Anda di halaman 1dari 74

DATA HANDLING

Instruksi Transfer Data

Instruksi Move

Pada instruksi ini data data dari alamat memory asal (source) dicopykan ke alamat
memory tujuan (distination). Contoh dari instruksi Move seperti ditunjukan pada gambar
dibawah, yaitu menunjukan sebuah data yang ditempatkan disebuah alamat yang
diindikasikan sebagai sumber data (001), akan dicopykan ke dalam alamat tujuan yang
diindikasikan sebagai (HR05).

Harga ini akan selalu dicopykan setiap waktu pada waktu instruksi ini di scan dan kondisi
atau status dari instruksi tersebut dalam keadaan “True”. Apabila rung dalam keadaan
“False”, maka data yang terdapat di alamat tujuan adalah data yang terahir dicopykan
waktu rung dalam kondisi “True”
DATA HANDLING

Instruksi Ladder Move

MOV(21)
S: Source
S IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
D

Contoh Rangkaian:

00000
MOV(21)

001

HR 05
DATA HANDLING

Ilustrasi dari operasi MOV


DATA HANDLING

Instruksi Perbandingan Data

Apabila kondisi rung adalah “False”, maka instruksi perbandingan CPM(20) tidak
akan dieksekusi, dan sebaliknya apabila kondisi rung “True” maka instruksi
perbandingan CPM(20) akan dieksekusi. Apabila instruksi dieksekusi Cp1 (source)
akan dibandingkan dengan Cp2, dan hasil outputnya diberikan pada Flag GR, EQ,
dan LE pada area memory SR

EQ on apabila Cp1 sama-dengan Cp2


LE on apabila Cp1 lebih kecil Cp2
GR on apabila Cp1 lebih besar Cp2

Flag Address C1 < C2 C1 = C2 C1 > C2


GR 25505 OFF OFF ON
EQ 25506 OFF ON OFF
LE 25507 ON OFF OFF
DATA HANDLING
Instruksi Ladder Compare

CPM(23) Cp1:First compare word


Cp1 IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

Cp2 Cp1:Second compare word


IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

Contoh Rangkaian:
00000
CPM(23)

HR 09
100

01000
25505

25506 01000

25507 01000
DATA HANDLING

Instruksi Arithmetic

Instruksi ADD – ADD (30)

Instruksi ini digunakan untuk menjumlahkan data yang terdapat di dua sumber data
yang berbeda yang tersimpan di kanal penjumlah (Au=Augend) dengan kanal yang
akan dijumlahkan (Ad=addend) dan sebagai hasilnya akan disimpan di kanal
(R=result)

ADD(30) Au : Augend word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Au

Ad Ad : Addend word (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: Result word
IR, SR, AR, DM, HR, LR,
DATA HANDLING

ADD(30) Au : Augend word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Au

Ad Ad : Addend word (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: Result word
IR, SR, AR, DM, HR, LR,

Apabila kondisi eksekusi adalah “false”, ADD(30) tidak dieksekusi, dan sebaliknya
apabila kondisi eksekusi adalah “true”, ADD(30) akan menjulahkan data yang
terdapat di Au dan Ad dan hasilnya akan disimpan di R. CY akan “set” apabila
hasil penjumlahan melebihi nilai 9999.

Dibawah adalah sebuah contoh program dari penggunaan instruksi ADD(30).


Dalam program ini seperti tampak pada gambar diagram ladder apabila input
00000 “ON” CY akan “reset” karena adanya instruksi CLC(41), selanjutnya data
yang terdapat di alamat 040 akan dijumlahkan dengan sebuah konstanta 1234
dan sebagai hasilnya akan disimpan pada alamat 200.
DATA HANDLING

Contoh Rangkaian:

00000
CLC(41)

ADD(30)

040
#1234
100
DATA HANDLING
Instruksi Subtract – SUB(31)

Instruksi ini digunakan untuk mencari perbedaan data yang terdapat di dua sumber data
yang berbeda yang tersimpan di kanal pengurang (Mi=Minuend) dengan kanal yang akan
dikurangkan (Su=Subtrahend) dan sebagai hasilnya akan disimpan di kanal (R=result)

SUB(31) Mi : Minued word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Mi

Su Su : Subtrahend word (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: Result word
IR, SR, AR, DM, HR, LR,
DATA HANDLING

SUB(31) Mi : Minued word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Mi

Su Su : Subtrahend word (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: Result word
IR, SR, AR, DM, HR, LR,

Apabila kondisi eksekusi adalah “false”, SUB(31) tidak dieksekusi, dan sebaliknya
apabila kondisi eksekusi adalah “true”, SUB(31) akan mengurangkan data yang
terdapat di Mi dengan data yang terdapat di Su dan hasilnya akan disimpan di R. CY
akan “set” apabila hasil pengurangan nilainya negatif.

Dibawah adalah sebuah contoh program dari penggunaan instruksi SUB(31). Dalam
program ini seperti tampak pada gambar diagram ladder apabila input 00000 “ON”
CY akan “reset” karena adanya instruksi CLC(41), selanjutnya data yang terdapat di
alamat 040 akan dikurangkan dengan sebuah konstanta 1234 dan sebagai hasilnya
akan disimpan pada alamat 200.
DATA HANDLING

Contoh Rangkaian:

00000
CLC(41)

SUB(31)

040
#1234
100
DATA HANDLING

Instruksi Multiply – MUL (32)

Instruksi ini digunakan untuk mengalikan data yang terdapat di dua sumber data
yang berbeda yang tersimpan di kanal pengali (Md=Multiplicand) dengan kanal
yang akan dikalikan (Mr=Multiplier) dan sebagai hasilnya akan disimpan di kanal
(R=result)

Md: Multiplicand word (BCD)


MUL(32)
IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Md

Mr Mr: Multiplier (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: First result word


IR, SR, AR, DM, HR, LR,
DATA HANDLING

Md: Multiplicand word (BCD)


MUL(32)
IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Md

Mr Mr: Multiplier (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: First result word


IR, SR, AR, DM, HR, LR,

Apabila kondisi eksekusi adalah “false”, MUL(32) tidak dieksekusi, dan sebaliknya
apabila kondisi eksekusi adalah “true”, MUL(32) akan mengalikan data yang terdapat
di Md dan data yang terdapat di Mr dan sebagai hasilnya akan disimpan di R.

Dibawah adalah sebuah contoh program dari penggunaan instruksi MUL(32). Dalam
program ini seperti tampak pada gambar diagram ladder apabila input 00000 “ON”,
maka data yang terdapat di alamat 013 akan dikalikan dengan data yang tersimpan
dalam DM 0005 dan sebagai hasilnya akan disimpan pada alamat HR07.
DATA HANDLING

Contoh Rangkaian:

00000
MUL(32)

013

DM 0005
HR 07
DATA HANDLING

Instruksi Divide – DIV(33)

Instruksi ini digunakan untuk membagi data yang terdapat di dua sumber data yang
berbeda yang tersimpan di kanal yang akan dibagi (Dd=Dividend) dengan kanal
pembagi (Dr=Devisor) dan sebagai hasilnya akan disimpan di kanal (R=result)

DIV(33) Dd : Dividend word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Dd

Dr Dr : Divisor word (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: First result word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, LR,
DATA HANDLING

DIV(33) Dd : Dividend word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #
Dd

Dr Dr : Divisor word (BCD)

R IR, SR, AR, DM, HR, TC, LR, #

R: First result word (BCD)


IR, SR, AR, DM, HR, LR,

Apabila kondisi eksekusi adalah “false”, DIV(33) tidak dieksekusi, dan sebaliknya
apabila kondisi eksekusi adalah “true”, DIV(33) akan membagi data yang terdapat di
Dd dengan data yang terdapat di Dr dan sebagai hasilnya akan disimpan di R.

Dibawah adalah sebuah contoh program dari penggunaan instruksi DIV(33). Dalam
program ini seperti tampak pada gambar diagram ladder apabila input 00000 “ON”,
maka data yang terdapat di alamat 216 akan dibagi dengan data yang tersimpan
dalam HR 09 dan sebagai hasilnya akan disimpan pada alamat DM 0017.
DATA HANDLING

Contoh Rangkaian:

00000
DIV(33)

216

HR 09
DM 0017 07
TANGKI REAKTOR

Ketika sistem dijalankan katup akan membuka kemudian


mengalirkan bahan A dan B, ketika bahan A mencapai 500 lt dan
bahan B mencapai 750 lt katup akan tertutup. Hasil campuran
bahan A dan B jumlahnya dimonitor untuk memberikan informasi
kepada operator.
KONTROL PARKIR MOBIL

Sistem kontrol parkir mobil ini mengontrol tempat parkir mobil


dengan kapasitas 75 mobil. Mobil yang keluar masuk area parkir di
sensor untuk memberi masukan ke sistem kontrol untuk diolah
datanya. Hasil pengolahan data adalah output berupa informasi
yang diberikan pada pemakai apakah tempat parkir masih tersedia
atau sudah penuh.
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG

Sinyal Input Analog


SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Peralatan yang digunakan dengan antarmuka analog input

Input Analog
Transduser aliran
Transduser kelembaban
Transduser sel pembebanan
Potensiometer
Transduser vibrasi
Transduser temperatur
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Instruksi Untuk Modul Input Analog

Digitalisasi Sinyal Analog


SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Pengubahan sinyal analog ke format biner
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Contoh
Apa isi register 1000 setelah instruksi multibit seperti ditunjukan gambar di bawah
dieksekusi?
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Representasi Data Input Analog

Pengubahan sinyal analog


SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG

Rating Antar Muka Analog Input

Antarmuka Input
4 – 20 mA
0 sampai +1 volt DC
0 sampai +5 volt DC
0 sampai +10 volt DC
1 sampai +5 volt DC
 5 volt DC
 10 volt DC
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Transformasi Sinyal Analog Kedalam Nilai Biner atau
BCD
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Pengubah Analog ke Digital Dengan Resolusi 12-bit
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Contoh
Sebuah modul input dihubungkan pada transduser temperatur yang mempuyai A/D
converter dengan resolusi 12 bit. Jika transduser temperatur menerima sinyal dari
proses (100 sampai 600C), kemudian melalui trasmitter memberikan sinyal +1 s.d. +5
VDC ke modul input:

(a)Tentukan perubahan tegangan ekuivalen untuk setiap perubahan temperatur per


derajad Celcius.
(b) Tentukan nilai yang sama untuk modul dengan resolusi 10-bit.
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Contoh
Temperatur transduser/transmitter mempunyai rentang sinyal tegangan 0-10 VDC
yang berbanding lurus dengan temperatur yang akan diukur. Rentang pengukuran
temperatur antara 0 sampai 1000C. Modul input analog menerima sinyal tegangan
dengan rentang antara 0 – 10 VDC (unipolar) dan mengubahnya ke rentang hitungan 0
– 4095. Sinyal ini akan digunakan untuk menditeksi tanda bahaya pada temperatur
100C dan 500C:

(a)Tentukan hubungan antara sinyal input variabel (temperatur) dan hitungan yang
akan diukur oleh modul PLC.
(b)Ekuivalen jumlah hitungan untuk setiap temperatur yang mengindikasikan tanda
bahaya yang telah ditentukan.
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Persamaan Umum Garis Lurus:

Dimana: m = slope dari garis


b = nilai Y, ketika X = 0
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Jika nilai b tidak diketahui, tetapi titik P1 dan P2 diketahui , maka nilai b dapat diproleh

Dimana: X1 = nilai X pada titik P1


Y1 = nilai Y pada titik P1
X2 = nilai X pada titik P2
Y2 = nilai Y pada titik P2
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Penyambungan Input Analog
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Penyambungan Input Analog
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Sinyal Output Analog
Representasi Pengaturan Volume Melalui Katup
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Peralatan Output Analog

Output Analog
Katup analog
Aktuator
Perekam gambar
Penggerak motor listrik
Meter analog
Transduser tekanan
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Instruksi Untuk Modul Output Analog
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Langkah-langkah Pengubahan Nilai Biner Kedalam Sinyal Analog
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Contoh
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Representasi Data Output Analog
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Rating Output Analog

Antarmuka Output
4 – 20 mA
0 – 50 mA
0 sampai +5 volt DC
0 sampai +10 volt DC
 2,5 volt DC
 5 volt DC
 10 volt DC
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Representasi Data Output Analog
Pengubahan Digital ke Analog Dari Data Numerik Dalam Register PLC
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Contoh

Sebuah transduser menghubungkan modul output analog dengan katup kontrol aliran
yang mampu membuka dari 0 sampai 100%. Prosentase pembukaan berbanding lurus
dengan sinyal tegangan -10 sampai +10 VDC pada input transduser. Tabulasikan
hubungan antara prosentase pembukaan, tegangan output dan hitungan untuk modul
output pada kenaikan 10%, 20% dan seterusnya. Modul output bipolar mempunyai
resolusi 12-bit.
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Contoh

PLC menggunakan sinyal bipolar -10 sampai +10 VDC untuk mengontrol aliran bahan
yang akan dipompakan ke tangki reaktor. Katup kontrol aliran mempunyai rentang
pembukaan 0% sampai 100% yang dapat mengalirkan bahan ke tangki reaktor.
Prosesor menghitung prosentase pembukaan katup yang diperlukan melalui algoritma
yang telah ditetapkan sebelumnya. Flow meter analog memberikan informasi umpan
balik ke prosesor tentang bahan kimia lain yang akan dicampurkan. Sebuah register
menyimpan nilai hasil penghitungan untuk prosentase pembukaan dengan rentang
dari 0000 sampai 9999 BCD (0 sampai 99,99%).

(a)Tentukan persamaan untuk menentukan hubungan antara sinyal output analog


(dalam hitungan) dan transformasi output analog dari -4095 sampai +4095. Modul
mempunyai resolusi 12-bit dan termasuk sebuah sign bit sebagai sebuah fungsi dari
tegangan output dan prosentase pembukaan.
(b)Ilustrasikan hubungan output dalam hitungan ke perhitungan prosentase
pembukaan yang tersimpan Dalam register PLC (0000 sampai 9999). Juga tentukan
persamaan yang menggambarkan hubungan antara hitungan yang dikehendaki dan
nilai yang tersimpan dalam register.
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Penyambungan Output Analog
SISTEM INPUT/OUTPUT ANALOG
Penyambungan Output Analog
SENSOR ANALOG
Karakteristik Termokopel
LINIERISASI
Interpolasi Linier Dari Input Nonlinier
Dalam aplikasi PLC sinyal input analog yang diterima sering tidak mempunyai hubungan yang linier
dengan sinyal yang akan diukur. Rasio perubahan pada variabel pengukuran tidak sama pada seluruh
rentang pengukuran. Contoh pada termokopel dan RTD sebagai alat penditeksi suhu mempunyai
respon yang tidak linier.

Dengan melakukan linierisasi dengan estimasi garis lurus dapat memberikan hasil yang akurat dan
metoda ini biasa disebut dengan metoda interpolasi.
LINIERISASI
Interpolasi Linier Dari Input Nonlinier
LINIERISASI
Interpolasi Linier Dari Input Nonlinier
Sebuah transduser tekanan memberikan tegangan output dengan rentang 0 sampai +10 VDC pada
pengukuran tekanan dari 0 sampai 1000 psi. modul iput analog mentransformasikan sinyal tegangan
0 sampai + 10 VDC kedalam retang hitungan dari 0 dampai +4095. Buat program PLC yang dapat
digunakan untuk linierisasi sinyal input dengan menggunakan prosedur interpolasi.
TUGAS MANDIRI
Buat sebuah karya tulis dengan topik “Pemrosesan Sinyal Analog Untuk Aplikasi Industri”
1. Tugas sifatnya individu dan unik (setiap individu berbeda)
2. Referensi dapat mengambil dari bahan di internet
3. Tugas dikirimkan via e-mail (prassetiyo@yahoo.com)
4. Lama waktu pengerjaan 2 minggu

Obyek yg
HMI
dikontrol

Modul Interface PLC

File Output File Output


SCP
0 ….. 32767 0 ….. 32767

Modul Interface

Sensor
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
Konfigurasi (PLC Hollisys)
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM

Terminal Input (PLC OMRON CP1E)


PRAKTIKUM

Terminal Output (PLC OMRON CP1E)


PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM

V IN/R8

BIRU
I IN/B+ 4 6
K
COM/M
3 5 MERAH

MERAH ----- Omron


24 VDC
HITAM ------ Hollisys
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM

Mengkonfiguasi Analog Input


PRAKTIKUM

Mengkonfiguasi Analog Input


PRAKTIKUM
SCALING
SCALING
SCALING

Anda mungkin juga menyukai