CERPEN
CERPEN
TEKS CERPEN
Ami Fahira – Kelas X – Kurikulum Merdeka
SMA BINA DHARMA
PETA KONSEP
Pengertian Kaidah
Struktur
dan tujuan kebahasaan
Unsur
Nilai-nilai
Ciri-ciri instrinsik dan
kehidupan
ekstrinsik
Praktik
Jenis Fungsi menulis &
ujian lisan
01
01 02
03
Pengertian 04
05
06
01
02
06
01
02 02
03
Ciri-ciri
04
05
06
01
1. Terdiri < 10.000 kata
2. Selesai dengan sekali duduk 02
3. Bersifat fiktif 03
4. Alur tunggal
5. Berisi kisah sehari-hari 04
6. Mudah dipahami
7. Fokus pada salah satu tokoh 05
8. Terdapat konflik
9. Penokohan sederhana 06
10. Fokus pada satu kejadian
11. Menimbulkan kesan bagi pembaca
01
03 02
03
Jenis
04
05
06
01
02
04 02
03
Fungsi
04
05
06
Fungsi teks cerpen
Rekreatif Moralitas
01 Sebagai hiburan 04 Sebagai nilai moral
(baik/buruk)
Estetis Religiusitas
02 Sebagai keindahan 05 Sebagai aturan yang
berpedoman pada agama
Didaktif
03 Sebagai pendidikan/pelajaran
01
05 02
03
Nilai-nilai 04
Kehidupan 05
06
Nilai kehidupan dalam teks cerpen
dalam Cerpen 02
Di dalam pesawat aku mendiamkan dia, walau dia coba merayuku. Tiga jam perjalanan akhirnya 02
kami sampai di rumah, dan aku berniat menanyakan perihal foto lelaki itu. “Jayanti, setelah kau
beres-beres kamar, kau temui aku di pinggir kolam renang” tak menunggu jawaban apapun, aku
langsung ke tempat yang kutuju. Tak lama Jayanti menghampiriku “Ada apa Mas Nizar,
03
semenjak di pesawat Mas nampaknya kesal padaku, bicaralah” “Aku cemburu Jayanti, aku
kecewa padamu, kukira kau berbeda dengan wanita lain, ternyata sama saja” “Maksud Mas 04
apa?” “Kau masih berhubungan dengan mantanmu?” “Tidak Mas” “Kau masih suka padanya?”
“Tidak Mas” “Lalu kenapa kau simpan foto itu?” “Foto apa Mas?” lalu kurebut gawainya dan
kutunjukkan padanya tepat di hadapan wajahnya “INI, SIAPA? MANTANMU? ATAU 05
SELINGKUHANMU?” “Bukan Mas” Jayanti langsung menangis, sebenarnya aku tak tega
melihat perempuan menangis, akhirnya aku menyadari tak seharusnya aku berbicara sekeras itu
06
dan kupeluk tubuh Jayanti. “Maafkan aku Jayanti, aku cemburu karena aku sangat
mencintaimu, jawablah tak apa siapa laki-laki itu, aku janji tak akan marah lagi asal kau jujur”
“Baiklah Mas, sebenernya dia bukan mantanku, bukan juga selingkuhanku” “Lalu siapa
Jayanti?” “Dia adalah Jaya Kusumo” “Jaya kusumo, siapa dia?” “Dia adalah aku di masa lalu”
Akupun pingsan dan tak ingat apa-apa, aku merasa duniaku sudah kiamat.
01
06 02
03
Struktur
04
05
06
Struktur teks cerpen 01
02
1. Abstraksi 6. Koda 03
04
2. Orientasi 5. Resolusi 05
06
3.
4. Evaluasi
Komplikasi
Abstraksi 01
Merupakan sebuah pemaparan awal dari cerita yang akan
disampaikan. Abstrak merupakan pelengkap dari sebuah cerpen. 02
Oleh karena itu, abstrak bisa jadi tidak ada dalam suatu cerpen.
03
04
Contoh 05
Cerita ini mengisahkan seorang petani yang disibukkan oleh
permusuhannya dengan tikus-tikus. Energi dan otaknya 06
dihabiskan untuk menghabisi binatang menjijikkan itu hingga
pada suatu hari ia harus dihadapkan pada apa yang disebutnya
sebagai perang Bratayuda….
