SISTEM PROTEKSI

01

Rele dasar
PILOSOFI PROTEKSI
01.1

Rele dasar
 GANGGUAN PADA OPERASI
SISTEM TENAGA LISTRIK

PENGERTIAN GANGGUAN :

Kejadian pada operasi sistem tenaga listrik

yang menyebabkan Relay Proteksi bekerja
membuka PMT ( Trip ) .

Kejadian gangguan tersebut bisa disebabkan

karena :
- Hubung singkat antara Phasa ke phasa,
- Atau phasa ke tanah.
Gangguan yang banyak terjadi adalah :
Hubung singkat Phasa ke tanah

Rele dasar
Jenis GANGGUAN dilihat dari
Obyek penyebabnya :

1. GANGGUAN SISTEM
Gangguan terjadi pada peralatan
( Generator, Transformator, SUTT, SKTT, dsb)
Relai bekerja dan PMT Trip

2. GANGGUAN Non SISTEM

Gangguan terjadi bukan pada peralatan
tetapi pada rangkaian Relai proteksi
( Relai rusak, kabel kontrol, sistem dc, PMT )
Relai bekerja dan PMT Trip, tanpa gangguan di
peralatan sistem.

Rele dasar
 Jenis GANGGUAN dilihat dari LAMA GANGGUAN :

1. GANGGUAN PERMANEN
Gangguan yang menyebabkan PMT Trip, dan tidak dapat
dicoba normalkan kembali seketika( PMT di // kan ) kecuali
penyebab gangguan sudah dihilangkan.

2. GANGGUAN TEMPORER
Gangguan yang bersifat sementara, dan bila PMT yang trip,
dicoba normal kembali seketika, maka PMT tersebut dapat
normal kembaki

Rele dasar
Gangguan sistem dapat disebabkan oleh

 Karena kesalahan manusia

 Dari dalam/sistem atau dari alat itu sendiri
 Dari luar ; alam, binatang

Rele dasar
 Jenis gangguan sistem
1. Beban lebih
2. Hubung singkat
3. Tegangan lebih
> Tegangan lebih power frekuensi
> Tegangan lebih Transient :
* Surja Petir [lightning surge ]
* Surja hubung [ switching surge ]
4. Gangguan stabilitas

Rele dasar
 Usaha usaha untuk mengatasi gangguan
1. MENGURANGI TERJADINYA GANGGUAN
> Menggunakan peralatan yang dapat diandalkan
> Spesifikasi yang tepat dan desain yang baik
> Pemasangan yang benar
> Penebangan / pemangkasan pohon
> Operasi dan pemeliharaan yang baik

< Mengurangi besarnya arus gangguan

< Melepas bagian sistem yang terganggu dengan
menggunakan PMT dan relai pengaman
< Penggunaan pola load shedding dan system
splitting / islanding
< Penggunaan relai , PMT yang cepat untuk
menghinari gangguan instability

Rele dasar
Tujuan Proteksi
> Mencegah kerusakan peralatan yang terganggu
maupun peralatan yang dilewati arus gangguan

 Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil

mungkin dan secepat mungkin

> Mencegah meluasnya gangguan

Rele dasar
 Fungsi Proteksi
 Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
abnormal pada bagian sistem yang diamankan

 Melepas bagian sistem yang terganggu

sehingga bagian sistem yang lain nya masih
dapat terus beroperasi

Rele dasar
 PERANGKAT PROTEKSI

PMT
CT

PT

Triping --
coil

Rele proteksi Batere

Rele dasar
 PERANGKAT PROTEKSI
1. RELAI PENGAMAN
SEBAGAI ELEMEN PERASA / PENGUKUR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN .

2. PEMUTUS TENAGA [ PMT ]

SEBAGAI PEMUTUS ARUS DALAM SIRKUIT TENAGA UNTUK
MELEPAS BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU .

3. TRAFO ARUS DAN ATAU TRAFO TEGANGAN

MENGUBAH BESARNYA ARUS DAN ATAU TEGANGAN DARI SIRKUIT
PRIMER KE SIRKUIT SEKUNDER [ RELAI ]

4. BATERE / AKI
SEBAGAI SUMBER TENAGA UNTUK MENTRIPKAN PMT DAN CATU
DAYA UNTUK RELAI STATIK DAN RELAI BANTU .

5. WIRING
UNTUK MENGHUBUNGKAN KOMPONEN KOMPONEN PROTEKSI
SEHINGGA MENJADI SATU SISTEM .

Rele dasar
Persyaratan Proteksi
 Selektivitas
 Keandalan [Reliable]
 Kecepatan
 Sensitifitas
 Ekonomis

Rele dasar
 SELEKTIVITAS
Pengaman harus bisa memisahkan bagian sistem yang
terganggu sekecil mungkin, yaitu seksi yang terganggu
saja yang menjadi kawasan pengaman nya. Pengaman
yang demikian disebut pengaman yang ‘ SELEKTIF ‘

Jadi rele harus dapat membedakan apakah gangguan

terletak didaerah pengamanan nya [dimana rele harus
bekerja dengan cepat] atau diseksi berikut nya
[dimana rele bekerja dengan tunda waktu atau tidak
bekerja sama sekali]

Rele dasar
Keandalan [ Reliabelity ]

> Dependabelity
Yaitu tingkat kepastian bekerja, jadi tidak
boleh gagal kerja.

