Anda di halaman 1dari 40

Pengakuan Negara

Suatu daerah lahir atau menyatakan


kemerdekaanya harus memenuhi 4
sifat, yang ditentukan dalam Pasal
1 Konvesi Montevideo tersebut.
Di dalam Ilmu Hukum Internasional
sifat keempat itu ialah : Mampu
mengadakan hubungan dengan negara-
negara lain menjadi penting karena
syarat ini yang menunjukkan
kemampuan negara baru itu untuk
dapat menjalin hubungan internasional
dengan negara yang mengakuinya.
Dalam praktek akibat pengakuan ini
banyak menimbulkan persoalan yang
senantiasa berubah-ubah dan tanpa
bentuk yang tetap serta tidak sistematis.
Hal ini dikarenakan :
1. Pengakuan lebih merupakan
persoalan politik daripada persoalan
hukum.
2. Adanya berbagai kategori pengakuan.
3. Adanya pengakuan dari pemberontak dan
status berperang (belligerent).
Ada 2 syarat dalam pengakuan negara lain
kepada negara yang perang saudara :
1. Pertempuran antara Pemberontak dan
Pemerintah merupakan perang yang
sebenarnya yaitu jika pemberontak
terorganisasi oleh satu pemerintah yang
menguasai satu wilayah tertentu dari
negaranya, maka negara itu untuk sementara
tidak mempunyai pemerintahan.
2. Pertempuran haruslah sedemikian rupa
sehingga negara lain tidak hanya merupakan
penonton saja, untuk itu diperlukan adanya
status perang. Akibat status perang adalah
bahwa negara yang memberi pengakuan itu
menuntut dan menerima untuk dirinya
semua konsekuensi dari adanya satu
peperangan yang teratur.
Pengakuan mengenai hakekat, fungsi dan
akibat pengakuan
Ada 2 teori mengenai hakekat,fungsi dan
akibat pengakuan, yaitu :
1. Teori Konstitutif, menyatakan bahwa
hanya pengakuan menimbulkan negara atau
yang memberikan kekuasaan atau status
kepada pemerintah dalam suasana
internasional.
2. Teori deklaratif atau pembuktian
(evidentiary), menyatakan bahwa negara
atau kekuasaan pemerintah baru sudah ada
sebelum pengakuan. Pengakuan hanya
merupakan persetujuan formil tentang
kenyataan itu.
Menurut Oppenheim-Lauterpacht dalam
bukunya International Law menyatakan
bahwa :
1. Hanya melalui pengakuan dan secara
eksklusif suatu negara menjadi Person
Internasional dan subyek Hukum
Internasional. Jelas ini merupakan
konstitutif.
2. Dengan mengakui suatu negara baru
sebagai anggota masyarakat internasional
dari negara-negara yang tidak ada
menyatakan pendapatnya bahwa negara
baru yang dimaksud memenuhi syarat-
syarat negara sebagaimana dimintakan oleh
Hukum Internasional.
Manfaat atau gunanya pengakuan
internasional adalah :
1. Untuk mendapatkan personalitas
internasional, maksudnya jika negara baru
itu mempunyai personalitas internasional
berarti mempunyai kapsitas internasional
(International Capacity), maka negara
tersebut mempunyai hak dan kewajiban.
2. Untuk bisa menjadi anggota organisasi
internasional.
3. Untuk dapat berhubungan dengan negara-
negara di dunia.
4. Untuk mendapat pengakuan, karena
pengakuan oleh beberapa negara lain belum
berarti sepenuhnya menjadi masyarakat
internasional dalam arti bahwa negara yang
diakui negara-negara satu blok namum
negara-negara dari blok lainnya tidak
mengakui maka harus ada keaktifan yang
ditunjukkan sehingga kebijaksanaan
politiknya tidak menimbulkan keragu-raguan
terhadap semua pihak.
Jenis-jenis pengakuan
Dalam Hukum Internasional dikenal
berbagai jenis pengakuan yaitu :
1. Pengakuan secara diam-diam (implied
recognition), dan pengakuan secara tegas
(express recognition).
2. Pengakuan bersyarat (conditional
recognition) dan pengakuan tidak
bersyarat (unconditional recognition).
3. Pengakuan kolektip (collective
recognition) dan pengakuan individual
(individual recognition).
4. Pengakuan kepala negara atau pengakuan
kepala pemerintahan.
5. Pengakuan de facto dan pengakuan de
jure.
Dalam Hukum Internasional juga dikenal
adanya istilah pengakuan
prematur(premature recognition atau
precipitate recognition) yaitu pengakuan
dari suatu negara terhadap negara yang baru
merdeka, tetapi negara baru tersebut bekas
jajahan yang kemudian melepaskan diri
untuk kemerdekaannya.
Akibat hukum pengakuan
Akibat hukum pengakuan mempunyai arti
penting jika pengakuan ini menjadi persolan-
persoalan pembuktian, penafsiran dan prosedur
turut dipertimbangkan, di samping pengakuan
ini juga memberikan status kepada kesatuan
(dalam hal ini badan hukum atau negara yang
baru merdeka) yang diakui baik dalam Hukum
Internasional maupun dalam Hukum Nasional.
Dalam Hukum Internasional
Kesatuan yang diakui secara de facto dan de
jure menyebabkan ia menjadi anggota dari
persekutuan internasional (International
Community) dan sejak saat itu terikat oleh
ketentuan-ketentuan Hukum Internasional.
Dalam Hukum Nasional
Akibat hukum pengakuan terhadap negara
atau pemerintah yang baru lahir atas
kemampuan dapat ditinjau dari 2 aspek
yaitu :
1. Aspek positip
2. Aspek negatip
Aspek positip
Kemampuan sebagai negara atau
pemerintah yang berdaulat penuh
menimbulkan hak-hak sebagai berikut :
1) Berhak untuk berperkara di depan
pengadilan negara yang mengakui.
2) Berhak akan kekebalan dalam perkara
mengenai hak milik dan bagi wakil-wakil
diplomatiknya.
3) Berhak menuntut dan menerima kembali
milik yang berada dalam yuridiksi negara
yang mengakuinya, dimana milik tersebut
dulunya adalah kepunyaan pemerintah yang
sebelumnya.
4) Berhak untuk mempertimbangkan
pengadilan negara yang mengakui, yang
dipengaruhi tidakan-tindakan eksekutif dan
legilatif baik di masa lampau, sekarang
maupun yang akan datang.
Aspek negatip
Ini merupakan kebalikan dari aspek positip
yaitu mengemukakan ketidakmampuan atau
ketidakcakapan negara atau pemerintah
yang baru yang belum diakui dalam hal-hal
sebagai berikut :
1. Kesatuan itu tidak dapat diperkarakan di
depan pengadilan negara yang tidak
mengakui.
2. Wakil-wakil kesatuan yang belum diakui
tidak dapat menuntut kekebalan dalam
perkara-perkara hukum.
3. Milik kesatuan yang tidak diakui dapat
dimiliki oleh wakil-wakil regim yang
ditumbangkan.
Berlangsungnya dan berakhirnya suatu negara
Pemerintahan suatu negara tidak boleh
diidentifikasikan dengan negara itu sendiri,
tetapi pergaulan antara negara-negara hanya
mungkin jika masing-masing mempunyai satu
pemerintahan, yang dengan perantaraanya
negara-negara lain bisa mengadakan hubungan
dan tindakan-tindakanya bisa dianggap
mengikat bagi negara itu.
