Konsep adalah abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu
kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang
dibangun dari berbagai macam karakteristik.
FUNGSI MEMBANGUN KONSEP
Secara garis besar, konsep memilik fungsi untuk memberikan gambaran besar
atau penjelasan mengenai sesuatu. Uraian fungsi konsep yaitu :
1. Fungsi Kognitif
Dalam hal ini kognitif adalah kemampuan manusia untuk berpikir
optimal sepanjang hidupnya. Dengan membuat konsep maka
fungsi kognitif seseorang akan menjadi lebih baik.
2. Fungsi Evaluatif
Dalam membuat konsep terdapat proses evaluatif, yaitu proses
yang dilakukan manusia dalam menentukan nilai suatu hal.
3. Fungsi Operasional
Dalam proses pelaksanaan dibutuhkan suatu dasar yang kuat
untuk melakukannya. Dengan adanya konsep maka proses
operasional menjadi lebih efektif dan efisien.
4. Fungsi Komunikasi
di dalam konsep terdapat proses komunikasi dimana terdapat
penjelasan, gagasan, ide, atas suatu benda atau peristiwa.
UNSUR-UNSUR KONSEP
1. Nama
Ini merupakan konsep yang mewakili kata tunggal untuk
menjelaskan ide atau gagasan.
2. Contoh
Dalam menyampaikan ide, terdapat beberapa contoh analisis yang
membandingkan contoh positif dan negatif serta karakteristiknya.
3. Karakteristik Pokok
Karaktersitik pokok digunakan untuk menciptakan dan menentukan
suatu contoh dalam kategori konsep atau bukan konsep.
4. Rentang Karakteristik
Ini adalah konsep yang terkait dengan konsep lainnya dan memiliki
rentang karakteristik yang membatasi konsep, diantaranya:
Super ordinat (konsep yang dihubungkan dengan konsep yang lebih
luas)
Koordinat (konsep yang setara dan saling berkaitan satu dengan
lainnya)
Subordinat (sub kategori atau bagian kecil dari suatu konsep)
5. Kaidah
patokan atau ukuran sebagai pedoman bagi manusia dalam
bertindak
KARAKTERISTIK/CIRI –CIRI KONSEP
Setiap konsep memiliki karakteristik yang membuatnya dapat dikenali. Berikut ini adalah
ciri-ciri konsep tersebut:
Konsep memiliki sifat abstrak yang merupakan gambaran mental mengenai benda,
kegiatan, dan peristiwa.
Secara umum, konsep merupakan kumpulan berbagai benda dengan karakteristik dan
kualitas tertentu.
Konsep bersifat personal, sehingga pemahaman seseorang tentang suatu hal dapat
berbeda dengan pemahaman orang lain.
Konsep dapat diketahui melalui proses belajar dan pengalaman seseorang.
DESAIN PRODUK
Desain Produk merupakan terjemahan dari
Industrial Design. Desain produk bisa disebut juga
dengan desain kemasan yaitu sebuah ide,
Pengembangan konsep, Pengujian, dan
Pelaksanaan manufaktur atau jasa.
Pengertian desain dikemukakan oleh W. J Stanton (1981), yang telah diterjemahkan oleh
DR. Buchori Alma dalam bukunya manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, yaitu :
"Yang dikatakan produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud, Termasuk didalamnya masalah warna, Harga nama baik perusahaan, Nama
baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima
pembeli guna memuaskan keinginan
BAGIAN-BAGIAN DESAIN PRODUK
1. Mendesain produk yang benar - benar baru. yaitu membuat rancangan dan
sketsa baru yang belum pernah ada pada desain sebelumnya.
2. Mendesain atau memodifikasi produk yang sudah ada (redesign) atau melakukan
pengembangan terhadap desain produk yang sudah ada.
MANFAAT DAN TUJUAN DESAIN PRODUK
Desain produk mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam
menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produksi
yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Manfaat dari desain produk antara lain:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
FUNGSI KEMASAN
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi
kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama
dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur
ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan
pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-
pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli
untuk membeli produk.
Klasifikasi Kemasan
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng
susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak
kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.
Klasifikasi Kemasan
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan
kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng
susu dan berbagai jenis botol.
Klasifikasi Kemasan
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.
Jenis-Jenis Kemasan Produk
1. Tidak beracun
2. Harus cocok dengan bahan yang dikemas
3. Sanitasi dan syarat-syarat kesehatan terjamin
4. Dapat mencegah pemalsuan
5. Kemudahan membuka dan menutup
6. Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi produk
7. Kemudahan pembuangan kemasan bekas
8. Ukuran, bentuk dan berat
9. Penampilan dan pencetakan
10. Syarat khusus Misalnya iklim daerah pemasaran yaitu tropis atau subtropis,
kelembabannya, dan lain sebagainya.
ATURAN PEMBUATAN DESAIN KEMASAN
Merancang atau mendesain sebuah kemasan produk tergantung pada tingkat kreativitas
dari desainernya. Beberapa hal tersebut antara lain:
1. Nama produk
2. Stempel atau Merk Dagang (Trade mark)
3. Komposisi bahan baku yang digunakan
4. Netto atau Volume bersih
5. Nama produsen
6. Nama distributor
7. Nomor registrasi atau ijin dari Dinas Kesehatan
8. Logo halal
9. Kode produksi
10. Waktu kadaluarsa
Standart Desain Kemasan Produk
Menurut wikipedia, Standar Nasional
Indonesia atau disingkat SNI adalah
satusatunya standar yang berlaku
secara nasional di Indonesia. SNI
dirumuskan oleh Panitia Teknis dan
ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (BSN).
Sedangkan Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah sebuah badan yang membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan di bidang
standardisasi sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Standar Nasional Indonesia (SNI) berlaku di seluruh wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). SNI bersifat sukarela untuk dipakai dan ditetapkan oleh pelaku usaha
sesuai dengan PP Nomor 102 tahun 2000.
Model Kemasan Produk Kreatif
Model kemasan produk kreatif haruslah mendukung pemasaran
sehingga calon konsumen mudah mengingat dengan produk
dijual. Menurut Kotler (2003), terdapat enam faktor yang
berpengaruh dalam menentukan kemasan produk antara lain:
Model Kemasan Produk Kreatif
1) Warna (colour)
Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau ukuran. Fungsi
warna selain untuk identifkasi, juga untuk mencitrakan produk dan meningkatkan daya
beli.
2) Bahan (material)
Terdapat beberapa macam bahan yang dapat digunakan sebagai kemasan produk.
Misalnya kertas, plastik, aluminium foil, botol dan lain sebagainya.
3) Bentuk (form)
Bentuk yang sedehana, memiliki daya tarik dan keunikan akan mengundang minat
konsumen untuk membeli produk.
4) Ukuran (size)
Ukuran kemasan sangat tergantung pada jenis produk, volume, luasan, tebal dan tipis
kemasan.
5) Logo (brand)
Merk dagang sangat penting untuk meningkatkan simbol daya saing produk.
6) Topografi (text)
Topografi adalah muatan teks pada kemasan yang menyampaikan pesan untuk
menjelaskan produk yang akan dijual.
TERIMAKASIH