dalam
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
16 September 2022
BAHASAN
• Definisi dan Dasar Hukum
• Spesifikasi Barang/Jasa
(Pasal 1 angka 1 PerPres No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas PerPres RI No. 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pejabat Pembuat Komitnren yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara atau anggaran belanja daerah. (Pasal 1
angka 10 PerPres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut Swakelola adalah cara
memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/ Lembaga Perangkat Daerah,
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok
masyarakat. (Pasal 1 angka 23 PerPres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)
METODE PEMILIHAN PENYEDIA
BARANG-JASA dan PEKERJAAN
KONSTRUKSI
Pasal 38 ayat (1) PerPres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
Metode Pemilihan Penyedia Barang-Jasa dan Pekerjaan
Konstruksi terdiri atas:
•e-Purchasing
•Pengadaan Langsung
•Penunjukan Langsung
•Tender Cepat, dan
•Tender
e-Purchasing
Pasal 1 angka 35 PerPres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah e-Purchasing adalah
tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik atau daring.
Pasal 38 ayat (2) PerPres Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kegunaan dari e-
Purchasing adalah untuk Barang/ Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang sudah
tercantum dalam Katalog Elektronik atau Toko Daring.
Lampiran PerKa Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah tentang
Pelaksaan Pemilihan Penyedia, untuk metode e-Purchasing, menyatakan: PPK
melaksanakan:
•e-Purchasing dengan nilai HPS paling sedikit di atas Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah); dan
•e-Purchasing dengan nilai HPS paling sedikit di atas Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) untuk percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat.
PerKa Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah
•e-Purchasing dikecualikan dari Penetapan HPS.
•Surat Pesanan merupakan bentuk perjanjian dalam pelaksanaan pengadaan
melalui e-Purchasing.
•Tender digunakan dalam hal tidak dapat menggunakan e-Purchasing,
Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung dan Tender Cepat.
•Metode pemilihan melalui e-Purchasing diatur tersendiri dalam Peraturan
LKPP
PENGADAAN LANGSUNG
&
PENUNJUKAN LANGSUNG
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu (bernilai paling banyak Rp.200.000.000,-).
Tender dimaksud dilaksanakan dalam hal tidak dapat menggunakan metode pemilihan
Penyedia lainnya.
Tender Cepat dilaksanakan dalam hal pelaku usaha telah terkualifikasi dalam Sistem
Informasi Kinerja Penyedia untuk pengadaan yang:
•Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci; atau
•Dimungkinkan dapat menyebutkan merek.
Pelaksaan Pemilihan Tender dan Tender Cepat untuk pengadaan Barang/ Jasa Lainnya
yang bernilai paling sedikit di atas Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp.2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah) untuk percepatan
pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
IV
TAHAP PENGADAAN
BARANG DAN JASA BERDASARKAN
PENGELOMPOKAN KEGIATANNYA
1. Tahap Persiapan 2. Tahap Proses
Pengadaan, meliputi: Pengadaan, meliputi:
• Perencanaan pengadaan barang dan jasa
• Pembentukan Panitia pengadaan barang dan jasa • Pemilihan Penyedia Barang dan Jasa
• Penetapan Sistem pengadaan barang dan jasa • Penetapan Penyedia Barang dan Jasa
• Penyusunan Jadwal pengadaan barang dan jasa
• Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
• Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa
C=M+D–A
(Corruption = Monopoly + Discretion - Accountability)
atau
Korupsi sama dengan monopoli ditambah kewenangan, tetapi minus akuntabilitas.
Sumber Sumber Potensial Korupsi Dalam
Pengadaan Barang/Jasa
a. Penandatanganan kontrak yang tidak dilengkapi dengan a. Pekerjaan / Barang tidak sesuai dengan spesifikasi
dokumen pendukung atau dokumen fiktif dan b. Pekerjaan belum selesai, sudah dilakukan serah terima
b. Penandatangan kontrak yang ditunda-tunda
5. Pola Penyimpangan pada Tahap Pengawasan. 6. Pola Penyimpangan Pelaporan Keuangan dan Audit
.
a. Kolusi antara Pelaksana Proyek dengan Pengawas Proyek a Tidak jujur
b. Suap kepada Pengawas Proyek b. Dibeli
c. Hasil Laporan Pengawas Proyek tidak sesuai dengan hasil c. Meluluskan bukti-bukti akuntansi yang tidak benar
pekerjaan
NILAI-NILAI
ANTI KORUPSI
1. Kejujuran
2. Kepedulian
3. Kemandirian
4. Kedisiplinan
5. Tanggungjawab
6. Kerja Keras
7. Sederhana
8. Keberanian
9. Keadilan
PRINSIP-PRINSIP
ANTI KORUPSI
1. Akuntabilitas 3.Kejujuran
2. Transparansi : 4.Kewajaran
• Proses penganggaran 5.Kebijakan
• Proses penyusunan kegiatan 6.Kontrol kebijakan
• Proses pembahasan
• Proses pengawasan
• Proses Evaluasi
STRATEGI UPAYA ANTIKORUPSI DI
BIDANG PENGADAAN BARANG
• Harus ada sistem karier pegawai yang jelas.
• Pemerintah daerah harus menjalin kerjasama dengan lembaga pemeriksa dan
penegak hukum di luar pemerintah daerah.
• Harus ada upaya yang mendukung gerakan anti-korupsi, seperti kehadiran
lembaga-lembaga demokratis, pers yang bebas dan agresif, dan norma-norma
sosial yang memupuk kejujuran.
• Meningkatkan iklim persaingan di bidang-bidang yang rawan monopoli, dapat
melenyapkan peluang untuk tindak korupsi.
• Secara hukum dapat dilakukan melalui pembuatan undang-undang dan
peraturan baru yang bertujuan untuk mengurangi kekuasaan sewenang-
wenang, meningkatkan persaingan, menegakkan keadilan, dan mewujudkan
efisiensi melalui prosedur standar yang jelas dan terbuka sehingga segala
penyimpangan dapat dengan mudah diketahui.
• Tindakan pencegahan untuk mencegah pelaku usaha swasta menyuap atau
“kongkalikong” dengan pejabat daerah.
SEKIAN
TERIMA KASIH