Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS KEGAWATDARURATAN

“WANITA G4P1A2 HAMIL 7 MINGGU DENGAN KET (KEHAMILAN EKTOPIK


TERGANGGU), SYOK HIPOVOLEMIK GRADE II ET CAUSA PERDARAHAN
INTRAABDOMINAL”

Disusun Oleh:
dr. Aisah Rahmawati

Pendamping:
dr. Nia Tri Mulyani
dr. Jauhar Muhammad

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU
KABUPATEN BREBES
JAWA TENGAH
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PORTOFOLIO KASUS KEGAWAT DARURATAN


“WANITA G4P1A2 HAMIL 7 MINGGU DENGAN KET (KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU), SYOK HIPOVOLEMIK GRADE II ET CAUSA PERDARAHAN
INTRAABDOMINAL”

Oleh:
dr Aisah Rahmawati

Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia di
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu, Kabupaten Brebes.

Periode Februari 2019 - Februari 2020

Disetujui dan disahkan


Pada Tanggal, Agustus 2019

Mengetahui,
Pendamping Internship

dr. Nia Tri Mulyani dr. Jauhar Muhammad

Pembimbing

dr. Mahendri Dewita Danarti, Sp.OG


WANITA G4P1A2 HAMIL 7 MINGGU DENGAN KET (KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU), SYOK HIPOVOLEMIK GRADE II ET CAUSA PERDARAHAN
INTRAABDOMINAL

Aisah Rahmawati
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah, Bumiayu
Email : aisahrahmawati29@gmail.com

Abstrak
Latar belakang :
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan dengan pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi dan tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut mengalami proses
pengakhiran (abortus) maka disebut dengan kehamilan ektopik terganggu (KET).
Kasus:
Wanita G4P1A2 usia kehamilan 7 minggu ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut mendadak sejak
kemarin, nyeri dirasakan terus menerus. Keluar flek + merah sejak kemarin, pasien mengganti
pembalut 1x hari ini, mual dan muntah 3x, pusing (-), badan lemas (+). Pasien sudah berobat ke
bidan tak ada perubahan.
P e n i l a i a n a w a l airway didapatkan clear, suara tambahan (-), sumbatan jalan nafas (-), breathing
didapatkan pernafasan spontan, otot bantu pernafasan (-), SpO2 96%, circulation didapatkan nadi
reguler, cepat, tidak kuat angkat, akral dingin, pucat, CRT>2 detik, dan disability didapatkan alert.
Keadaan umum pasien tampak kesakitan kesadaran composmentis, tekanan
d a r a h 9 0 / 6 0 m m h g , n a d i 120 x/menit, rr 19 x/menit, Suhu 36.5oC. Pemeriksaan fisik mata
didapatkan konjungtiva anemis (+/+), abdomen simetris tegang, TFU tidak teraba, nyeri tekan
seluruh lapang abdomen, defans musculer (+). Pemeriksaan dalam didapatkan nyeri goyang portio
(+), cavum douglas menonjol. Ekstremitas Capillary refill >2 detik, akral dingin (+/+/+/+), pucat
(+/+/+/+). Dari pemeriksaan penunjang laboratorium hemoglobin terdapat penurunan, leukosit
terdapat peningkatan, USG Abdomen tampak cairan bebas intraabdomen. D i d i a g n o s a K E T
d e n g a n s yo k h i p o v o l e m i k g r a d e I I e c p e r d a r a h a n i n t r a a b d o m i n a l d i d a p a t k a n
n ye r i g o ya n g p o r t i o , c a v u m d o u g l a s m e n o n j o l , p a d a U S G a b d o m e n t a m p a k
cairan bebas intraabdomen.
Diskusi :
Terjadinya kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi secara tiba tiba pada seluruh kasus
kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terganggu merupakan suatu kegawatdaruratan dalam
obstetri yang perlu penanganan segera.

