Anda di halaman 1dari 16

Etika profesi jaksa

Dosen pengampu:
Ririn Fauziyah, M.H.I
Kelompok:
Abd Muiz Fathoni (201955020400841)
Firda Abidatul Isro’iyah (201955020400844)
Laila Rohmatul Ulya (2019550204008360
pengertian profesi jaksa
Profesi jaksa sudah ada dan dikenal sejak lama sebelum Indonesia merdeka, bahkan sebelum ada negara
Indonesia. Pada masa Kerajaan Majapahit, jaksa dikenaldengan ilstilah dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa.
Dhyaksa dikatakan sebagai pejabat negara yang dibebani tugas untuk menangani masalah-masalah peradilan di
bawah pengawasan Majapahit. Gajah Mada selaku pejabat adhyaksa, sedangkandharmadhyaksa berperan sebagai
pengawas tertinggi dari kekayaan suci dalamurusan kepercayaan, dan menjabat sebagai ketua pengadilan.

Agar kejaksaan dapat mengemban kewajibannya dengan baik, maka berdasarkan Keputusan Jaksa Agung No.
Kep-052/J.A/8/1979 ditetapkan pulatentang Doktrin Adhyaksa Tri Krama Adhyaksa. Doktrin tersebut berunsurkan

1. Catur Asana

2. Tri Atmaka

3. Tri Krama Adhyaksa


Profesi Hukum dapat menjadikan kegiatan bisnis dengan segi tujuan berapa yang harus dibayar bukan
berapa yang harus dikerjakan terutama profesi hokum dibidang pelayanan. Dikarenakan terdesak oleh
bisnis karena imbalan atas pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan nilai kebutuhan yang layak.
Tanpaterkecuali Profesi Jaksa.
Kedudukan kode etik
jaksa
Kode etik jaksa serupa dengan kode etik profesi yang lain. Mengandungnilai-nilai luhur dan ideal
sebagai pedoman berperilaku dalam satu profesi. Yangapabila nantinya dapat dijalankan sesuai
dengan tujuan akan melahirkan jaksa-jaksayang memang mempunyai kualitas moral yang baik dalam
melaksanakan tugasnya.Sehingga kehidupan peradilan di Negara kita akan mengarah pada
keberhasilan.

Kejaksaan merupakan salah satu pilar birokrasi hukum tidak terlepas darituntutan masyarakat yang
berperkara agar lebih menjalankan tugasnya lebih profesional dan memihak kepada kebenaran.
Sepanjang yang diingat, belum pernahrasanya kejaksaan di dalam sejarahnya sedemikian merosot
citranya seperti saat ini .Sorotan serta kritik-kritik tajam dari masyarakat, yang diarahkan
kepadanyakhususnya kepada kejaksaan, dalam waktu dekat tampaknya belum akan surut,meskipun
mungkin beberapa pembenahan telah dilakukan.
Karena hukum yang menjadi lahan pekerjaan jaksa merupakan sistem yang rasional, maka keahlian yang dimiliki olehnya
melalui pembelajaran tersebut, harus bersifat rasional pula. Sikap ilmiah melakukan pekerjaan ditandai dengan kesediaan
memperguanakan metodologi modern yangdemikian, diharapkan dapat mengurangi sejauh mungkin sifat subjektif seorang
jaksa terhadap perkara-perkara yang harus ditanganinya.

Dalam dunia kejaksaan di Indonesia terdapat lima norma kode etik profesi jaksa, yaitu:

a. Bersedia untuk menerima kebenaran dari siapapun, menjaga diri, berani, bertanggung jawab dan dapat menjadi
teladan di lingkungannya.

b. Mengamalkan dan melaksanakan pancasila serta secara aktif dan kreaatifdalam pembangunan hukum untuk
mewujudkan masyarakat adil.

c. Bersikap adil dalam memberikan pelayanan kepada para pencari keadilan.

d. Berbudi luhur serta berwatak mulia, setia, jujur, arif dan bijaksana dalamdiri, berkata dan bertingkah laku.

e. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara daripada kepentingan pribadi atau golongan.
Tugas dan wewenag kejaksaan sesuai
Undang-undang 16 Tahun 2004 tentang
kejaksaan
1. Berdasarkan pasal 6 Undang– Undang Nomor 16 Tahun 2004 jaksa dalam pelaksanaan tugasa dan
wewenangnya adaalah :

a. Bertindak untuk atas nama Negara bertanggung jawab sesuai saluranhirarki

b. Demi keadilan dan kebenaran yang berdasarkan ketuhanan yangmaha esa, melakukan penuntutan dengan
keyakinan yang berdasarkan bukti yang sah.

c. Senantiasa bertindak berdasarkan hukum, mengindahkan norma – norma keagamaan, kesopanan dan
kesusilaan

d. Wajib menggali dan menjujung tinggi nilai – nilai kemausiaan yanghidup dalam masyarakat, serta
senantiasa menjaga kehormatan danmartabat profesinya.
2. Doktrin Tri Krama Adhyaksa ( KEPJA No.KEP- 030/J.A/3/1988)

 Satya adalah kesetiaan yang bersumber dari ras yang jujur, baikterehadap tuhan yang maha
esa, diri pribadi dan keluarga maupun sesama manusia.

 Adhi adalah kesempurnaan dalam bertugas dan berunsur utama pemilikan rasa tanggung
jawab terhadap tuhan yang maha esa,keluarga dan sesame manusia.

 Wicaksana adalah bijaksana dalam tutur kta dan tingkah laku,khususnya dalam pengetrapan
tugas dan kewenangannaya.
3.Perilaku jaksa

Perilaku jaksa Seorang jaksa harus dapat mencerminkan tata pikir,tata tutur, tata lakuterpuji sebagaimana
tercantum dalam kode etik dan sumpah jabatan, antaralain :

 Memiliki kesungguhan dalam bekerja, berani, adil, tidakmembedakan suku, agama, ras, dan golongan

 Dalam melaksanakan tugas jaksa senantiasa memupuk sertamengembangkan kemampuan professional,


intergritas pribadi dankedisiplinana yang tinggi

 Meghormati adat kebiasaan setempat tercermin dalam sikap dan perilaku sehari – hari.

 Dapat menerima kebenaran, bersikap mawas diri, berani bertanggung jawab dan menjadi teladan
dilingkungannya.

 Memindakan norma kesopanan dan keputusan dalam menyampaikan pandangan dan menyalurkan aspirasi
profesi
Sumpah jaksa
• Seorang jaksa sebelum memangku jabatannya, harus mengikrarkan dirinya bersumpah/berjanji sebagai pertanggungjawabab dirinya kepada negara, bangsa
danlembaganya. Dalam Pasal 10 Undang-Undang No. 16 tahun 2004 dinyatakan bahwa :

• “saya bersumpah/berjanji :

• Bahwa saya akan setia kepada dan mempertahankan NKRI, serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta Undangan yang berlaku bagi Negara Republik Indonesia.

• Bahwa saya senantiasa menjunjung tinggi dan akan menegakkan hukum, kebenaran dankeadilan, serta senantiasa menjalankan tugas dan wewenang dalam jabatan saya
ini dengan sungguh-sungguh, saksama, objektif, jujur, berani, profesional, adil, tidak membeda-bedakan,agama, ras, gender, dan golongan tertentu dan akan melaksanakan
kewajiban saya dengan sebaik-baiknya, serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat, bangsa, dan negara.

• Bahwa saya akan senantiasa menolak atau tidak menerima atau tidak mau dipengaruhioleh campur tangan siapa pun juga dan saya akan tetap teguhmelaksanakan tugas
danwewenang saya yang diamanatkan Undang-Undang kepada saya.

• Bahwa saya dengan sungguh-sungguh, untuk melaksanakan tugas ini, langsung atau tidaklangsung, dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan
ataumenjanjikan sesuatu apa pun kepada siapa pun juga. Bahwa saya untuk melakukan atau tidakmelakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima
langsung atau tidak langsung dari siapa pun juga suatu janji atau pemberian.”

•  

•  

•  
Seorang jaksa sebelum memangku jabatannya, harus mengikrarkan dirinya bersumpah/berjanji sebagai
pertanggungjawabab dirinya kepada negara, bangsa danlembaganya. Dalam Pasal 10 Undang-Undang No.
16 tahun 2004 dinyatakan bahwa :

“saya bersumpah/berjanji :

“ Bahwa saya akan setia kepada dan mempertahankan NKRI, serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar
negara, Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta Undangan yang berlaku bagi
Negara Republik Indonesia.

Bahwa saya senantiasa menjunjung tinggi dan akan menegakkan hukum, kebenaran dankeadilan, serta
senantiasa menjalankan tugas dan wewenang dalam jabatan saya ini dengan sungguh-sungguh, saksama,
objektif, jujur, berani, profesional, adil, tidak membeda-bedakan,agama, ras, gender, dan golongan tertentu
dan akan melaksanakan kewajiban saya dengan sebaik-baiknya, serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat, bangsa, dan negara.
Bahwa saya akan senantiasa menolak atau tidak menerima atau tidak mau dipengaruhioleh campur
tangan siapa pun juga dan saya akan tetap teguhmelaksanakan tugas danwewenang saya yang
diamanatkan Undang-Undang kepada saya.

Bahwa saya dengan sungguh-sungguh, untuk melaksanakan tugas ini, langsung atau tidaklangsung,
dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan ataumenjanjikan sesuatu apa
pun kepada siapa pun juga. Bahwa saya untuk melakukan atau tidakmelakukan sesuatu dalam tugas
ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapa pun juga suatu janji
atau pemberian.”
Sekian
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai