Anda di halaman 1dari 27

Pengkajian

Keperawatan Pada
“OSTEOMIELITIS”
Kelompok 1

Dosen Pengampu
Ns. Lukman, S.Kep., M.M., M.Kep
Nama Anggota

Aisyah Eka fitriani PO.71.20.1.20.047


Maharani Puspita Sari PO.71.20.1.20.056
Ana Wahya Septiana PO.71.20.1.20.070
Annisa Meilinda PO.71.20.1.20.076
Muthi’ah Destrianah PO.71.20.1.20.077
Rully Sahrani Gusniar PO.71.20.1.20.080
DEFINISI OSTE0MIELITIS

Osteomielitis adalah infeksi tulang yang mencangkup sumsum dan


atau korteks tulang, yang terjadi secara eksogen dan hematogen, akut
atau kronis, dan biasanya menyerang metafis tulang panjang (Lukman
&NurmaNingsih. 2016).

Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi


kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas (Brunner,
suddarth. 2015).
ETIOLOGI
Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan
lunak (misal ulkusdekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau
kontaminasi langsung tulang (misalfraktur terbuka, cedera traumatik
seperti luka tembak, pembedahan tulang). (Lukman &NurmaNingsih.
2009)
Staphylocuccus merupakan penyebab 70%-80% infeksi tulang.
Organisme lain meliputi proteus, pseudomonas, dan Escherichia coli.
Pada anak-anak infeksi tulang sering kali timbul sebagai komplikasi dari
infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga
(otitis media) dan kulit (impetigo).
Manifestasi Klinis
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar
spontan namun yang lebih sering harus dilakukan
insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang
terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah
jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari
dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat
mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi
pada jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan
tulang baru(involukrum) dan mengelilingi
sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses
penyembuhan, namun sequestruminfeksius kronis
yang ada tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan
osteomielitis tipe kronik (Brunner, suddarth. 2016).
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
2. Pemeriksaan titer antibodi – anti staphylococcus
3. Pemeriksaan feses
4. Pemeriksaan biopsy tulang
5. Pemeriksaan ultra sound
6. Pemeriksaan radiologis
Penatalaksanaan ISPA
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri.  
2. Penicillin cair 500.000 milion unit IV  setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan antibiotik
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemat energi dan mengurangi hambatan aliran
pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
Komplikasi
a. Komplikasi tahap Dini :
1.  Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
2.   Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang
mendasarinya sembuh
3.   Atritisseptik

b.  Komplikasi tahap Lanjut :


1. Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan
penurunan fungsi tubuh yang terkena
2. Fraktur patologis
3. Kontraktur sendi
4. Gangguan pertumbuhan
woc
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Identitas Klien
Berisi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan,
pekerjaan dan identitas keluarga penanggung jawab.
 
b. Diagnosa Medis
Berisi tanggal masuk, no. MR, ruang rawat, diagnosa medik dan
yang mengirim/merujuk.
 
c. Keluhan Utama
Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah
nyeri hebat.
 
d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut
(misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam).
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka atau infeksi lainnya (bakteri
pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa
lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya diabetes,
terapi kortikosteroid jangka panjang, cedera, infeksi atau bedah ortopedi
sebelumnya).
4. Riwayat Psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
e. Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien
1. Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang dideritanya,
apakah klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
2. Nutrisi – Metabolik
Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan karena demam yang ia
diderita.
3. Eliminasi
Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien mengalami
penurunan nafsu makan akibat demam.
4. Aktivitas – Latihan
Biasaya pada pasien Osteomielitis mengalami penurunan aktivitas karena rasa
nyeri yang ia rasakan
5. Istirahat – Tidur
Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri yang ia
rasakan pada tulangnya.
6. Seksual – Reproduksi
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam masalah seksual.
f. Riwayat Psikologi
1. Kognitif – Persepsi
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan kognitif dan persepsinya.
2. Koping – Toleransi Stress
Biasanya pasien mengalami stressysng berat karena kondisinya saat itu.
g. Riwayat Sosial
1. Persepsi Diri – Konsep Diri
Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi
takut, perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak mata kurang,
gagal menepati janji atau banyak janji.
2. Peran – Hubungan
Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit yang dialaminya.
Serta adanya tekanan yang datang dari lingkungannya.
h. Riwayat Spiritual
1. Nilai Kepercayaan
Kaji apakah ada pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien
biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus dari
sinus disertai nyeri.
2) Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang)
dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
\ 3) Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
4) Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.
5) Identisikasi peningkatan suhu tubuh
6) Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.

Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum untuk mendapatkan gambaran
umum dan pemeriksaan setempat (lokal).
Keadaan umum meliputi:
1. Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung pada
keadaan klien).
2. Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada kasus osteomielitis
biasanya akut).
3. Tanda-tanda vital tidak normal terutama pada osteomielitis dengan komplikasi septikimia.
B1 (Breathing). Pada inspeksi, didapat bahwa klien
osteomielitis tidak mengalami kelainan pernapasan. Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping
Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus hidung.
seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak
didapat suara napas tambahan. terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
B2 (Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus Status mental : Observasi penampilan dan tingkah laku klien.
jantung. Palpasi menunjukan nadi meningkat, iktus
tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan S1 dan S2 Pemeriksaan saraf cranial :
tunggal, tidak ada mundur. Saraf I. Biasanya tidak ada kelainan fungsi penciuman.
B3 (Brain) Saraf II. Tes ketajaman penglihatan normal.
Kepala : Tidak ada gangguan (normosefalik, Saraf III,IV,dan VI. Biasanya tidak ada gangguan
simetris, tidak ada penonjolan tidak ada sakit mengangkat kelopak mata, pupil isokor.
kepala). Saraf V. Klien osteomielitis tidak mengalami paralisis pada
Leher : Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada otot wajah dan reflex kornea tidak ada kelainan.
penonjolan, reflex menelan ada). Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan
Wajah : Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan wajah simetris.
fungsi atau bentuk. Saraf VIII. Tidak ditemukan tuli konduktif dan tuli persepsi.
Mata : Tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak Saraf IX dan X. Kemampuan menelan baik.
anemis Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan
Telinga : Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan trapezius.
normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan. Saraf XII. Lidah simetris, tidak da deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah,
karakteristik dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pada system ini.
B5 (Bowel). Inspeksi abdomen; Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi: Turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: Suara timpani, ada
pantulan gelombang cairan. Auskultasi: Peristaltik usus normal (20
kali/menit). Inguinal-genitalia-anus: Tidak ada hernia, tidak ada
pembesaran limfe,tidak ada kesulitan defekasi
B6 (Bone). Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang
dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi
motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena
adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening
berbau khas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan abses tulang, pertumbuhan tulang baru dan
pengeluaran pus
2. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan proses
pembentukan tulang baru, pengeluaran pus tirah baring lama dan penekanan
lokal.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu
makan, penurunan kemampuan tonus otot, demam dan malaise.
4. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sasaran pasien meliputi peredaan nyeri, perbaikan mobilitas fisik dalam batas - batas
terapeutik, kontrol dan eradikasi infeksi, dan pemahaman mengenai program
pengobatan. (Brunner, suddarth. 2001)

EVALUASI KEPERAWATAN
Hasil yang diharapkan :

1. Mengalami peredaan nyeri 3. Tiadanya infeksi


a. Melaporkan berkurangnya nyeri a. Memakai antibiotika sesuai resep
b. Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya b. Suhu badan normal
infeksi c. Tiadanya pembengkakan
c. Tidak mengalami ketidaknyamanan bila bergerak d. Tiadanya pus
2. Peningkatan mobilitas fisik 4. Mematuhi rencana terapeutik
d. Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan-diri e. Memakai antibiotika sesuai resep
e. Mempertahankan fungsi penuh ekstrimitas yang sehat f. Melindungi tulang yang lemah
f. Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat g. Memperlihatkan perawatan luka yang benar
bantu dengan aman h. Melaporkan bila ada masalah segera
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai