Anda di halaman 1dari 6

Pejabat pengadaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Berdasarkan Perpres 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pasal 1 ayat 13, Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan
Langsung, dan/atau E-purchasing. Pejabat Pengadaan ditetapkan oleh PA/KPA di
K/L/PD dan tidak terikat tahun anggaran. Pejabat Pengadaan dilarang merangkap
jabatan sebagai Pejabat Penandatangan SPM ( PPSPM )/Bendahara atau Pejabat
Pemeriksa Hasil Pekerjaan ( PjPHP ) untuk paket pengadaan yang sama.
Untuk memudahkan pemahaman mengenai pejabat pengadaan, penulis sampaikan
matriks perbedaan tersebut.

Peraturan Definisi Pejabat Pengadaan

Perpres 54 / Personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa yang melaksanakan
2010 pengadaan barang/jasa

Perpres 70 /
Personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung
2012

Perpres 4 / Personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung,
2015 dan E-Purchasing

Pejabat adminstrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas melaksanakan Pengadaan


Perpres 16 / Langsung, Penunjukan Langsung,
2018
dan/atau E-purchasing

Mengapa pejabat pengadaan diberikan kewenangan untuk mengadakan barang/jasa


secara e-purchasing? Hal ini asumsinya adalah karena dalam e-purchasing tidak perlu
dilakukan evaluasi penawaran dan kualifikasi sehingga tugas pejabat pengadaan
adalah melaksanakan sistem dalam aplikasi e-purchasing. Jika kebutuhan akan
barang/jasa tersedia dalam katalog elektronik, maka K/L/PD wajib melakukan
pengadaan barang dan jasa dengan e-purchasing.

Tugas Pokok dan Kewenangan[sunting | sunting sumber]


Tugas pokok dan kewenangan Pejabat Pengadaan diatur dalam Perpres 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pasal 12, yaitu:

1. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung ;


2. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk
pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling
banyak Rp200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah ) ;
3. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk
pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp100.000.000,00
( seratus juta rupiah ) ; dan
4. melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00
( dua ratus juta rupiah ).
Selain tugas pokok dan kewenangan diatas, pejabat pengadaan juga dapat melakukan
pengkajian ulang atas rencana umum pengadaan dalam rapat koordinasi sesuai
dengan undangan Pejabat Pembuat Komitmen
Rujukan:
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018
Kategori: 
 Pengadaan
Tugas dan Kewenangan PPK

Secara garis besar, tugas dan kewenangan PPK terbagi ke dalam 2(dua) kelompok besar :
A. Tugas dan Kewenangan dalam pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa. Sesuai Perpres 16 Tahun
2018 tugas dan kewenangan PPK adalah :

1. menyusun perencanaan pengadaan barang dan jasa;


2. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
3. menetapkan rancangan kontrak;
4. menetapkan HPS;
5. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia;
6. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
7. menetapkan tim pendukung;
8. menetapkan tim atau tenaga ahli;
9. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
10. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
11. mengendalikan Kontrak;
12. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/ KPA;
13. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/ KPA dengan berita acara penyerahan;
14. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; dan
15. menilai kinerja Penyedia.
B. Tugas dan Kewenangan dalam pengelolaan Perbendaharaan/Anggaran sesuai PMK 190 Tahun 2012
adalah :

1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;
2. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara;
3. membuat dan menandatangani SPP;
4. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;
5. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
6. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
Tugas Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)
By -  Nidaur Rahmah

Salah satu perubahan utama dalam Perpres No. 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa adalah

berubahnya definisi dan tugas PPHP dari Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan menjadi Panitia/Pejabat

Pemeriksa Hasil Pekerjaan. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PPHP tersebut

sebagaimana pasal 1 angka 15 memiliki tugas utama, yakni memeriksa administrasi hasil pekerjaan Pengadaan

Barang/Jasa.

Dalam tata cara Serah Terima Hasil Pekerjaan pada Perpres 16/2018 Bagian Ke Delapan pasal 57 dan 58

dirunut sebagai berikut:

Pasal 57

 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Kontrak,

Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk serah terima barang/jasa.

 PPK melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan.

 PPK dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima.

Pasal 58

 PPK menyerahkan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 kepada PA/KPA.


 PA / KPA meminta PjPHP/ PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap barang/jasa

yang akan diserahterimakan.

 Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dituangkan dalam Berita Acara.

Pelaksanaan penyerahan hasil pekerjaan 100% (seratus persen) dari Penyedia kepada Pejabat Penandatangan

Kontrak sampai dengan serah terima hasil pekerjaan kepada PA/KPA  dijelaskan dalam bagan alur berikut:

PPHP sekarang hanyalah sebagai pemeriksa administratif hasil pengadaan barang/jasa mencakup proses:

 Dokumen program/penganggaran;

 Surat penetapan PPK;

 Dokumen perencanaan pengadaan;

 RUP/SIRUP;

 Dokumen persiapan pengadaan;

 Dokumen pemilihan Penyedia;

 Dokumen Kontrak dan perubahannya serta pengendaliannya; dan

 Dokumen serah terima hasil pekerjaan.

 
Demikianlah penjelasan mengenai apa saja tugas dan tanggung jawab Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan

(PPHP). Semoga menambah wawasan kamu mengenai dunai Pengadaan Barang/Jasa.

Anda mungkin juga menyukai