Versi 2012
Akreditasi 2012
RS Royal Prima Jambi
Permenkes No 012/MENKES/2012 Tentang
Akreditasi RS
Ketentuan Umum
Akreditasi adalah :
Pengakuan terhadap Rumah Sakit yg diberikan oleh
lembaga independen penyelenggara Akreditasi yg
ditetapkan oleh menteri, setelah dinilai bahwa Rumah
Sakit itu memenuhi standar pelayanan Rumah Sakit yg
berlaku utk meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit secara berkesiambungan
Tujuan
1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatkan keselamatan pasien Rumah
Sakit
3. Meningkatkan perlindungan bagi pasien,
masyarakat, sumber daya manusia Rumah
Sakit, dan rumah sakit sebagai institusi
4. Mendukung Program pemerintah bidang
kesehatan
Mengapa ada akreditasi di RS??
CONTOH ILUSTRASI
AKIBAT TIDAK DILATIH
PCC??
Profesional
Pemberi Asuhan
(PPA) DPJP
Perawat
/ Bidan Apoteker
Terapis Teknisi
Fisik Medis
Penata
Lainnya Anestesi
SURVEI
VERIFIKASI
TAHUN KE-2
AKREDITASI
SURVEI
VERIFIKASI MENYIAPKAN BAB : PMKP, MDG’S, TKP, MFK &
MKI
P
TAHUN KE-1
e
n
AKREDITASI 1 2 3 4 5 6
TAHUN
Apa yang Disiapkan......?
KEKUATAN
Komitmen pimpinan RS ROYAL PRIMA JAMBI dengan
seluruh jajarannya untuk melaksanakan akreditasi
sangat baik.
Sutoto.KARS 24
N Pertanyaan Jawaban
o
2 Bagaimana Setiap pasien yang masuk rawat inap
prosedur di dipasangkan gelang identitas pasien
rumah sakit
Kebijakan dan/atau prosedur untuk
dalam
mengidentifik mengidentifikasi pasien:
nama pasien
asi pasien nomor rekam medis
tanggal lahir
gelang identitas pasien dengan bar-code, dll
Dapat menggunakan 2 cara identitas yaitu
NAMA dan TANGGAL LAHIR yang
disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat
dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan
pasien di IGD, ICU dan kamar operasi
dengan tetap memperhatikan data pada
N Pertanyaan Jawaban
o
3 Kapan pemberian obat
dilakukan pemberian darah / produk darah
proses pengambilan darah dan spesimen lain untuk
verifikasi pemeriksaan klinis
identitas Sebelum memberikan pengobatan
pasien? Sebelum memberikan tindakan
4
Gelang Gelang identitas Pasien :
identifikasi - Laki--‐laki : BIRU
apa saja - Pasien perempuan :MERAH MUDA/ PINK
yang - Gelang pasien risiko jatuh :Simbol tanda
digunakan di KUNING yang ditempelkan pada gelang
rumah sakit? pasien
- Gelang alergi : MERAH
FX_40/
No Pertanyaan Jawaban
Apa bukti Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau
edukasi telah keluarga
diberikan Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir
kepada pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pembe
pasien? edukasi dan penerima edukasi.
N Pertanyaan Jawaban
o
9 Apakah Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
definisi Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera
kejadian (KTC) , Kondisi Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian
sentinel? Sentinel.
PELAPOR
Kasie/Manager
Lapor Ke
Humas/Marketing
Lapor Direktur
N Pertanyaan Jawaban
o
11 PPI Ada 5 saat melakukan praktek membersihkan tangan :
Sebelum kontak dengan pasien.
Kapan saat Sebelum Tindakan Asepsis.
melakukan Setelah terkena cairan tubuh Pasien
kebersihan Setelah kontak dengan Pasien.
tangan ? Setelah kontak dengan Lingkungan Sekitar Pasien.
Uraian kapan melaksanakan cuci tangan
Segera:
Setelah tiba ditempat kerja.
