Anda di halaman 1dari 14

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH BALI
RESOR GIANYAR
Jalan Ngurah Rai 6, Gianyar 80511

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TENTANG
PENJAGAAN, PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
TAHANAN DI LINGKUNGAN POLRES GIANYAR

GIANYAR, Januari 2019


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH BALI
RESOR GIANYAR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENJAGAAN, PEMELIHARAAN, DAN
PERAWATAN TAHANAN

1. Tahap Persiapan

a. Anggota yang melaksanakan piket jaga tahanan adalah anggota Sat Sabhara Polres
Gianyar.

b. Piket dilaksanakan secara bergantian oleh 3 (tiga) regu selama 1 X 12 jam yang diatur
dalam jadwal piket jaga tahanan.

c. Penjagaan tahanan ditujukan terhadap:

1) Kondisi tahanan antara lain kesehatannya.

2) Aktivitas tahanan (keluar masuk, proses pemeriksaan, olahraga, besuk tahanan,


berobat).

3) Kondisi rumah tahanan antara lain kebersihan dan kelengkapannya.

d. Mengecek kelengkapan (senjata api, senter malam hari) dan Iain-lain yang diperlukan.

e. Anggota jaga tahanan harus mengetahui jumlah dan keadaan tahanan dari daftar
tahanan yang ada (pada buku dan papan tahanan serta surat penahanan).

f. Sebelum serah terima jaga tahanan, anggota jaga lama dan baru mengadakan
pemeriksaan :

1) Jumlah tahanan, keadaan fisik dan mental tahanan.

2) Mencocokan daftar tahanan dan mengadakan pemeriksaan kondisi ruang


tahanan secara umum.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Petugas Jaga Tahanan, diatur sebagai berikut :

1) Membuat jadwal, anggota yang bertanggung jawab pada jam-jam tertentu.

2) Mengupayakan agar anggota jaga tahanan melakukan pengecekan terhadap


situasi tahanan dan ruang tahanan setiap 30 menit s/d 1 jam atau disesuaikan
dengan kekuatan personil petugas jaga.
2

3) Melakukan penjagaan dan pengawasan secara ketat terhadap tahanan.

4) Awasi lingkungan dalam dan luar ruang tahanan secara ketat dan teliti.

5) Mencatat ke dalam buku mutasi apabila ada kelainan/penyimpangan dari pada


tahanan dan situasi sekitar ruang tahanan serta dibuat laporan.

6) Melakukan tindakan tepat, tegas, cepat dan benar terhadap penyimpangan-


penyimpangan dari tahanan.

7) Segera laporkan kepada Pawas dan Ka Spk bila diketahui adanya


penyimpangan.

b. Pelaksanaan tugas pada saat serah terima jaga tahanan :

1) Petugas jaga lama menyerahkan tugas jaga/ pengawasan tahanan dengan


lengkap dan informasikan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas yang
baru.

2) Petugas yang baru mengecek jumlah tahanan, kondisi fisik setiap tahanan,
barang-barang milik tahanan yang dititipkan, SPP serta hal-hal lain sehubungan
dengan penyerahan dari petugas lama.

3) Serah terima tugas jaga tahanan agar dicatat dalam buku mutasi penjagaan
selengkap-lengkapnya.

c. Larangan memasuki RTP dan yang di perbolehkan masuk dalam RTP adalah :

1) Piket Tahanan
2) Kapolres
3) Waka Polres
4) Kabag Ops
5) Kasiwas
6) Paur Kes
7) Petugas Identifikasi
8) Piket Propam
9) Pembesuk yang telah diperiksa

d. Pelaksanaan tugas jaga tahanan apabila sewaktu-waktu masuk ke dalam ruang


tahanan :

1) Pada saat petugas jaga tahanan masuk ke dalam kamar tahanan ada
kemungkinan tahanan sewaktu-waktu memperdaya, melemahkan atau
merampas peralatan/ senpi petugas jaga tahanan yang selanjutnya bertindak untuk
melarikan diri, pemberontakan, menyandera atau melakukan perbuatan yang
merugikan anggota Polri.
3

2) Untuk menghindari perbuatan yang merugikan maka bila anggota Polri harus
masuk ke sel tahanan agar tidak membawa senpi dan diatur cara-cara
pengamanan sebagai berikut :

a) Petugas jaga tahanan harus dapat mengetahui tahanan mana yang perlu
diwaspadai dan memerlukan perhatian khusus.

b) Pada prinsipnya petugas yang memasuki ruang tahanan minimal 2 orang


petugas :

(1) Petugas pertama yang memasuki ruang tahanan.

(2) Petugas kedua mengawasi gerak-gerik tahanan dalam rangka


mengamankan petugas yang masuk ke dalam ruang tahanan.

c) Jarak masing-masing petugas tersebut diatur sedemikian rupa sehingga


dapat mengamankan petugas lainnya agar :

(1) Memberikan peringatan bila terjadi bahaya.

(2) Memudahkan petugas untuk saling membantu.

(3) Mengamankan situasi secara bersama-sama.

d) Kekuatan petugas yang masuk dalam ruang tahanan disesuaikan dengan


jumlah tahanan.

e) Petugas yang masuk ke dalam ruang tahanan hendaknya mengambil


posisi taktis yang menguntungkan dalam arti sewaktu-waktu mudah
melumpuhkan gerakan tahanan yang membahayakan.

f) Keluar dan masuknya tahanan hendaknya diatur secara bergilir sesuai


dengan kepentingan.

g) Dilarang membuka kamar tahanan pada malam hari.

h) Petugas jaga tahanan dilarang :

(1) Meminta uang/barang/jasa apapun dari tahanan atau keluarga yang


datang menjenguk.

(2) Menyuruh bekerja seperti membersihkan kendaraan, menyapu


halaman/lantai kotor.

(3) Melakukan ancaman, penganiayaan ataupun menyakiti hati tahanan.

(4) Apabila terjadi kelalaian atau kesengajaan dari petugas tahanan yang
mengakibatkan matinya tahanan atau melarikan diri, maka petugas
jaga tahanan dan pimpinan 2 (dua) tingkat di atasnya dikenakan
tuntutan/ sanksi hukuman sesuai peraturan yang berlaku.
4

i) Sikap petugas jaga tahanan.

(1) Petugas jaga tahahan tidak boleh lengah dan harus selalu waspada.

(2) Harus etis, open / correct dan tidak arogan.

(3) Memberikan pembinaan dan pelayanan yang baik agar sekeluarnya


dari ruang tahanan yang bersangkutan tidak merasa sakit
hati/dendam kepada anggota Polri.

(4) Dibina dan diarahkan setelah mereka bebas dapat membantu tugas
Polri.

j) Tindakan yang harus diperhatikan oleh piket jaga tahanan sebelum


tahanan dimasukan dalam ruang tahanan :

(1) Tahanan harus dilengkapi dengan Surat Perintah Penahanan (SPP)


yang ditanda tangani oleh Penyidik.

(2) Setiap tahanan yang akan ditahan di ruang tahanan, agar dicek
kesehatannya dengan minta bantuan tenaga medis.

(3) Pada saat menerima tahanan periksa kondisi tahanan, apakah ada
tanda-tanda penganiayaan atau tidak, catat dalam buku penerimaan
tahanan, apabila nyata-nyata ada bekas penganiayaan, maka
petugas jaga harus meminta VER ke rumah sakit dengan dibuat
Berita Acara Penerimaan dan Penyerahan Tersangka kemudian
dilaporkan kepada atasan agar apabila terjadi sesuatu (mati) hal
tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

(4) Periksa barang-barang tahanan, seperti : benda tajam/ sejenisnya,


tali, ikat pinggang, korek api, obeng, kikir atau benda-benda yang dapat
diubah menjadi benda yang membahayakan tahanan atau dapat
berpeluang digunakan untuk bunuh diri/ melarikan diri sehingga dapat
merugikan petugas, agar diamankan oleh petugas jaga. Apabila
ada barang-barang berharga (uang, perhiasan, dll) milik tahanan, harus
dimasukkan dalam sampul dan disegel serta disaksikan oleh pemilik.
Penyimpanan barang berharga diupayakan dititipkan di brankas.
Semua barang milik tahanan dicatat secara rinci dalam Buku Register
Barang Titipan Milik Tahanan, diketahui oleh tahanan dan petugas
dengan membubuhi tanda tangan.

(5) Catat di papan tahanan : nama, umur, jenis kelamin, kamar No. SPP,
pasal/ kasus yang dilanggar, tanggal dimulainya penahanan,
perpanjangan penahanan dari jaksa serta pengadilan. Papan
tahanan ditaruh di ruang jaga tahanan agar tidak terlihat oleh umum.

(6) Catat tahanan dalam buku daftar tahanan dan catat identitas yang
menyerahkan dalam laporan pelaksanaan tugas jaga.
5

(7) SPP harus diperlihatkan kepada tahanan dan setelah ditandatangani


simpan dalam kotak SPP yang tersedia di ruang jaga tahanan dan
melekat di dinding.

(8) Tahanan wajib menggunakan seragam tahanan berwarna orange


yang disiapkan oleh Sat Tahti dan dilarang menggunakan kaos
prfibadi, tali pinggang dan celana panjang (wajib celana pendek)..

(9) Semua barang pribadi tahanan wajib disimpan dan diamankan dalam
lemari khusus Sat Tahti dan dicatat dalam buku register barang
pribadi milik tahanan

(10) Masukan tahanan dalam ruang tahanan dan pisahkan antara tahanan
laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa.

e. Tahanan selama dalam ruang tahanan :

1) Tanggung jawab terhadap tahanan.

a) Kepala jaga bertanggung jawab terjadinya tahanan yang dianiaya oleh sesama
tahanan.

b) Petugas jaga tahanan yang melalaikan tugasnya atau karena kesalahannya


menyebabkan seorang tahanan melarikan diri, dapat dikenakan hukuman
menurut ketentuan hukum yang berlaku.

2) Menjenguk tahanan.

a) Ijin menjenguk hanya dapat diberikan oleh Kanit SPKT/ Ka Jaga serta
dicatat dalam mutasi tugas.

b) Yang diperbolehkan membesuk hanya masyarakat yang mengunakan


ID (tanda pengenal besuk tahanan) yang di pakai dan diambil dari
Penjagaan

c) Waktu menjenguk dibatasi hanya pada :

(1) Pada jam kerja setiap hari selasa dan kamis


(2). pada Hari Raya Keagamaan seperti : Idul Fitri, Idul Adha, Natal,
Galungan, Imlek, Waisak dan Kemerdekaan RI.
(3). Dalam Situasi tertentu atas seijin Penyidik

d) Waktu besok di batasi 1 Tahanan hanya di perbolehkan di kunjungi


maximum 15 menit.

e) Jumlah orang yang membesuk di batasi maximum 3 orang untuk 1 orang


tahanan
6

f) Tempat menjenguk di tempat yang telah disediakan atau tempat di sekitar


ruang jaga (disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, namun
keamanan harus terjamin).

g) Apabila penjenguk membawa barang atau makanan dan minuman :

(1) Periksa makanan dan minuman dengan teliti disaksikan oleh


penjenguk, untuk menghindari kemungkinan diselipkannya obat-obat
terlarang, benda-benda berbahaya ; obeng, pisau, kunci, korek api,
gergaji besi, dll yang dapat digunakan untuk melarikan diri atau
bunuh diri. Apabila terdapat benda tersebut maka penjenguk dibatalkan
dan adakan pemeriksaan oleh petugas.

(2) Makanan dan minuman agar dicicipi oleh pengunjung/ pembawa


untuk menghindari adanya racun.

(3) Tahanan tidak diperbolehkan merokok di ruang tahanan.

(4) Pakaian atau barang lain sebagai pengganti agar diperiksa sampai
dengan lipatan-lipatan jahitan, demikian pula barang yang dibawa
pulang oleh penjenguk.

(5) Dilarang memberikan obat nyamuk bakar dan sejenisnya.

h) Setelah jam besuk habis piket tahanan di dampingi Ka SPKT dan Piket
Propam WAJIB ulangi WAJIB melaksanakan Razia dan menyita benda-
benda yang berbahaya antara lain :

(1) Handycam, kamera, HP dan sejenisnya.

(2) Peniti, jarum, senjata tajam, silet, gunting, pisau, garpu, cutter, dan
benda tajam lainnya.

(3) Topi.

(4) Sendal.

(5) Kacamata non kesehatan.

(6) Jacket, rompi, sweater (Baju selain baju tahanan yang disiapkan).

(7) Rokok, mancis dan korek api.

(8) Ember.

(9) Kantong plastik.

/ 3) Apabila …
7

3) Apabila ditemukan ada tahanan sakit.

a) Berobat jalan (ke Poliklinik atau ke Rumah Sakit) :

(1) Dicatat dalam Buku Berobat Tahanan.

(2) Dikawal pulang dan pergi oleh petugas (bukan petugas jaga
tahanan).

(3) Apabila tahanan dalam jumlah banyak perhatikan pengamanannya


dengan ketat dan siapkan pengawal yang cukup.

(4) Apabila jaraknya jauh usahakan dibawa dengan ranmor roda empat
atau kendaraan tahanan.

(5) Apabila ada Dokter Polisi, datangkan dengan seijin pimpinan sesuai
dengan permasalahan sakitnya tahanan yang dihadapi

b) Dirawat di rumah sakit :

(1) Penentuan dirawat di rumah sakit didasarkan keputusan dokter yang


memeriksa tahanan tersebut dan di jaga oleh petugas yang ditunjuk
oleh Kasatwil.

(2) Koordinasikan penempatannya dengan kepala/petugas rumah sakit


setempat.

c) Tahanan meninggal dunia di Ruang Tahanan :

(1) Apabila tahanan meninggal dunia di Ruang Tahanan yang


disebabkan karena bunuh diri, penganiayaan, keracunan dan
sejenisnya maka petugas piket harus menjaga status quo untuk
selanjutnya dilakukan Olah TKP oleh Sat Reskrim dan Sie Propam.

(2) Melaksanakan pengambilan foto sebelum dievakuasi dan mengirimkan


ke Group WA Polres sebagai laporan awal.

(3) Petugas piket wajib melaporkan pada Ka SPKT pada kesempatan


pertama untuk selanjutnya di laporkan pada Kasatker (Kapolsek/
Kapolres).

(4) Memanggil dokter forensic dan Unit Identifikasi untuk melakukan


Olah TKP Forensik bersama dengan disaksikan petugas Sie Propam
dan Ka SPKT.

(5) Kasat Tahti mengajukan VER sebagai kelengkapan ADM penyidikan


lebih lanjut
8

4) Apabila terdapat tahanan berkelahi / membuat keributan.

a) Berkelahi :

(1) Pisahkan penempatan kamarnya.

(2) Periksa oleh petugas jaga lainnya (bukan petugas jaga tahanan)
untuk mengetahui sebab terjadinya perkelahian.

(3) Catat kejadian tersebut dan laporkan kepada Ka SPKT.

(4) Adakan pembinaan sehingga tidak terulang lagi atau dapat rukun
kembali.

b) Keributan :

(1) Redakan/hentikan.

(2) Apabila meluas dan terus menerus bunyikan alarm tanda Bahaya
serta siapkan bantuan petugas lain untuk memberikanBantuan pada
petugas jaga tahanan.

(3) Tanggung jawab masalah di Polda oleh Dir Sabhara untuk


meredakannya.

(4) Cari/ dapatkan tahanan yang memimpin/ mempengaruhi terjadinya


keributan serta diperiksa oleh unsur Intelpol untuk mengetahui latar
belakang maupun sebab-sebabnya.

(5) Pisahkan tahanan tersebut dan laporkan segera kepada Kapolres

5) Olah Raga

a) Hari olah raga yaitu hari Jum'at sekitar pukul 09.00 s/d 09.45
Wita, setelah selesai usahakan dapat diberikan minuman manis.

b) Tempat di ruang tahanan (tidak boleh keluar pagar / tembok


tahanan).

c) Dipimpin oleh anggota petugas jaga tahanan dan anggota lainnya


mengawasi dengan siapa.

d) Apabila tahanan banyak agar digilir secara berkelompok dan masing-


masing kelompok 30 menit.

e) Tahanan wanita dan pria tidak digabung saat pelaksanaan olahraga.

f) Utamakan lebih dahulu kepentingan pemeriksaan daripada olah raga.


9

6) Mandi, sembahyang dan makan.

a) Mandi

(1) Sehari dua kali, yaitu pukul 06.00 s/d 07.00 Wita untuk pagi dan pukul
16.00 s/d 17.00 Wita untuk sore hari.

(2) Diatur secara bergiliran satu persatu oleh petugas jaga.

(3) Kamar mandi yang digunakan yang ada di ruang tahanan.

(4) Air di bak mandi harus dicek dalam jumlah terbatas antisipasi bunuh
diri menggunakan bak mandi/ ember.

b) Sembahyang

(1) Dilaksanakan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

(2) Tempat di ruang kamar tahanan masing-masing.

c) Makan.

(1) Sehari dua kali makan yaitu makan menjelang siang dan malam
(sesuai jatah).

(2) Peralatan makan digunakan dari plastik atau dibungkus, tidak boleh dari
logam/kaca dan setelah selesai makan segera dikeluarkan dari dalam
kamar tahanan.

7) Bon / peminjaman tahanan untuk pemeriksaan.

a) Peminjaman tahanan harus dengan bukti peminjaman.

(1) Yang berhak meminjam tahanan hanya penyidik/ penyidik pembantu


dengan diketahui oleh Ka Jaga.

(2) Yang berhak meminjam tahanan minimal Kepala Jaga dengan


persetujuan Kanit SPKT/ Ka Jaga.

(3) Sebelum dan sesudah tahanan dipindahkan agar kondisi fisik


tahanan diperiksa dan dicatat dalam buku Register Tahanan serta
diketahui oleh si peminjam.

(4) Selama dalam pemeriksaan, keamanan tahanan menjadi tanggung


jawab penyidik / penyidik pembantu yang meminjam, apabila terjadi
perubahan kondisi fisik tahanan agar dibuat Laporan Polisi untuk
dibuat proses lebih lanjut.
10
10

(5) Catat berapa lama tahanan dipinjam.

(6) Bon tahanan dikembalikan, setelah tahanan masuk kembali ke ruang


tahanan.

8) Pengeluaran/penangguhan tahanan :

a) Tahanan dapat dikeluarkan untuk penangguhan penahanan berdasarkan


Surat Perintah Pengeluaran Tahanan (SPPT) atau Surat Pengalihan Jenis
Tahanan yang ditandatangani oleh Kapolres.

b) Barang titipan milik tahanan agar dikembalikan kepada tahanan dan dicatat
dalam Buku Register Barang Titipan Tahanan.

c) Identitas tahanan dalam daftar papan tahanan dihapus, demikian pula


dalam register tahanan dicatat bahwa dengan dasar SPP tahanan telah
dikeluarkan.

9) Tahanan dititipkan dan tahanan di rawat di rumah sakit.

a) Tahanan Titipan.

(1) Prinsip perlakuan dan pengamanan tahanan sesuai dengan


ketentuan yang berlaku.

(2) Diusahakan agar tahanan titipan dipisahkan dengan tahanan


setempat.

(3) Maksimal batas penitipan disesuaikan dengan ketentuan yang


berlaku.

(4) Catat identitas tahanan rnaupun yang menitipkan dalam Buku


Register Penitipan Tahanan.

(5) Laporkan kepada Kapolres.

b) Tahanan ditahan di rumah sakit.

(1) Jaga dengan ketat untuk mencegah resiko melarikan diri, agar
tahanan diborgol dengan cara 1 borgol dipergelangan kaki, 1 lagi
dihubungkan dengan tempat tidur atau menggunakan lebih dari 1
pasang borgol.

(2) Usahakan dalam kamar yang rapat dan tersendiri.

(3) Menjenguk pasien tahanan disesuaikan dengan prosedur menjenguk


tahanan dan atau atas seijin Kasatwil.
11
11

10) Pengaturan ruang tahanan dan kewajiban tahanan.

Pengaturan ruang tahanan.

a) Pengaturan ruang tahanan dipisahkan antara laki-laki dan perempuan


anak-anak dan orang dewasa.

b) Jumlah tahanan dalam masing-masing kamar disesuaikan dengan kamar


yang ada.

c) Kamar tahanan dipasang penerangan.

d) Kamar-kamar tahanan hendaknya diberi nomor.

e) Kebersihan ruang tahanan dibebankan kepada masing-masing tahanan.

11) Kewajiban tahanan :

a) Mentaati peraturan-peraturan tahanan yang berlaku.

b) Menjaga ketertiban dan keamanan dalam ruang tahanan.

c) Menjaga kebersihan ruang tahanan antara lain tidak boleh membuat


tulisan atau gambar pada tembok/dinding tahanan yang ada

d) Mentaati perintah-perintah dinas yang telah ditentukan.

3. Penutup

Demikian Standart Operasional Prosedure (SOP) Penjaga, Pemeliharan, dan Perawatan


Tahanan ini disusun untuk menjadi pedoman bagi setiap angota Polres Gianyar saat
melaksanakan tugas piket jaga tahanan.

Gianyar, 06 Januari 2019


KEPALA SATUAN TAHTI

I MADE PUJAWAN
INSPEKTUR POLISI SATU NRP 62010276
12
12

Anda mungkin juga menyukai