Keperawatan Pada
“OSTEOMIELITIS”
Kelompok 1
Dosen Pengampu
Ns. Lukman, S.Kep., M.M., M.Kep
Nama Anggota
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum untuk mendapatkan gambaran
umum dan pemeriksaan setempat (lokal).
Keadaan umum meliputi:
1. Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung pada
keadaan klien).
2. Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada kasus osteomielitis
biasanya akut).
3. Tanda-tanda vital tidak normal terutama pada osteomielitis dengan komplikasi septikimia.
B1 (Breathing). Pada inspeksi, didapat bahwa klien
osteomielitis tidak mengalami kelainan pernapasan. Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping
Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus hidung.
seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak
didapat suara napas tambahan. terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
B2 (Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus Status mental : Observasi penampilan dan tingkah laku klien.
jantung. Palpasi menunjukan nadi meningkat, iktus
tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan S1 dan S2 Pemeriksaan saraf cranial :
tunggal, tidak ada mundur. Saraf I. Biasanya tidak ada kelainan fungsi penciuman.
B3 (Brain) Saraf II. Tes ketajaman penglihatan normal.
Kepala : Tidak ada gangguan (normosefalik, Saraf III,IV,dan VI. Biasanya tidak ada gangguan
simetris, tidak ada penonjolan tidak ada sakit mengangkat kelopak mata, pupil isokor.
kepala). Saraf V. Klien osteomielitis tidak mengalami paralisis pada
Leher : Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada otot wajah dan reflex kornea tidak ada kelainan.
penonjolan, reflex menelan ada). Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan
Wajah : Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan wajah simetris.
fungsi atau bentuk. Saraf VIII. Tidak ditemukan tuli konduktif dan tuli persepsi.
Mata : Tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak Saraf IX dan X. Kemampuan menelan baik.
anemis Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan
Telinga : Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan trapezius.
normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan. Saraf XII. Lidah simetris, tidak da deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah,
karakteristik dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pada system ini.
B5 (Bowel). Inspeksi abdomen; Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi: Turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: Suara timpani, ada
pantulan gelombang cairan. Auskultasi: Peristaltik usus normal (20
kali/menit). Inguinal-genitalia-anus: Tidak ada hernia, tidak ada
pembesaran limfe,tidak ada kesulitan defekasi
B6 (Bone). Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang
dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi
motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena
adanya luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening
berbau khas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan abses tulang, pertumbuhan tulang baru dan
pengeluaran pus
2. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan proses
pembentukan tulang baru, pengeluaran pus tirah baring lama dan penekanan
lokal.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu
makan, penurunan kemampuan tonus otot, demam dan malaise.
4. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Sasaran pasien meliputi peredaan nyeri, perbaikan mobilitas fisik dalam batas - batas
terapeutik, kontrol dan eradikasi infeksi, dan pemahaman mengenai program
pengobatan. (Brunner, suddarth. 2001)
EVALUASI KEPERAWATAN
Hasil yang diharapkan :