Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DAN KEWENANGAN

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)


DAN
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK)
(Kolaborasi Perpres 12/2021 jo Perpres 16/2018 dan
Permendagri No. 77/2020)

Bismillahirahmanirahim.

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan


Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, mulai
berlaku sejak diundangkan, yakni tanggal 2 Februari 2021. Dalam tulisan ini disebut
Perpres.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah, mulai berlaku sejak diundangkan, yakni tanggal
30 Desember 2020. Dalam tulisan ini disebut PMDN.

Dalam kedua peraturan tersebut mengatur terkait tugas dan kewenangan KPA dan
PPTK dalam konteks penyelenggaraan APBD.

Perlu diketahui bahwa dalam konteks penyelenggaraan APBD sudah tidak mengenal
istilah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dimana hal ini diketahui dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang tidak
pernah menyebut istilah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Peraturan Pemerintah ini
juga merupakan dasar hukum dari penerbitan PMDN atau dengan kata lain PMDN
merupakan aturan turunan dari PP No. 12 Tahun 2019.

Terbit Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan
Regional, yang juga merupakan aturan turunan dari PP No. 12 Tahun 2019 sudah
tidak menyertakan honoraium untuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Sekali lagi
bahwa ini dalam konteks penyelenggaraan APBD, dimana Peraturan Presiden Nomor
33 Tahun 2020 tersebut salah satunya mengatur terkait honorarium untuk
penyelenggaan APBD.

PMDN muncul pada tanggal 30 Desember 2020 dengan klausa:

Dalam konteks penyelenggaraan APBD, terkait dengan mengadakan ikatan untuk


pengadaan barang dan jasa, maka PA atau KPA bertindak sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan ditambah dengan kalimat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa peraturan perundang-undangan terkait dengan


pengadaan barang dan jasa, salah satunya terdapat pada Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Simpulan dari PMDN yang dapat diketahui bahwa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
merupakan jabatan yang melekat pada PA atau KPA, khususnya dalam
mengadakan ikatan untuk pengadaan barang dan jasa, sehingga yang
menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa adalah PA atau KPA.

Terlebih lagi dalam penyelenggaraan APBD sudah tidak terdapat lagi honorarium
untuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sehingga menjadi sulit dalam mencari
“cantolan hukum” apabila dipaksakan untuk membentuk Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) di daerah.

Merujuk kepada Perpres (maksud Perpres dalam tulisan ini adalah Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), diketahui terdapat tugas yang
memiliki pengertian yang sama dengan mengadakan ikatan untuk pengadaan barang
dan jasa, yakni:

Dalam Perpres, tugas ini merupakan salah satu dari tugas dan kewenangan yang
dimiliki oleh Pengguna Anggaran (PA). Kemudian PA dapat melimpahkan kewenangan
tersebut kepada KPA. Lalu KPA dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan
kewenangan tersebut.

Hal tersebut memperlihatkan adanya SUB DELEGASI, maka teringat dengan


Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Pasal 13
ayat (3) yang menyatakan bahwa:

Sub Delegasi terhadap tindakan “mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam
batas anggaran belanja yang telah ditetapkan” telah DITENTUKAN LAIN dalam
Perpres.

Pasal 13 ayat (4) UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,


mengatur ketentuan terhadap hal sub delegasi tersebut, yakni:
Dalam melakukan tindakan Sub Delegasi tersebut, maka paling banyak 1 (satu)
tingkat dibawahnya atau dengan kata lain PPK merupakan orang yang ditunjuk
berada pada 1 (satu) tingkat di bawah KPA, khusus untuk tindakan “mengadakan
perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang telah ditetapkan”.

Berbicara 1 (satu) tingkat di bawahnya, maka teringat dengan jabatan Pejabat


Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam PMDN, yakni:

Melihat uraian tersebut di atas, maka SEOLAH-OLAH kedudukan PPK dan PPTK
merupakan kedudukan yang SAMA. Ternyata dalam Perpres Pasal I angka 6 yang
mengubah Pasal 11 ayat (1) memberikan tugas kepada PPK mulai dari huruf a sampai
dengan huruf p, sedangkan PPTK hanya diberi tugas mulai dari huruf a sampai
dengan huruf m.

Hal yang TIDAK diberikan tugas kepada PPTK adalah:

Dengan kata lain tugas huruf n, huruf o, dan huruf p tetap berada pada PA atau KPA.
Hal ini menunjukan PPK dan PPTK tidak memiliki kedudukan yang sama, sehingga
dalam konteks penyelenggaraan APBD dan terdapat pelimpahan kewenangan dari PA
kepada KPA, maka KPA bertindak sebagai PPK memiliki tugas:

a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran


belanja:
b. melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
d. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan;
e. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya;
f. menandatangani SPM-TU
g. menandatangani SPM-LS berupa:
1) SPM-LS untuk pembayaran kepada pihak ketiga atas pengadaan barang dan
jasa
2) SPM-LS untuk pembayaran kepada pihak ketiga lainnya antara lain:
a) hibah berupa uang;
b) bantuan sosial berupa uang;
c) bantuan keuangan;
d) subsidi;
e) bagi hasil;
f) belanja tidak terduga untuk pengembalian kelebihan penerimaan yang
terjadi pada tahun anggaran sebelumnya;
g) pembayaran kewajiban pemerintah daerah atas putusan pengadilan, dan
rekomendasi APIP dan/atau rekomendasi BPK.
h. menetapkan perencanaan pengadaan;
i. menetapkan dan mengumumkan RUP;
j. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;
k. menetapkan peunjukan langsung untuk tender/seleksi ulang gagal;
l. menetapkan pengenaan Sanksi Daftar Hitam;
m. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA;
n. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA dengan berita
acara penyerahan;
o. menetapkan tim pendukung;
p. menetapkan tim atau tenaga ahli;
q. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
r. melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Khusus SPM-LS untuk pembayaran gaji dan tunjangan, sebaiknya tidak dilimpahkan
kepada KPA, kecuali berdasarkan rentang kendali yang merupakan Cabang Dinas,
UPTD, dan/atau kelurahan serta merupakan organisasi yang bersifat khusus seperti
RSUD, dan lain sebagainya

Sedangkan PPTK dalam membantu tugas dan wewenang KPA (dalam hal terdapat
pelimpahan kewenangan), memiliki tugas yang meliputi:
1. Mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan teknis
Kegiatan/sub kegiatan Unit SKPD meliputi:
a. menyusun jadwal pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan;
b. memonitoring dan evaluasi pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan; dan
c. melaporkan perkembangan pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan kepada
KPA.
2. Menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran atas Beban
pengeluaran pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan meliputi:
a. menyiapkan laporan kinerja pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan;
b. menyiapkan dokumen administrasi pembayaran sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan; dan
c. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan.
3. Menyiapkan dokumen pengadaan barang/jasa pada Kegiatan/Sub kegiatan
Unit SKPD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pengadaan barang/jasa meliputi:
a. menyusun perencanaan pengadaan;
b. melaksanakan konsolidasi pengadaan barang/jasa;
c. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
d. menetapkan rancangan kontrak;
e. menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
f. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia;
g. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
h. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);
i. mengendalikan kontrak;
j. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan;
k. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA);
l. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dengan berita acara penyerahan;
m. menilai kinerja penyedia;
Selain tugas tersebut di atas, PPTK memiliki tugas dan kewenangan lainnya, meliputi:

1. Dalam hal, Pelaksanaan Belanja Menggunakan Uang Panjar


a. Menghitung kebutuhan uang panjar yang berdasarkan rencana
pelaksanaan sub kegiatan dan DPA-SKPD.
b. Menyiapkan dan menandatangani Nota Pencairan Dana (NPD)
c. Mengajukan Nota Pencairan Dana (NPD) kepada KPA untuk mendapatkan
persetujuan
d. Menerima uang panjar dari Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pengeluaran Pembantu
e. Melakukan belanja sebagai pelaksanaan sub kegiatan yang dikelolanya
f. Mendapatkan bukti belanja yang sah sebagai syarat keabsahan belanja
secara materiil
g. Menyusun rekapitulasi belanja yang menggunakan uang panjar dilampiri
dengan bukti-bukti yang sah
h. Menyerahkan rekapitulasi belanja beserta bukti-bukti yang sah kepada
Bendahara Pengeluaran untuk diverifikasi dan sebagai bahan
pertanggungjawaban belanja
i. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan apabila ditemukan
ketidaksesuaian dalam proses verifikasi
j. Mengembalikan kelebihan uang panjar kepada Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
k. Menerima kekurangan uang panjar dari Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
l. Bertanggung jawab secara formal dan materil atas penggunaan uang panjar

2. Dalam hal, Pelaksanaan Belanja Tanpa Uang Panjar


a. Melakukan belanja sebagai pelaksanaan sub kegiatan yang dikelolanya dan
untuk itu melakukan transaksi dengan pihak penyedia barang/jasa
b. Mendapatkan bukti belanja yang sah sebagai syarat keabsahan belanja
secara materiil.
c. Menyiapkan dan menandatangani Nota Pencairan Dana (NPD)
d. Mengajukan Nota Pencairan Dana (NPD) kepada KPA untuk mendapatkan
persetujuan
e. Menyerahkan rekapitulasi belanja beserta bukti-bukti yang sah kepada
Bendahara Pengeluaran untuk diverifikasi
f. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan apabila ditemukan
ketidaksesuaian dalam proses verifikasi
g. Meminta kode e-billing kepada pihak ketiga

3. Dalam hal, Pengajuan Permintaan Belanja TU


a. Menyusun rencana kebutuhan belanja berdasarkan rencana sub kegiatan
dan DPA-SKPD dengan syarat kegiatan yang bersifat mendesak dan tidak
dapat menggunakan SPP-LS dan/atau SPP-UP/GU.
b. Menyiapkan rincian rencana penggunaan dana yang didokumentasikan
dalam Daftar Rincian Rencana Belanja TU
c. Menyampaikan Daftar Rincian Rencana Belanja TU tersebut kepada KPA
untuk mendapatkan persetujuan.
d. Menandatangani dan mengarsipkan SPP-TU beserta dokumen
pendukungnya.

4. Dalam hal, Pengajuan Permintaan Pembayaran LS


a. Pengajuan Permintaan Pembayaran LS Gaji dan Tunjangan
1) Menyiapkan rekapitulasi daftar gaji dan tunjangan
2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh pejabat sesuai
kewenangan beserta dokumen pendukungnya;
3) Menyerahkan rekapitulasi daftar gaji dan tunjangan beserta dokumen
pendukungnya kepada Bendahara Pengeluaran untuk diverifikasi
4) Menandatangani dan mengarsipkan SPP-LS Gaji dan Tunjangan beserta
dokumen pendukungnya.
b. Pengajuan Permintaan Pembayaran LS Pengadaan Barang dan Jasa
1) Menyiapkan dokumen kontrak
2) Menyiapkan berita acara pemeriksaan
3) Menyiapkan berita acara kemajuan pekerjaan;
4) Menyiapkan berita acara penyelesaian pekerjaan;
5) Menyiapkan berita acara serah terima barang dan jasa;
6) Menyiapkan berita acara pembayaran;
7) Mengumpulkan surat jaminan bank;
8) Mengumpulkan surat referensi/keterangan bank;
9) Mengumpulkan jaminan pembayaran dari bank yang sama dengan bank
RKUD;
10) Menyiapkan surat pernyataan kesanggupan dari pihak lain/rekanan
untuk menyelesaikan pekerjaan seratus persen sampai dengan berakhir
masa kontrak;
11) Menyiapkan dokumen lain yang dipersyaratkan
12) Menandatangani dan mengarsipkan SPP-LS Pengadaan Barang dan
Jasa beserta dokumen pendukungnya.
Tugas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan jenis atau sifat
pengadaan barang dan jasa yang dilakukan.

c. Pengajuan Permintaan Pembayaran LS Pihak Ketiga Lainnya


Menandatangani dan mengarsipkan SPP-LS Kepada Pihak Ketiga Lainnya
untuk pembayaran:
1) Hibah berupa uang;
2) Bantuan sosial berupa uang;
3) Bantuan keuangan;
4) Subsidi;
5) Bagi hasil;
6) Belanja tidak terduga untuk pengembalian kelebihan penerimaan yang
terjadi pada tahun anggaran sebelumnya; dan/atau
7) Pembayaran kewajiban pemda atas putusan pengadilan, dan
rekomendasi APIP dan/atau rekomendasi BPK
Pelaksanaan SPP-LS Kepada Pihak Ketiga Lainnya mengacu kepada
Keputusan Kepala Daerah dan dokumen pendukung lainnya yang telah
diverifikasi oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran
Pembantu.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) bertanggung jawab kepada Kuasa


Pengguna Anggaran (KPA)

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam melaksanakan tugas dan


wewenangnya diberikan honorarium berdasarkan pagu anggaran yang dikelolanya
sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar
Harga Satuan Regional.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA),
kecuali bagi organisasi yang bersifat khusus (misalnya Rumah Sakit Umum Daerah
Salewangang)

PPTK wajib memenuhi persyaratan kompetensi PPK.

Maros, 23 Februari 2021

Kepala Bidang Bina Konstruksi dan Monev


Dinas PUPR Kab. Maros,

W. SUMARLIN, S.Hut, M.Si


Pangkat: Pembina / IVa
NIP. 19810917 200003 1 001

Anda mungkin juga menyukai