Sebelum :
Kontak langsung dengan pasien.
Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan
tindakan invasif ( pemberian suntikan intra vaskuler )
Menyediakan/ mempersiapkan obat-obatan.
Mempersiapkan makanan.
Memberi makan pasien.
Meninggalkan rumah sakit.
No Jawaban
8 Bagaimana prosedur ?
SPO
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Sutoto.KARS 43
SPO
SAAT PEMASANGAN GELANG
OLEH PETUGAS
1. Jelaskan manfaat gelang pasien
2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi
gelang .dll
3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan
tindakan atau memberi obat memberikan pengobatan tidak
menkonfirmasi nama dan mengecek ke gelang
Sutoto.KARS 44
• Paralytic agent vs antacid
KARS
Pancuronium (Pavulon)
vs Pantoprazole
• hidraALAzine hidrOXYzine
• ceREBYx ceLEBRex
• vinBLASTine vinCRIStine
• chlorproPAMIDE chlorproMAZINE
• glipiZIde glYBURIde
• DAUNOrubicine dOXOrubicine
Sutoto.KARS 47
Look Alike Sound Alike
LAS LAS
A A
Sutoto.KARS 48
Look-Alike High Alert Drugs
HIGH ALERT
REGINA
TURNER (52)
“LEFT SIDED
CRANIOTOMY
BYPASS”
DIOPERASI
SISI KANAN,
KARENA TIM
OPERASI TAK
MELAKUKAN
TIME OUT
OPERASI SALAH KAKI
Sutoto.KARS 51
OPERASI SALAH SISI
CONTOH PENANDAAN
Sutoto.KARS
54
BEBERAPA PROSEDUR YANG
TIDAK MEMERLUKAN
PENANDAAN:
• Kasus organ tunggal (misalnya operasi
jantung, operasi caesar)
• Kasus intervensi seperti kateter jantung
• Kasus yang melibatkan gigi
• Prosedur yang melibatkan bayi
prematur di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen
Sutoto.KARS 55
Sutoto.KARS 56
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, UNTUK MEMUDAHKAN MENGINGAT
URUTAN ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB
• TELAPAK TANGAN
• PUNGGUNG TANGAN TEPUNG SELACI PUPUT
• SELA- SELA JARI
• PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN LAMA CUCI TANGAN:
KUNCI) HAND RUB : 20-30 DETIK
• SEKELILING IBU JARI (PUTAR- HAND WASH 40-60 DETIK
PUTAR)
• KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-
PUTAR)
Sutoto.KARS 58
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
Memang Sulit ... Tapi Arahnya
JELAS
Persiapan Akreditasi
PERTEMUAN
SELANJUTNYA
APK, AP, PP, PAB, PPK, & MPO
Djati Santoso
Stroke Center RS Bethesda
Djati Santoso
• Lahir di Klaten, 8 September 1958
• Rumah. Jln Monjali ke Utara Km 11. Plumbon
Sardonoharjo Ngaglik Sleman
• Pendidikan. Akper St Carolus Jakarta. S1 Manajemen
STIE IEU Yogyakarta
• Pengalaman kerja. Sebagai Ka. Ruang. E. F. N.
Flamboyan. Gardenia. SAS dan Bakung. Kalakhar
Irna I. Ka. Ruang H. Anggota Team Casemix RSB.
• Organisasi. Ketua I PPNI Komisariat RS Bethesda.
Sekretaris DPD PAKSI Prop DIY. Staf Bidang
Ketenagaan di SP3T Prop DIY. Wakil Manajer Sasana
Husada Prop. DIY.
PERSPEKTIF STANDAR
AKREDITASI
• Sandart Akreditasi RS 2012. AP.1.11 dan
APK 3 / JCI, mensyaratkan agar RS :
a.Mempunyai Assesment Awal yg mencakup
penentuan dibutuhkan atau tidaknya
perencanaan pulang.
b.Mempunyai suatu proses u/ mengidentifikasi
pasien yang mana, perencanaan
pemulangan dirinya adalah sangat penting
Lanjutan
c. Perencanaan pemulangan bagi pasien ini,
dimulai segera setelah pasien diterima
sebagai pasien rawat inap.
d. Kesiapan pasien pulang harus memenuhi
kriteria yang relevan atau adanya indikasi
yg memastikan keselamatan pasien
BAB I. AKSES KE PELAYANAN
& KONTINUITAS PELAYANAN
• Maksud dan tujuan APK.3. Merujuk pasien ke praktisi kesehatan
lain di luar rumah sakit atau ke rumah sakit lain, memulangkan
pasien ke rumah atau ke tempat keluarga harus berdasarkan
kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan akan kelanjutan
pelayanan. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien
tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan
berdasarkan kebijakan. Kriteria dapat juga digunakan untuk
menentukan pasien siap dipulangkan. Kebutuhan pelayanan
berkelanjutan dapat berarti rujukan ke dokter spesialis, terapis
rehabilitasi atau kebutuhan pelayanan preventif yang dilaksanakan
di rumah oleh keluarga. Proses yang terorganisir dibutuhkan untuk
memastikan bahwa kebutuhan pelayanan berkelanjutan ditangani
oleh ahli yang tepat di luar rumah sakit dan apabila diperlukan
proses ini dapat mencakup merujuk pasien ke rumah sakit lain. Bila
ada indikasi, rumah sakit dapat membuat rencana kontinuitas
pelayanan yang diperlukan pasien sedini mungkin. Keluarga pasien
dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik
atau sesuai kebutuhan pasien.
PERSIAPAN / EDUKASI
• Penjelasan tentang penyakit stroke
• Faktor risiko
• Rencana Terapi dan Pengobatan
• Rehabilitasi
• SIAPA yang akan merawat di rumah
• Keluarga
• Tenaga Kesehatan lain
SARANA PENDUKUNG
• Transpotasi pulang
• Alat alat untuk latihan
• Diet
• Obat yang dikonsumsi
• Alat alat medis yg diperlukan
• Tempat tinggal atau kamar tidur di rumah
PERAN KELUARGA
• PASIEN sebagai keluarga sendiri
• Suasana rumah yang suportif
• Aktivitas kebersamaan di rumah,
misal nonton TV, bermain,
membaca, belanja dll
• Tenaga lain yang membantu / care
giver
• Dukungan komunitas sosial
1. Membantu kemandirian
• Latihan aktifitas sehari hari
• Seting lingkungan dalam rumah
• Kamar tidur dekat dengan WC
• Dekatkan barang barang mudah
terjangkau
2. Mencegah Komplikasi
–Kaku sendi
–Luka tekan atau decubitus
–Depresi
–Infeksi paru paru
–Infeksi saluran kemih
–Jatuh
–Rubah posisi tidur
–Pemasangan matras anti decubitus
• Jaga kebersihan / personal hygiene
• Pegangan atau pengaman
• Alas kaki yang tak licin
• Pakaian
3. Mencegah stroke ulang
• Pengendalian faktor Risiko
– Kontrol teratur / rutin
– Makanan seimbang, dg porsi
sayur dan buah
– Olah raga ringan, teratur
– Berhenti Merokok
– Hindari Stress
MASALAH PASCA STROKE
KELUMPUHAN SALAH SATU SISI
•Atur posisi pasien senyaman mungkin
•Terlentang atau miring ke salah satu sisi
•Air liur mengalir dari mulut, latih minum
dengan sedotan
• TONUS OTOT YANG ABNORMAL
• Lemas atau kaku, program latihan oleh
petugas fisiotherapi
demi tahap
KOMUNIKASI
Ciptakan suasana rilek dan gembira, berbicara
pelan pelan dan jelas, gunakan gerakan tangan,
tulisan, gambar, beri waktu untuk jawab
pertanyaan, jangan di tertawakan.
• RENCANA PEMULANGAN PASIEN
HARUS DILAKUKAN DENGAN BAIK.
• EDUKASI KEPADA KELUARGA
SANGAT DIPERLUKAN
DUKUNGAN KEBIJAKAN PELAYANAN
KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT LANJUT (FKTL) DALAM
MENDUKUNG PELAYANAN KEFARMASIAN
Disampaikan pada :
Rapat Konsultasi Teknis
Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian
Bandung, 3 – 6 Juni 2014
DASAR HUKUM
1. UU Rumah Sakit Nomor:44 Tahun 2009
2. Permenkes Nomor:147 Tahun 2010 tentang
Perizinan RS
3. Permenkes Nomor : 340 Tahun 2010 tentang
Klasifikasi RS
4. Permenkes Nomor: 012 Tahun 2012 tentang
Standar Akreditasi Rumah Sakit
5. SK Menteri Kesehatan Nomor: 428/2012
Tentang Penetapan Lembaga Independen
Pelaksana Akreditasi RS di Indonesia
6. Standar Akreditasi RS thn.2012 (Keputusan
Dirjen BUK Nomor: HK02.04/I/2790/11)
1) Untuk Peningkatan mutu pelayanan RS wajib
diakreditasi minimal 3 tahun sekali
2) Akreditasi RS yg dimaksud dilakukan oleh
lembaga independen dr dalam/luar negeri
berdasarkan standar akreditasi yg berlaku
3) Lembaga independen sbgmana dimaksud pd
ayat (2) ditetapkan oleh Menteri
4) Ketentuan mengenai akreditasi RS dimaksud
diatur dgn Peraturan Menteri
Pasal 3 :
Ayat 3 RS wajib mengikuti akreditasi nasional
Sasaran I :
Section I : Accreditation Participation
Requirement (APR) Section II : Patient-Centered
Standards
JCI
Accreditation
Standards for
Hospital
Section IV : Academic
Section III: Health Care Medical Center Hospital
Organization Standards
Management Standards
MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT
dalam
Standar Akreditasi Nasional 2012 dan
Standar Akreditasi JCI
KETERKAITAN STANDAR
Akreditasi 2012: Kep Dirjen BUK : HK.02.04/1/2790/2011
GAMBARAN UMUM
MPO merupakan komponen yg penting, mencakup sistem
dan proses, upaya multidisiplin dan terkoordinir untuk
menerapkan prinsip rancang proses yg efektif serta
implementasi dan peningkatan terhadap :
Standar MPO.1
Penggunaan obat di RS sesuai dengan UU, dan
Peraturan yg berlaku dan diorganisir secara
efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
DOKUMEN
1. Pedoman Pengelolaan obat
2. Struktur Organisasi
3. Pedoman berisi lingkar sebelas*
4. Review manajemen obat selama 1 tahun **
5. Permenkes dan daftar sumber info obat
Standar MPO.1.1
Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau
profesional lain yg terlatih mensupervisi
yan farmasi atau pharmaceutical.
Standar MPO.2
Obat dengan cara seleksi yg benar, digunakan untuk
peresepan atau pemesanan, sudah ada di stok atau sudah
tersedia.
Standar MPO.2.1
Ada metode mengawasi daftar obat yg tersedia dan
penggunaannya di RS
Standar MPO.2.2
RS dapat segera memperoleh Obat yg tidak ada
dalam stok atau yg normal tersedia atau sewaktu
farmasi tutup SOP jika Farmasi tutup, SPO
pengadaan obat jika stok kosong.
MMU 2 :
Obat untuk peresepan dan pemesanan
disediakan di RS. Namun untuk obat yang
tidak disediakan difarmasi RS, atau yang
biasanya ada tetapi sedang kosong atau
ketika farmasi tutup maka RS membuat
mekanisme untuk menyediakan obat itu
ketika dibutuhkan pasien.
