FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2021 Latar Belakang • Evolusi dapat mempengaruhi setiap aspek bentuk dan perilaku organisme berupa perilaku spesifik dan adaptasi fisik yang merupakan hasil seleksi alam. Adaptasi ini meningkatkan fitness dengan membantu aktivitas oranisme misalnya dalam memperoleh makanan, menghindari predator atau menarik pasangan kawin. Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan bukti pengaruhnya pada kehidupan di masa lalu dan sekarang. Hasil evolusi ini kadang dibagi menjadi makroevolusi dan mikroevolusi – Rumusan Masalah • Apakah pengertian dari koevolusi? • Bagaimanakah mekanisme terjadinya koevolusi? • Apa saja kah contoh-contoh yang menggambarkan tentang koevolusi? • Apakah perbedaan antara koevolusi dan koadaptasi? • – Tujuan • Untuk mengetahui pengertian dari koevolusi. • Untuk mengetahui mekanisme terjadinya koevolusi. • Untuk mengetahui contoh-contoh yang menggambarkan tentang koevolusi. • Untuk mengetahui perbedaan antara koevolusi dan koadaptasi. Pengertian Kovelosi Koevolusi merupakan suatu proses antara dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses evolusi satu sama lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hidup disekitarnya, namun pada koevolusi, terdapat bukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan oleh genetika pada tiap spesies secara langsung disebabkan oleh interaksi antara dua organisme. Pengaruh evolusioner mutualistik antara dua spesies disebut koevolusi (Anies, 2006: 45). Mekanisme Evolusi Di dalam proses koevolusi terdapat hubungan antara evolusi dari suatu ekosistem dengan koevolusi. a. Evolusi Ekosistem b. Evolusi Ekosistem dan Hubungannya dengan Koevolusi Contoh-contoh Koevolusi Koevolusi tumbuhan dan serangga memiliki siklus, sebagai kelompok tumbuhan. Koevolusi antara racun tumbuhan dan mekanisme detoksifikasi serangga merupakan cara di mana serangga dan bunga mungkin terpengaruh pada setiap evolusi masing – masing. Contoh lainnya yaitu polinator. Beberapa gymnospermae diserbuki oleh serangga tetapi serangga penyerbuk tidak ada hubungannya dengan evolusi bunga pada angiospermae. Tumbuhan tanpa bunga akan diserbuki oleh mekanisme abiotik seperti angin. Pada spesies bunga yang lain, seleksi alam membuat serbuk sari bunga tersebut hanya dapat diberikan pada bunga lain namun asih dalam 1 spesies. Jika serangga terbang pada bunga spesies lain, serbuk sari menjadi sia – sia. Bunga mungkin akan meletakkan nektar pada tempat yang hanya dapat dijangkau oleh serangga yang memiliki organ terspesialisasi seperti lidah yang panjang. Perbedaan Koevolusi dan Koadaptasi
Koevolusi merupakan pengaruh evolusioner mutualistik
antara 2 spesies (Campbell, 2008: 180). Artinya koevolusi terjadi ketika dua atau lebih spesies saling mempengaruhi evolusi masing-masing atau terdapat pengaruh timbal balik antara kedua spesies. Seperti koevolusi antara angiosperma dan hewan penyerbuk atau polinatornya. Hal tersebut dapat menjelaskan koadaptasi antara spesies (Ridley, 2004: 613). Sedangkan koadaptasi merupakan suatu proses penyesuaian yang menguntungkan dari dua spesies yang saling berpengaruh. Seperti pada semut (Formica fusca) dan ulat Lycaenid dari kupu-kupu (Glaucopsyche lygdamus) yang membentuk adaptasi interspesifik. PENUTUP • Kesimpulan Koevolusi merupakan suatu proses antara dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses evolusi satu sama lainnya. Contoh koevolusi dapat terjadi pada tumbuhan berbunga (contohnya Anggrek Magascan) dengan serangga penyerbuknya (Hummingbird) dan parasit (contohnya Virus Myxoma) dengan inangnya (contohnya Kelinci asli Eropa). • Saran Makalah ini masih dalam pengembangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu dalam pengembangannya di butuhkan saran dan kritik untuk perkembangan makalah ini agar dapat lebih baik lagi, dan bisa bermanfaat bagi kami dan orang lain. DAFTAR PUSTAKA Anies. 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan. Jakarta: Elex Media Komputindo. Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fauzan, M.F., Sulistyaningrum, Gita, Hermadianti, Dea, Hndayani, Rizkia. 2007. Koevolusi antara Tumbuhan Dischidiamajor dengan Jenis Semut Lasiusfuliginosus sp. di Kawasan Hutan Desa Jatinegara. Tegal: 1-10. Hadisubroto, Tisno. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Reijntjes, C, et al. 1999. Pertanian Masa Depan: Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Jakarta : Kanisius Press. Ridley, Mark. 2004. Evolution Third Edition. UK: Blackwell Publishing. Saragih, S. 2008. Pertanian Organik. Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya. Soemarwoto, I, et al. 1980. High School Biology – Biologi Umum I. Jakarta: PT. Gramedia. Thank You