Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam ciri khas
daerah karena banyaknya ras, agama, suku, dan bahasa, menurut
KOMINFO Indonesia memiliki 724 bahasa yang terdiri atas berbagai suku
dan sub suku bangsa jumlahnya tidak kurang dari 478. Faktor yang mejadi
penyebab keberagaman yang ada di Indonesia yaitu meliputi letak geografis
yang strategis, kondisi alam yang berbeda, bentuk kepulauan, faktor
transportasi dan komunikasi, sejarah, kondisi iklim sehingga membuat
banyak keberagaman yang saling berdampingan dalam masyarakat
Indonesia. Berbagai adat istiadat yang berkembang dan selalu dilestarikan
oleh masyarakat memunculkan kearifan lokal di setiap daerah. Kearifan
lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh sekelompok
tertentu yang dihasilkan berdasarkan pangalaman hidup masyarakat
(Rayono Dalam Daniah, 2016).
Kearifan lokal memiliki nilai-nilai positif yang sangat melekat pada
masyarakat dan nilai tersebut sudah melewati proses yang panjang, salah
satu daerah yang kental dengan berbagai kearifan lokal adalah daerah Pulau
Bali. Desa Tenganan ini merupakan desa tertua yang berada di Bali terletak
di Kecamatan Karangasem, Bali tersebut masih kental akan budayanya yang
sedikit ataupun tidak ada campur tangan dengan budaya luar. Warga di desa
tersebut lebih patuh pada peraturan desa dibandingkan dengan peraturan
nasional, karena menurut mereka jika melanggar peraturan adat maka akan
ada efek berkepanjanganggan sampai akhir hidup mereka.
Hukum Adat di Desa Tenganan ini banyak perbedaan dengan
Hukum Adat di luar Desa Tenganan yaitu mereka memiliki kalender
perhitungan sendiri yang berbeda dengan adat Bali modern tetapi memiliki
tujuan yang sama. Lalu dalam 1 tahun tidak ada bulan tanpa upacara, salah
satunya adalah ritual Mekare-kare atau yang lebih dikenal dengan Perang
Pandan merupakan bagian puncak dari prosesi serangkaian upacara
Ngusaba Sambah yang digelar setiap bulan Juni berlangsung selama 30 hari.
Warga Desa Tenganan ini menganut sistem endogamy dimana masyarakat
serempat terikat dalam awig-awig (hukum adat) yang megharuskan
pernikahan dilakukan dengan sesama warga Desa Tenganan, semua warga
Tenganan setara tidak mengenal kasta dan untuk pembagian waris
perempuam dan laki-laki jumlahnya sama.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaplikasian hukum pada adat istiadat dan pariwisata di
Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali?
2. Apakah terdapat beberapa hal khusus yang hanya diterapkan pada desa
Tenganan?

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode yuridis


sosiologis. Metode yuridis sosiologis merupakan metode pendekatan yang
menekankan penelitian dengan tujuan memperoleh pengetahuan hukum
secara empiris dengan jalan terjun langsung pada objeknya. Metode ini juga
melihat suatu kenyataan hukum yang ada di dalam masyarakat dan
digunakan untuk melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial di
dalam masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
melalui terjun langsung ke lapangan atau data lapangan.

Anda mungkin juga menyukai