Kata Kunci : Kehamilan ektopik, KET


BAB I
PORTOFOLIO
Nama Peserta : dr. Aisah Rahmawati
Nama Wahana : RSU Muhammadiyah Siti Aminah, Bumiayu, Brebes
Topik : KET
Tanggal (kasus) : 30 Maret 2019 Presenter : dr. Aisah Rahmawati
Nama Pasien : Ny. N No. RM : 00 15 88 29
Tanggal Presentasi : Pendamping :
dr. Nia Tri Mulyani
dr. Jauhar Muhammad
Tempat Presentasi : R.Aula RSU Muhammadiyah Siti Aminah, Bumiayu, Brebes

Keilmuan √ Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka √

Diagnostik √ Manajemen √ Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil √


Deskripsi :
Seorang wanita 36 tahun G4P1A2 hamil 7 minggu datang dengan
keluhan nyeri perut mendadak
Tujuan :
Menegakkan diagnosis dan menetapkan manajemen pasien dengan KET
(Kehamilan Ektopik Terganggu)
Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus √ Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi E-mail Pos
dan diskusi √
No CM :
Data pasien : Nama : Ny. N 00 15 88 29

Nama RS : RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu Telp : (0289) 432209


Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran klinis :

Wanita G4P1A2 usia kehamilan 7 minggu ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut mendadak
sejak kemarin. Nyeri dirasakan terus menerus, keluar flek + warna merah sejak kemarin,
pasien mengganti pembalut 1x hari ini, mual dan muntah 3x, pusing (-) badan lemas (+)

2. Riwayat Penyakit Dahulu :


Asma (-)
Jantung (-)
Hipertensi (-)
DM (-)
Alergi (-)

3. Riwayat keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti ini
4. Riwayat menstruasi dan kontrasepsi
Riwayat menstruasi siklus teratur, jumlah dan durasi normal.
Menstruasi pertama usia 13 tahun.
Pasien mengatakan HPHT 6 Februari 2019
Penggunaan kontrasepsi (-)

5. Riwayat Pengobatan : (-)

6. Riwayat Obsetrik :
Anak I laki – laki, lahir spontan, lahir di bidan, BBL 3000 gram, 9 tahun.
Anak II abortus, kuretase, Sp.OG, 2013
Anak III abortus, kuretase, Sp.OG, 2015
Anak IV hamil sekarang

7. Riwayat ANC
Pasien baru 1x melakukan ANC ke bidan kemarin. Test kehamilan (+)

8. Riwayat Sosial ekonomi:


Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pembiayaan menggunakan BPJS.
Kesan sosial ekonomi cukup
PEMERIKSAAN FISIK :

 Airway : clear, suara tambahan (-), sumbatan jalan nafas (-)


 Breathing : spontan, otot bantu pernafasan (-), SpO2 96%
 Circulation : nadi reguler, cepat, tidak kuat angkat, akral dingin, pucat, CRT>2 detik
 Disability : alert

Keadaan umum : tampak kesakitan

Kesadaran : E4V5M6

Berat badan : 45 kg

❖ Vital signs
TD ; 90/60 mmHg
Nadi : 120 x/menit, regular, cepat, isi dan tegangan kurang
Frekuensi napas : 19 x/menit
Suhu tubuh : 36.5° C per aksilla

Kepala : Mesosefal

Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), edem palpebra (-/-), cowong (-/-)

Mulut / Hidung: sianosis (-), nafas cuping hidung (-), discharge (-)

Leher : limfonodi tak teraba, JVP tidak meningkat, deviasi trakea (-)

Thoraks : dbn
❖ Abdomen (Status Obstetric)
Inspeksi : simetris, tegang.
Palpasi : TFU tidak teraba, nyeri tekan seluruh lapang abdomen, defans
musculer +

Pemeriksaan Dalam : nyeri goyang portio (+), cavum douglas menonjol



Ekstremitas
- Edema :(-/-/-/-) , - Akral dingin : (+/+/+/+)
Capillary refill : >2 detik, - Pucat (+/+/+/+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
a. Laboratorium
• Darah Rutin
Hemoglobin : 4,8 g/dl (L)  4,5 g/dl (19.00)
Leukosit : 25800/ul (H)
Trombosit : 312000/ul
Hematokrit : 14,4% (L)
CT : 18 (H)
BT :6
Golongan darah :A
Rhesus :+
• GDS : 201,0 (H)
• HbsAg, HIV, SIFILIS: non reaktif
• Elektrolit
Kalium : 3,8 mmol/l
Natrium : 129,6 mmol/l (L)
Clorida : 101,7 mmol/l
Calsium : 1,13 mmol/l
• Urin Rutin
Urinalisa : leukosit 2+ (H)
Urinalisa sedimen : leukosit 5-9 (H)
• Test kehamilan kualitatif (+)

b. Penunjang Lain
• USG Abdomen

DIAGNOSIS

Wanita G4P1A2 hamil 7 minggu dengan KET (Kehamilan Ektopik Terganggu), syok
hipovolemik grade II et causa perdarahan intraabdominal.

DD : Abortus
Infeksi pelvis
Kista ovarium

TERAPI

 Airway : clear, suara tambahan (-), sumbatan jalan nafas (-)


 Breathing : spontan, otot bantu pernafasan (-), SpO2 96%
 Circulation : nadi reguler, cepat, tidak kuat angkat, akral dingin, pucat, CRT>2 detik
 Disability : alert

- O2 3 lpm nasal canul


- IVFD RL 2 jalur loading 500 cc
 pasang DC monitoring urin output
- Injeksi Ranitidin 50mg/12 jam
- Injeksi Ondansetron 4mg/8 jam
- Injeksi Asam tranexamat 500mg/8 jam

Konsul Sp.OG

Advice :
Injeksi Ceftriaxon 2 gram extra
Rujuk RS lain – laparatomi eksplorasi
ICU
Daftar Pustaka :
1. Prawirohardjo S. Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka; 2011.
2. Stulberg D, Cain R. Ectopic Pregnancy Rates in The Medical Population American
Journal of Obstetric and Gynecology. 2013; 1:p.208-274.
3. Cunningham F, Grant N, Leveno K. Ectopic Pregnancy : William’s Obstetrics USA: The
Mc Graw – Hill Company; 2005.
4. Barash J H, Buchanan E M, Hillson C. Diagnosis and Management of Ectopic Pregnancy.
American Family Physician. 2014.
5. Clinical Practice Guideline: The Diagnosis and Management of Ectopic
Pregnancy.Institute of Obstetricians & Gynecologist. 2014. No:33.

Hasil pembelajaran :
1. Mengetahui definisi kehamilan ektopik terganggu
2. Mengetahui etiologi kehamilan ektopik terganggu
3. Mengetahui faktor risiko kehamilan ektopik terganggu
4. Mengetahui manifestasi klinis kehamilan ektopik terganggu
5. Penegakkan diagnosis kasus – kasus kehamilan ektopik terganggu
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
- Keluhan utama pasien datang
Wanita G4P1A2 usia kehamilan 7 minggu ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut
mendadak sejak kemarin, nyeri dirasakan terus menerus.
- Keluhan penyerta:
Keluar flek + merah sejak kemarin, pasien mengganti pembalut 1x hari ini, mual dan
muntah 3x, pusing (-), badan lemas (+)
- Pasien sudah berobat ke bidan tak ada perubahan

2. Obyektif:

 Airway : clear, suara tambahan (-), sumbatan jalan nafas (-)


 Breathing : spontan, otot bantu pernafasan (-), SpO2 96%
 Circulation : nadi reguler, cepat, tidak kuat angkat, akral dingin, pucat, CRT>2 detik
 Disability : alert

Ku : tampak kesakitan
Kesadaran : E4V5M6
VS : TD; 90/60, Nadi:120 x/m, RR: 19 x/m, Suhu: 36.5oC BB: 45 kg
Mata : konjungtiva anemis (+/+)
Abdomen (Status Obstetric)
Inspeksi : simetris, tegang.
Palpasi: : TFU tidak teraba, nyeri tekan seluruh lapang abdomen, defans musculer +
Pemeriksaan Dalam : nyeri goyang portio (+), cavum douglas menonjol
Ekstremitas
Edema :(-/-/-/-)
Capillary refill : >2 detik
Akral dingin : (+/+/+/+)
Pucat (+/+/+/+)

Dari pemeriksaan penunjang:


a. Lab:
Hemoglobin terdapat
penurunan
Leukosit terdapat
peningkatan
b. USG Abd
Tampak cairan bebas
intraabdomen
3. Assesment
Wanita G4P1A2 hamil 7 minggu dengan KET (Kehamilan Ektopik Terganggu), syok
hipovolemik grade II et causa perdarahan intraabdominal.

4. Planning
Terapi

 Airway : clear, suara tambahan (-), sumbatan jalan nafas (-)


 Breathing : spontan, otot bantu pernafasan (-), SpO2 96%
 Circulation : nadi reguler, cepat, tidak kuat angkat, akral dingin, pucat, CRT>2 detik
 Disability : alert

- O2 3 lpm nasal canul


- IVFD RL 2 jalur loading 500 cc
 pasang DC monitoring urin output
- Injeksi Ranitidin 50mg/12 jam
- Injeksi Ondansetron 4mg/8 jam
- Injeksi Asam tranexamat 500mg/8 jam

Konsul Sp.OG

Advice :
Injeksi Ceftriaxon 2 gram extra
Rujuk RS lain – laparatomi eksplorasi
ICU

Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa saat ini pasien dalam keadaan yang gawat
sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut di RS yang lebih besar untuk dilakukannya
operasi dan butuh ruangan khusus yaitu ICU sehingga dilakukan rujukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan dengan pertumbuhan sel telur yang telah
dibuahi dan tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Bila kehamilan tersebut
mengalami proses pengakhiran (abortus) maka disebut dengan kehamilan ektopik terganggu
(KET).
Kehamilan ektopik merupakan masalah kesehatan bagi wanita pada usia reprodukt
if karena merupakan penyebab utama kematian pada trimester pertama kehamilan di Amer
ika Serikat, yaitu 9% dari seluruh kematian pada kehamilan.
Frekuensi kehamilan ektopik adalah 1% dari seluruh kehamilan dan 90% kasus
terjadi pada tuba fallopi. Selain di tuba fallopi, kehamilan ektopik dapat juga terjadi di ov
arium, serviks, atau rongga abdomen.

Faktor risiko

Riwayat kerusakan tuba, baik karena kehamilan ektopik sebelumnya atau karena
pembedahan tuba merupakan risiko tertinggi terjadinya kehamilan ektopik.
Riwayat infeksi tuba atau penyakit menular seksual lain juga merupakan faktor
risiko umum. Satu kali serangan salpingitis dapat diikuti oleh kehamilan ektopik pada
hampir 9% wanita.

Penyebab terjadinya kehamilan ektopik melibatkan banyak faktor. Secara teorit


is, semua faktor yang mengganggu migrasi embrio ke dalam rongga endometrium dapa
t menyebabkan kehamilan ektopik. Obstruksi merupakan penyebab dari separuh kasu
s kehamilan ektopik. Obstruksi dapat terjadi karena inflamasi kronik, tumor intraute
rin, dan endometriosis.