> Security
Yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja
Salah kerja mengakibatkan pemadaman yang
seharusnya tidak perlu terjadi.

Rele dasar
Kecepatan
Untuk memperkecil kerugian / kerusakan
akibat gangguan maka rele harus bekerja
secepat mungkin untuk memisahkan bagian
sistem yang lain

Untuk mendapatkan slektivitas mungkin saja

suatu pengaman diberi tunda waktu [time delay]
Namun waktu tunda harus secepat mungkin.

Rele dasar
Kepekaan [Sensitivity ]
Pada prinsipnya rele harus peka sehingga
dapat mendeteksi gangguan walaupun dalam
kondisi memberikan rangsangan yang minimum

Rele dasar
 JENIS RELE PROTEKSI PENYALURAN

Bay SUTT/SKTT Transformator daya Out going Distribusi

1. Differensial
1. Distance 2. REF / SBEF
2. Differensial 3. OCR / GFR 1. OCR / GFR
3. OC / GF 4. AVR 2. A/R
4. A/R 5. Relai Intrn
5. Syh Check
1. Bus Pro
2. CC
3. OC / GF
4. A/R
5. Syh Check
Kawasan pengaman
Sistem tenaga listrik terbagi dalam beberapa
Seksi – seksi yang satu dengan yang lainnya
Dapat dihubungkan atau diputus oleh PMT

Setiap seksi diamankan oleh rele dan setiap

Rele mempunyai kawasan pengamanan

Rele dasar
DAERAH PENGAMANAN
GENERATOR
KAWASAN PENGAMANAN
DAERAH PENGAMANAN DARI PENGAMAN SISTEM
GENERATOR -TRAFO TENAGA LISTRIK

DAERAH PENGAMANAN
BUSBAR

DAERAH PENGAMANAN
TRANSMISI

DAERAH PENGAMANAN
TRAFO TENAGA
DAERAH PENGAMANAN
BUSBAR

DAERAH PENGAMANAN
BUSBAR TM

DAERAH PENGAMANAN
JARINGAN TM
Selektivitas dapat diperoleh dengan

 Pembagian atas daerah pengamanan

[ Zona pengamanan ]

 Koordinasi dengan pertingkatan waktu

[ Time grading ]

Rele dasar
Pengaman Utama da Cadangan
[ Main and Back up Protection ]

 Ada kemungkinan suatu rele gagal

bekerja, oleh karena itu dilengkapi
dengan pengaman cadangan disamping
pengaman utama

 Pengaman cadangan baru diharapkan

bekerja bila pengaman utama gagal,
sehingga pengaman cadangan selalu
diberi tunda waktu

Rele dasar
Pengaman Cadangan

 Pengaman cadangan lokal

[ local back up ]
Pengaman cadangan lokal terletak
ditempat yang sama dengan pengaman
utama
 Pengaman cadangan jauh
[ Remute back up ]
Pengaman cadangan jauh terletak disisi
hulu nya

Rele dasar
TERCIPTANYA PENGAMAN SISTEM YANG DAPAT
MEMPERKECIL KERUGIAN ATAU KERUSAKAN
AKIBAT GANGGUAN DAN

MEMAKSIMUMKAN KEANDALAN SUPLAI TENAGA

LISTRIK KEPADA KONSUMEN .

PROTEKSI ADALAH ASURANSI DARI

SISTEM TENAGA LISTRIK

Rele dasar
Dasar Rele Proteksi
01.2
 Klasifikasi Rele Proteksi
1. Berdasarkan Besaran Input
2. Berdasarkan Karakteristik Waktu kerja
3. Berdasarkan jenis kontak
4. Berdasarkan Prinsip Kerja
5. Berdasarkan Fungsi

Rele dasar
 Berdasarkan besaran input
1 Arus [ I ] : Relai Arus lebih [ OCR ]
Relai Arus kurang [UCR]
2 Tegangan [U] : Relai tegangan lebih [OVR]
Relai tegangan kurang [UVR]
3. Frekuensi [f] : Relai frekuensi lebih {OFR]
Relai frekuensi kurang [UFR]
4. Daya [P ; Q ] : Relai daya Max / Min
Relai arah / Directional
Relai Daya balik
5. Impedansi [Z] : Relai jarak [Distance]
6. Beda arus : Relai diferensial

Rele dasar
Berdasarkan karakteristik waktu kerja
1. Seketika [Relai instant / Moment /high speed ]
2. Penundaan waktu [ time delay ]
Definite time relay
Inverse time relay
3. Kombinai instant dengan tunda waktu
 BERDASARKAN JENIS KONTAK

1 Relai dengan kontak dalam keadaan

normal terbuka [ normally open contact]

2. Relai dengan kontak dalam keadaan

normal tertutup [ normally close contact]
 BERDASARKAN FUNGSI

1. Relai Proteksi
2. Relai Monitor
3. Relai programming ; Reclosing relay
synchro check relay
4. Relai pengaturan {regulating relay]
5. Relai bantu sealing unit
lock out relay
closing relay dan
tripping relay

Rele dasar
 BERDASARKAN PRINSIP KERJA

1. Tipe Elektromekanis
a. Tarikan magnit ; - tipe Plunger
- tipe hinged armature
- tipe tuas seimbang
b. Indiksi : - tipe shaded pole
- tipe KWH
- tipe mangkok [Cup]

2. Tipe Thermis
3. Tipe gas ; relai buccholz
4. Tipe Tekanan ; pressure relay

5. Tipe Statik [ Elektronik]

Rele dasar
 1. TIPE PLUNGER

BILA KUMPARAN DIBERI

ARUS MELEBIHI NILAI
PICK UPNYA, MAKA PLUNGER
AKAN BERGERAK KEATAS Kumparan
DAN TERJADI PENUTUPAN
KONTAK.

GAYA YANG YANG DITIMBULAKN

SEBANDING DENGAN KWADRAT Kontk diam
ARUS PADA KUMPARAN . Plunger

RELAI INI MEMPUNYAI WAKTU

KERJA YANG CEPAT , SEHINGGA Kontak gerak
BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI
RELAI INSTANTANEOUS .

Rele dasar
 2. TIPE HINGED ARMATURE

Kontak diam
BILA KUMPARAN DIBERI ARUS,
MAKA LENGAN AKAN TERTARIK
SEHINGGA UJUNG LENGAN YANG
LAIN AKAN MENGGERAKAN
KONTAK . Kontak
gerak
GAYA ELEKTROMAGNITIK JUGA
SEBANDING DENGAN KWADRAT
ARUS KUMPARAN .

TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN

SEBAGAI RELAI BANTU, KARENA
DAPAT MEMPUNYAI KONTAK
YANG BANYAK DAN KONTAKNYA
MEMPUNYAI KAPASITAS
PEMUTUSAN ARUS YANG LEBIH Lengan armature
BESAR . Kumparan

Rele dasar
3, TIPE TUAS SEIMBANG
[ BALANCE BEAM ]
Kontak

TIPE INI TERDIRI DARI DUA

KUMPARAN YAITU KUMPARAN
KERJA DAN PENAHAN. I2 I1
DALAM KEADAAN SEIMBANG
DIMANA GAYA PEGAS DIABAIKAN Pegas
MAKA I1 / I2 = K [ KONSTANTE ]

BILA I1 / I2 LEBIH BESAR DARI K I1

MAKA RELAI AKAN MENUTUP
Torsi positip
KONTAK
BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K
MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK
Torsi negatip
TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN
SEBAGAI RELAI DIFERENSIAL
DAN RELAI JARAK .
I2

Rele dasar
4. SHADED POLE [INDUCTION DISK]

TERJADI BEDA SUDUT FASA Shading ring

Magnit
ANTARA FLUK [2] DENGAN
tetap
FLUK [1]  Kontak
KEDUA FLUK INI AKAN
MENGINDUKSIKAN ARUS
PUSAR PADA PIRINGAN

INTERAKSI ANTARA KEDUA

FLUK TERSEBUT AKAN
MENIMBULAKAN TORSI
DAN MENGGERAKAN PIRINGAN
KARENA KONTAK GERAK 1 
2 Piringan
DIPASNG PADA POROS MAKA
KONTAK AKAN MENUTUP
Kumparan

Rele dasar
 5. TIPE WATTMETRIK [ KWH ]

L  U  L
U
Kumparan
INTERAKSI ANTARA FLUK 2 2
lagging
 U DAN  L TERHADAP
FLUK YANG DIPEROLEH
DARI ARUS PUSAR YANG
DIINDUKSIKAN PADA
PIRINGAN AKAN MENGERAKAN
Piringan
PIRINGAN UNTUK BERPUTAR
S
PUTARAN INI AKAN MENUTUP IS Kumparan
KONTAK utama

UMUMNYA KARAKTERISTI K I
TUNDA WAKTUNYA ADALAH
INVERSE 

Rele dasar
6. INDUCTION CUP

PRINSIPNYA SAMA SEPERTI

MOTOR INDUKSI.
TERDAPAT ROTOR ALUMINIUM
BERBENTUK SILIDER YANG
DI TENGAHNYA INTI MAGNITIK
SEHINGGA SILIDER TERSEBUT
DAPAT BERPUTAR I

PADA SILINDER DIPASANG

KONTAK GERAK DAN DAPAT
MENUTUP KONTAK KE KIRI
ATAU KE KANAN .