Orientasi 01
Orientasi atau pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan penokohan
ataupun bibit-bibit masalah yang dialaminya. Orientasi biasanya 02
menjelaskan tentang latar, baik waktu, tempat, maupun suasana yang ada
di dalam sebuah cerpen.
03
Contoh 04
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah kami tetap
sebuah misteri. Tikus berpikir secara tikus dan manusia berpikir 05
secara manusia, hanya manusia-tikus yang mampu membongkar
misteri ini. Semua lubang di seluruh rumah kami tutup rapat 06
(sepanjang yang kami temukan), namun tikus itu tetap masuk
rumah. Rumah kami dikelilingi kebun kosong yang luas milik
tetangga. Kami menduga tikus itu adalah tikus kebun. Tubuhnya
cukup besar dan bulunya hitam legam.
Komplikasi 01
Struktur dimana terdapat pemaparan awal sebuah masalah yang dihadapi
oleh tokoh. Biasanya, watak dari tokoh yang diceritakan di cerpen akan 02
dijelaskan pada bagian ini.
03
Contoh
“Mah, cepat ambil pukul besinya.”
Istri saya mengambil pukul besi di dapur dan diberikan kepada saya. Ketika mau saya hantam 04
kepalanya, istri saya melarang sambil berteriak.
“Tunggu dulu! Pukul besinya dibungkus koran dulu. Kepala tikus juga dibungkus koran. Darahnya
biar enggak ke mana-mana!” 05
Begitu jengkelnya saya kepada istri yang tidak pernah belajar bahwa tikus yang meronta-ronta itu
bisa lepas lagi.
“Cepat sana. Cari koran!” bentakku jengkel. 06
“Kenapa sih marah-marah saja?” sahut istri saya dongkol juga. Saya diam saja, tetapi cukup tegang
mengawasi tikus yang meronta-ronta semakin hebat itu. Kalau dulu berpengalaman lepas, tentu dia
bisa lepas juga sekarang.
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali pada kepalanya. Bangkainya dibuang bibi di tempat
sampah.
Evaluasi 01
Evaluasi, yakni bagian yang menyatakan komentar pengarang atas peristiwa
puncak yang telah diceritakannya. Komentar yang dimaksud dapat dinyatakan 02
langsung oleh pengarang atau diwakili oleh tokoh tertentu. Pada bagian ini alur
ataupun konflik cerita agak mengendur, tetapi pembaca tetap menunggu
03
implikasi ataupun konflik selanjutnya, sebagai akhir dari ceritanya.
04
Contoh 05
Beberapa hari setelah itu istri saya mulai kendur ketegangannya. Kalau saya
lupa menutup kopi nescafe, biasanya dia marah-marah kalau bekas kopi susu
06
itu dijilati tikus, tetapi sekarang tidak mendengar lagi sewotnya. Begitulah
kedamaian rumah kami mulai nampak, sampai pada suatu pagi istri saya
mendengar sayup-sayup cicit-cicit bunyi bayi tikus! Inilah gejala perang
baratayuda akan dimulai lagi di rumah kami.
Resolusi 01
Resolusi merupakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian cerita.
Bedanya, dengan komplikasi, pada bagian ini ketegangan sudah lebih 02
mereda. Dapat dikatakan pada bagian ini hanya terdapat masalah-masalah
kecil yang tersisa yang perlu mendapat penyelesaian. 03
04
Contoh
Istri saya bergidik menyaksikan bayi-bayi tikus merah itu.
“Bunuh dan buang ke tempat sampah, Mang” kata istri saya.
“Ah, jangan Bu, mau saya bawa pulang.” 05
“Mau memelihara tikus?” tanya istri saya heran.
“Ah ya tidak Bu. Bayi-bayi tikus ini dapat dijadikan obat kuat,” jawab Mang Maman sambil
meringis. 06
“Obat kuat? Bagaimana memakannya?”
“Ya ditelan begitu saja. Bisa juga dicelupkan ke kecap lebih dulu.”
Setelah memberi upah sepuluh ribu rupiah, istri saya masih terbengong-bengong menyaksikan Mang
Maman memasukkan keempat bayi tikus itu ke kedua kantong celananya, sedangkan yang seekor
dijinjing dengan jari dan dilemparkan ke gerobak sampahnya.
Koda 01
Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita, mungkin
juga diisi dengan kesimpulan tentang hal-hal yang dialami tokoh utama 02
kemudian. Koda juga berisi pesan moral yang ada dalam sebuah cerpen
yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. 03
04
Contoh 05
Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup manusia. Tikus selalu mengikuti
manusia dan memakan makanan manusia juga. Meskipun bagi sementara
06
orang, terutama perempuan, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit
dimusnahkan. Perang melawan tikus ini tidak akan pernah berakhir.
CONTOH 01
Orientasi
Di suatu hari yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Dian dan Lisa yang 02
tengah mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Dian. Mereka berdua mengerjakan
tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun nampak hening. 03
Komplikasi
Kemudian datanglah teman Dian yang bernama Tyas di depan rumahnya. Namun 04
Dian sendiri seolah tidak memperhatikan kehadiran Tyas tersebut.
“Dian, itu di depan rumah ada Tyas sedang nungguin kamu, buruan temui dia, 05
kasian sudah sejak tadi dia nungguin kita.” Ujar Lisa yang tengah mengerjakan
tugas di rumah Dian. 06
01
“Bi, bilangin ke Tyas yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi atau
02
bilang gak ada gitu ya.” Pinta Dian kepada Bibi yang bekerja sebagai
pembantu di rumahnya.
03
“Baik non, Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.
Evaluasi 04
“Eh Dian, kenapa kamu seperti itu sama Tyas? Padahal kan dia pastinya
sudah datang jauh-jauh, kenapa kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia 05
juga anak yang baik Yan.” Ujar Lisa yang coba menasehati Dian.
06
01
“Kamu itu gak tau Tyas apa Lis, dari luarnya memang dia orang yang baik,
ramah dan juga manis. Tetapi masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap 02
seseorang hanya dengan begitu saja, dia itu hanya manis di luar tapi
dalamnya pahit tahu.” Jawab Dian dengan sinis. 03
Resolusi
04
“Loh, pahit gimana maksudnya Yan?” Balas Lisa yang masih bingung
dengan jawaban Dian.
05
“Tahu gak sih kamu Lis, Tyas itu sering banget membicarakan keburukan
orang lain. Bahkan dia sering membicarakan keburukan teman sendiri di
belakangnya. Pokoknya banyak banget deh kalo harus dijelasin.” Jawab 06
Dian dengan setengah sinis.
01
Koda 02
“Dia itu beda banget sama kamu Lis, kamu itu judes, ceplas ceplos kalo
03
ngomong sama aku, tetapi setidaknya kamu mempunyai hati yang tulus
Lis, bukannya sahabat yang baik di luarnya saja tapi dalamnya busuk.
Dalam menjalin pertemanan, aku tidak membutuhkan tampilan luar dari 04
seseorang Lis” Jelas Dian panjang lebar kepada Lisa.
05
06
01
07 02
03
Kaidah 04
kebahasaan 05
06
01
Penggunaan Penggunaan
kata sifat kata keterangan
02
03
Pengunaan
Kalimat Bahasa tidak 04
langsung/tidak baku
langsung 05
06
Penggunaan Pengunaan
sudut pandang majas/ungkapan
tertentu wahana katarsis
Sudut Pandang
o Orang pertama pelaku utama
Tokoh utama yang berperan penting (aku)
o Orang pertama pelaku sampingan
Orang yang membawakan cerita
(penyebutan tokoh dengan nama)
o Orang ketiga serba tahu
Penceritaan menggunakan (dia)
o Orang ketiga pengamat
Fokus menceritakan satu tokoh (keadaan fisik, sifat, dll)
Majas/Gaya Bahasa/Ungkapan
Majas:
1. Diksi (pilihan kata)
2. Konotasi (pemaknaan kata. C: kembang desa)
3. Gaya Bahasa (perbandingan, pertentangan,
sindiran, penegasan, dll)
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa Perbandingan
1. Personifikasi (benda mati seperti manusia)
2. Metafora (Mengandung makna kiasan: lintah darat)
3. Eufemisme (mengganti kata menjadi lebih halus)
4. Metonimia (penyebutan merek: bila haus minum Aqua)
5. Simile (menggunakan kata bak, bagaikan, seperti dll)
6. Alegori (membandingkan objek dengan kiasan: mencari
lelaki saleh bagai mencari harta karun di zaman sekarang.
7. Hiperbola (melebih-lebihkan)
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa Pertentangan
1. Paradoks (membandingkan situasi sebenarnya dengan situasi kebalikannya).
Contoh: di tengah keramaian itu aku merasa kesepian.
2. Antitesis (memadukan pasangan kata, memiliki arti yang bertentangan). Contoh:
orang akan menilai baik buruk diri kita dari sikap kita kepada mereka.
3. Kontradiksi interminus (menyangkal pernyataan yang disebutkan sebelumnya).
Biasanya majas ini disertai dengan konjungsi misalnya hanya saja atau kecuali.
Contoh: semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di
perbatasan.
4. Litotes (merendahkan diri, kenyataan sebenarnya justru sebaliknya). Contoh:
silakan mampir ke gubuk kami yang sederhana ini.
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa Sindiran
1. Sinisme (sindiran secara langsung kepada orang lain.
Contoh: kotor sekali kamarmu sampai debu debu
bertebaran di mana-mana.
2. Sarkasme (menyindir orang lain dengan konotasi yang
kasar). Contoh: dasar tidak becus! Kalau tidak bisa kerja,
kamu hanya akan jadi sampah masyarakat.
3. Ironi (menyindir dengan kata kiasan dengan makna
berlawanan). Contoh:, rapi sekali ruanganmu, sampai aku
kesulitan untuk duduk di sini.
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa Penegasan
1. Repetisi (mengulang kata-kata dalam suatu Kalimat). Contoh: pria itu pencopetnya, dia
pelakunya, dia yang mengambil dompet saya.
2. Retorik (tidak menghendaki adanya jawaban). Contoh: kalau kamu salat subuh setiap kapan
saja?
3. Pleonasme (penggunaan kata-kata dengan makna sama,untuk menegaskan sesuatu). Contoh:
kita harus maju ke depan agar bisa menjelaskan pada teman sekelas.
4. Klimaks (menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan dimana tingkatannya semakin
lama semakin tinggi). Contoh: pada saat itu semua orang, mulai dari bayi, anak-anak,
remaja, orang dewasa, hingga lansia pergi mengungsi akibat gempa.
5. Antiklimaks (menjelaskan dari tingkatan tertinggi ke tingkatan terendah). Contoh: setiap
hari Senin, mulai kepala sekolah, guru, staff dan siswa rutin melaksanakan upacara
bendera.
6. Pararelisme (Pengulangan kata untuk menegaskan makna dalam beberapa definisi yang
berbeda). Biasanya jenis majas ini digunakan pada sebuah puisi. Contoh: sayang itu sabar.
sayang itu lemah lembut. sayang itu memaafkan.
7. Tautologi (Pengulangan kata sinonim untuk menegaskan suatu kondisi atau maksud
tertentu). Contoh: dia adalah gadis yang penuh dengan kasih, sayang, dan cinta.
01
08 02
Unsur 03
instrinsik 04
dan
05
06
ekstrinsik
Unsur Instrinsik
01 Tema
Tema berbeda dengan judul, Latar
tema bersifat umum 04 Tempat, waktu,
keadaan/suasana
Tokoh dan Penokohan
02
Tokoh: pelaku Alur
Penokohan: pelaku yang diberi 05 Maju, mundur, campuran,
watak absurd
03 Watak Pesan/amanat
Berdasarkan sifat yang diberi:
antagonis, protagonis, tritagonis 06 Secara eksplisit dan implisit
(penengah)
Berdasarkan perubahan sifat: tokoh
datar dan bulat
Unsur Ekstrinsik
01 Latar belakang 1. Biografi penulis
pengarang 2. Aliran sastra
3. Kondisi psikologis
09 02
03
Praktik 04
menulis teks 05
cerpen 06
Menulis teks cerpen harus 01
memperhatikan
Struktur dan kaidah 02
kebahasaan
8
03
6 04
1
3
6 05
5
06
01
10 02
03
04
Ujian lisan 05
06
Ujian lisan secara berkelompok 01
02
o Ujian lisan dilakukan
secara berkelompok. 03
o Setiap individu
bergantian menjawab
diksi yang telah 04
disediakan dengan cara
menebak. 05
o Di akhir waktu, guru
memberikan 1 soal
analisis untuk menguji 06
daya bernalar kritis
dan gotong royong.
01
02
03
04
Terima Kasih 05
06