Patofisiologi
Beberapa hal dibawah ini ada hubungannya dengan terjadinya kehamilan ektopik:

2.3.1. Pengaruh faktor mekanik


Faktor-faktor mekanis yang menyebabkan kehamilan ektopik antara lain: riwayat operasi
tuba, salpingitis, perlekatan tuba akibat operasi non-ginekologis seperti apendektomi,
pajanan terhadap diethylstilbestrol, salpingitis isthmica nodosum (penonjolan-penonjolan
kecil ke dalam lumen tuba yang menyerupai divertikula), dan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR). Hal-hal tersebut secara umum menyebabkan perlengketan intra- maupun
ekstraluminal pada tuba, sehingga menghambat perjalanan zigot menuju kavum uteri. Faktor
mekanik lain adalah pernah menderita kehamilan ektopik, pernah mengalami operasi pada
saluran telur seperti rekanalisasi atau tubektomi parsial, induksi abortus berulang, tumor
yang mengganggu keutuhan saluran telur.

2.3.2. Pengaruh faktor fungsional


Faktor fungsional yaitu perubahan motilitas tuba yang berhubungan dengan factor
hormonal. Dalam hal ini gerakan peristalsis tuba menjadi lamban, sehingga implantasi zigot
terjadi sebelum zigot mencapai kavum uteri. Gangguan motilitas tuba dapat disebabkan oleh
perobahan keseimbangan kadar estrogen dan progesteron serum. Dalam hal ini terjadi
perubahan jumlah dan afinitas reseptor adrenergik yang terdapat dalam utrus dan otot polos
dari saluran telur. Ini berlaku untuk kehamilan ektopik yang terjadi pada akseptor
kontrasepsi oral yang mengandung hanya progestagen saja, setelah memakai estrogen dosis
tinggi pascaovulasi untuk mencegah kehamilan. Merokok pada waktu terjadi konsepsi
dilaporkan meningkatkan insiden kehamilan ektopik yang diperkirakan sebagai akibat
perubahan jumlah dan afinitas reseptor adrenergik dalam tuba.

2.3.3. Kegagalan kontrasepsi


Sebenarnya insiden sesungguhnya kehamilan ektopik berkurang karena kontrasepsi sendiri
mengurangi insidensi kehamilan. Akan tetapi dikalangan para akseptor bisa terjadi kenaikan
insiden kehamilan ektopik apabila terjadi kegagalan pada teknik sterilisasi. Alat kontrasepsi
dalam rahim selama ini dianggap sebagai penyebab kehamilan ektopik. Namun ternyata
hanya AKDR yang mengandung progesteron yang meningkatkan frekuensi kehamilan
ektopik. AKDR tanpa progesteron tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik, tetapi bila
terjadi kehamilan pada wanita yang menggunakan AKDR, besar kemungkinan kehamilan
tersebut adalah kehamilan ektopik.

Manifestasi Klinik

Kehamilan ektopik belum terganggu sulit diketahui, karena biasanya penderita


tidak menyampaikan keluhan yang khas.
Pada umumnya penderita menunjukkan gejala gejala seperti pada kehamilan muda
yakni mual, pembesaran disertai rasa agak sakit pada payudara yang didahului
keterlambatan haid.
Disamping gangguan haid, keluhan yang paling sering ialah nyeri di perut bawah
yang tidak khas, walaupun kehamilan ektopik belum mengalami ruptur. Kadang-kadang
teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan.
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari
perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak
jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya.
Gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus
atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum
penderita sebelum hamil.
Nyeri abdomen merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik. Nyeri dapat
unilateral atau bilateral, pada abdomen bagian bawah, seluruh abdomen, atau hanya di
bagian atas abdomen. Umumnya diperkirakan, bahwa nyeri perut yang sangat menyiksa
pada suatu ruptur kehamilan ektopik, disebabkan oleh darah yang keluar ke dalam kavum
peritoneum. Tetapi karena ternyata terdapat nyeri hebat, meskipun perdarahannya sediki t,
dan nyeri yang tidak berat pada perdarahan yang banyak, jelas bahwa darah bukan satu
atunya sebab timbul nyeri. Darah yang banyak dalam kavum peritoneal dapat menyebabkan
iritasi peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri yang bervariasi.
Amenorea atau gangguan haid merupakan tanda yang penting pada kehamilan
ektopik. Lamanya amenorea tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.
Sebagian penderita tidak mengalami amenorea karena kematian janin terjadi sebelum haid
berikutnya.
Bercak darah (spotting) atau perdarahan vaginal merupakan juga tanda yang penting
pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan berasal dari
uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan biasanya sedikit, berwarna coklat tua, dan dapat
intermiten atau terus menerus.
Pada pemeriksaan dalam ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri
menimbulkan rasa nyeri dan kavum Doglas teraba menonjol, berkisar dari diameter 5 sampai
15 cm, dengan konsistensi lunak dan elastis

Diagnosis

Diagnosis klinik kehamilan ektopik dapat ditegakkan dari ditemukannya trias kli
nik klasik, yaitu nyeri abdomen, amenore, dan perdarahan vagina.
Akan tetapi pada kenyataanya hanya 50% penderita yang menunjukkan trias klin
ik klasik. Nyeri abdomen dialami oleh 75% penderita, sedangkan perdarahan vagina
hanya didapatkan pada 40‐50% penderita.
Kehamilan ektopik diidentifikasi dengan menggabungkan temuan klinis serta
pemeriksaan serum dan sonografi transvagina.

Diagnosis Banding

Kehamilan ektopik harus didiagnosis banding dengan apendisitis, salfingitis, ruptur


kista korpus luteum atau kista folikel ovarium, aborsi spontan atau aborsi iminens,
torsi ovarium, dan gangguan traktus urinarius.

Penatalaksanaan

Indikasi pembedahan adalah gejala simptomatik dengan gambaran free fluid level
intraperitoneal, kadar βHCG yang sangat tinggi, tidak adanya kontraindikasi pemberian
metotreksat dan adanya kegagalan terapi medis sebelumnya. Jenis tindakan l aparoskopi atau
laparotomi bergantung pada keadaan hemodinamik
Laparotomi juga biasanya dilakukan pada wanita dengan pendarahan intraperitoneal
ekstensif, keadaan hemodinamik yang tidak stabil maupun adanya gambaran buruk saat
dilakukan laparoskopi.

Komplikasi

Komplikasi kehamilan ektopik sering terjadi karena salah diagnosis, keterlambatan


diagnosis, atau kesalahan terapi. Komplikasi terburuk kehamilan ektopik
adalah ruptur uteri atau tuba, yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan masif,
syok, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), dan kematian.

Kehamilan abdominal merupakan salah satu jenis kehamilan ektopik yang memilik
i resiko paling tinggi dibandingkan dengan kehamilan ektopik di tempat lain. Frekuensi k
ehamilan abdominal 1:10.000 kelahiran hidup. Angka kematian pada kehamilan abd
ominal adalah 7,7 kali bila dibandingkan dengan kehamilan tuba dan 90 kali dari keh
amilan intrauterine.
Kehamilan abdominal merupakan diagnosis klinik kehamilan ektopik yang paling su
lit ditegakkan, padahal kehamilan abdominal membutuhkan penanganan sesegera mungkin
.
Kesalahan dan keterlambatan diagnosis akan sangat meningkatkan mortalitas pada
kehamilan abdominal.
Diagnosis kehamilan abdominal umumnya baru ditegakkan setelah dilakukan laparo
tomi, hanya kurang dari separuh kasus kehamilan abdominal yang dapat ditegakkan sebel
um laparotomi.

Kesimpulan

Terjadinya kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi secara tiba tiba pada seluruh kasus
kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terganggu merupakan suatu kegawatdaruratan dalam
obstetri yang perlu penanganan segera.
Perlunya diagnosis dini maupun observasi klinis sangat diperlukan mengingat
pentingnya kelangsungan hidup ibu maupun prognosis reproduksi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai