Anda di halaman 1dari 15

Semiotika Louis Hjelmslev

Fajar Agustian
(21201011006)
Biografi Louis Hjemslev
Louis Hjelmslev lahir di Denmark tahun 1899 dan meninggal pada 30
mei 1965.
Louis Hjelmslev (1899-1965) merupakan pendiri aliran linguistik
strukturalis yang radikal, yang dikenal dengan nama glossematics atau
aliran Linguistik Copenhagen.
Dalam teori glossematics ini, bahasa terdiri atas “bahasa linguistik” dan
“nonlinguistik dan lingkup penelitian yang diperluas ini membuat
glossematics sebagai aliran semiotik yang penting.
glosemiotics merupakan suatu teori formal dan abstrak, yang mengkaji
faktor-faktor tetap system semiotic tanpa mempertimbangkan dimensi
pragmatis dalam semiosis. Dengan melakukan abstraksi dari struktur
subtansi maerial bahasa, glosemiotics membidik tataran generalitas
deskriptif yang membuat teori bahasanya bisa diterapkan pada kajian
tentang system tanda secara umum.
Kontribusi Hjelmslev kepada semiotika
 Survei Terhadap Karya Luois Hjelmslev

Pondasi semiotic Hjemslev terletak pada semiology dan linguistic strukturalnya Saussure.
Kemudian dalam konteks strukturalisme linguistic, glosemiotics oleh formalisnya dibedakan
oleh fungsionalismenya yang menandai strukturalisme aliran Praha. Ciri pembeda lain dari
glosemiotics ini adalah teori Homologi strukturalnya antara ekspresi dan bidang isi bahasa,
yang oleh A.Martinet dianggap tidak selaras dengan teori atriculasi gandanya.
Pada kajian semiotic Louis Hjelmslev ini yang paling berpengaruh adalah Omkring
sprogteoriens grundlaeggelse yang diterjemahkan oleh F.J Whitefield menjadi Prolegomena to
a Theory Language (1943).
 Pengaruh Hjelmslev dalam Kajian Semiotik

Hjlemslev telah memiliki pengaruh paling besar terhadap Greimas dan Aliran Parisnya,
namun teori semiotic dari Eco juga didasarkan pada prinsip-prinsip utama Hjelmselvian.
Element of Semiotics karya Barthes dany semiotic filmnya Metz (1971-1977) ditemukan
dalam semiotic Hjelmslev. Unsur teori Hjelmslev yang telah dipoplerkan dalam semiotic
terapan adalah teori konotasinya.
Bahasa, Semiotik dan Semiologi
 Bahasa dan Semiotik
Titik keberangkatan heuristic bagi semiotic Hjelmslev adalah bahasa, yang
dalam definisinya tidak hanya merupakan bahasa "alami" tetapi "bahasa dalam
pengertiannya yang jauh lebih luas", termasuk "struktur apapun yang setara
dengan bahasa dan memenuhi definisi tertentu". Hjelmslev memperkenalkan
istilah semiotic untuk bahasa dalam pengertian yang luas ini, yaitu "semiotic
merupakan suatu hierarki, yang sembarang komponenya menurut analisis
perlu dimasukkan ke dalam kelas-kelas yang ditetapkan oleh hubungan
bersama". Jadi bahasa alami dalam terminoligi ini adalah semiotic.
 Semiologi dan Metasemiotik
Hjelmslev mendefinisikan semiology sebagai metabahasa dan system semiotic
sebagai "suatu metasemiotik dengan semiotic nonilmiah sebagai semiotic
objek". Dengan pengertian ini, linguistic merupakan semiology yang objeknya
(semiotic) adalah bahasa alami.
Model Tanda Hjelmslev
 Garis Besar tentang Model Diadik Bertingkat
Penanda (citra bunyi) dan petanda (konsep) merupakan dua
sisi model tanpa tanda Saussure. Hjelmslev menamakannya
kembali keduanya dengan nama expression (ekspresi) dan
content (isi) dan menyebut keduanya dengan bidang-bidang
tanda. Bidang ekspresi dan bidang isi ini kemudian dipilah
kedalam subtansi dan bentuk semiotic yang menghasilkan empat
strata, yaitu bidang isi, bidang ekspresi, subtansi isi dan subtansi
ekspresi.
Model Tanda Hjelmslev
 Bentuk, Subtansi dan Purport
a. Subtansi, Bentuk dan Benda
Subtansi adalah sebagai inti sesuatu yang tetap sama, sebaliknya
penampilannya, yakni bentuknya berubah, Benda merupakan barang
dasar, bahan mentah yang menyusun objek-objek dunia.
b. Tujuan (Purport) Isi dan Ekspresi
Di bidang isi bahasa, isi-tujuan merupakan massa pemikiran tak
terbentuk (Hjelmselv 1943:52) tak dibentuk secara berbeda-beda oleh
bahasa yang berbeda. Contohnya garis kontinum tak terbentuk
(amorphous continuum) spectrum warna dan istilah-istilah warna dalam
bahasa-bahasa yang berbeda.
Di bidang ekspresi, ekspresi-purport merupakan potensi fonetis artikulasi
vocal manusia yang digunakan secara berbeda-beda untuk membentuk
system fonologis bahasa alami didunia ini.
Model Tanda Hjelmslev
c. Subtansi yang terbentuk
Subtansi semiotic merupakan hasil penataan khusus atas benda oleh
bentuk. Contoh seperti pasir yang sama bisa dimasukkan kedalam cetakan
yang berbeda, benda juga bisa dibentuk kedalam subtansi yang terbentuk.
Secara lebih khusus Hjelmslev menguraikan pembentukkan subtansi diluar
benda sebagai berikut " berdasarkan bentuk isi dan bentuk ekspresi, dan
hanya berdasarkan pada bentuk-bentuk itu masing-masing ada dalam isi
subtansi dan ekspresi subtansi, yang muncul karena adanya bentuk yang
diproyeksikan pada benda, sama seperti jarring terbuka yang menangkap
bayangan pada permukaan yang terbagi".
d. Bentuk Murni
Hjelmslev mendefinisikan dua strata bentuk itu sebagai system hubungan
murni " entitas bentuk linguistic bersifat aljabar dan tidak memiliki
penandaan alami. Oleh sebab itu entitas-entitas bisa ditandai secara arbitrer
dengan banyak cara.
Model Tanda Hjelmslev
e. Isi Bentuk dan Isi Subtansi
Isi bentuk "terlepas dari dan berada dalam hubungan arbitrer dengan
purport (benda) dan membentuknya kedalam content-subastance (isi
subtansi). Hjelslev menyimpulkan bahwa berdasarkan subtansi :"uraian
tentang subtansi tergantung pada uraian tentang bentuk linguistic. Impian
lama tentang suatu system fonetik dan system isi (system konsep) yang
universal tidak bisa di wujudkan.
f. Ekspresi Bentuk dan Ekspresi Subtansi
Pada bidang ekspresi suatu bahasa tutur, system fonologis merupakan
ekspresi subjeknya dan system dasar hubungan subtansi merupakan
ekspresi bentuknya. Contoh dalam bahasa yang memiliki ortograf yang
relative otonom, seperti bahasa Inggris dan Perancis, bahasa tulisnya
berbeda dengan bahasa tutur dalam ekspresi subtansi maupun dalam
ekspresi bentuknya.
Model Tanda Hjelmslev
 Funsi Tanda, Tanda dan Simbol
a. Fungsi Tanda dan Penunjukkan
Hjelmslev mendefinisikan tanda sebagai suatu entitas yang
dihasilkan oleh hubungan yang tak dapat dipisahkan oleh antara ekspresi
dan isi. Hjelmslev menyebut saling ketergantungan antara ekpresi
bentuk dan isi bentuk sebagai hubungan solidaritas. Ekpresi bentuk da
nisi bentuk juga didefinisikan sebagai functive suatu fungsi tanda.
Maka tanda adalah yang tampak agak paradoksial meerupakan tanda
untuk isi subtansi dan tanda untuk ekspresi subtansi. Dalam pengertian
seperti inilah tanda bisa dikatakan tanda untuk sesuatu. Tanda
merupakan suatu entitas bersisi dua dan memiliki dampak pada dua hal
yaitu keluar ke arah ekspresi subtansi, dan ke dalam kea rah isi subtansi.
Model Tanda Hjelmslev
b. Tanda dan Figurae
Hjelmslev mendefinisikan unsur-unsur semiotic itu yang
bukan merupakan tanda itu sendiri namun hanya bagian darinya
sebagai figurae, dan menyebut unsur-unsur itu dengan nama
komponen tanda. Komponen tanda (ekspresi figurae) bahasa
adalah fonem-fonemnya.
Di bidang isi, komponen semantic tanda atau isi figurae
disebut pleremes yakni penuh, berisi makna. Contoh dekomposisi
yang dilakukan Hjelmslev terhadap tanda pada dua bidang itu
adalah analisisnya terhadap bentuk bahasa Inggris am, kata ini
terdiri dari dua ekspresi figurae a dan m, dan lima isi figurae,
yakni "be" indikatif, "present tense" orang pertama dan tunggal.
Model Tanda Hjelmslev
c. Homologi vs Perbedaan pada Bidang
Hjelmslev menyimpulkan dua bidang suatu bahasa memiliki struktur katagoris yang
sepenuhnya dapat disamakan. Di sisi lain struktur dua bidang pada suatu tanda bahasa
tentu berbeda. Dua gaya ekspresi suatu tanda am, misalnya tidaklah sama dengan lima
gaya isi tanda ini, jadi dua bidang tanda bahasa "tidak dapat diperlihatkan memiliki
struktur yang sepenuhnya sama, dengan memiliki hubungan satu lawan satu antara
functive-functive satu bidang dengan bidang yang lain.
d. Tanda Vs Simbol
Hjelmslev mendefinisikan sebagai entitas non semiotic yang bisa di presentasikan.
Dalam terminologinya, entitas monoplanar itu dengan isomorfi ekspresi isi didefinisikan
sebagai symbol, sementara istilah tanda terbatas pada biplanar, entitas semiotic yang bisa
didekomposisikan dua kali. Contohnya adalah bidang catur, lampu lalu lintas, nomor
telepon, dalam kasus-kasus itu ada hubungan 1:1 antara bentuk isi dan ekspresi. Warna
merah pada lampu lalu lintas bersesuaian dengan berhenti, hijau dengan terus dan kuning
dengan hati-hati. Tidak ada artikulasi selanjutnya. Oleh karena itu fenomena seperti itu
tidaklah biplanar namun monoplanar, kendati tanda-tanda itu tentu saja memiliki isi dan
ekspresi.
Semiotik Konotatif dan Estetika
Glosematk
 Denotasi, Konotasi dan Metatanda
a). Denotasi, Konotasi dan Metatanda
Menurut Hjelmslev konotator adalah unit-unit semiotic tentang gaya. Unit-unit
tersebut masuk ke dalam system semiotic yang disebut dengan semiotic konotatif.
Contoh berbagai sub katagori gaya, termasuk media, nada, daerah, bahasa nasional.
Konsep Hjelmslev tentang metasemiotik bersesuaian dengan definisi logis
istilah seperti bahasa tentan bahasa (primer), ahli bahasa menyembutnya sebagai
bahasa objek. Dalam semiotic Hjelmslev ia merupakan bahasa denotative, setiap
tata bahasa adalah metabahasa, karena ia menguraikan bahasa (objek) alami dan
fungsi.
Mengenai perbedaan antara konotatif dan metasemiotik, Hjelmslev menemukan
paralelisme struktur yaitu semiotic konotatif adalah semiotic yang bidang
ekspresinya adalah semiotic, dan semiotic denotative adalah yang bidang isinya
semiotic.
Semiotik Konotatif dan Estetika
Glosematk
b). Konotasi Hjelmselv
Hjelmslev menyebutkan bahwa isi purport konotatif bisa terdiri atas
gagasan sesungguhnya sifat sacral atau sosial yang konsepnya
digunakan bersama seperti bahasa nasional. Isi konotatif selanjutnya
bisa terbatas pada salah satu dari dua bidang tanda denotative.
Hjelmslev berbicara tentang tanda "sinyal (signal) bisa selalu secara
taksa diacu ke satu bidang semiotic", sementara konotator "ditemukan
dalam kedua bidang semiotic". Isi konotatif yang berkaitan dengan
bidang ekspresi saja, sehingga membentuk sinyal. Contoh oleh
karakteristik paralinguistic perangkat suara atau kualitas suara, seperti
mereka yang beruara perempuan dibedakan dengan suara laki-laki atau
anak-anak. Isi konotatif sinyal ini didasarkan bahwa ekspresi subtansi
denotative. Subtansi ini berubah dengan kualitas suara, tidak dengan
ekspresi bentuk.
Semiotik Konotatif dan Estetika
Glosematk
 Konotasi sebagai Prinsip Estetik
a). Konotator Estetik Sederhana
Johanes membedakan antara konotator estetik sederhana dan kompleks dalam
sastra. Konotator estetetik sederhana adalah tanda-tanda yang ekspresinya hanya
terdiri atas satu dari empat strata tanda denotative (dalam terminology Hjelmslev
mereka adalah sinyal-sinyal).
Empat kemungkinan jenis konotator sederhana dalam interpretasi Johanes
adalah 1). Konotator sederhana yang didasarkan pada subtansi-ekspresif denotative
adalah rima dan nilai bunyi ekspresif 2). Konotator sederhana yang berasal dari
bentuk ekspresi denotative adalah efek ritme, karena konotator tersebut
diekspresikan oleh hubungan antara unsur-unsur ekspresi denotative 3). Konotator
sederhana yang didasarkan pada bentuk isi denotative adalah lisensi semantic dan
sintaksis (gaya, puitik dan sebagainya), karena konotator tersebut bebas dari
struktur metric ayat 4). Konotator sederhana yang didasarkan pada subtansi isi
denotative diperoleh dari kajian tentang "idiosinkrasi material dan intelektual
pengarang, presensinya atas subjek tertentu dan efek khususnya pada pembaca.
Semiotik Konotatif dan Estetika
Glosematk
b). Konotasi Estetik Kompleks
Berlawanan dengan konotator estetik sederhana,
konotator estetik kompleks menurut Johanes memiliki tanda
denotative dengan segala stratanya sebagai basis
ekspresinya.
Tanda konotatif terdiri dari empat strata, yaitu 1).
Subtansi ekspresi konotatif dibentuk oleh tanda denotative
2). Bentuk ekspresi konotatif terutama merupakan struktur
verbal estetiknya 3). Bentuk isi konotatif terdiri atas
hubungan-hubungan antara unsur-unsur isi konotatif 4).
Subtansi isi konotatif merupakan struktur psikis otonom
"pengalaman otonom".
 

Anda mungkin juga menyukai