Anda di halaman 1dari 41

Kuliah Proteksi :

Dasar sistem proteksi

Pertemuan ke - 3
01 Filosofi Sistem Proteksi

 Gangguan sistem dapat disebabkan oleh :


1. Karena Kesalahan manusia
2. Dari dalam sistem atau Alat itu sendiri
3. Dari Luar (Ex : Alam atau Binatang)
Tujuan Proteksi
1. MENCEGAH KERUSAKAN PERALATAN YANG
TERGANGGU ,MAUPUN PERALATAN YANG DILEWATI OLEH
ARUS GANGGUAN .
2. MENGISOLIR BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU SEKECIL
MUNGKIN DAN SECEPAT MUNGKIN .
3. MENCEGAH MELUASNYA GANGGUAN .
Fungsi Proteksi
1. MENDETEKSI ADANYA GANGGUAN ATAU
KEADAN ABNORMAL PADA BAGIAN SISTEM YANG DIAMANKAN
2. MELEPAS BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU , SEHINGGA
BAGIAN SISTEM YANG LAINNYA MASIH DAPAT TERUS
BEROPERASI
Jenis – Jenis Gangguan
1. Beban Lebih
2. Hubung Singkat
3. Tegangan Lebih
- Tegangan Lebih Over Frekuensi
- Tegangan Lebih Transient
a. Surja Petir ( Lightning Surge)
b. Surja Hubung (Switching Surge)
4. Gangguan Stabilitas
Usaha Usaha untuk Mengatasi Gangguan
1. MENGURANGI TERJADINYA GANGGUAN
a. Menggunakan peralatan yang dapat diandalkan
b. Spesifikasi yang tepat dan desain yang baik
c. Pemasangan yang benar
d. Penebangan / pemangkasan pohon
e. Operasi dan pemeliharaan yang baik

2. MENGURANGI AKIBATNYA
a. Mengurangi besarnya arus gangguan
b. Melepas bagian sistem yang terganggu dengan menggunakan PMT dan relai
pengaman
c. Penggunaan pola load shedding dan system splitting / islanding
d. Penggunaan relai , PMT yang cepat untuk menghindari gangguan instability
Konsep Dasar Load Shedding
Load Shedding merupakan suatu tindakan pelepasan beban yang bisa terjadi secara otomatis maupun manual.
Tujuan dari Load Shedding adalah untuk menyeimbangkan daya sumplai pembangkit dengan daya yang
dibutuhkan beban, mencegah kelebihan beban pada generator, atau Blackout pada sistem kelistrikan.

Apabila turunnya daya pembangkit berkisar 10% s.d 15%, maka akan terjadi penurunan frekuensi karena governor
pembangkit masih sempat bekerja dan daya cadangan panas yang ada (Spinning Reserve) sebesar 10% s.d 15%
dapat digunakan dengan mengkonversikan menjadi daya listrik.
Lanjutan...
Pada perencanaan pelepasan beban , pelepasan beban dapat di kriteriakan beban – beban mana yang akan
dilepas dan tidak boleh dilepas, diaman dibagi menjadi 2 kriteria :

1. Beban Penting
Beban-beban yang memegang peranan dalam proses suatu produksi dimana bila terjadi suatu gangguan
dapat merusak atau mengurangi mutu dan hasil produksi tersebut.
2. Beban yang kurang penting. Beban-beban yang tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap proses
pengolahan produksi.
Pelepasan beban dapat dilakukan dengan cara manual (manual load Shedding) dan otomatis (automatic
load shedding).

1. Manual load shedding


Pelepasan beban secara manual hanya digunakan dalam keadaan yang tidak begitu penting atau
pada saat Control Load Shedding tidak bekerja sebagaimana mestinya (tidak dalam keadaan
normal).

2. Automatic Load Shedding


Sistem pelepasan beban otomatis yang seringkali merupakan perpanjangan relay pengaman
generator seperti Under Frequency Relay (UFR). Beban-beban yang akan dilepas harus ditentukan
dahulu dan akan secara bertahap pada tiap-tiap frekuensi yang telah ditentukan. Masalah pokok
dalam pelepasan beban disebuah sistem :
1) Besar beban yang akan dilepas pertingkat.
2) Menentukan jumlah tahapan pelepasan beban.
3) Kelambatan waktu yang direncanakan pada setiap waktu pelepasan.
4) Frekuensi dimana setiap tahapan dilepas
3. Islanding Operation
Islanding Operation adalah pola pengamanan sistem dengan memisahkan unit pembangkit dari
sistem tenaga listrik secara otomatis dengan hanya memikul beban di sekitarnya terbatas sesuai
kemampuan unit pembangkitnya apabila sistem mengalami gangguan
Tahap Tahap Load Shedding
Tahapan Load Sheding
Dikarenakan tindakan Load shedding adalah respon mendesak untuk keadaan darurat, maka
informasi kepada konsumen akan dilakukannya pemadaman tidak bisa dilakukan. Biasanya Load
Shedding dibagi atas beberapa tahap yang akan beroperasi ketika tahapan dibawahnya
mengalami kegagalan. Secara umum Load Shedding dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :

Tahap I : Pemadaman untuk sebagian besar perumahan dan beban komersil lainnya, seperti mall,
industry kecil, perkantoran dll
Tahap II : Meliputi Tahap I dan pedamana beban Industri besar
Tahap III : Meliputi Tahap I, II dan pemadaman seluruh pemakaian pada wilayah tertentu.
Pengecualian pada sumber daya strategis nasional, seperti ; pagnkalan militer, pusat
pemerintahaan dan lain sebagainya.
Islands : Merupakan tahap terakhir, dimana jaringan yang sebelumnya terinterkoneksi dipecah
menjadi bagian bagian kecil ( pulau – pulau ), sehingga pembangkit yang masih beroperasi hanya
melayani wilayah tempat lokasi pembangkit tersebut.
PERANGKAT
PROTEKSI 1. RELAI PENGAMAN/ PROTEKSI
SEBAGAI ELEMEN PERASA / PENGUKUR UNTUK
MENDETEKSI
GANGGUAN .
2. PEMUTUS TENAGA [ PMT ]
SEBAGAI PEMUTUS ARUS DALAM SIRKUIT TENAGA
UNTUK
MELEPAS BAGIAN SISTEM YANG TERGANGGU .
3. TRAFO ARUS DAN ATAU TRAFO TEGANGAN
MENGUBAH BESARNYA ARUS DAN ATAU TEGANGAN
DARI SIRKUIT
PRIMER KE SIRKUIT SEKUNDER [ RELAI ]
4. BATERE / AKI
SEBAGAI SUMBER TENAGA UNTUK MENTRIPKAN PMT
DAN CATU
DAYA UNTUK RELAI STATIK DAN RELAI BANTU .
5. WIRING
UNTUK MENGHUBUNGKAN KOMPONEN KOMPONEN
PROTEKSI
SEHINGGA MENJADI SATU SISTEM .
Kawasan Pengamanan
Sistem Proteksi

1. SISTEM TENAGA LISTRIK TERBAGI


DALAM BEBERAPA SEKSI – SEKSI .
YANG SATU
DENGAN YANG LAINNYA DAPAT
DIHUBUNGKAN ATAU DIPUTUS OLEH
PMT .

2. SETIAP SEKSI DIAMANKAN OLEH


RELAI , DAN SETIAP RELAI MEMPUNYAI
KAWASAN PENGAMANAN
Selektifitas dapat diperoleh dengan :
1. PEMBAGIAN ATAS DAERAH – DAERAH
PENGAMANAN [ ZONA PENGAMANAN ].

2. KOORDINASI DENGAN PERTINGKATAN WAKTU


[ TIME GRADING ] .
PENGAMAN UTAMA DAN CADANGAN
[ MAIN AND BACK UP PROTECTION ]
1. ADA KEMUNGKINAN SUATU RELAI GAGAL BEKERJA ,
OLEH KARENA ITU DILENGKAPI DENGAN PENGAMAN
CADANGAN DISAMPING PENGAMAN UTAMA .

2. PENGAMAN CADANGAN BARU DIHARAPKAN BEKERJA


BILA PENGAMAN UTAMA GAGAL , SEHINGGA PENGAMAN
CADANGAN SELALU DIBERI TUNDA WAKTU .
PENGAMAN CADANGAN :
a. PENGAMAN CADANGAN LOKAL
[ LOCAL BACK UP ]
b. PENGAMAN CADANGAN JAUH
[ REMOTE BACK UP ]

PENGAMAN CADANGAN LOKAL


TERLETAK DITEMPAT YANG SAMA DENGAN
PENGAMAN UTAMANYA .

PENGAMAN CADANGAN JAUH


TERLETAK DI SEKSI HULUNYA
TERCIPTANYA PENGAMAN SISTEM YANG DAPAT MEMPERKECIL KERUGIAN
ATAU KERUSAKAN
AKIBAT GANGGUAN DAN MEMAKSIMUMKAN KEANDALAN SUPLAI TENAGA
LISTRIK KEPADA KONSUMEN .
02. Dasar – Dasar Rele Proteksi

KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI


1. Berdasarkan Besaran Input
2. Berdasarkan Karakteristik Waktu kerja
3. Berdasarkan Jenis kontak
4. Berdasarkan Prinsip Kerja
5. Berdasarkan Fungsi
BERDASARKAN BESARAN INPUT

1 Arus [ I ] : Relai Arus lebih [ OCR ]


2 Tegangan [U] : Relai tegangan lebih [OVR] Relai tegangan kurang [UVR]
3. Frekuensi [f] : Relai frekuensi lebih {OFR] Relai frekuensi kurang [UFR]
4. Daya [P ; Q ] : Relai daya Max / Min Relai arah / Directional Relai Daya
balik
5. Impedansi [Z] : Relai jarak [Distance]
6. Beda arus : Relai diferensial
BERDASARKAN KARAKTERISTIK WAKTU KERJA

1. Seketika [Relai instsnt / Moment /high speed ]


2. Penundaan waktu [ time delay ]
- Definite time relay
- Inverse time relay
3. Kombinasi instant dengan tunda waktu
BERDASARKAN JENIS KONTAK

1 Relai dengan kontak dalam keadaan


normal terbuka [ normally open contact]

2. Relai dengan kontak dalam keadaan


normal tertutup [ normally close contact]
BERDASARKAN FUNGSI

1. Relai Proteksi
2. Relai Monitor
3. Relai programming ;
- Reclosing relay
- synchro check relay
4. Relai pengaturan [ regulating relay ]
5. Relai bantu
- sealing unit
- lock out relay
- closing relay dan
- tripping relay
BERDASARKAN PRINSIP
1. TipeKERJA
Elektromekanis 3. Tipe gas :
a. Tarikan magnit : -relai buccholz / Jansen
- tipe Plunger 4. Tipe Tekanan [ pressure relay ]
- tipe hinged armature 5. Tipe Statik [ Elektronik]
- tipe tuas seimbang
b. Induksi :
- tipe shaded pole
- tipe KWH
- tipe mangkok { Cup ]
2. Tipe Thermis :
- bimetal
- termometer
1 Tipe Plunger
BILA KUMPARAN DIBERI ARUS
MELEBIHI NILAI PICK UPNYA, MAKA
PLUNGER AKAN BERGERAK KEATAS
DAN TERJADI PENUTUPAN KONTAK.

GAYA YANG YANG DITIMBULAKN


SEBANDING DENGAN KWADRAT ARUS
PADA KUMPARAN .

RELAI INI MEMPUNYAI WAKTU KERJA


YANG CEPAT antara 5 s/d 50 ms ,
SEHINGGA
BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI
INSTANTANEOUS .
Tipe Plunger
Keuntungan dari relay tipe ini adalah :
1. Dapat digunakan untuk besaran arus AC dan DC.
2. Kontruksinya sederhana.
3. Waktu reaksi kerja sangat cepat
4. Murah
5. Dapat di reset dengan tangan maupun otomatis
6. Dapat disetel untuk memperoleh drop-off yang tinggi

Kerugian dari relay tipe ini adalah:


