Velliana Tanaya • Berakhirnya kontrak : selesai atau hapusnya sebuah kontrak yang dibuat oleh para pihak.
• Cara berakhirnya kontrak berdasarkan
KUHPerd : psl 1381 KUHPerd. • 7 garis besar hapusnya perikatan (KUHPerd)
1. Pemenuhan perikatan (pembayaran, penawaran
pembayaran tundai dengan penitipan, pembaharuan hutang) 2. Terjadi peristiwa perdata yang menghapuskan kewajiban para pihak (perjumpaan utang, percampuran utang) 3. Perbuatan hukum yang menghapuskan kewajiban debitor (pembebasan utang oleh kreditor) 4. Musnahnya obyek dlm perikatan (kebendaan yang harus diserahkan) 5. Tidak terpenuhi syarat sah perjanjian) 6. Terpenuhi syarat batal dlm perjanjian 7. Lewat waktu Cara Berakhirnya Kontrak (Psl 1381 KUHPerd) 1. Pembayaran 2. Konsignasi 3. Novasi 4. Kompensasi 5. Percampuran utang 6. Pembebasan utang 7. Musnahnya barang terutang 8. Kebatalan atau pembatalan 9. Berlaku syarat batal 10. Jangka waktu kontrak berakhir Cara berakhirnya kontrak (dalam praktek) 1. Jangka waktunya berakhir 2. Dilaksanakan obyek perjanjian 3. Kesepakatan kedua belah pihak 4. Pemutusan kontrak secara sepihak 5. Putusan pengadilan Pembayaran
• Diatur dalam psl 1382-1403 KUHPerd
• Arti: pemenuhan perjanjian secara sukarela. • Pengertian sempit: pembayaran dengan bentuk uang atau barang • Pengertian yuridis: tidak hanya uang atau barang tapi juga jasa. • Siapa yang berwenang melakukan pembayaran (1382 KUHPerd)? 1. Debitur yang berkepentingan langsung 2. Penjamin 3. Orang ketiga yang bertindak atas nama debitur. • Siapa yang berhak menerima pembayaran (1385)? 1. Kreditur 2. Orang yang menerima kuasa dari kreditur 3. Orang yang telah ditunjuk hakim 4. Orang yang berhak menurut UU • Bagaimanakah jika debitur melakukan pembayaran kepada orang yang tidak berwenang (1387 KUHPerd)? 1. Pembayaran dianggap tidak sah 2. Pembayaran dapat dibatalkan 3. Pembayaran bisa dianggap sah dan berharga jika debitur dapat membuktikan bahwa pembayaran tersebut benar-benar menolong dan bermanfaat bagi kreditur. • Objek pembayaran: lihat pasal 1389-1391 KUHPerd. • Intinya: tergantung dari sifat dan isi perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur. • Tempat pembayaran (1393 KUHPerd): 1. Sesuai yang diperjanjikan (pada dasarnya). 2. Kalau tidak ditetapkan, maka berlaku tempat pembayaran sbb: a. Tempat barang berada waktu perjanjian dibuat b. Tempat tinggal kreditur, dengan syarat kreditur harus secara terus menerus berdiam dan bertempat tinggal di tempat tersebut. c. Tempat tinggal debitur.
• Bersifat fakultatif : para pihak boleh memilih salah
satu dari ketiga tempat diatas. • Biaya dan bukti pembayaran (pasal 1395 KUHPerd): • Debitur : Menanggung biaya pembayaran Menerima tanda bukti pembayaran dari kreditur. • Subrogasi (pasal 1400 KUHPerd): “penggantian kedudukan pihak ketiga dalam perjanjian sebagai akibat pembayaran oleh pihak ketiga atas utang debitur kepada pihak kreditur” • Tujuan: memperkuat posisi pihak III. • Inti: beralihnya hak tuntutan dan kedudukan kreditur kepada pihak III • Contoh: Amir (debitur) meminjam uang sebesar Rp. 500.000 dari Budi (kreditur). Sintia (pihak III) kemudian membayarkan utang Amir tersebut kepada Budi. posisinya sekarang adalah: Sintia menjadi kreditur dan Amir tetap debitur. • Metode subrogasi: 1. Perjanjian: a. Apabila kreditur menetapkan bahwa pihak III yang membayar kepadanya akan menggantikan gugatan-gugatannya, hak-hak istimewanya dan hipotik yang dipunyainya (kreditur) terhadap debitur (yang sebenarnya).
Tidak memerlukan akta otentik, cukup dengan
kwitansi atau tanda terima.
Pengusul subrogasi: kreditur.
b. Debitur meminjam uang dari pihak III untuk melunasi utang ke kreditur, dan menetapkan pihak III akan menggantikan hak-hak kreditur (yang lama).
Harus dibuat akta otentik yang menyatakan
bahwa uang yang dipinjam dari pihak III dipakai untuk melunasi utang dan selanjutnya dalam tanda terima pelunasan utang ditulis uang yang dipakai adalah dipinjami oleh pihak III.
Pengusul subrogasi: debitur.
Lihat pasal 1401 KUHPerd
2. Undang-undang : lihat pasal 1402 KUHPerd.
• Inti: jika seseorang membayar utang
orang lain maka belum terjadi subrogasi, kecuali diperjanjikan atau ditentukan oleh Undang-undang. Konsignasi • Diatur dalam pasal 1404 s/d. 1412 KUHPerdata • 2 hal pokok dalam konsignasi: 1. Konsignasi / Consignatie: Penitipan uang atau barang pada pengadilan guna pembayaran satu utang. Penawaran pembayaran yang disusul dengan penitipan pada pengadilan membebaskan debitur asal dilakukan dengan cara-cara yang sah menurut undang-undang. 2. Aanbod Van Gereede Betaling: Penawaran pembayaran hutang
• Konsinyasi hanya mungkin dilakukan pada perikatan untuk
membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang- barang bergerak. • Mekanisme / Cara Konsignasi: 1. Penawaran kepada Kreditur Syarat sah penawaran (1405 KUHPerd): • Penawaran harus dilakukan kepada kreditur atau kuasanya • Dilakukan oleh orang yang berwenang melakukan pembayaran • Penawarah harus meliputi : § Seluruh uang pokok. § Bunga. § Biaya yang telah ditetapkan. § Uang untuk biaya yang belum ditetapkan. • Ketetapan waktunya telah tiba, jika dibuat untuk kepentingan kreditur. • Untuk perikatan dengan syarat tangguh: bila syarat sudah dipenuhi • Penawaran harus dilakukan di tempat, dimana menurut persetujuan pembayaran harus dilakukan, jika tidak ada persetujuan khusus maka penawaran harus ditujukan kepada kreditur pribadi atau tempat tinggal sesungguhnya atau tempat tinggal yang telah dipilih kreditur. • Penawaran itu dilakukan oleh seorang notaris atau juru sita kedua-duanya disertai dua orang saksi. • Dengan diterimanya penawaran pembayaran maka telah terjadi pembayaran, akan tetapi jika penawaran pembayaran pembayaran tidak diterima, maka debitur dapat menitipkan apa yang ditawarkan . 2. Penitipan pada Pengadilan (1406 KUHPerd) • Sebelum penitipan kreditur harus diberitahukan tentang hari, jam dan tempat dimana barang yang ditawarkan akan disimpan. • Debitur telah melepas barang yang ditawarkan, dengan menitipkannya kepada kas penyimpanan atau penitipan di Kepaniteraan Pengadilan (akan mengadilinya jika terjadi perselisihan) disertai bunga sampai pada hari penitipan. • Oleh Notaris atau Juru sita, kedua-duanya disertai dua orang saksi, dibuat sepucuk surat pemberitahuan, yang menerangkan wujudnya mata uang yang ditawarkan, penolakan kreditur atau bahwa ia tidak datang untuk menerimanya dan akhirnya tentang penyimpanannya sendiri. Prosedur Konsignasi (Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata Umum Buku II Edisi 2007) 1. Yang berutang mengajukan permohonan tentang permohonan tentang penawaran pembayaran dan penitipan tersebut ke Pengadilan Negeri yang meliputi tempat dimana persetujuan pembayaran harus dilakukan (debitur sebagai pemohon dan kreditur sebagai termohon). 2. Dalam hal tidak ada persetujuan tersebut pada sub a, maka permohonan diajukan ke Pengadilan Negeri di mana termohon (si berpiutang pribadi) bertempat tinggal atau tempat tinggal yang dipilihnya. 3. Permohonan konsinyasi di daftar dalam register permohonan 4. Ketua Pengadilan Negeri memerintahkan juru sita Pengadilan Negeri dengan disertai 2 (dua) orang saksi, dituangkan dalam surat penetapan untuk melakukan penawaran pembayaran kepada si berpiutang pribadi di tempat tinggal atau di tempat tinggal pilihannya 5. Juru sita dengan disertai 2 (dua) orang saksi menjalankan perintah Ketua Pengadilan Negeri tersebut dan dituangkan dalam Berita Acara tentang pernyataan kesediaan untuk membayar ( aanbod van gereede betaling) 6. Juru sita membuat berita acara pemberitahuan karena pihak berpiutang menolak pembayaran, uang tersebut akan dilakukan penyimpanan (konsignasi) di kas kepaniteraan Pengadilan Negeri yang akan dilakukan pada hari, tanggal dan jam yang telah ditentukan dalam berita acara tersebut. 7. Pada waktu yang telah ditentukan, juru sita dengan diserta 2 orang saksi menyerahkan uang tersebut kepada panitera pengadilan negeri dengan menyebutkan jumlah dan rincian uangnya untuk disimpan dalam kas kepaniteraan pengadilan negeri sebagai uang konsignasi. 