Anda di halaman 1dari 10

LUKA YANG BELUM

KERING
BELENGGU MASA
LALU
• Luka batin, kekecewaan, dan kemarahan masa lalu yang
belum terselesaikan dapat menggrogoti dan menahan
seseorang dalam “penjara” diri sendiri.
• Sebuah fakta bahwa banyak orang yang hidup dalam
bayang-bayang masa lalu adalah mereka yang memiliki
relasi buruk dengan orang tua serta membawa luka itu ke
dalam kehidupan keluarganya sekarang.
• Seseorang dimampukan untuk berubah oleh sebab ada
pengampunan yang disediakan oleh Tuhan.
• Kerendahan hati menjadi hal yang sangat dibutuhkan
(memaafkan atau meminta maaf).
BAYANG-BAYANG
MASA LALU
• Ada banyak orang tua memendam kekecewaan akibat
pola didik masa lalu yang dialami dan tanpa sadar
meneruskan pola yang sama terhadap anaknnya.
• Jadilah orang tua yang hidup dimasa sekarang bukan
“orang tua masa lampau”.
“MENIKAHI” ORANG
TUA
• Beberapa orang memilih menikah dengan pasangannya
yang jelas-jelas mirip dengan orang tua yang sering
dikeluhkannya.
• Menurut studi yag dilakukan Glenn Geher, dosenn Fakultas
Psikologi di Amerika, kebanyakan orang cenderung mencari
pasangan yang mirip dengan orang tuanya yang bersilang
gender.
• Permasalahannya ialah kesamaan sifat dalam hal negatif
yang membuat kualitas kepuasan pernikahan bisa menjadi
rendah.
• Hal ini berkaitan dengan kelekatan (attachment) disamping
adanya peran alam bawah sadar (unconscious mind) yang
membuat kita memilih hal yang familiar, baik atau buruk.
APA ADANYA ATAU
ADA APANYA?
• Ada pandangan yang kerab didengar bahwa untuk apa
membuang waktu bersama orang yang tidak cocok
dengan kita.
• Hal ini tidak boleh dilakukan bagi keluarga.
• Ketidakcocokan dalam keluarga dapat diatasi dengan tiga
hal, yaitu rela “merenggang” berkenaan dengan menerima
pasangan dengan segala kekurangannya.
• “Mengikis diri” berkenaan dengan memperbaiki diri.
• “Mengkikis diri” berkenaan dengan kesadaran kedua
belah pihak dalam mewujudkan keharmonisan.
MENGASIHI YANG
TERLUKA
• Ada pemahaman bahwa seorang anak sulung adalah yang
bodoh, bandel sedangkan anak bungsu adalah yang
paling baik.
• Stigma seorang anak “membawa sial” juga tidak dapat
dihindari.
• Hal semacam ini dapat menjadi penyebab anak tumbuh
besar dengan kebencian.
• Orang tua berperan penting untuk dapat mendidik anak
dengan benar (tidak membedakan).
TANGKI-TANGKI
KASIH YANG BOCOR
• Seorang anak memiliki “tangki kasih” yang harus diisi
dengan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan
lingkungannya.
• Jika tangki tersebut terisi penuh, maka anak akan
menunjukkan perilaku yang baik.
• Jika tangki kosong, maka anak akan menunjukkan
perilaku-perilaku negatif.
• Fakta bahwa banyak orang tua bersikap salah kepada anak
sehingga membuat “tangki kasih” itu menjadi bolong.
• Hal itu menyebabkan anak lack of attention and love (kuranng
perhatian dan kasih sayang).
• Dapat berdampak lebih buruk jika orang tua tidak menyadari
dan membiarkannya.
• Jika tangki sudah terlanjur bolong, maka harus ditambal
dengan cara rekonsiliasi.
BOPENG YANG
DITUTUPI TOPENG
• Manusia memiliki kecenderuangan untuk menutupi
kelemahan-kelemahanya, baik fisik ataupun berbagai
aspek dalam kehidupan.
• Dewasa ini, tidak sedikit anak dituntut untuk menutupi
“bopeng-bopeng” orang tuanya melalui prestasi, perilaku
baik, demi nama baik keluarga dann terlihat sempurna di
depan umum.
• Hal ini cenderung dialami orang-orang yang perfeksionis,
dimana tidak dapat menerima diri apa adanya.
• Satu-satunya cara untuk terlepas dari topeng tersebut ialah
selalu merasa cukup da jangan pernah menilai harga diri
dengan angka.
• Ketika orang tua merasa cukup dan apa adanya, maka itu
berdampak postif kepada anak.

Anda mungkin juga menyukai