1. Terdapat torsi vibrasi bila digunakan pada besaran input arus AC.
2. Tidak dapat dioperasikan secara terus-menerus pada posisi pick-up
3. Pick-upnya akan menjadi lebih kecil pada besaran arus yang bentuk gelombangnya offset (cacat)
dibandingkan dengan bentuk gelombang sinusoidal yangh simetris.
4. Tidak dapat membedakan arah (indirectional).
5. Hanya bereaksi terhadap salah satu besaran ukur listrik saja, yaitu untuk arus atau tegangan saja.
02. Tipe Hinged Armature
BILA KUMPARAN DIBERI ARUS, MAKA
LENGAN AKAN TERTARIK SEHINGGA
UJUNG LENGAN YANG LAIN AKAN
MENGGERAKAN KONTAK .

GAYA ELEKTROMAGNITIK JUGA


SEBANDING DENGAN KUADRAT ARUS
KUMPARAN .

TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN


SEBAGAI RELAI BANTU, KARENA DAPAT
MEMPUNYAI KONTAK YANG BANYAK
DAN KONTAKNYA MEMPUNYAI
KAPASITAS
Tipe Hinged Armature
KEUNTUNGANNYA : KERUGIANNYA :
1. Dapat digunakan untuk besaran ac atau dc. 1. Perbandingannya antara drop-off dengan
2. Bentuk kontruksinya sederhana. pick-upnya rendah
3. Waktu reaksi kerjanya sangat cepat. 2. Pick-up dan drop-offnya tidak dapat
4. Harganya murah. disetel secara teliti.
5. Dapat direset dengan tangan ataupun secara otomatis. 3. Hanya bereaksi terhadap satu besaran
6. Dapat mempunyai kontaktor yang banyak. ukur listrik saja, yaitu arus ataupun
7. Tekanan kontaknya baik. tegangan saja
PENGGUNAANNYA
1. Sebagai relay bantu (auxiliary relay) untuk memperbanyak kontaktor dari reley yang lebih sensitif dan
lebih presisi.
2. Sebagai relay bantu untuk memperbesar kapasitas pemutusan arus dari rele yang lebih sensitif dan lebih
presisi.
3. Relay ini yang direset secara manual akan dapat digunakam untuk membIokir sirkit penutupan breaker
untuk mencegah reclosing.
03 Tipe Tuas Seimbang (Balance Beam Relay)

TIPE INI TERDIRI DARI DUA KUMPARAN YAITU


KUMPARAN KERJA DAN PENAHAN.

DALAM KEADAAN SEIMBANG


DIMANA GAYA PEGAS DIABAIKAN
MAKA I1 / I2 = K [ KONSTANTE ]

BILA I1 / I2 LEBIH BESAR DARI K


MAKA RELAI AKAN MENUTUP KONTAK

BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K


MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK TIPE INI
BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI
DIFERENSIAL
DAN RELAI JARAK .
04 Shaded Pole Induction Disk
TIPE INI TERDIRI DARI DUA KUMPARAN YAITU
KUMPARAN KERJA DAN PENAHAN.
DALAM KEADAAN SEIMBANG DIMANA GAYA
PEGAS DIABAIKAN
MAKA I1 / I2 = K [ KONSTANTE ]

BILA I1 / I2 LEBIH BESAR DARI K


MAKA RELAI AKAN MENUTUP ,KONTAK

BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K


MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK

TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN


SEBAGAI RELAI DIFERENSIAL
DAN RELAI JARAK .
05. Tipe Wattmetrik (KWH)
Pada metoda ini digunakan satu set kumparan di atas piringan dan satu set Iagi berada dibawah piringan tersebut. Arus
yang mengalir melalui piringan sebagai fluksi L.

L terbagi dua pada kedua kutub yang berada di atas piringan tersebut

L terbagi dua pada kedua kutub yang berada di atas piringan tersebut. Arus Is
diperoleh sebagai reaksi transformator (gaya gerak Iistrik pada sirkit tertutup)
mengalir melalui kedua kutub yang di atas tersebut dan menghasiIkan fluksi u.

u ini mengalir dari atas ke bawah pada kutub atas yang sebelah kanan, dan dari
bawah ke atas pada kutub atas yang sebelah kiri. Selanjutnya interaksi antara
fluksi u dan L terhadap fluksi yang diperoleh dari arus eddy yang diinduksikan
pada piringan akan menggerakkan piringan tersebut untuk berputar sesuai arah
jarum jam.
Tipe Wattmetrik (KWH)
KEUNTUNGANNYA
1. Torsi yang ditimbulkan merata dan halus serta tidak terjadi vibrasi untuk besaran bolakbalik
2. Berbagai karakteristik antara arus terhadap waktu dapat diperoleh, misalnya: Definite Minimum Time,
Moderatly Inverse, Very Inverse, Extremely Inverse dan Iain-I ainnya.
3. Dapat dioperasikan untuk satu besaran: untuk jumlah ataupun selisih dua besaran: atau juga untuk perkalian
antara kedua besaran dan sinus sudut apit antara kedua besaran fluksi tersebut.
4. Dapat dioperasikan secara terus menerus pada kondisi picked-up
5. Mempunyai drop-off yang tinggi
6. Dapat mengontrol arah.
7. Pick-upnya sama untuk bentuk gelombang besaran yang off-set maupun untuk gelombang bolak-balik
simetris

KERUGIANNYA
1. Tidak dapat digunakan untuk besaran searah ( dc )
2. Kerja relay ini dipengaruhi oleh frekuensi
3. Waktu untuk reset (reset time) panjang
06 Tipe Kap Induksi (Introduction Cup)
PRINSIPNYA SAMA SEPERTI MOTOR
INDUKSI.
TERDAPAT ROTOR ALUMINIUM
BERBENTUK SILIDER YANG
DI TENGAHNYA INTI MAGNITIK
SEHINGGA SILIDER TERSEBUT
DAPAT BERPUTAR PADA SILINDER
DIPASANG KONTAK GERAK DAN
DAPAT MENUTUP KONTAK KE KIRI
ATAU KE KANAN .
Tipe Kap Induksi (Introduction Cup)
KEUNTUNGANNYA
1. Torsinya halus pada besaran arus bolak-balik, dan tidak ada vibrasinya
2. Kecepatannya tinggi
3. Dapat dioperasikan untuk satu besaran
4. Dapat dioperasikan secara terus menerus pada kondisi picked-up
5. Mempunyai drop-off yang tinggi
6. Dapat mengontrol arah
7. Pick-upnya sama untuk besaran gelombang berbentuk off-set, rnaupun untuk gelombang bolak-balik
simetris
8. Karakteristiknya stabiI
9. Kontruksinya tidak sederhana

KERUGIANNYA
1. Tidak dapat dipergunakan untuk besaran arus searah
2. Kerjanya dipengaruhi olen frekuensi
3.Pada setting yang sensitif, kontaktornya dapat bergetar (vibrasi) sewaktu penutupan, diakibatkan oleh
adanya shock.
Rele Statik / Elektronik
merupakan relai yang didalamnya terdiri dari rangkaian elektronika
tertentu yang difungsikan sebagai saklar elektronik. Rele proteksi ini
bekerja dengan menggunakan komponen komponen elektronik
seperti : transistor, dioda dan thyristor.

UNIT – UNIT DASAR DARI RELAI STATIK :

1. SIRKUIT INPUT [ BIASANYA


INTERMEDIATE CT ]
2. RECTIFIER / PENYEARAH
3. LEVEL DETECTOR
4. TIMER / INTEGRATOR
5. POLARITY DETECTOR
6. COMPARATOR
1. Sirkuit Input ( Intermediate CT dan
Rectifier)
2. Level Detector
LEVEL DETECTOR DC DIGUNAKAN UNTUK
MENDETEKSI BILA LEVEL TEGANGAN DC
PADA INPUT MELEBIHI SET LEVELNYA .

BILA LEVEL INI DILAMPAUI MAKA OUTPUT


DARI LEVEL DETECTOR BERUBAH DARI
KONDISI MATI ,MENJADI HIDUP
DAN OUTPUT AKAN MENGERAKAN RELAI
OUTPUT .
3. Integrator / Timing Circuit
SIRKUIT INTEGRATOR BANYAK DIGUNAKAN
DALAM RELAI
STATIK INPUT ARUS E1/R1 DALAM FEED BACK
LOOP KAPASITIF
LEWAT C
INVERTING TERMINAL INPUT ADALAH PADA
COMMON
EARTH POTENSIAL ,JADI TEGANGAN PADA C
MENJADI
SAMA DAN BERLAWANAN DENGAN Eo

Eo SEBANDING DENGAN INTEGRAL DARI E1


SIRKUIT INI DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI
RELAI WAKTU
DIMANA KECEPATAN PERUBAHAN DARI
4. Polarity Detector

INPUT SIGNAL ADALAH GELOMBANG SINUS YANG


MANA DIUBAH KE BENTUK GELOMBANG KOTAK
OLEH GAIN AMPLIFIER OUTPUT SIGNAL PADA
DASARNYA ADALAH DIGITAL YANG HANYA
MEMPUNYAI DUA KEADAAN [ HIGH DAN LOW ] .
5. Komparator
UNTUK RELAI YANG MEMPUNYAI INPUT LEBIH DARI SATU
MAKA DIGUNAKAN KOMPARATOR
MISAL RELAI DAYA / DIRECTIONAL ;
RELAI JARAK

TIPE KOMPARATOR :
1. KOMPARATOR AMPLITUDO
2. KOMPARATOR FASA
A. Komparator Amplitudo dan Fasa
MENGUKUR BEDA FASA ANTARA DUA INPUT
GELOMBANG SINUS A DAN B , KEDUA GELOMBANG
INI DIUBAH KE BENTUK KOTAK KEDUA GELOMBANG
KOTAK MEMPUNYAI SISI-SISI SESUAI DENGAN
GELOMBANG SINUSNYA DAN DIBANDINGKAN
DENGAN GERBANG EXCLUSIVE OR .

GERBANG LOGIC INI MEMPUNYAI SIFAT HANYA


AKAN MEMBERI OUTPUT BILA SALAH SATU ADA
SIGNAL TETAPI TIDAK KEDUA –DUANYA DAN
BEKERJA SEBAGAI POLARITY COINCIDENCE
DETECTOR .
Rele Arus Tipe Induksi
Rele arus lebih adalah rele proteksi yang memberikan respon dengan
adanya arus tertentu dan cara kerjanya simpel dan harganya lebih murah.
Proteksi arus lebih berbeda dengan proteksi beban lebih. Dimana proteksi
arus lebih adalah untuk mengamankan arus gangguan dan proteksi beban
lebih untuk pemakaian beban Rele arus lebih induksi piringan (disk)
memberikan waktu operasi inverse dengan suatu karakteristik waktu
minimum tertentu (definite minimum time). Rele mempunyai dua
elektromaknit. Elektromaknit bagian atas mempunyai dua lilitan yang
terdiri primer dan sekunder yang dihubungkan ke Transformator Arus (CT)
dari saluran untuk daerah pengamanan dan membuka dengan waktu yang
dapat ditentukan.
Prinsip Kerja Tipe Induksi
Tipe rele ini terdiri dari implementasinya terdiri dari tiga kutub elektromagnet. Tenaga operasi untuk rele
adalah menggunakan lilitan pada pusat kutub inti. Salah satu kutub bagian luar dilengkapi dengan lilitan
dengan suatu kelambatan dan kutub yang satu lagi tenpa lilitan. Arus (I) pada lilitan utama menghasilkan
flux (Φ), yang dihasilkan melalui piringan sampai ke penjaga (keeper). Φ ini mengarah ke ΦL sebelah kiri
dan ΦR sebelah kanan, maka Φ = ΦL + ΦR . Dihubung singkatnya lilitan ketinggalan pada kaki kiri
menyebabkan ΦL ketinggalan dari ΦR dan Φ. Dengan fundamental arus pick-up dimasuki, maka torsi dari
maknit yang cukup untuk menjadi sumber pengendalian dan menyebabkan piringan mulai bergerak. Torsi
ini mengakibatkan interaksi antara piringan dengan arus yang dihasilkan dari masing masing kutub dan
dua kutub flux yang lain.(Horowitz, 1992)

Anda mungkin juga menyukai