Rele dasar
RELAI STATIK / ELEKTRONIK

UNIT – UNIT DASAR DARI RELAI STATIK :

1. SIRKUIT INPUT [ BIASANYA INTERMEDIATE CT ]

2. RECTIFIER / PENYEARAH
3. LEVEL DETECTOR
4. TIMER / INTEGRATOR
5. POLARITY DETECTOR
6. COMPARATOR

Rele dasar
1. SIRKUIT INPUT
[ INTERMEDIATE CT DAN RECTIFIER ]
+
+
Ia Ia

Vout Ib Vout
Ib

Ic
Ic
-
-

Output tergantung dari Output tergantung dari

Tegangan Instant yang Arus instant yang
tertinggi tertinggi

Rele dasar
2. LEVEL DETECTOR Vs

V in
LEVEL DETECTOR DC DIGUNAKAN +
UNTUK MENDETEKSI BILA LEVEL V ref V out
TEGANGAN DC PADA INPUT
MELEBIHI SET LEVELNYA .

BILA LEVEL INI DILAMPAUI

MAKA OUTPUT DARI LEVEL
DETECTOR BERUBAH DARI V
KONDISI MATI ,ENJADI HIDUP
DAN OUTPUT AKAN Vs
V out
MENGERAKAN RELAI OUTPUT .
V in
V ref

t
 3. INTEGRATOR / TIMING CIRCUIT
C

SIRKUIT INTEGRATOR BANYAK

DIGUNAKAN DALAM RELAI R1
STATIK -
INPUT ARUS E1/R1 DALAM
I1
FEED BACK LOOP KAPASITIF
LEWAT C E1 +
INVERTING TERMINAL INPUT Eo
ADALAH PADA COMMON
EARTH POTENSIAL ,JADI
TEGANGAN PADA C MENJADI
SAMA DAN BERLAWANAN DENGAN Eo

Eo SEBANDING DENGAN INTEGRAL DARI E1

SIRKUIT INI DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI WAKTU

DIMANA KECEPATAN PERUBAHAN DARI OUTPUT
SEBANDING DENGAN BESARNYA SIGNAL INPUT .

Rele dasar
 +Vs
4. POLARITY DETECTOR
+
INPUT SIGNAL ADALAH
GELOMBANG SINUS
YANG MANA DIUBAH 0
KE BENTUK GELOMBANG
KOTAK OLEH GAIN -Vs
AMPLIFIER
OUTPUT SIGNAL PADA Vout
DASARNYA ADALAH
DIGITAL YANG HANYA
MEMPUNYAI DUA Vin
KEADAAN [ HIGH DAN LOW ] .

Rele dasar
 5. KOMPARATOR

UNTUK RELAI YANG MEMPUNYAI INPUT

LEBIH DARI SATU MAKA DIGUNAKAN
KOMPARATOR
MISAL RELAI DAYA / DIRECTIONAL ;
RELAI JARAK

TIPE KOMPARATOR :

1. KOMPARATOR AMPLITUDO
2. KOMPARATOR FASA

Rele dasar
KOMPARATOR FASA A

X Output
=1
MENGUKUR BEDA FASA ANTARA Y
DUA INPUT GELOMBANG SINUS
A DAN B B
KEDUA GELOMBANG INI DIUBAH
Coincidence
KE BENTUK KOTAK
Detector
KEDUA GELOMBANG KOTAK Poparity
MEMPUNYAI SISI-SISI SESUAI Detector Exclusive OR
DENGAN GELOMBANG SINUSNYA
DAN DIBANDINGKAN DENGAN GERBANG
1
EXCLUSIVE OR . GERBANG LOGIK INI X
MEMPUNYAI SIFAT HANYA AKAN 0
MEMBERI OUTPUT BILA SALAH SATU ADA 1
SIGNAL TETAPI TIDAK KEDUA –DUANYA Y
DAN BEKERJA SEBAGAI POLARITY 0
COINCIDENCE DETECTOR .
Output

Rele dasar
 POLARITY
DETECTOR

COINCIDECE
DETECTOR LEVEL
DETECTOR

INPUT
TRIP

INTEGRATOR

Rele dasar
OUTPUT
COINCIDENE
DETECTOR

OPERATE
RESET
OUTPUT
INTEGRATOR

KONDISI
KERJA

KONDISI
RESTRAINT

Rele dasar