Anda di halaman 1dari 7

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

LEMBAR, 11 JANUARI 2020


KEPOLISIANNEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Tugas pokok Polri sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang No 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia berperan
dalam memelihara keamanan dan ketertiban, sebagai pelindung,
pengayom, dan pelayan masyarakat serta penegakan hukum. Di dalam
menjalankan tugas pokok Polri dituntut mampu menjalankan peran secara
maksimal perlindungan dan pelayanan masyarakat sebagai wujud
interpretasi dan tuntutan serta harapan masyarakat;

b. Konsep pengelolaan barang bukti harus memperhatikanjumlah dan jenis


dari barang bukti tersebut dan perundang-undangan yang berlaku,
meliputi: penerimaan, penyimpanan, perawatan barang bukti, selain itu
guna menghindari kejadian yang bersifat khusus, antara lain:
1) Penyalahgunaan barang bukti;
2) Hilangnya barang bukti;
3) Adanya bencana yang bisa mengakibatkan barang bukti hilang atau
rusak;

c. Prosedur atau tata cara didalam melakukan pengelolaan barang bukti


menjadikan komitmen bersama didalam setiap Satker. Agar prosedur atau
tata cara tersebut dapat dipedomani maka disusun adanya Standar
Operasional Prosedur (SOP) sebagai parameter atau tolak ukur
pelaksanaan tugas. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP),
sebagai acuan didalam pelaksanaan tugas menyimpan dan merawat
barang bukti;
d. Direktorat …..
2

d. Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Polda NTB dalam melakukan


pengelolaan barang bukti, selalu memperhatikan jumlah dan jenis dari
barang bukti tersebut, dan selalu melakukan pengecekan dan pelaporan
secara berkala.

2. Dasar
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
c. Peraturan Kapolri Nomor : 8 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengelolaan
Barang Bukti Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
d. Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2018 tentang susunan organisasi dan
tata kerja pada tingkat Polda.

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud pembuatan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) agar
dapat digunakan sebagai pedomantugas dalam rangka pengelolaan
barang bukti yang meliputi: penerimaan, penyimpanan, perawatan barang
bukti.

b. Tujuan
Tujuan pembuatan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah
menciptakan komitmen mengenai kegiatan yang dikerjakan oleh setiap
Anggota Dit Polairud Polda NTB dalam melakukan tugas pengelolaan
barang bukti.

4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) meliputi
proses penerimaan, penyimpanan, perawatan barang bukti.

5. Tata Urut
I. PENDAHULUAN
II. PELAKSANAAN SOP
III. ADMINISTRASI SOP
IV. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
V. PENUTUP

6. Pengertian .....
3

6. Pengertian
a. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian
kinerja berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan
prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
satuan kerja;
b. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih
dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak
bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian
dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.
c. Barang Bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
tidak berwujud yang telah dilakukan penyitaan oleh penyidik untuk
keperluan ;pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan;
d. Barang Temuan sebagai barang bukti adalah benda bergerak atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang ditinggalkan atau
ditemukan masyarakat atau penyidik karena tersangka belum tertangkap
atau melarikan diri dan dilakukan penyitaan oleh penyidik;
e. Pengelolaan Barang Bukti adalah tata cara atau proses penerimaan,
penyimpanan, pengamanan, perawatan, pengeluaran, dan pemusnahan
benda sitaan dari ruang atau tempat khusus penyimpanan barang bukti;
f. Pejabat Pengelola Barang Bukti yang selanjutnya disingkat PPBB
adalah Anggota Polri yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
menerima, menyimpan, mengamankan, merawat, mengeluarkan, dan
memusnahkan benda sitaan dari ruang atau tempat khusus penyimpanan
barang bukti;
g. Tempat Penyimpanan Barang Bukti adalah ruangan atau tempat
khusus yang disiapkan dan ditetapkan berdasarkan surat ketetapan oleh
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) untuk menyimpan benda-benda sitaan
penyidik berdasarkan sifat dan jenisnya yang dikelola oleh PPBB.

II. Pelaksanaan ......


4

II. PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Dalam melaksanakan tugas pengelolaan barang bukti yang dilakukan oleh
Anggota Dit Polairud Polda NTB standar kerja sebagai pedoman di dalam
melaksanakan tugas pokok. Standar kerja ini sekaligus dapat digunakan untuk
menilai kinerja secara internal maupun eksternal. Standar internal yang
bersifat prosedural ini yang diinterpretasikan sebagai Standar Operasional
Prosedur (SOP). Pembuatan SOP menjadi relevan karena sebagai tolak ukur
dalam menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dalam melaksanakan program
kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah-langkah
sejumlah intruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki.
Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem dan
mekanisme tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu
tugas untuk mencapai tujuan.

1. SOP PENERIMAAN BARANG BUKTI


a. Meneliti Surat Perintah Penyitaan dan Berita Acara Penyitaan;
b. Mengecek dan mencocokkan jumlah dan jenis barang bukti serta
membuat Berita Acara Penerimaan Barang Bukti;
c. Mencatat barang bukti yang diterima ke dalam buku register Daftar
Barang Bukti ;
d. Melakukan pemotretan terhadap barang bukti untuk dokumentasi;
e. Melaporkan kepada Pimpinan.

2. SOP PERAWATAN BARANG BUKTI


a. Pemeriksaan dan pengawasan secara berkala paling lama 2 (dua)
minggu sekali dan melaporkan kepada Pimpinan;
b. Mengecek barang bukti yang berbahaya, berharga, atau yang
memerlukan pengawetan;
c. Menjaga dan mencegah agar barang bukti tidak dicuri, rusak, atau
menguap;
d. Mencatat dan melaporkan kepada penyidik apabila terjadi kerusakan
dan penyusutan terhadap barang bukti yang disimpan.

3. SOP ......
5

3. SOP PENGELUARAN DAN PEMUSNAHAN BARANG BUKTI

a. Meneliti Surat Perintah Pengeluaran Barang Bukti dan Berita Acara


Pengeluaran Barang Bukti;
b. Membuat Berita Acara Serah Terima Barang Bukti;
c. Mencatat dalam buku mutasi atau buku register;
d. Melaporkan setiap kegiatan kepada Pimpinan atau Atasan.

A. PENGAMANAN DAN PERAWATAN BARANG BUKTI


1) Melakukan pengamanan dengan menerbitkan Surat Perintah
Penyitaan(SPSita);
2) Mencatat ke dalam buku register daftar barang bukti;
3) Menyimpan barang bukti berdasarkan sifat dan jenisnya;
4) Mengontrol barang bukti secara berkala/periodik dan dicatat ke dalam
buku kontrol barang bukti;
5) Mengeluarkan barang bukti atas perintah atasan, yang dilampiri
dengan Surat Perintah Pengeluaran Barang Bukti (SPPBB).

B. KOORDINASI ANTAR FUNGSI


a. Setelah melakukan penyitaan oleh satker dengan diterbitkannya Surat
Penyitaan segera memberitahukan Dit Tahti Polda NTB untuk
dilakukan pendataan jenis dan jumlah barang bukti sebagai bahan
pelaporan kepada Pimpinan;
b. Pada saat barang bukti akan diserahkan untuk dilakukan penitipan ke
Dit Tahti wajib didampingi oleh penyidik yang menangani perkaranya
dan melaporkan kepada petugas pengamanan dan perawatan barang
bukti untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan jenis serta jumlah
barang bukti, yang selanjutnya di tempatkan pada Ruang Khusus
Penyimpanan Barang Bukti;
c. Setiap barang bukti yang akan dititip harus disertai dengan Surat
Perintah Penyitaan dan dilabel sesuai dengan identitas barang bukti
serta difoto;
d. Petugas setiap 2 (dua) minggu melakukan pemeriksaan dan
pengawasan terhadap barang bukti yang disimpan di tempat
penyimpanan barang bukti yang telah ditentukan;
e. Menjaga dan mencegah agar barang bukti yang disimpan tidak terjadi
pencurian, kebakaran ataupun kebanjiran;
f. Mencatat dan melaporkan kepada penyidik/atau atasan penyidik yang
menyita bila terjadi kerusakan dan penyusutan serta kebakaran dan
pencurian terhadap barang bukti yang disimpan;
g. Pinjam pakai barang bukti harus dilengkapi dengan Surat Permohonan
Pinjam Pakai Barang Bukti yang diajukan kepada Atasan untuk
menjadi pertimbangan dan penilaian;
h. Pengeluaran …..
6

h. Pengeluaran barang bukti harus disertai dengan Surat Perintah


Pengeluaran Barang Bukti yang kemudian dicatat dan dimasukkan
dalam buku register pengeluaran barang bukti;
i. Pemusnahan barang bukti dilakukan dengan melakukan koordinasi
sebelumnya dengan penyidik yang menangani, dan setelah itu
dibuatkan Surat Perintah Pemusnahan Barang Bukti, BA Pemusnahan
Barang Bukti.

III. ADMINISTRASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

1. Penyelenggaraan administrasi pengelolaan barang bukti berpedoman


pada ketentuan yang berlaku antara lain:
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
b. Undang-undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
c. Peraturan Kapolri Nomor : 8 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Bukti Di Lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
d. Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2018 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Polda.
2. Pada Penyidik/Penyidik Pembantu Dit Polairud Polda NTB agar dapat
mempedomani Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai indikator
keberhasilan kinerja kesatuan.

IV. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

1. Pengawasan dan Pengendalian dilakukan oleh Pimpinan atau Perwira


yang ditunjuk di dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP);
2. Sistem pelaporan secara berkala sebagai bukti dalam pelaksanaan tugas
kepada Pimpinan.

V. PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagai pedoman Anggota Dit Polairud Polda NTB, dalam
rangka meningkatkan kinerja serta profesionalisme dalam pelaksanaan tugas.

Ditetapkan di : Lembar
Pada tanggal : 11 Januari 2020
DIREKTUR POLAIRUD POLDA NTB

I MADE SUNARTA, S.E., M.H.


KOMBES POL NRP 69100446

Anda mungkin juga menyukai