Anda di halaman 1dari 8

TUGAS, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PEJABAT

PENANDATANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR


(PPSPM)

PADA SATKER PENGEMBANGAN SPAM STRATEGIS


Dasar Hukum
Peraturan yang harus dipahami oleh setiap PP-SPM :
Keppres 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara
Perdirjen Perbendaharaan Nomor : PER-66/PB/2005 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas beban APBN
PMK No. 170 Tahun 2010 tentang Penyelesaian Tagihan atas beban APBN
pada Satker Perdirjen Perbendaharaan Nomor : PER-11/PB/2011
tentang Perubahan atas Perdirjen Perbendaharaan Nomor : PER-66/PB/2005
Secara umum
ECARA UMUM
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar, yang
selanjutnya disingkat PP-SPM, adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas
Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
dan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM)
Dokumen yg diuji oleh PPSPM
ECARA UMUM
 Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Memeriksa ketersedian pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa
tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.
 Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/ atau kelayakan hasil kerja yang dicapai
dengan indikator keluaran.
 Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain, (a). Pihak yang
ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/ perusahaan, alamat, nomor
rekening, dan nama bank), (b). Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/ atau
kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum
dalam kontrak), (c). Jadwal waktu pembayaran.
 Memeriksa pencapaian tujuan dan/ atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator
keluaran yang tercantum dalam DIPA berkenanaan dan/ atau spesifikasi teknis yang
tercantum dalam kontrak.
Kendala Internal
1. Keterlambatan penyampaian data kontrak untuk penerbitan Kartu
Pengawasan (Karwas) disebabkan PPK dan Pokja dalam
menyampaikan ringkasan kontrak melebihi 5 (lima) hari kerja
setelah penandatangan surat perjanjian/kontrak.
2. Keterlambatan penyampaian SPP oleh PPK setelah timbul hak
pembayaran dari pihak ketiga (penerima barang/jasa).
Kendala Eksternal
• Kurangnya pemahaman terhadap tanggung jawab oleh pihak ketiga
(Penyedia Jasa) yang diutus dalam pengurusan administrasi
tagihan/termin.
• Keterlambatan permohonan pembayaran oleh pihak ketiga (Penyedia
Jasa)
• Perbaikan dokumen pendukung untuk syarat permohonan
pembayaran terlalu lama dikerjakan oleh pihak ketiga (Penyedia Jasa).
• Kurang nya koordinasi di lingkungan pihak ketiga (Penyedia Jasa) antara
tim administrasi dan tim tenaga ahli/teknis.
• Ada beberapa progress pekerjaan lapangan yang tidak memenuhi
target time schedule (waktu pekerjaan)
Solusi
1. Pemberitahuan kepada para PPK dan staff PPK terkait tentang batas waktu penyampaikan karwas
paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak/SPK ditanda tangani, sesuai PMK No. 190/PMK.05/2012.
2. Pemberitauan kepada para PPK terkait batas waktu penyampaian SPP-LS Non Belanja Pegawai
maksimal 5 hari kerja setelah terbit dokumen pendukung diterima secara lengkap dari Penerima
Jasa, sesuai PMK No. 190/PMK.05/2012.
3. Pemberitahuan kepada pihak ketiga (penerima barang/jasa) terkait batas waktu penyampaian
permohonan pembayaran kepada PPK maksimal 5 hari kerja setelah timbul hak tagih (progres
terpenuhi), sesuai PMK No. 190/PMK.05/2012.
4. Diberikan pengetahuan tentang proses penagihan yang benar bagi Tenaga Pendukung administrasi
yg kurang menguasai pekerjaan nya.
5. Diadakan rapat rutin seluruh staff pendukung penanggung jawab administrasi dan keuangan.
6. Sanksi disiplin yg tegas dari pimpinan untuk pegawai yg malas dan kurang bertanggung jawab
terhadap pekerjaan nya.
7. Meminta pihak PPK untuk menunjuk salah satu staff yg menguasai secara tehnik di lapangan untuk
mendampingi dalam proses tagihan/termijn.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai