INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Alokasi dana yang sudah tercatat dan terikat dengan perjanjian/kontrak tidak dapat digunakan lagi untuk
kebutuhan lain.
Pencatatan Komitmen oleh KPPN
Data perjanjian/ kontrak disampaikan kepada KPPN
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
ditandatanganinya perjanjian/ kontrak untuk dicatatkan
dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN
Data perjanjian/ kontrak dalam Karwas Kontrak KPPN
digunakan untuk menguji kesuaian tagihan yang
tercantum pada SPM meliputi :
Pihak yang berhak menerima pembayaran
Nilai pembayaran;
Jadwal pembayaran;
Data perjanjian/ kontrak beserta ADK disampaikan ke
KPPN secara langsung atau melalui e-mail
Pencatatan Komitmen oleh KPPN
Dalam hal terdapat perubahan data pegawai pada penetapan keputusan yang
mengakibatkan pengeluaran negara, PPABP mencatat perubahan dalam
sistem meliputi :
Pengangkatan/ pemberhentian sebagai CPNS
Pengangkatan/ pemberhentian sebagai PNS
Kenaikan/ penurunan pangkat
Kenaikan/ penurunan gaji berkala
Pengangkatan/ pemberhentian dalam jabatan
Mutasi pindah ke satker lain
Perubahan data keluarga
Data utang kepada negara
Pengenaan sanksi kepegawaian
Daftar perubahan data pegawai tersebut disampaikan kepada KPPN paling
lambat bersamaan dengan pengajuan SPM Belanja Pegawai ke KPPN.
Pencatatan Komitmen oleh KPPN
Dalam hal disampaikan bersamaan dengan SPM Belanja
Pegawai, daftar perubahan data pegawai tersebut bukan
merupakan lampiran SPM Belanja Pegawai
Penyampaian daftar perubahan data pegawai dilaksanakan
setelah terlebih dahulu disahkan oleh PPSPM dengan
menyertakan ADK
Daftar perubahan data pegawai digunakan dalam rangka
pemutakhiran (updating) data antara KPPN dengan satker untuk
pembayaran belanja pegawai untuk menguji kesuaian dengan
tagihan
MEKANISME PENYEL ESA IAN TAGIHAN D
PEMBAYA
Pengajuan
Tagihan
Penerima hak mengajukan tagihan kepada negara atas
komitmen berdasarkan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh
pembayaran.
PPK melakukan pengujian atas tagihan kepada negara.
Pelaksanaan pembayaran tagihan dilakukan dengan
Pembayaran LS kepada pihak penyedia barang/ jasa atau
Bendahara Pengeluaran/ pihak lainnya.
Dalam hal pembayaran LS tidak dapat dilakukan, pembayaran
tagiah kepada penerima hak dilakukan dengan UP.
Pengajuan
Tagihan
Khusus pembayaran komitmen dalam rangka pengadaan barang/
jasa berlaku ketentuan :
a. Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum barang/ jasa
diterima;
b. Dalam hal pengadaan barang/ jasa yg karena sifatnya harus
dilakukan pembayaran terlebih dahulu, pembayaran atas
beban APBN dapat dilakukan sebelum barang/ jasa diterima;
c. Pembayaran pd huruf b tersebut dilakukan setelah penyedia
barang/ jasa menyampaikan jaminan atas uang pembayaran
yang akan dilakukan.
Bukti-bukti Pendukung atas perjanjian/kontrak
Bukti perjanjian/kontrak
Referensi Bank yang menunjukkan nama dan
nomor rekening penyedia barang/jasa
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang
Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai
ketentuan
Bukti-bukti Pendukung atas Penetapan Keputusan
BSureatrTKiuetpgaautuss/SAuanrat
cara Pembayaran
P erj ala nan Din a s
K u i t a n s i y a n g te l a h
ditandatangani oleh
Daftar penerima pembayaran; dan/atau
pDoekunmeynepedndiuakunbg alairnnayansegsu/aji
kaetsenatuadn.an PPK, yang dibuat
Pengajuan Tagihan
Dalam hal jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau LK berupa
jaminan uang muka, agar dilengkapi dengan Surat Kuasa
bermeterai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk
mencairkan jaminan.
Tagihan diajukan kepada PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja
sejak timbulnya hak tagih kepada negara.
Dalam hal 5 (lima) hari belum ada tagihan, PPK harus
memberitahukan secara tertulis kepada penerima hak untuk
mengajukan tagihan.
Setelah 5 (lima) hari sejak pemberitahuan belum mengajukan
tagihan, penerima hak harus memberikan penjelasan tertulis
kepada PPK alasan keterlambatan pengajuan tagihan.
Dalam hal PPK menolak/ mengembalikan tagihan, PPK harus
menyatakan tertulis alasan pengembalian maks 2 (dua) hk.
Mekanisme Penerbitan SPP-LS
Dalam hal pengujian telah memenuhi persyaratan, PPK
mengesahkan dokumen tagihan dan menerbitkan SPP.
Gaji Induk :
Lampiran SPP-LS
1. Daftar Gaji, Rekap Daftar Gaji, Halaman Luar Daftar Gaji yg
dittd PPABP, BP, dan KPA/ PPK
2. Daftar Perubahan Data Pegawai, ttd PPABP
3. Daftar Perubahan Potongan
4. Daftar Penerimaan Gaji Bersih
5. Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yg
dilegalisir Kasatker/ pejabat yg berwenang
6. ADK terkait perubahan data pegawai
7. ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai
perubahan data pegawai
8. SSP PPh psl 21
Gaji Susulan :
Lampiran SPP-LS
1. Daftar Gaji Susulan, Rekap Daftar Gaji Susulan, Halaman Luar
Daftar Gaji Susulan yg dittd PPABP, BP, dan KPA/ PPK
2. Daftar Perubahan Data Pegawai, ttd PPABP
3. Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yg
dilegalisir Kasatker/ pejabat yg berwenang
4. ADK terkait perubahan data pegawai
5. ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai
perubahan data pegawai
6. SSP PPh psl 21
Lampiran SPP-LS
Kekurangan Gaji :
1. Daftar Kekurangan Gaji, Rekap Kekurangan Gaji, Halaman
Luar Daftar Kekurangan Gaji yg dittd PPABP, BP, dan KPA/
PPK
2. Daftar Perubahan Data Pegawai, ttd PPABP
3. Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yg
dilegalisir Kasatker/ pejabat yg berwenang
4. ADK terkait perubahan data pegawai
5. ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai
perubahan data pegawai
6. SSP PPh psl 21
Lampiran SPP-LS
Uang Duka Wafat/ Tewas :
1. Daftar Perhitungan UDW/T, Rekap Daftar UDW/T, Halaman
Luar Daftar UDW/ T yg dittd PPABP, BP, dan KPA/ PPK
2. Daftar Perubahan Data Pegawai, ttd PPABP
3. SK Pemberian UDW/T dari pejabat yg berwenang
4. Surat Keterangan dan Permintaan Tunjangan Kematian/
UDW/T
5. Surat Keterangan Kematian/ Visum dari Camat atau RS
6. ADK terkait perubahan data pegawai
7. ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai
perubahan data pegawai
Lampiran SPP-LS
Terusan Penghasilan Gaji :
1. Daftar Perhitungan Terusan Penghasilan Gaji, Rekap
Daftar Terusan Penghasilan Gaji, Halaman Luar Daftar
Terusan Penghasilan Gaji yg dittd PPABP, BP, dan KPA/ PPK
2. Daftar Perubahan Data Pegawai, ttd PPABP
3. Copy Surat Keterangan Kematian/ Visum dari Camat atau RS
yg telah dilegalisir Kasatker / pejabat yang berwenang utk
pembayaran pertama kali
4. ADK terkait perubahan data pegawai
5. ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai
perubahan data pegawai
6. SSP PPh ps 21
Uang Muka Gaji :
Lampiran SPP-LS
1. Daftar Perhitungan Uang Muka Gaji, Rekap Daftar Uang
Muka Gaji, Halaman Luar Daftar Uang Muka Gaji yg dittd
PPABP, BP, dan KPA/ PPK
2. Copy SK Pindah Mutasi yg telah dilegalisir Kasatker / pejabat
yang berwenang, Surat Permintaan Uang Muka Gaji dan
Surat Keterangan untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga
3. ADK terkait perubahan data pegawai
4. ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai
perubahan data pegawai
Honorarium Tetap/ Vakasi :
1. Daftar Perhitungan Honorarium/ Vakasi ttd PPABP, BP,
KPA/PPK
2. SK Pejabat yg berweangan. 3, SSP PPh psl 21
Uang Lembur:
Lampiran SPP-LS
1. Daftar Perhitungan Pembayaran Lembur dan Rekap Daftar
Perhitungan Lembur yang ditandatangani PPABP, BP, dan
KPA/ PPK
2. Surat Perintah Kerja Lembur
3. Daftar Hadir Kerja selama 1 (satu) bulan
4. Daftar Hadir Lembur
5. SSP PPh psl 21
Uang Makan :
1. Daftar Perhitungan Uang Makan yg di ttd PPABP, BP dan
KPA/PPK
2. SSP PPh psl 21
Penerbitan SPP LS :
Belanja Pegawai
Honorarium
Langganan Daya dan Jasa
Perjalanan Dinas
Pengadaan Tanah
Dilengkapi
Dilengkapi dengan:
dengan dokumen penduk
sah. 1. Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang
timbul akibat penerbitan surat keputusan dimaksud
dibebankan pada DIPA;
2. Daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling
sedikit nama orang, besaran honorarium, dan nomor rekening
masing-masing penerima honorarium yang ditandatangani oleh
KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;
SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara
Pengeluaran.
Dilengkapi dengan:
perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri:
Daftar nominatif perjalanan dinas; dan
b. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai
perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan
pegawai tidak tetap.
2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar
nominatif perjalanan dinas.
3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
ditandatangani oleh PPK yang memuat paling kurang informasi mengenai
pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan),
tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang
diperlukan untuk masing-masing pejabat.
4. perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen pertanggungjawaban
biaya perjalanan dinas pindah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat
negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
Dilengkapi dengan:
1. Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling
sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening masing-
masing penerima;
2. foto copy bukti kepemilikan tanah;
3. bukti pembayaran/kuitansi;
4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB)
tahun transaksi;
5. Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang
dalam agunan;
6. Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang
disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti
kerugian, dalam hal tanah sengketa;
7. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan
bahwa rekening Pengadilan Negeri yang menampung uang titipan tersebut merupakan
Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;
8. Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah;
9. SSP PPh final atas pelepasan hak;
10. Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan
11. Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-
undangan mengenai pengadaan tanah.
SPP-LS
Penerbitanuntuk
Penerbitan pembayaran
SPP-LS untuk
SPP-LS untuk non belanja
pembayaran pegawai
belanja
pembayaran diterbitkan
pembayaran
belanja bantuan olehutang,
kewajiban
sosial kepadaPPK dan disampaikan
belanja
penerima kepadahibah,
subsidi,sosial
bantuan belanja PPSPM
penerima hak.Peraturan Menteri Keuangan tersendiri.
diatur dalam
SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada
PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara
lengkap dan benar.
SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada
PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.
Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan hari libur atau hari yang
dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja
sebelum tanggal 5.
MEKA NIS ME PEMBAYA RA N DENGA N
1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional
sehari-hari Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat
dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS.
4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang
ada pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
Belanja Barang;
Belanja Modal; dan
Belanja Lain-lain.
6. Pembayaran dg UP oleh BP/BPP kepada 1 (satu) penerima/ penyedia
barang/ jasa dapat melebihi Rp50 jt setelah mendapat persetujuan
Menkeu cq Dirjen Perbendaharaan
7. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang
telah digunakan sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP
masih tersedia dalam DIPA.
c. Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah); atau
d. Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa
dibayarkan melalui UP diatas Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah).
Pengujian SPM
oleh
a. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPM
b. Meneliti kebenaran SPM
KPPN
1) Meneliti kesesuaian tandatangan PPSPM pada SPM
dengan spesimen tandatangan PPSPM pada KPPN
2) Memeriksa cara penulisan/ pengisian jumlah angka dan
huruf pada SPM
3) Memeriksa kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk
tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan
Pengujian SPM meliputi :
a. Menguji kebenaran perhitungan angka atas beban APBN
yang tercantum dalam SPM
b. Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/ output/ jenis
belanja dalam DIPA dengan yang dicantumkan pada
Penelitian dan Pengujian
SPM
c. Menguji kesesuaian tagihan dengan data perjanjian/ kontrak
oleh
atau perubahan data pegawai yang telah disampaikan
kepada KPPN
KPPN
d. Menguji persayaratan pencairan dana
e. Menguji kesesuaian nilai potongan pajak yang tercantum
dalam SPM dengan nilai pada SSP.
Pengujian kebenaran perhitungan angka merupakan pengujian
kebenaran jumlah belanja/ pengeluaran dikurangi dengan
jumlah potongan/ penerimaan dengan jumlah bersih dalam
SPM
Pengujian persyaratan pencairan dana meliputi :
a. Menguji SPM UP berupa besaran UP yang dapat diberikan
b. Menguji SPM TUP meliputi kesesuaian jumlah uang yang
diajukan pada SPM TUP dengan jumlah uang yang disetujui
Kepala KPPN
Penelitian dan Pengujian SPM
c. Menguji SPM PTUP meliputi jumlah TUP yang diberikan
oleh
dengan jumlah uang yang dipertanggungjawabkan dan
kepatuhan jangka waktu pertanggungjawaban
KPPN
d. Menguji SPM GUP meliputi batas minimal revolving dari UP
yang dikelola
e. Menguji SPM LS Non Belanja Pegawai berupa kesesuaian
data perjanjian/kontrak pada SPM LS dengan data
perjanjian/kontrak yang tercantum dalam Karwas Kontrak
KPPN
f. Menguji SPM LS Belanja Pegawai sesuai dengan SOP DJPBN
Dalam hal terdapat UP TA sebelumnya belum dipertanggung-
jawabkan, pengujian SPM UP meliputi :
a. Kesesuaian jumlah uang dan keabsahan bukti setor
pengembalian sisa UP TA sebelumnya
b. K e ses ua ia n ju m la h
P e n e l it i a n
UP TA
p ot on gan U P pa da S P M UP
d a n P e n g u j i an
de ng an sisa
S P M
oleh
Dalam hal jumlah uang yang harus dipertanggungjawabkan
kurang dari jumlah TUP yang diberikan, harus disertai dengan
KPPN
bukti setor pengembalian TUP yg telah dikonfirmasi KPPN
Ketentuan menyertakan bukti setor tidak berlaku dalam hal
SPM-PTUP diajukan ke KPPN dalam rangka sebagaimana
dimaksud dalam pasal 49 ayat (1) dan ayat (5) huruf a
Dalam rangka pengawasan dan pengamanan pengembalian
pembayaran jaminan uang muka, KPPN melakukan pencatatan
pembayaran jaminan uang muka menggunakan aplikasi SP2D.
Penelitian dan Pengujian
Kepala KPPN mencairkan jaminan uang muka berdasarkan :
Surat Kuasa oleh KPPN
Surat Pernyataan KPA yang menyatakan telah terjadi
pemutusan perjanjian/kontrak dengan penyedia
barang/ jasa.
Ketentuan persyaratan, tatacara pembayaran, pengujian,
pengembalian, dan penatausahaan jaminan uang muka diatur
dengan Perdirjen Perbendaharaan.
KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan pengujian telah
memenuhi syarat.
Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula
sebagai berikut:
MP = (PPP x JS) – JPS
MP : Maksimum Pencairan
PPP : proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan
JS : jumlah setoran
JPS : jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang
diterbitkan
Tata cara penerbitan dan pengujian SPP dan SPM-UP/
TUP/PTUP/GUP/GUP Nihil/LS dari dana yang bersumber dari PNBP mengacu
pada mekanisme dalam Peraturan Menteri ini.
Pencairan dana berikutnya dapat dilakukan apabilaMP pada 7.b lebih besar dari
realisasi SP2D 7.c.5.
• Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan:
. Perubahan jumlah uang pada SPP, SPM dan SP2D;
. Sisa pagu anggaran pada DIPA/POK menjadi minus; atau
. perubahan kode Bagian Anggaran, eselon I, dan Satker.
• Dalam hal diperlukan perubahan kode Bagian Anggaran, eselon I, dan Satker, dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
• Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D dapat dilakukan untuk:
. Memperbaiki uraian pengeluaran dan kode BAS selain perubahan kode;
b. pencantuman kode pada SPM yang meliputi kode jenis SPM, cara bayar, tahun
anggaran, jenis pembayaran, sifat pembayaran, sumber dana, cara penarikan, nomor
register; atau
c. koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama bank yang tercantum pada
SPP, SPM dan SP2D beserta dokumen pendukungnya yang disebabkan terjadinya
kegagalan transfer dana.
• Koreksi/ralat SPM dan ADK SPM hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan
koreksi/ralat SPM dan ADK SPM secara tertulis dari PPK.
• Koreksi/ralat kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit) pada ADK SPM dapat
dilakukan berdasarkan permintaan koreksi/ralat ADK SPM secara tertulis dari PPK
sepanjang tidak mengubah SPM.
• Koreksi/ralat SP2D hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan koreksi SP2D secara
tertulis dari PPSPM dengan disertai SPM dan ADK yang telah diperbaiki.
• Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK sepanjang
SP2D belum diterbitkan.
• Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PPSPM secara
tertulis sepanjang SP2D belum diterbitkan.
• Dalam hal SP2D telah diterbitkan dan belum mendebet kas
negara, pembatalan SPM dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat
yang ditunjuk.
• Koreksi SP2D atau daftar nominatif untuk penerima lebih
dari satu rekening hanya dapat dilakukan oleh Kepala KPPN
berdasarkan permintaan KPA.
• Pembatalan SP2D tidak dapat dilakukan dalam hal SP2D
telah mendebet Kas Negara.
Dengan diberlakukannya
PMK 190/PMK.05/2012