MMU 2.1 :
RS membuat metode pengawasan
kepada daftar obat dan penggunaannya
PENYIMPANAN
Standar MPO.3
Obat disimpan dengan baik dan aman.
Standar MPO.3.1
Kebijakan RS yg mendukung penyimpanan yg tepat dari obat-
obatan/medications dan produk nutrisi yg tersedia SPO
Penyimpanan Obat, Pedoman Pelayanan *termasuk
psikotropika/narkotik
Standar MPO.3.2
Obat-obatan Emergensi Tersedia, Dimonitor Dan Aman
Bilamana Disimpan Di Luar Farmasi Panduan Pengelolaan,
SPO Penyimpanan, Kebijakan Penyimpanan Obat Emergensi
Standar MPO.3.3
RS mempunyai sistem penarikan (recall) obat SPO dan
Pedoman Proses Penarikan, SPO dan Pedoman Penanganan
Obat kadaluarsa
MMU 3 :
Obat-obatan disimpan secara sesuai
aturan dan aman
MMU 3.1
Obat-obatan dan produk nutrisi
khusus disimpan sesuai dengan
aturan penyimpanan
MMU 3.2
Obat-obatan emergensi tersedia,
dimonitor dan aman ketika disimpan
diluar apotik
MMU 3.3
Rumah Sakit memiliki sistem
penarikan obat.
PEMESANAN DAN PENCATATAN
Standar MPO.4
Peresepan, pemesanan, dan pencatatan
diarahkan oleh kebijakan & prosedur
Standar MPO.4.1
RS menjabarkan secara lengkap elemen dari suatu pemesanan atau
penulisan resep serta jenis pemesanan yg dapat digunakan **
Standar MPO.4.2
RS mengidentifikasi petugas yg kompeten yg diijinkan untuk
menuliskan resep atau memesan obat-obatan. SK berisi daftar
dokter yg boleh menulis resep dan staf yg boleh memesan resep
Standar MPO.4.3
Pencatatan setiap pasien yg menerima obat berisi satu daftar obat yg
diresepkan atau dipesan untuk pasien ,berapa kali obat diberikan.
Termasuk pula obat yg diberikan “bila perlu”. Bila informasi ini dicatat
pada lembaran obat yg terpisah, maka lembaran tersebut diselipkan
dalam status pasien saat dipulangkan atau dipindahkan.
Kebijakan Penulisan Resep Yang Lengkap
Standar MPO.5.2
Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat
dgn dosis yg tepat dan kepada pasien yg tepat di
saat yg tepat
**OBAT DITELAAH TENTANG KETEPATANNYA
(oleh petugas profesional dan terlatih)
Standar MPO.6.1
Pemberian obat termasuk proses untuk
memverifikasi apakah obat sudah betul
berdasarkan pesanan obat
Standar MPO.6.2
Kebijakan dan prosedur mengatur obat yg dibawa
ke dalam RS oleh pasien yg mengobati diri sendiri
maupun sbg contoh
MMU 6
RS menetapkan individu yang kompeten yang boleh
memberikan obat kepada pasien.
MMU 6.1
Pemberian obat kepada pasien termasuk proses
untuk memverifikasi obat berdasarkan resep atau
pemesanan obat.
MMU 6.2
Kebijakan dan prosedur mengatur obat-obatan yang
dibawa pasien dari rumah yang di gunakan sendiri
atau contoh obat.
.
PEMANTAUAN
Standar MPO.7
Efek obat terhadap pasien dimonitor
Standar MPO.7.1
MMU 7.1
RS membuat dan
mengimplementasikan
proses pelaporan dan
tindakan yang diambil pada
saat terjadi kesalahan
pemberian obat (medication
error)atau kejadian nyaris
salah (near miss).
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN FARMASI
DALAM AKREDITASI 2012 DAN JCI