2. Lufita 2005111637
A. Konsep
Penawaran Uang
Teori-teori lama tentang jumlah uang beredar sangat sederhana dan menganggap seakan akan perbankan
tidak ada. Teori yang sederhana adalah gambaran dari sistem standar emas, yang salah satunya memiliki
fungsi sebagai alat pembayaran. Salah satu cara untuk menurunkan jumlah uang beredar adalah mengirim
emas keluar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran. Emas digunakan untuk membayar barang-
barang yang diimpor yang jumlahnya lebih besar daripada nilai barang-barang yang diekspor atau karena
industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya. Dengan demikian emas yang tersedia
semakin berkurang karena digunakan untuk alat pembayaran.
Sistem moneter tersebut tidak memerlukan regulasi dari otoritas moneter ataupun pemerintah karena
jumlah uang beredar ditentukan oleh mekanisme pasar. Dalam perekonomian tertutup seperti ini yang
menggunakan emas sebagai alat pembayaran maka penawaran uang akan bertambah apabila orang
memproduksi emas. Penawaran uang tidak bisa diubah sesuai kehendak pemerintah dan semua tergantung
pada produsen emas.
Karena emas adalah alat pembayaran umum maka jika harga emas naik berarti harga barang-barang
lain turun, demikian sebaliknya. Dengan demikian produsen akan cenderung untuk menaikkan
produksi emasnya. Selanjutnya jika jumlah emas yang tersedia bertambah dan sesuai dengan hukum
pasar, maka hal ini akan cenderung menurunkan harga emas. Jika harga emas turun dan harga barang-
barang naik maka produksi emas cenderung berkurang atau bahkan berhenti. Jadi dalam kondisi
tersebut maka penawaran uang secara otomatis akan menyesuaikan diri dengan permintaan akan uang
sehingga sehingga harga emas secara otomatis selalu mencapai kestabilannya.
Selain uang emas, sejarah juga mencatat penggunaan kedua logam emas secara bersamaan.
Penggunaan dua mata uang tersebut juga menganut mekanisme pasar sehingga kestabilannya akan
terjaga. Salah satu dalil yang menyoroti masalah ini adalah dalil Gresham atau Gresham law yang
menyatakan bahwa uang logam mulia yang dinilai terlalu tinggi dibanding biaya produksi akan
cenderung menggeser uang lainnya yang digunakan sebagai alat pembayaran. Pernyataan ini dikenal
dengan istilah bad money drives out good money.
Berbeda dengan teori sebelumnya, dalam perekonomian modern para produsen emas
tidak lagi memiliki peran dalam kegiatan moneter. Pada perekonomian modern, sumber
dari terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter atau Bank Sentral. Bank Sentral
merupakan produsen uang primer atau uang inti. Sementara lembaga keuangan
(perbankan) berperan sebagai produsen uang sekunder bagi masyarakat. Keduanya
sangat berhubungan karena uang sekunder (uang giral) hanya bisa berkembang karena
ada uang primer. Uang sekunder diciptakan oleh bank atas dasar uang primer yang
dipegang bank (cadangan bank).
Dalam perekonomia modern, sumber dari terciptanya uang beredar adalah otoritas
moneter (pemerintah dan bank sentral) serta lembaga keuangan. Otoritas moneter
merupakan pemasok uang inti dan uang primer, sedangkan lembaga keuangan
(perbankan) merupakan pemasok uang sekunder masyarakat.
B. TEORI PENAWARAN UANG MODERN
Pasar uang itu sendiri terdiri dari dua sub pasar yaitu sub pasar uang primer dan sub pasar
uang sekunder. Meskipun masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya,
namun kedua sub tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub pasar uang primer
bersifat lebih fundamental karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh apabila ada
uang primer.
Proses terciptanya uang beredar merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi antara
permintaan dan penawaran dan bukan sekedar pencetakan uang atau suatu keputusan
pemerintah semata. Apabila suatu waktu permintaan akan uang inti tidak sesuai dengan
penawaran uang inti maka para pelaku dalam pasar uang masing akan melakukan
penyesuaian berupa tindakan-tindakan di sub pasar uang inti sehingga akhirnya terjadi
keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
TE R IM A KASIH!