Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS ISU

INSTANSI

Aisah Rahmawati A2-2


◦ Deskripsi Isu
◦ Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV 2, yaitu COVID-19 telah membuat dunia
menjadi resah. Pandemi ini tidak hanya menyerang Indonesia namun juga menyerang di berbagai
negara.
◦ hingga Rabu (01/06), vaksinasi dosis pertama telah disuntikan pada 200 juta orang atau 96,19% dari total sasaran
sekitar 208 juta orang. Lalu, dosis kedua sebesar 167 juta dosis atau 80,43% dari target sasaran.
◦ Dari sasaran vaksinasi sekitar 208 juta orang, total masyarakat Indonesia berjumlah 273 juta jiwa, data
Kementerian Dalam Negeri. Sementara booster hanya diatur di tataran Dirjen dengan surat edaran yang
pesannya seperti 'siapa saja boleh silakan booster, kalau tidak juga tidak ada sanksi'. Hasilnya ya sekarang,
tingkatnya rendah.
Jika masyarakat belum mendapat vaksinasi booster kekebalan dan kekuatan kadar antibodi tidak akan
meningkat hingga berkali-kali lipat. Rata-rata antibodi akan meningkat 300-400 titer antibodi kalau dua
kali (vaksin), tapi begitu dibooster naiknya ribuan, rata-ratanya itu mendekati 6.000 titer antibodi. Selain
itu dapat menyebabkan vaksin kadaluwarsa. Kadaluwarsa vaksin dapat dihindari jika pemerintah
melakukan pendataan, pemetaan dan pendistribusian yang jelas.

◦ Sumber data :

◦ https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-61642899
Upaya Penyelesaian yang dapat dilakukan :

1. Penyuluhan pada masyarakat pentingnya vaksin booster COVID-19 disertai juga dengan peringatan dampak-dampak yang
akan diterima jika tidak melakukan vaksinasi.

2. Perlu adanya kebijakan yang diatur secara ketat dalam peraturan presiden, yang ditetapkan menjadi kewajiban bagi seluruh
masyarakat terdaftar dan, disertai sanksi.

3. Sosialisasi penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai "alert system" agar masyarakat melakukan vaksinasi sesuai dengan
jadwal masing-masing.

4. Membuat leaflet/brosure berisi informasi mengenai pandemi COVID-19, vaksin primer dan vaksin booster.

5. Melakukan vaksinasi menggunakan ambulance keliling ke rumah penduduk yang lokasinya jauh dan akses ke puskesmas sulit.
Title Lorem Ipsum

LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET, NUNC VIVERRA IMPERDIET PELLENTESQUE HABITANT
CONSECTETUER ADIPISCING ENIM. FUSCE EST. VIVAMUS A MORBI TRISTIQUE SENECTUS ET
ELIT. TELLUS. NETUS.

Anda mungkin juga menyukai