bentuk koenzimnya : metil-kobalamin dan
adenosil kobalamin. Metil kobalamin
berperan dalam metilasi homosistein
menjadi metionin. Berperan juga pada
hemopoiesis.
•  Sumber : daging dan susu.
kobalamin (lanjutan)

• Defisiensi: anemia megaloblastik (karena efek


vit B12 pada metabolisme folat) dan gangguan
neurologis (demyelinasi jaringan saraf)
• Pemberian asam folat pada defisiensi vit B12
dapat menghilangkan anemianya, tetapi gejala
neurologisnya tetap.
 
• Anemia perniciosa
adalah penyakit oleh karena kekurangan faktor
intrinsik Castle yang diperlukan dalam
penyerapan vit B12.
Vitamin C (asam askorbat).
• Sumber : buah (jeruk, tomat, pepaya dll) dan
sayur segar
• Diperlukan dalam pembentukan jaringan kolagen,
jaringan ikat, dinding kapiler, matriks tulang.

• Vit C juga berperan berikut


• berperan dalam metabolisme tirosin, histamin
dan kolesterol
• membantu penyerapan Ferrum dan terlibat
dalam pembentukan hemoglobin
• mempunyai efek anti oksidan dan anti stres.
• Pemberian vit C dosis tinggi dapat
memudahkan terbentuknya batu oksalat

• Defisiensi vit C :
dapat menyebabkan scorbut (scurvy)
VITAMIN LARUT DALAM LIPID

• Vitamin A, D, E , K
• Nonpolar
Merupakan senyawa hidrofobik yang
dapat diabsorpsi secara efisien hanya
apabila absorpsi lemak berjalan normal.
• Penyerapan vit golongan ini terjadi
bersama-sama dengan lipid. Dalam usus
halus bersama dengan lipid lainya
bergabung dengan khilomikron masuk
pembuluh limfe  darah
• Seperti lipid lainnya, dalam darah diangkut
dalam lipoprotein, atau dalam bentuk terikat
pada protein pengikat khusus

• Vit A, D, dan K dapat disimpan di hepar,


sedangkan vit E disimpan di jaringan adiposa
(jaringan lemak). Ekskresi kelebihan vitamin
golongan ini condong melalui empedu kemudian
keluar tubuh bersama feses.

• Sejumlah kecil vit K dibentuk oleh bakteri


dalam ileum usus kecil dan usus besar

 
• Intake vit larut lipid secara berlebihan
dapat mengakibatkan toksisitas dan gejala
hipervitaminosis. Vit larut lipid yang
berlebihan dapat ditimbun dalam tubuh
(tidak dapat diekskresikan lewat urine ).

• Defisiensi vit A dan D umumnya terjadi


pada anak-anak, jarang terjadi pada orang
dewasa kecuali ada gangguan absopsi lipid.
Vitamin A ( Retinol )
• Tersedia dalam bentuk :
Vitamin A.
Diperoleh dari sumber hewani. Tersedia
sebagai ester retinol dengan asam lemak rantai
panjang. Bentuk isomer yang penting adalah :
Vit. A1 = Retinol 1 dan vitamin A2 = Retinol 2 =
3-Dehidroretinol
Provitamin A / precursor vitamin A.
Pigmen karotenoid, terutama -karoten,
didapat pada sayuran hijau atau kuning. Post
absorbsi terutama di dinding usus diubah
menjadi vitamin A (retinol).
•  1 molekul -karoten  2 molekul retinal
2 (O)

• NADH + H+ NAD+
Retinal retinol
Retinal reduktase
• Reaksi di atas merupakan reaksi bolak-balik
(reaksi keseimbangan)

Retinol disimpan di hati sebagai retinol palmitat


STRUKTUR

• Mempunyai bentuk cincin dengan ekor asam


lemak
• Ada 3 bentuk aktif
– Retinol (suatu alkohol)
– Retinal (retinaldehid)
– Asam retinoat (retinoic acid)
• Fungsi vit A:
– Pigmen penglihatan pada retina
– Regulasi ekspresi gen dan diferensiasi sel
– Β-caroten mempunyai fungsi antioksidan
• Diperkirakan 90% dari total vitamin A dalam
tubuh didapatkan di hepar dalam bentuk ester
retinil. Apabila diperlukan, ester retinil
dihidrolisis menjadi retinol yang kemudian
mengikat protein pengikat retinol (RBP = retinol
binding protein) yaitu aporetinol (disintesis
dalam hepatosit) masuk ke sirkulasi darah
menuju jaringan, kemudian aporetinol dilepas.
•  Sumber vitamin A :
– Sayur dan buah berwarna hijau dan kuning
(provitamin A)
– butter, susu, kuning telur, keju, hati, ginjal
dan ikan.
Fungsi vitamin A
 
• Pada penglihatan
Pada sel batang dalam keadaan gelap Δ11-cis-
retinal secara spontan dan spesifik terikat
pada opsin, yaitu suatu protein penglihatan
membentuk rhodopsin. Bila ada sinar rhodopsin
membentuk all-trans retinal dan opsin kembali.
Reaksi ini disertai perubahan yang menginduksi
jalur ion Ca pada membran sel batang sehingga
merangsang syaraf mata dan signal dapat
diterima di otak. Trans-retinal dapat
membentuk Cis-retinal kembali ( reaksi bolak-
balik)
Opsin
Δ11-cis-retinal

Rhodopsin

Sinar

trans -Retinal
Impuls saraf
Opsin
• All-trans -retinoic acid dan 9-cis-retinoic acid
– mengatur pertumbuhan , perkembangan , dan
diferensiasi jaringan.
• Retinil fosfat
– diperlukan untuk sintesis glikoprotein
(komponen mucus ). Kekurangan mucus
menyebabkan epitel mengering
Defisiensi vitamin A pada manusia
• Gangguan pertumbuhan tulang, gigi dan jaringan
lunak.
• Menurunkan kecepatan pembentukan tiroksin.
• Gangguan pada sel-sel epitel dan sekresi mukus.

• Gangguan penglihatan.
– Xerophthalmia. keratinisasi epitel kornea,
mata kering dan mudah infeksi.
– Nyctalopia (buta senja), terdapat gangguan
adaptasi sinar.
– Keratomalacia. terjadi infiltrat dan ulkus
pada mata.
– Kebutaan.
• Hipervitaminosis A.
• Keracunan akut/kronis.
• Pada anak bisa terjadi gangguan seperti
anoreksi, nausea dan berat badan
menurun, luka-luka di sudut mulut dan
bibir pecah-pecah. Rambut rontok dan
nyeri tulang.
 
• Hiperkarotenemia. Kulit kelihatan
kuning agak orange.
Vitamin D
• Disebut juga vit anti rachitis.
• Bentuk provit D yang penting pada nutrisi
adalah:
– Ergosterol , terdapat pada tumbuh-tumbuhan
 provit D2.
– 7-dehidrokolesterol, terdapat pada hewan 
provit D3.
• Mamalia dapat mensintesis provit D3 . Apabila
kulit terpapar sinar matahari ( sinar UV) provit
D3 akan diaktifkan.
• Vit. D2 disebut juga sebagai ergosterol aktif atau
ergokalsiferol sedangkan vit D3 disebut juga
sebagai 7-dehidrokolesterol aktif atau
kolekalsiferol (cholecalciferol). Vit D3 (bentuk
aktif) alami didapatkan pada minyak hati ikan,
hati, kuning telur.

• Vit D dalam makanan diserap sebagai vit D2 dan vit


D3 dibawa oleh 2 globulin ke hepar.

• Kolekalsiferol dan ergokalsiferol dimetabolisme di


hati membentuk 25-hidroksikholekalsiferol
• Bentuk 25-OH-vitamin D3 adalah bentuk
utama dalam sirkulasi darah. Vitamin D
juga disimpan dalam bentuk 25-OH-
vitamin D 3.
• Bentuk 25-OH-vitamin D 3 diaktifkan
menjadi 1,25- dihidroksi-vitamin D3 atau
disebut juga Calcitriol di ginjal
.
• Fungsi vit D :
Untuk mempertahankan kadar Ca (kalsium)
plasma

• Calcitriol bekerja mempertahankan kadar Ca


plasma dengan cara:
- Meningkatkan absorpsi Ca di usus
- Mengurangi ekskresi Ca (dengan cara
merangsang resorpsi di tubulus renalis distalis)
- memobilisasi mineral tulang (apabila kadar Ca
serum rendah)
• Defisiensi vit D :
• Pada anak menyebabkan rickets (rakhitis).
Terjadi gangguan proses osifikasi.
• Pada orang dewasa dapat menyebabkan
osteomalacia.

• Hipervitaminosis vit D:
• Bayi  hiperkalsemia. Terjadi kalsifikasi
jaringan lunak (calcinosis)
• Dewasa  batu ginjal.

• Sumber : Terutama hati dan ikan. Sumber


lainnya, telur dan mentega.
 
Vitamin E

• Vitamin E atau tokoferol = tokotrienol


terutama didapatkan dalam minyak biji
tumbuhan.
• Fungsi :
– Antioksidan
– Antisterilitas .
– Berperan pada metabolisme membran
(termasuk membran eritrosit) dan
pemeliharaannya)
– Mempertahankan integritas otot, jaringan
dan hepar.
• Defisiensi vitamin E:
– Distrofi otot.
– Gangguan eritrosit (mudah hemolisis).
– Gangguan reproduksi pada hewan percobaan.

• Hipervitaminosis : pada manusia relatif non


toksis. Apabila minum dengan dosis tinggi sekali
akan terasa pusing dan mata kabur.

• Sumber vitamin E: Tersebar luas pada tanaman


dan jaringan hewan, terutama pada minyak
nabati. Sumber lain: kecambah dan beras
Vitamin K

• Sources: Liver, green leafy vegetables, broccoli,


peas, green beans

• Disimpan di hepar. Kadarnya dapat turun dengan


cepat. Di jaringan perifer kadarnya rendah.

• Fungsi :
• Memelihara kadar normal dari faktor-faktor
pembekuan darah yang disintesis di hepar dalam
bentuk aktif.
• Defisiensi vit K:
• jarang terjadi karena dalam makanan
didapatkan dalam jumlah yang cukup.
• Vit K dapat disintesis oleh bakteri usus.
• Bila terjadi defisiensi akan mengalami
hipoprotrombinemia dan terjadi tendensi
perdarahan. Pada bayi dimana ususnya masih
steril dapat terjadi perdarahan.

• Hipervitaminosis : hemolisis meningkat.


Vit K (lanjutan)
• Three compounds have the biological activity
of vitamin K : phylloquinone, the normal
dietary source, found in green vegetables;
menaquinones, synthesized by intestinal
bacteria, with differing lengths of side-chain;
and menadione and menadiol diacetate,
synthetic compounds that can be metabolized
to phylloquinone
Pseudovitamin
• Merupakan faktor nutrisi lainnya yang esensial

• Pseudovitamin mencakup:
• Kholin : asetilkholin dalam aktivitas syaraf
• Inositol : Pada jaringan otot, eritrosit dan mata
• PABA : Para amino benzoic acid.
Mencegah rambut menjadi putih
• Bioflavinoid : Memelihara permeabilitas
membran ( secara tidak langsung )
• Asam lipoat. Untuk metabolisme karbohidrat. 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai

  • Modul 2
    Modul 2
    Dokumen13 halaman
    Modul 2
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Final Project
    Final Project
    Dokumen32 halaman
    Final Project
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • 10 Fakta Tentang Tempe
    10 Fakta Tentang Tempe
    Dokumen1 halaman
    10 Fakta Tentang Tempe
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • HIPERTENSI
    HIPERTENSI
    Dokumen42 halaman
    HIPERTENSI
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Referat DF
    Referat DF
    Dokumen20 halaman
    Referat DF
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Modul 1
    Modul 1
    Dokumen25 halaman
    Modul 1
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Flowchart Final Project
    Flowchart Final Project
    Dokumen3 halaman
    Flowchart Final Project
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Penggolongan Sindrom Organ Zang
    Penggolongan Sindrom Organ Zang
    Dokumen40 halaman
    Penggolongan Sindrom Organ Zang
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Airway MAnagemen
    Airway MAnagemen
    Dokumen10 halaman
    Airway MAnagemen
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • HORDOELUM Referat
    HORDOELUM Referat
    Dokumen21 halaman
    HORDOELUM Referat
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Abses Retrofaring
    Abses Retrofaring
    Dokumen23 halaman
    Abses Retrofaring
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Rjpo BLS
    Rjpo BLS
    Dokumen18 halaman
    Rjpo BLS
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Amoeba GIT
    Amoeba GIT
    Dokumen46 halaman
    Amoeba GIT
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • DM Pada Anak
    DM Pada Anak
    Dokumen42 halaman
    DM Pada Anak
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Agen Hipoglikemik Oral
    Agen Hipoglikemik Oral
    Dokumen26 halaman
    Agen Hipoglikemik Oral
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Intracranial Hiv
    Intracranial Hiv
    Dokumen40 halaman
    Intracranial Hiv
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen22 halaman
    Pneumonia
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Abses Peritonsil
    Abses Peritonsil
    Dokumen21 halaman
    Abses Peritonsil
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT Isi
    Referat THT Isi
    Dokumen24 halaman
    Referat THT Isi
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Status Urologi
    Status Urologi
    Dokumen1 halaman
    Status Urologi
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Orchitis
    Orchitis
    Dokumen12 halaman
    Orchitis
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Tuberkulosis Paru
    Tuberkulosis Paru
    Dokumen28 halaman
    Tuberkulosis Paru
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Tuberkulosis Paru
    Tuberkulosis Paru
    Dokumen28 halaman
    Tuberkulosis Paru
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • ANTIHISTAMIN
    ANTIHISTAMIN
    Dokumen11 halaman
    ANTIHISTAMIN
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Referat CD
    Referat CD
    Dokumen24 halaman
    Referat CD
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen2 halaman
    An Tibi Otik
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • ANTIHISTAMIN
    ANTIHISTAMIN
    Dokumen11 halaman
    ANTIHISTAMIN
    Irwan Sanjaya
    Belum ada peringkat