Wilayah Negara
Negara sebagai pribadi dalam Hukum
Internasional harus memiliki kualiikasi
sebagai berikut, penduduk tetap, wilayah
tertentu, pemerintah dan kemampuan
berhubungan dengan negara-negara lainnya.
a. Cara-cara untuk memperoleh wilayah
dalam Hukum Internasional
Di dalam Hukum Internasional dikenal ada 5
cara untuk memperoleh suatu wilayah, yaitu :
b. Prescription (daluwarsa)
c. Accreion (pertambahan)
d. Cession (penyerahan)
e. conquest (penaklukan)
f. Occupation (pendudukan)
1. Prescripton (daluwarsa)
Cara prescription baru dapat dibenarkan
atau diakui, apabila penduduknya atas suatu
wilayah tertentu itu telah dilakukan dalam
waktu yang cukup lama tanpa adanya protes
atau gugatan-gugatan dari pihak manapun
dan memerintah wilayah tersebut secara
teratur.
2. Accretion (pertambahan)
Accretion adalah suatu cara untuk
menambah luasnya wilayah negara dengan
melalui proses peralihan keadaan alam baik
melalui proses alami (natural) ataupun
melalui proses buatan (artificial).
3. Cession (penyerahan)
Cession adalah proses memperoleh wilayah
baru atau cara penambahan wilayah melalui
suatu perjanjian (penyerahan melalui
perjanjian tertulis).
4. Conquest (penaklukan)
Conquest adalah cara memperoleh wilayah
melalui peperangan. Dengan ditaklukkannya
suatu wilayah secara mutlak melalui
peperangan, maka pada saat-saat terakhir
peperangan tersebut diperlukan adanya
pernyataan dari negara penakluk mengenai
kehendaknya untuk merampas (mencaplok)
wilayah itu.
5. Occupation (pedudukan)
Occupation adalah cara memperoleh
wilayah yang tadinya belum merupakan
bagian dari wilayah kekuasaan suatu negara.
Faktor terpenting dalam cara Occupation ini
adalah asaas keefektifan dengan tidak
mempersoalkan apakah sudah ada atau
belum ada pendudukan.
b. Bagian-bagian wilayah negara
Kedaulatan negara berlaku di semua bagian-
bagian wilayah negara. Secara yuridis
negara dipandang sebagai pribadi hukum
yang mempunyai supreme will yaitu
kedaulatan sebgai kekuasaan tertinggi.
1. Wilayah darat
Wilayah darat terdiri: dataran rendah,
dataran tinggi, pegunungan dan lembah.
Negara yang wilayahnya daratan sering
disebut negara tak berpantai .
2. Wilayah Laut
Negara yang mempunyai laut disebut juga
negara pantai (Coastal State).
Bagian-bagian dari laut adalah :
1) Laut lepas (high seas)
2) Laut nasional atau perairan nasional
(national waters)
Laut lepas adalah laut yang lepas dari
kedaulatan suatu negara atau lepas dari
yurisdiksi suatu negara pantai.
3. Wilayah udara
Untuk menentukan wilayah udara dihitung
dari batas wilyah laut atau garis luar laut
wilayah atau ada juga dihitung dari garis
batas wilayah negara.
Wilayah udara boleh dikatakan terbagi atas 2
bagian yang dibatasi oleh atmosfir.
a. Wilayah di bawah atmosfir terdapat ruang
udara, di sini berlaku ketentuan-ketentuan
dalam Konvensi Chichago 1944.
b. Wilayah di atas atmosfir ruangnya hampa
udara, bagian ini dinamakan ruang
angkasa luar dan berlaku ketentuan-
ketentuan dalam Space Treaty 1967.
HAK-HAK DAN KEWAJIBAN-
KEWAJIBAN NEGARA
Hak-hak dan kewajiban-kewajiban negara
ini ada kaitan erat dengan masalah-masalah
pertanggungan jawab negara dan juga
dengan individu yang dapat menimbulkan
hak dan kewajiban negara terhadap orang
asing, nasionalitas, ekstradisi, dan suaka,
serta hak-hak asasi manusia.

Anda mungkin juga menyukai