8. Agar supaya pernyataan kesediaan untuk membayar yang diikuti dengan penyimpanan tersebut sah dan berharga, harus diikuti dengan pengajuan permohonan oleh siberhutang terhadap berpiutang sebagai termohon kepada pengadilan negeri, dengan petitum : • Menyatakan sah dan berharga penawaran pembayaran dan penitipan sebagai konsignasi. • Menghukum pemohon membayar biaya perkara. Akibat Hukum Konsignasi • Konsignasi adalah pembayaran yang memebebaskan debitur dari perikatan. • Pembebasan tersebut mengakibatkan : 1. Debitur dapat menolak tuntutan pemenuhan prestasi, ganti rugi atau pembatalan perjanjian timbal balik dari kreditur dengan mengemukakan adanya konsinyasi. 2. Debitur tidak lagi berutang bunga, sejak hari penitipan. 3. Sejak penitipan kreditur menanggung risiko atas barangnya. 4. Pada persetujuan timbal balik, debitur dapat menuntut prestasi kreditur. Novasi • Diatur dalam pasal 1413 – 1424 KUHPerd. • 3 cara melakukan novasi: 1. Debitur membuat perikatan utang baru guna orang yang menghutangkannya, dimana menggantikan utang lama yang dihapuskan karenanya. 2. Debitur baru ditunjuk untuk menggantikan debitur lama, yang oleh kreditur dibebaskan dari perikatannya. 3. Akibat suatu perjanjian baru, kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan kreditur lama, terhadap siapa si debitur dibebaskan dari perikatannya. • No 1: novasi obyektif • No 2: novasi subyektif pasif • No 3: novasi subyektif aktif
Novasi dilakukan dengan sebuah akta dan merupakan
perundingan segi 3.
Akibat novasi: lihat dalam pasal 1418 KUHPerd.
Kompensasi • Diatur dalam pasal 1425-1435 KUHPerd. • Penghapusan utang dengan jalan memperjumpakan atau memperhitungkan utang piutang secara timbal balik antara debitur dan kreditir (1425 KUHPerd). • Syarat kompensasi: 1. Berpokok pada sejumlah uang, atau 2. Berpokok pada barang yang dapat dihabiskan dari jenis yang sama, atau 3. Dapat ditetapkan dan ditagih seketika. • Kompensasi tidak terjadi demi hukum, tetapi harus diajukan atau diminta oleh pihak yang berkepentingan. • Larangan kompensasi: pasal 1429 KUHPerd. Percampuran Utang • Apabila kedudukan debitur dan kreditur berkumpul pada satu orang, maka terjadilah demi hukum suatu percampuran utang dengan mana utang piutang dihapuskan. • Percampuran utang yang terjadi pada debitur utama berlaku juga untuk keuntungan para penanggung utangnya. • Percampuran pada penanggung utang tidak mengakibatkan hapusnya utang pokok. Pembebasan Utang • Apabila kreditur dengan tegas menyatakan tidak menghendaki lagi prestasi dari debitur dan melepaskan haknya atas pembayaran dan pemenuhan perjanjian. • Pembebasan utang tidak boleh dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan. Musnahnya obyek perjanjian • Pasal 1444-1445 KUHPerd • Jika obyek perjanjian musnah, maka hapus lah perjanjian, asal obyek tsb musnah atau hilang diluar kesalahan debitur dan sebelum debitur lalai menyerahkannya. Pembatalan • Pasal 1446-1456 KUHPerd. • Pasal 1446 mengatur pembatalan perjanjian-perjanjian yang dapat dimintakan karena tidak memenuhi syarat subyektif. • 2 cara pembatalan perjanjian karena kurangnya syarat obyektif: 1.Secara aktif di depan hakim 2.Menunggu sampai digugat baru mengajukan kekurangan perjanjian.
No 1: batas waktunya adalah 5 tahun (lihat
psl 1454 KUHPerd) No 2: tidak ada batas waktu • Apabila pihak yang dirugikan sudah “menerima baik” kekurangan atau perbuatan yang merugikannya tsb, maka dianggap sudah melepaskan haknya untuk meminta pembatalan. • Hakim tidak akan menerima permintaan pembatalan. Berlaku Syarat Batal • Lihat ketentuan mengenai perjanjian bersyarat. • Perikatan yang dilahirkan akan berakhir apabila peristiwa yang dimaksud terjadi. • Syarat batal: suatu syarat apabila dipenuhi, menghentikan perjanjian dan membawa segala sesuatu kembali pada keadaan semula seolah-olah tidak pernah terjadi perjanjian (1265 KUHPerd). Lewat Waktu/ Daluwarsa • Daluwarsa: upaya untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-undang (pasal 1946 KUHPerd). • Daluwarsa ada 2: 1. Daluwarsa “acquisitif”: daluwarsa untuk memperoleh hak milik atas suatu barang. 2. Daluwarsa “extinctif”: daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan • Biasanya dalam sebuah kontrak terdapat tanggal berakhirnya kontrak. • supaya para pihak tahu kapan berakhirnya kontrak tsb tanpa perlu diberitahu.