Anda di halaman 1dari 12

KAPITA

SELEKTA
HUKUM
PIDANA
Kelompok 5
Anggota :
• Aulia Firdaus Hanita
(30302000336)
• Annisa Lutfiana Zafira
(30302000334)
• Nanda Rahma Aulia
(30302000234)
• Titis Yosi Nurbaeti
(30302000356)
• Tiara Khoirun Nisak
(30302000392)
• Vernanda Paristiana Putri
(30302000395)
Dalam perkara pidana khusus pada tingkat kasasi
telah memutuskan :
Pelaku Bernama :

○ Mario Atihuta (Terdakwa), Yang merupakan anggota Polri.

Jeratan Pasal yang Dikenakan :

◇ Pasal 1 Ayat (1) UU Darurat No. 12 1951 tentang Senjata Api dan Amunisi.
Putusan Nomor 1907 K/Pid.Sus/2017
Detail Kronologi :
Senin, tanggal 11 April 2016, beberapa anggota polisi dari Ba Paminal
Polda Maluku melakukan tugas operasi bersih di kalangan anggota Polri
yang bertugas di Maluku, termasuk kediaman milik Mario Atihuta yang
dinyatakan sebagai Terdakwa.
Saat tiba di depan rumah Terdakwa, terdapat anggota polisi tersebut
mengetuk pintu, namun dikarenakan tidak ada jawaban hingga kurang
lebih 1 (satu) jam, anggota lain mengetuk pintu secara bergilir.

Dalam waktu yang bersamaan, terdengar suara makian dari dalam


rumah Terdakwa, yang diduga merupakan suara dari Terdakwa. Selepas
itu, Terdakwa mengambil 1 (satu) buah senter dan senjata api genggam
jenis revolver. Saat Terdakwa membuka pintu depan dan mendekati
beberapa anggota polisi di luar, Terdakwa langsung mengarahkan
senjata itu kepada para anggota.
Putusan Nomor 1907 K/Pid.Sus/2017
Detail Kronologi :
Timbulah pengejaran kepolisian terhadap Terdakwa dengan berpencar
serta meninggalkan rumah Terdakwa. 30 menit setelahnya, beberapa
polisi kembali ke rumah Terdakwa dengan pendampingan 2 anggota
Pol. Airud, dimana sebelumnya telah mengajukan permintaan
penambahan bantuan oleh beberapa anggota polisi di Kantor Dit. Pol.
Airud. Saat kembali ke rumah Terdakwa itu, Terdakwa tidak lagi berada
di rumah, hanya terdapat orang tua Terdakwa serta kakak Terdakwa,
yang ikut serta dalam pemeriksaan kamar Terdakwa setelah
memperoleh izin dari orang tua Terdakwa
Putusan Nomor 1907 K/Pid.Sus/2017
Detail Kronologi :
Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya sejumlah amunisi dari
berbagai jenis senjata api dalam kamar Terdakwa. Adapun jenis senjata
api tersebut, antara lain: 50 butir peluru tajam kaliber 6,5; 50 butir
peluru revolver tajam kaliber 3,8; 6 butir peluru revolver tajam kaliber
3,8; 1 butir peluru karet V2; 46 butir peluru tajam kaliber 5,56; 38 butir
peluru V2 tajam kaliber 7,62; 1 buah Magasen SS1; 1 buah magasen V2;
dan 1 buah pendingin laras Ruger Mini. Dalam lemari Terdakwa,
ditemukan pula sejumlah amunisi. Barang tersebut diakui oleh
Terdakwa. Bahwasanya amunisi itu merupakan sisa penyelesaian misi
pengamanan kerusuhan di kota Ambon pada 11 September 2011.
Terdakwa belum sempat mengembalikan amunisi ke gudang logistik
Kantor Direktorat Samapta, sebab Terdakwa dipindahtugaskan ke Polres
Seram bagian Timur (SBT). Setelahnya, barang bukti dibawa oleh
kepolisian guna penyitaan.
Putusan Nomor 1907 K/Pid.Sus/2017
Detail Kronologi :
Pada 19 April 2016, dilakukan penggeledahan kembali terhadap
Terdakwa dan ditemukan senjata api jenis air soft gun beserta amunisi
sejumlah 6 butir oleh anggota Direktorat Narkoba Polda Maluku.
Dari penggeladahan itu, Terdakwa terbukti tidak memiliki izin dari
pimpinan untuk menyimpan amunisinya, karena tidak sesuainya
prosedur penggunan senjata api oleh kalangan anggota Polri. Di dalam
polisi melaksanakan tugasnya, amunisi yabg tersisa harus dikembalikan
ke gudang logistik Polda, dengan penyesuaian batasan amunisi yang
disesuaikan dengan kebutuhan tugas
Penuntut umum menuntut Terdakwa dengan menyatakan bahwa
Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar
Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Darurat Tahun 1951 tentang
Senjata Api dan Amunisi, yang menyatakan bahwa “Barang siapa, yang
tanpa hak memasukkan ke Indonesia membuat, menerima, mencoba
memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,
membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam
miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan,
atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau
sesuatu bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman
penjara seumur hidup atau hukuman penjara sementara
setinggitingginya dua-puluh tahun.”
Unsur yang memenuhi :
Penuntut umum telah meyakini bahwa Terdakwa melanggar pasal tersebut
dengan pemenuhan unsur di dalam, yaitu:
a. “Barang siapa”, yang dimaksud di sini adalah Terdakwa.
b. “Yang tanpa hak”, dalam unsur ini penuntut umum yakin bahwa Terdakwa tidak
memiliki hak dan/atau izin menyimpan senjata api beserta amunisi yang tersimpan
dalam rumah orang tua Terdakwa serta tidak sesuai dengan prosedur penggunaan
senjata api untuk kalangan anggota Polri. Seharusnya, sisa amunisi itu dikembalikan
ke logistik Polda setelah selesai melaksanakan tugas pengamanan. Ada pula
batasan amunisi yang diberikan kepada anggota Polri sesuai kebutuhan tugasnya.
c. “Memasukkan ke Indonesia membuat, menerima, mencoba memperoleh,
menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai
persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu
senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak”, unsur ini dipenuhi dengan
Terdakwa yang terbukti menguasai, membawa, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan senjata api atau sesuai bahan peledak.
keterangan tambahan
○ Adanya sudut pandang majelis hakim yang berbeda. Terdakwa tidak memenuhi ketiga unsur
yang terkandung dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Darurat Tahun 1951 tentang
Senjata Api dan Amunisi. Unsur pada huruf B dan huruf C dianggap tidak terpenuhi karena
Terdakwa secara tidak sengaja menyimpan, membawa dan menyembunyikan senjata api
tersebut, dengan alasan bahwa fakta di persidangan tidak mencukupi guna menyatakan
Terdakwa memenuhi unsur-unsur itu.

○ Berdasarkan keterangan Terdakwa dan dikuatkan saksi Yakub Somra Tuasa


(Kepala Gudang Senjata), sisa amunisi pada saat Terdakwa menjadi anggota
pengamanan kerusuhan di Kota Ambon di Pohon Pule, di Waringin, dan AWC (Amor
Water Canon), amunisi yang berserakan karena water canon terbakar itu
dikumpulkan Terdakwa dan dibawa pulang.
keterangan tambahan
Setelah amunisi terkumpul lama di rumah Terdakwa, ia melapor kepada saksi
Yakub Somra Tuasa akan menyerahkan amunisi itu kepadanya selaku Kepala
Gudang Senjata Polda. Akan tetapi saksi Yakub menyatakan bahwa jika disimpan di
gudang agak sulit, karena penyimpanan amunisi di gudang tidak boleh lebih
ataupun kurang, maka amunisi yang masih tersimpan di rumah Terdakwa akan
dilaporkan kepada pimpinan sampai Terdakwa dipindahtugaskan ke Seram Timur.

○ Laporan Terdakwa tentang pengembalian amunisi, yang menurut Yakub


menunggu perintah pimpinan hingga Terdakwa pindah pun tidak ada berita, maka
amunisi tersebut tetap tersimpan di rumah orang tua Terdakwa hingga
dilakukannya penggeledahan oleh Provos Kepolisian.

○ Atas dasar tersebut, tidak ada niat jahat pada diri Terdakwa dalam penguasaan
amunisi, sehingga perbuatan Terdakwa tidak dapat dikategorikan sebagai
penguasaan tanpa hak. Maka, Terdakwa diberikan Putusan Bebas oleh Majelis
Hakim.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai