Anda di halaman 1dari 6

Memahami Tugas dan Wewenang PPK-

SKPD, PPK dan PPTK, dalam


Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Pengadaan Barang dan Jasa
Dalam pengelolaan keuangan daerah kita sering menjumpai istilah Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), dan Pejabat
Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD). Kesalahan dalam memahami definisi,
tugas, dan wewenang ketiga jabatan tersebut dapat berakibat gagal paham dan
kesalahan di lapangan. Bahkan tidak jarang berimbas juga pada aspek hukum. Pada
kesempatan kali ini Penulis akan mencoba mengulas tugas dan wewenangan
ketiganya menurut pengetahuan Penulis. Agar lebih terstruktur pembahasan dimulai
dengan PPK-SKPD kemudian PPK dan PPTK.

Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD)

Dalam rangka melaksanakan wewenang atas penggunaan anggaran yang dimuat


dalam DPA-SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata
usaha keuangan pada SKPD sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD.

Menurut PP 58 Tahun 2005 Pasal 14 ayat (2), Pejabat Penatausahaan Keuangan


SKPD mempunyai tugas yaitu:

1. meneliti kelengkapan SPP-LS yang diajukan oleh PPTK;


2. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran;
3. menyiapkan SPM;
4. menyiapkan laporan keuangan SKPD.

Pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak boleh merangkap sebagai


pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK (Pasal 14 ayat (3))

Dengan demikian PPK dan PPK-SKPD memiliki tugas pokok dan fungsi
yang berbeda meskipun istilah yang dipakai sehari hari sama yaitu
PPK. Istilah PPK-SKPD tidak dikenal  dalam Perpres tentang Pengadaan Barang
dan Jasa, Istilah PPK-SKPD hanya terdapat pada PP tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah beserta aturan turunannya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Tugas dan wewenang PPK diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Pasal  11 ayat  (1) dan (2) Perpres 70/2012 menyebutkan bahwa:
Pasal 11
 PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut:
1. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:
 spesifikasi teknis Barang/Jasa;
 Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan
 rancangan Kontrak.
1. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
2. menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah
Kerja (SPK)/surat perjanjian:
3. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;
4. mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
5. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada
PA/KPA;
6. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA
dengan Berita Acara Penyerahan;
7. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan
hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan
8. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa.
Pasal 12
 Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam hal diperlukan, PPK dapat:
1. mengusulkan kepada PA/KPA:
 perubahan paket pekerjaan; dan/atau
 perubahan jadwal kegiatan pengadaan;
1. menetapkan tim pendukung;
2. menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk membantu
pelaksanaan tugas ULP; dan
3. menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia
Barang/Jasa.
Dari pasal 11 dan 12 tersebut diatas, kita dapat mengetahui bahwa  tugas dan
kewenangan PPK dalam pengadaan amatlah besar, tidak hanya terbatas pada
tindakan perikatan dengan penyedia, tetapi mulai dari awal PPK sudah terlibat
yaitu tahap perencanaan pengadaan, penunjukan penyedia barang/jasa,
pelaksanaan kontrak, pengendalian pelaksanaan kontrak hingga penyerahan
barang kepada PA/KPA. Sehingga dapat dikatakan bahwa PPK sesuai dengan
tugas dan wewenangnya, yang dilimpahkan oleh PA/KPA kepada PPK,
bertanggungjawab baik secara formal maupun material atas terlaksananya
Pengadaan Barang dan Jasa

 
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

Definisi

Istilah PPTK kita jumpai pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan aturan turunannya yaitu Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, Permendagri 59/2007 dan Permendagri No 21/2011 yang merupakan
perubahan atas Permendagri 13/2006.

Menurut PP 58/2005 definisi PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD


yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program
sesuai dengan bidang tugasnya (Pasal 1 angka 16).

Tugas dan Tanggungjawab PPTK

Tugas dan tanggungjawab PPTK diatur dalam PP 58/2005 Pasal 12 ayat (2) yaitu:

1. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;


2. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan.

Dan diatur lebih  tegas dalam Permendagri No 13/2006 pada Pasal 12 ayat (5) dan
(6).Berikut bunyi Pasal 12 ayat (1) s.d. (6):

 Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna


anggaran/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan
menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK.
 Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau
rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
 PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada pengguna anggaran/pengguna barang.
 PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
 PPTK mempunyai tugas mencakup: a. mengendalikan pelaksanaan
kegiatan; b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan c.
menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan.
 Dokumen anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c
mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen
administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Sesuai dengan bunyi Pasal 12 ayat (5) Permendagri 13 tahun 2006 diatas, tugas
PPTK ada tiga yaitu mengendalikan pelaksanaan kegiatan,  melaporkan
perkembangan pelaksanaan kegiatan,  dan menyiapkan dokumen
anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan. Adapun yang
dimaksud dengan dokumen anggaran adalah mencakup dokumen administrasi
kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (Pasal
12 ayat (6)). Dari sini terlihat bahwa PPTK memiliki lingkup tugas yang terbatas
hanya pada sisi formal yaitu saat pelaksanaan kegiatan saja. Tanggungjawab
secara materiil ada pada Pejabat yang melaksanakan tugas ke-PPK-an sesuai
Perpres Pengadaan Barang dan Jasa.

Keterkaitan tugas PPK dan PPTK dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Mari kita kaji lebih lanjut terkait posisi PPTK dalam Pengadaan Barang dan Jasa.
Perpres tentang Pengadaan Barang dan Jasa tidak mengatur secara detail tentang
PPTK. Istilah PPTK hanya dijumpai pada penjelasan Pasal 7 ayat (3) Perpres
54/2010 yaitu:

Tim pendukung adalah tim yang dibentuk oleh PPK untuk membantu pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa.

Tim pendukung antara lain terdiri atas Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK),
Direksi Lapangan, konsultan pengawas, tim Pelaksana Swakelola, dan lain-lain.

Kedudukan PPK dan PPTK sesuai SE Bersama  Nomor 027/824/SJ dan


Nomor 1/KA/LKPP/03/2011

Sebelum terbit Perpres 70/2012, Menteri Dalam Negeri dan Kepala LKPP telah
menerbitkan Surat Edaran Bersama Nomor 027/824/SJ dan Nomor
1/KA/LKPP/03/2011 tanggal 16 Maret 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dikaitkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan daerah dimana pada angka 3 huruf B menyebutkan PPK dalam
melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh PPTK sesuai dengan tugas
dan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005.

Konstruksi ini kemudian dimasukan dalam penjelasan Perpres 70/2012 sehingga


penjelasan Pasal 7 ayat (3) menjadi:
Tim pendukung adalah tim yang dibentuk oleh PPK untuk membantu pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa.
Tim pendukung antara lain terdiri atas Direksi Lapangan, konsultan pengawas, tim
Pelaksana Swakelola, dan lainlain. 

PPK dapat meminta kepada PA untuk menugaskan Pejabat Pelaksana


Teknis Kegiatan (PPTK) dalam rangka membantu tugas PPK.
Simpulan:

1. Baik PPK-SKPD, PPK dan PPTK memiliki tugas pokok dan wewenang yang
berbeda
2. PPK-SKPD dan PPTK diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah beserta aturan turunannya. Sementara
PPK diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa beserta perubahannya
3. PPTK melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai PP 58/2005 dalam
membantu PPK apabila diminta oleh PA/KPA atas usulan PPK.

Tugas dan Wewenang : KPA, PPK,


Bendahara Pengeluaran
Tugas dan Wewenang KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) :
 Menyusun DPA (Dokumen Pelaksanaan  Anggaran : Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang
digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai
pelaksanaan APBD);
 Menetapkan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) ;
 Menerbitkan Surat Keputusan Pengangkatan Bendahara Pengeluaran , pasal 22 (1), (2),
(3);
 KPA dapat merangkap sebagai PPK;
 Menyusun sistem pengawasan dan pengendalian agar proses penyelesaian tagihan atas
beban APBD dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

Tugas dan Wewenang PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) :


 Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia
Barang/Jasa ;
 Dalam melaksanakan kewenangan KPA di bidang Belanja Pegawai, KPA
mengangkat PPABP untuk membantu PPK dalam mengelola administrasi Belanja
Pegawai;
 Melaksanakan kegiatan swakelola;
 membuat dan menandatangani SPP (Surat Permintaan Pembayaran);
 Mengusulkan revisi POK (Petunjuk Operasional Kegiatan) / DPA kepada KPA, Pasal 13;
 PPK harus menyampaikan laporan bulanan terkait pelaksanaan tugas dan wewenang
kepada KPA;

Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran :

 Mengelola Uang Persediaan & LS Bendahara ;


 Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang dalam
pengelolaannya;
 Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK;
 Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
 Memungut Pajak dan menyetor Pajak ke Bank ;
 menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) ;
 Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas uang/surat berharga
yang berada dalam pengelolaannya ;
 Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA atau PPK ;
 Dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran, Kepala SKPD
dapat menunjuk beberapa BPP (Bendahara Pengeluaran Pembantu) sesuai kebutuhan;

Anda mungkin juga menyukai