Anda di halaman 1dari 58

CARDIO

Dr. Nidya
SEPTAL = V1 DAN V2
ANTERIOR : V3 DAN V4
LATERAL : V5 DAN V6 , 1 AVL
INFERIOR : II, III, AVF

STEMI ANTERIOR = ST ELEVASI DI V3 DAN V4


NSTEMI
STEMI INFEROLATERAL
Penyakit yang biasa di jumpai
1. Hipertensi
2. ACS (Acute coronary syndrome)
3. CHF
4. Penyakit katup jantung
Hipertensi
peningkatan tekanan darah TDs ≥140 mmHg dan
atau TDd ≥ 90 mmHg.

Syarat :
1. Dilakukan 2 kali pemeriksaan pada waktu
yang berbeda
2. Pasien dalam keadaan tenang
Klasifikasi ESC VS JNC
JNC VIII
Krisis Hipertensi
Hypertensive urgency (hipertensi mendesak)

• Tekanan darah yang sangat tinggi (>180/120 mmHg) JNC VII


• Tidak disertai kelainan/ kerusakan organ target yang progresif
• Dengan nyeri kepala (22%), anxietas, faintness, epistaxis (17%)

Hypertensive emergency (hipertensi darurat)

• Tekanan darah yang sangat tinggi (> 180/120 mm Hg) JNC VII
• Kelainan/ kerusakan target organ yang bersifat progresif (e.g.
hypertensive encephalopathy, cerebral vascular accident/ cerebral
infarction, SAH, ICH, myocardial ischemia/ infarction, acute
pulmonary edema, acute renal failure, retinopathy, eclampsia, etc.)

©Bimbel UKDI MANTAP


MANAGEMENT DAN TERAPI
Urgency hypertension

• Tekanan darah diturunkan dalam periode beberapa jam-hari dan bahkan lebih lambat
pada individu usia tua yang berisiko mengalami hipoperfusi serebral atau myokard
akibat penurunan tekanan darah yang terlalu cepat.
• Target penurunan tekanan darah dapat diturunkan sampai < 160/110 mmHg akan tetapi
Mean Arterial Pressure (MAP) diturunkan tidak lebih dari 25% dalam beberapa jam.
Target untuk pengobatan jangka panjang adalah < 140/90 mmHg.

Emergency hypertension

• Manajemen tekanan darah dilakukan dengan obat-obatan parenteral secara tepat dan
cepat.
• Pasien harus berada di dalam ruangan ICU agar monitoring tekanan darah bisa
dikontrol dan dengan pemantauan yang tepat.
• Secara umum tingkat ideal penurunan tekanan darah adalah dengan penurunan Mean
Arterial Pressure (MAP) 10-20% selama 1 jam awal dan 5-15% pada 23 jam berikutnya.
• Penurunan tekanan darah yang mendadak menyebabkan iskemia renal, serebral atau
koroner

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
ACUTE CORONARY SYNDROME
Different stages of atherosclerotic plaque development

29
7
Pathophysiologi
c findings in
anginal
syndromes
troponin
troponin rise
normal
Angina Angina
tipikal
rasa tertekan/berat daerah retrosternal
atipika
nyeri di daerah penjalaran angina tipikal

l
menjalar ke lengan kiri, leher, area
interskapuler, bahu, atau epigastrium;

rasa gangguan pencernaan (indigestion)

berlangsung intermiten atau persisten (>20


menit);
sesak napas yang tidak dapat diterangkan
atau rasa lemah mendadak yang sulit
diuraikan

sering disertai diaphoresis, mual/muntah, Lebih sering pada pasien usia muda (25-40
nyeri abdominal, sesak napas, dan tahun) atau usia lanjut (>75 tahun), wanita,
sinkop penderita diabetes, gagal ginjal menahun,
atau demensia.
ELECTROCARDIOGRAPHY
STEMI NON STEMI
• ST Elevation with ‘evolution’ at least in 2 • Horizontal or downsloping ST depression
contagious lead (without LVH or LBBB): ≥ 0.5 mm at the J-point in V1-V3, >1mm in
• >2mm ( >40 yo men), >2.5mm (<40 yo other leads
men) or >1.5 mm (women) in leads V1- • Simetrical T wave inversion ≥ 2 mm in ≥
V3 and/or 2 contiguous leads with dominant R wave,
• > 1mm in other leads that should be dynamic
• New LBBB is always pathological and can be
sign of MI
STEMI ECG

Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan


ditemukan pada 2 sadapan yang bersebelahan.
Angina with LBBB treat as STEMI regardless of
whether the LBBB is previously known

Dominant (‘W shaped’) S wave in V1 with broad, notched (‘M’-shaped) R wave in V6


NSTEMI/UAP ECG

ST Depresi
Horizontal/Downsloping
Vaskularisas
i
Coronaria
S : SEPTAL (V1,V2) RIP SEA
A : ANTERIOR (V3,V4) RIGHT CORONER (A. CORONER
L : LATERAL (V5,V6, I , AVL) DEXTRA) = INFERIOR DAN
I : INFERIOR (II, III, AVF) POSTERIOR (v7,v8,v9)

ST ELEVASI DI III,AVF,V5,V6,V1  STEMI ANTEROSEPTAL, ANTEROEXTENSIF,


INFEROLATERAL
ANTERIOR  A.CORONARY
ST DEPRESI II,AVF,I,V1,V2  NSTEMI
INFEROSEPTAL SINISTRA
T INVERTED DAN ST ELEVASI DI
V1,V2,V3,V4,V5,V6 STEMI ANTERIO ANTEROLATERAL  CIRCUMFLEXA
EXTENSIVE
ST ELEVASI DI V5,V6,I,AVL  STEMI
HIGH LATERAL/ LATERAL EXTENSIVE
Cardiac Biomarker

Peningkatan marka jantung hanya Troponin I/T juga dapat meningkat


Troponin I/T sebagai marka menunjukkan adanya nekrosis oleh sebab kelainan kardiak
nekrosis jantung mempunyai miosit, namun tidak dapat dipakai nonkoroner seperti takiaritmia,
sensitivitas dan spesifisitas lebih untuk menentukan penyebab trauma kardiak, gagal jantung,
tinggi dari CK-MB. nekrosis miosit tersebut hipertrofi ventrikel kiri,
(penyebab koroner/nonkoroner) miokarditis/perikarditis
1. MYOGLOBIN = 1-3 JAM , BERTAHAN 24 JAM
2. CKMB = 3-4 JAM, BERTAHAN 48 JAM
3. TROPONIN T = 3-4 JAM, BERTAHAN 48 JAM
4. TROPONIN I = 3-4 JAM, BERTAHAN 24 JAM
Terapi Inisial UGD
1. Tirah baring

AHA 2010/ ESC 2012


harus diberikan segera dapat diberikan pada
2. Suplemen bagi mereka dengan
saturasi O2 arteri <95%
semua pasien SKA dalam
6 jam pertama, tanpa
oksigen atau yang mengalami
distres respirasi
mempertimbangkan
saturasi O2 arteri

Guideline ESC 2017:


ONACOM
1. OKSIGEN
2. NITROGLISERIN : ISDN 5MG, 3X SUBLINGUAL
3. ASPIRIN (ASPILET) : TRROMBOXAN A2 (4TAB)
SEDIAAN 80MG KUNYAH
4. CLOPIDOGREL : ADP (ADENOSIN DI PHOSPAT) 4
TAB , SEDIAAN 75MG  TICAGRELOR 1X180MG
5. MORFIN  ICU
Co-Therapy Anti Platelet/DAPT
3. Aspirin 4. Penghambat reseptor ADP/
P2Y12 inhbitor
• 150-300 mg diberikan
• bersama aspirin sesegera
segera pada semua pasien mungkin dan dipertahankan
yang tidak diketahui selama 12 bulan kecuali ada
intoleransinya terhadap indikasi kontra
aspirin (SL) • CPG lebih dipilih untuk
• Dosis pemeliharaan 75-150 fibrinolysis (300mg loading)
mg setiap harinya untuk
jangka panjang, tanpa
memandang strategi
pengobatan yang diberikan
RELIEVE SYMPTOMS
5. Nitrogliserin (NTG)
6. Morfin sulfat
spray/tablet sublingual

Jika nyeri dada tidak hilang dengan satu kali pemberian, 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 5-30 menit, bagi
dapat diulang setiap lima menit sampai maksimal tiga pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis
kali. NTG sublingual

Nitrogliserin intravena diberikan pada pasien yang


tidak responsif dengan terapi sublingual, dalam
keadaan tidak tersedia NTG, isosorbid dinitrat (ISDN)
dapat dipakai sebagai pengganti

Nitrat tidak diberikan pada pasien dengan TDS <90


mmHg atau >30 mmHg di bawah nilai awal, bradikardia
berat (<50 kali permenit), takikardia tanpa gejala gagal
jantung, atau infark ventrikel kanan

Nitrat tidak boleh diberikan pada pasien yang telah


mengkonsumsi inhibitor fosfodiesterase: sidenafil
dalam 24 jam, tadalafil dalam 48 jam.
Co-Terapi Antikoagulan STEMI

•Anticoagulant is recommended for All patient in addition to antiplatelet


therapy during primary PCI, Routine use of UFH is recommended

•In patient with Heparin-induced thrombocytopenia, bivalirudin is


•recommended

•Karena adanya risiko trombosis kateter, fondaparinuks tidak dianjurkan


•digunakan sebagai antikoagulan pada Primary PCI
TATALAKSANA STEMI
<12 jam
1. Dirujuk = PCI
2. Tidak dirujuk= FIBRINOLITIK (streptokinase, alteplase)  PASCA FIBRINOLITIK di
berikan antikoagulan UFH/LMWH (Enoxopharin/Fondarinux)

>12 jam tidak stabil


3. VF/VT (aritmia yang mengancam)
4. nyeri dada tidak hilang dengan pemberian obat,
5. gagal jantung akut,
6. syok  tetap PCI

>12 jam stabil


7. Enoxopharin atau
8. fondarinux
TATALAKSANA UAP dan NSTEMI
1. Enoxopharin/
2. fondarinux
PCI or FIBRINOLYSIS
REPERFUSI

Langkah 1: Nilai waktu dan risiko

• Waktu sejak awitan gejala (kurang dari 12


jam atau lebih dari 12 jam dengan tanda
dan gejala iskemik)
• Risiko fibrinolisis dan indikasi kontra
fibrinolisis
• Waktu yang dibutuhkan untuk
pemindahan ke pusat kesehatan yang
mampu melakukan IKP (<120 menit)

Langkah 2: Tentukan pilihan yang


lebih baik antara fibrinolisis atau
strategi invasif untuk kasus tersebut
• Bila pasien <3 jam sejak serangan dan IKP
dapat dilakukan tanpa penundaan, tidak
ada preferensi untuk satu strategi
tertentu.
Components of the ischaemic time, delays of initial management, and selection of
reperfusion strategy

Faskes IKP
determine the likelihood of ischemic events or
TIMI SCORE mortality in patients with unstable angina or non–
ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI)

Age 65 years or older

At least 3 risk factors for CAD (FHx, HTN,


DM, active smoker, dyslipidemia)

Prior coronary stenosis of 50% or more

ST-segment deviation of ECG 1 mm

Use of Aspirin in prior 7 days

At least 2 anginal events in prior 24


hours

Elevated serum cardiac markers


HEART FAILURE

©Bimbel UKDI MANTAP


©Bimbel UKDI MANTAP
KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG

©Bimbel UKDI MANTAP


FRAMINGHAM HEART FAILURE
MAYOR :
1. PND (paroksikmal nocturnal dispnea)
2. JVP (5+2 CM H20)
3. CARDIOMEGALI
4. EDEM PARU
5. S3 GALLOP
6. HEPATOJUGULAR REFLUX

MINOR :
7. EDEM PRE TIBIA
8. BATUK
9. DISPNEA D EFFORT
10.HEPATOMEGALI
11.EFUSI PLEURA
©Bimbel UKDI MANTAP
AHA NYHA
A : FR (+) 1. GEJALA (-)
B : FR DAN KELAINAN 2. SESAK SAAT JALAN >100M
STRUKTUR (+) 3. SESAK SAAT JALAN <100M
C : FR DAN KELAINAN 4. SESAK ISTIRAHAT
STRUKTUR (+), GEJALA (+)
D : PERLU INTERVENSI,
KELUAR MASUK RS!!
©Bimbel UKDI MANTAP
HEART CHAMBER
ENLARGEMENT
 RV: filling retrosternal
clear space (lateral view).
 LV: bulging downward and
to the left (frontal view) and
posteroinferiorly (lateral view).
 RA: bulging of the right
heart border.
 LA: bulging below the
pulmonary artery, double
contour right heart border
Penilaian ukuran jantung (frontal view), displacement
• Dilakukan dengan menentukan of the esophagus (lateral
CTR (cardio-thoracic ratio) untuk
assessment cardiomegali view,barium), lift up left
• CTR = (r + l)/td mainstem bronchus.
• Normal CTR < 0,5 (0,55) ©Bimbel UKDI MANTAP
CONGESTIVE Cardiac enlargement
HEART FAILURE Cephalization of pulmonary blood
flow
ON Unsharpness of the pulmonary
vessels
CHEST X-RAY (interstitial edema)
Pleural effusion
Septal lines (Kerley A and B lines)
GAGAL JANTUNG AKUT
Kejadian atau perubahan yang cepat dari
tanda dan gejala gagal jantung

Kondisi ini mengancam kehidupan dan


harus ditangani dengan segera, dan
biasanya berujung pada hospitlisasi.

Ada 2 jenis presentasi gagal jantung akut,


yaitu gagal jantung akut yang baru
terjadi pertama kali ( de novo ) dan
gagal jantung dekompensasi akut pada
gagal jantung kronis yang sebelumnya
stabil

©Bimbel UKDI MANTAP


DECOM KIRI : RONKHI, EDEM PULMONAL
DECOM KANAN : JVP, ASCITES, HEPATOJUGULAR
REFLUX
CHF : CONGESTIF HEARTH FAILURE
ADHF ? ACUTE DEKOMPENSATA HEART FAILURE
 CHF STABIL  SESAK HEBAT
RONKHI, AKRAL HANGET  ADHF WET AND DRY
PERFUSI : AKRAL N CRT (COLD AND WARM)
BENDUNGAN : PERIKSA PARU DAN JVP (WET AND DRY)

©Bimbel UKDI MANTAP


TATALAKSANA ADHF
1. Oksigen 3-4 l/I
2. Injeksi furosemide 2 kali lipat dari dosis biasa
yang dia minum
3. Injeksi spironolacton 25mg
4. ACEI/ARB
5. TERAPI DEFENITIF : DIGITALIS/DIGOXIN 0,5mg
TATALAKSANA CHF
1. Atasi masalah penyebab nya
2. Batasi cairan
3. Farmakoterapi
-Diuretik loop : furosemide
-ACEI/ARB : untuk mencegah cardiac remodeling
-Beta blocker : 1. menurunkan kebutuhan konsumsi
oksigen myocard, 2. memperpanjang fase diastolik
-spironalacton : membantu kerja furosemide
- digoxin/digitalis
KATUP JANTUNG

MISAS ( MITRAL INSUFISIENSI, STENOSIS AORTA  BISING SISTOLIK)


MSAID (MITRAL STENOSIS, AORTA INSUFISIENSI  BISING DIASTOLIK)
MITRAL= TRICUSPID
AORTA=PULMONAL
REGURGITAS=INSUFISIENSI

Anda mungkin juga menyukai