Anda di halaman 1dari 5

Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Langsung

Related Articles

4 Tipe Swakelola pada Perpres No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

18 Januari 2019

PL. Manakah yang benar Pemilihan Langsung, Penunjukan Langsung ataukah Pengadaan Langsung?

18 Januari 2019

Pelaksanaan Swakelola Dalam Pengadaan Barang dan Jasa

18 Januari 2019

Istilah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan metode pemilihan penyedia dengan cara Pengadaan Langsung
dilakukan oleh Pejabat Pengadaan. Pejabat Pengadaan membeli barang atau membayar jasa secara langsung
kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui proses lelang atau seleksi. Pengadaan langsung pada hakikatnya
dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku di pasar, bukan berdasarkan harga ketetapan gubernur/bupati. Jadi,
pengadaan langsung berlaku sistem jual beli biasa dimana antara penyedia yang memiliki barang/jasa untuk dijual
dan Pejabat Pengadaan yang membutuhkan barang/jasa terdapat kesepakatan untuk melakukan transaksi jual-
beli barang/jasa dengan proses negosiasi. Sebelum melangkah jauh mengenai tata cara pelaksanaan pengadaan
langsung, kami akan memberikan penjelasan mengenai tahapan pengadaan langsung sebelum akhirnya PPK
meminta Pejabat Pengadaan melaksanakan lelang. Berikut ini tahapannya.

1. RUP (Rencana Umum Pengadaan) yang diumumkan PA/KPA di website K/L/D/I  masing-masing, papan
pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE (RUP diumumkan
setelah disetujui oleh DPR atau setelah APBD yang merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah
Daerah dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, mengumumkan kembali RUP,
apabila terdapat perubahan/penambahan DIPA/DPA).

2. PA/KPA menyerahkan RUP dan KAK kepada PPK.

3. PPK menyusun HPS, kecuali untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan
Rp10.000.000,- yang menggunakan bukti pembelian, PPK tidak perlu menyusun HPS (Pasal 66 ayat (1)
Perpres 70/2012).

4. Selanjutnya HPS, spesifikasi teknis/barang, gambar dan rancangan SPK disampaikan ke Pejabat
Pengadaan.

5. Pejabat Pengadaan melakukan proses Pengadaan Langsung sesuai dengan SDP (Standar Dokumen
Pengadaan)

Adapun tata cara proses pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:

a. Pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk pengadaan yang menggunakan bukti pembelian dan
kwitansi, meliputi antara lain:

1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memerintahkan Pejabat Pengadaan untuk melaksanakan proses
pengadaan langsung;

2. Pejabat Pengadaan dapat memerintahkan seseorang untuk melakukan proses pengadaan langsung untuk
barang/jasa lainnya yang harganya sudah pasti dan tidak bisa dinegosiasi sekurang-kurangnya meliputi:

 Memesan barang sesuai dengan kebutuhan atau mendatangani langsung ke penyedia barang;

 Melakukan transaksi;

 Melakukan pembayaran;

 Menerima bukti pembelian atau kwitansi;

 Melaporkan kepada Pejabat Pengadaan;

3. Pejabat Pengadaan meneliti dan mempertanggungjawabkan proses pengadaan langsung


4. Pejabat Pengadaan menyerahkan bukti pembelian atau kwitansi kepada PPK

b. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia untuk
pengadaan yang menggunakan SPK, meliputi antara lain:

1. Setelah PPK memerintahkan proses pengadaan langsung barang, Pejabat Pengadaan mencari informasi
terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan harga, antara lain media elektronik dan/atau non-
elektronik;

2. Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang
berbeda;

3. Pejabat Pengadaan mengundang calon Penyedia yang diyakini mampu untuk menyampaikan penawaran
administrasi, teknis dan harga pada hari yang telah ditentukan;

4. Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen – dokumen lain yang
menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan;

5. Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis dan harga secara langsung sesuai
jadwal yang telah ditentukan dalam undangan;
6. Pejabat Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi administrasi dan teknis dengan sistem gugur,
melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan Penyedia dengan harga yang wajar
serta dapat dipertanggungjawabkan;

7. Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS;

8. Apabila dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan Langsung dinyatakan
gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang dengan mengundang Penyedia lain;

9. Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung yang terdiri dari:

 Nama dan alamat Penyedia;

 Harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negosiasi;

 Unsur – unsur yang dievaluasi (apabila ada);

 Hasil negosiasi harga (apabila ada);

 Keterangan lain yang dianggap perlu; dan

 Tanggal dibuatnya Berita Acara

c. Pejabat Pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung kepada PPK;
d. PPK melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian dengan ketentuan:

1. Bukti pembelian dapat digunakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 10 juta;

2. Kwitansi dapat digunakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 50 juta;

3. Surat Perintah Kerja (SPK) dapat digunakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 200 juta;

Untuk lebih jelasnya mengenai batas nilai pengadaan langsung bisa dilihat disini.

Perlu diketahui bersama ketentuan Pengadaan Langsung ini didasarkan dengan mempertimbangkan 4 ketentuan:
a. Merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I;
b. Teknologi Sederhana;
c. Risiko kecil; dan/atau
d. Dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orang-perseorangan dan/atau badan usaha kecil serta koperasi
kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil;

Dan dalam pelaksanaan Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan yang
didasarkan pada pasal 16 ayat (3) Perpres 70/2013. Pejabat Pengadaan meminta kepada penyedia yang
memenuhi kualifikasi dimana penyedia tidak diwajibkan menyampaikan formulir isian kualifikasi, bila menurut
pertimbangan Pejabat Pengadaan, penyedia tersebut memiliki kompetensi atau untuk pengadaan langsung yang
menggunakan tanda bukti perjanjian berupa bukti pembelian/kwitansi.

Maka sangat jelaslah disini bahwa Pejabat Pengadaan dapat melaksanakan proses pengadaan secara mandiri atau
seorang diri saja sebagaimana terdapat kesamaan fungsi antar Pejabat Pengadaan dan Unit Layanan Pengadaan
(ULP). Yang membedakan tentu saja hanya dari nilai pengadaannya saja dimana ULP yang didalamnya terdapat
Pokja – pokja melaksanakan proses Pengadaan dengan nilai diatas Rp. 200 juta (untuk pengadaan barang, jasa
lainnya dan jasa konstruksi) dan nilai diatas Rp. 50 juta (untuk pengadaan jasa konsultasi).

Demikianlah Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Langsung yang perlu dipahami oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan dan Penyedia barang. –
https://www.pengadaan.web.id
Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan teknologi informasi untuk memfasilitasi
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. UKPBJ/Pejabat Pengadaan pada
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang tidak memiliki Layanan Pengadaan Secara Elektronik dapat
menggunakan fasilitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang terdekat dengan tempat kedudukannya untuk
melaksanakan pengadaan secara elektronik. Selain memfasilitasi UKPBJ/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan
pengadaan barang/jasa secara elektronik Layanan Pengadaan Secara Elektronik juga melayani registrasi penyedia
barang dan jasa yang berdomisili di wilayah kerja Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang bersangkutan.

Pengadaan barang/jasa secara elektronik akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan akses
pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung proses
monitoring dan audit dan memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time guna mewujudkan clean and good
government dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

Dasar hukum pembentukan Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah Pasal 73 Nomor 16 Tahun 2018 tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Peraturan
Lembaga LKPP Nomor 14 Tahun 2018 tentang Layanan pengadaan Secara Elektronik. Layanan Pengadaan Secara
Elektronik dalam menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga wajib
memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.

Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik saat ini adalah tender yang ketentuan teknis
operasionalnya diatur dengan Peraturan Lembaga LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Cara E-Tendering.
Selain itu LKPP juga menyediakan fasilitas Katalog Elektronik (e-Catalogue) yang merupakan sistem informasi
elektronik yang memuat daftar,jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia
barang/jasa pemerintah, proses audit secara online (e-Audit), dan tata cara pembelian barang/jasa melalui
katalog elektronik (e-Purchasing).

SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik)

SPSE merupakan aplikasi e-Procurement yang dikembangkan oleh Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan
Secara Elektronik - LKPP untuk digunakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik di seluruh K/L/PD. Aplikasi
ini dikembangkan dengan semangat efisiensi nasional sehingga tidak memerlukan biaya lisensi, baik lisensi SPSE
itu sendiri maupun perangkat lunak pendukungnya.

SPSE dikembangkan oleh LKPP bekerja sama dengan:


1. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk fungsi enkripsi dokumen;
2. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk sub sistem audit.

Badan Siber dan Sandi Negara

BPKP
LKPP

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dibentuk berdasarkan Perpres
No 106 tahun 2007.

LKPP merupakan lembaga pemerintah satu-satunya yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan
perumusan kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah, dan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.

Informasi Sistem:
Versi Aplikasi : Aplikasi SPSE v4.5u20230512 Agregasi Inaproc: Aktif
ID LPSE: 634

ADP Online INAPROC Online SIKaP Online SiRUP Online JaIM Online PPSDM Online

Update terakhir 02-06-2023 10:05, setiap 5 menit.

Anda mungkin juga menyukai