1 Kuliah 1 SKPK 16-17092020
1 Kuliah 1 SKPK 16-17092020
Proses Kebijakan
Outline
Model Siklus Kebijakan
Apakah
Kebijakan Definisi ini berfokus pada apa yang sebenarnya
Publik (2) dilakukan, bukan apa yang hanya diusulkan atau
dimaksudkan; membedakan suatu kebijakan dari
suatu keputusan, yang pada dasarnya merupakan
pilihan khusus di antara berbagai alternatif; dan
memandang kebijakan sebagai sesuatu yang
berkembang seiring waktu
Anderson, 2006, 2
Proses Kebijakan
pembuat kebijakan resmi (official policy-
makers) mereka yang memiliki kewenangan
legal untuk terlibat dalam perumusan
kebijakan publik legislatif; eksekutif; badan
administratif; serta pengadilan
peserta non pemerintahan (nongovernmental
Keterlibatan participants) penting atau dominannya
peran mereka dalam sejumlah situasi
Aktor - 1 kebijakan tetapi mereka tidak memiliki
kewenangan legal untuk membuat kebijakan
yang mengikat menyediakan informasi;
memberikan tekanan; mencoba untuk
mempengaruhi; menawarkan proposal
kebijakan kelompok kepentingan; partai
politik; organisasi penelitian; media
komunikasi; serta individu masyarakat
Jann dan Wegrich, 2007, 49 dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007
Pro dan Kontra Pro
Kontra Masalah terlalu kompleks bagi
publik untuk memahami
Memungkinkan
digunakannya/dipertimbangkann
Keterlibatan Kepentingan kelompok vs
kepentingan publik
ya berbagai pandangan
Diskresi administrasi tidak sejalan
Masyarakat Pengambilan keputusan rasional
vs demokratis
dengan demokrasi dan pluralisme
Efisiensi vs partisipasi
Memakan waktu dan biaya,
kompleks dan melibatkan emosi
Maksud/tujuan keterlibatan masyarakat
Merekomendasikan sebuah alternatif 1. Pendidikan - Mendidik publik tentang suatu masalah dan
mengusulkan alternatif
2. Persuasi - Meyakinkan publik terhadap perubahan yang
direkomendasikan
3. Legitimisasi - mematuhi norma publik atau persyaratan
hukum
masyarakat harus diyakinkan akan kebutuhan
untuk melaksanakan hak dan kewajibannya
secara seimbang bagaimana
membangunkan kesadaran masyarakat
mengenai hal-hal yang dapat dilakukannya
Dimensi untuk kebaikan bersama (O’Connel, 1999)
Partisipasi diperlukan peletakan masyarakat pada posisi
Masyarakat baik secara konsepsual maupun operasional
bisa berperan untuk memberdayakan dirinya
(Thoha, 2004)
diperlukannya rasa saling percaya antara
administrator publik dengan warga
kepercayaan memiliki 4 (empat) dimensi,
masyarakat guna meningkatkan
yakni (offe, 1999):
keterlibatan masyarakat dalam
penyelenggaraan Administrasi Publik
Dimensi
Partisipasi kepercayaan warga masyarakat kepada sesama
warga masyarakat
Masyarakat kepercayaan masyarakat terhadap elit
kepercayaan elit politik terhadap sesama elit
kepercayaan elit politik terhadap warga
masyarakat
Yang, 2005
Dimensi Partisipasi Masyarakat
• visi bersama dan sejumlah atribut lainnya guna terwujudnya kemitraan yang efektif
antara pemerintah dan masyarakat
• kompatibilitas antar peserta berdasarkan kepercayaan dan penghargaan yang
saling menguntungkan
• keuntungan bagi semua mitra
• kesetaraan kekuatan dengan mitra
• saluran komunikasi
• kemampuan beradaptasi
• keberadaan integritas, kesabaran dan kemauan untuk menyelesaikan
permasalahan
Mitchell, 2005
• menyelesaikan permasalahan dilematis yang dihadapi
oleh masyarakat ketika akan berpartisipasi
• dilema terkait besaran dari masyarakat
Can do (dapat melakukan) Sumberdaya individual yang dimiliki masyarakat untuk Peningkatan Kapasitas: ukuran dukungan khusus
memobilisasi dan mengorganisasikan (berbicara, menulis, atau pengembangan target
dan kemampuan teknis lainnya, serta kepercayaan diri untuk
menggunakan kemampuan tersebut) akan membuat
kapasitas yang berbeda dalam melakukan partisipasi
Like to (ingin melakukan) Agar berkomitmen untuk berpartisipasi membutuhkan Kesadaran komunitas; pelibatan masyarakat,
kesadaran untuk terlibat dalam entitas publik yang menjadi modal sosial, dan citizenship
fokus keinginannya
Enabled to (mungkin Infrastruktur kemasyarakatan dari kelompok-kelompok dan Membangun infrastruktur kemasyarakatan
melakukan) organisasi payung dapat membuat perbedaan dalam sehingga kelompok-kelompok dan organisasi di
berpartisipasi dikaitkan dengan struktur kesempatan yang sekitarnya dapat memfasilitasi partisipasi
dibuat agar masyarakat dapat berpartisipasi
Asked to (diminta untuk Memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi dengan Skema bagi partisipasi publik yang beragam,
melakukan) menanyakan input kepada mereka dapat membuat menarik, dan refleksif
perbedaan besar dalam partisipasi
Responded to (tanggap untuk) Ketika masyarakat yang ditanya menyatakan akan terlibat Sistem pembuatan kebijakan yang dapat
jika mereka didengar, tidak sepenuhnya setuju, tetapi menunjukkan kapasitas untuk menanggapi
mampu melihat tanggapan
• pemberdayaan masyarakat yang efektif
memerlukan dukungan dari 4 (empat)
elemen utama yaitu (Narayan, 2002):
• akses terhadap informasi
• inklusi/keterlibatan dan partisipasi
Dimensi • Akuntabilitas
• kapasitas pengorganisasian dari
Partisipasi masyarakat
Masyarakat • harus lebih diarahkan pada
pengembangan dan penguatan iterasi
masyarakat atau yang disebutnya
sebagai “pendekatan iterasi
fungsional” dan bukan hanya sekedar
“pendekatan partisipasi” semata
(Ariasingam, 1999)
Model Siklus Kebijakan
Proses pembuatan sebuah kebijakan publik melibatkan
berbagai aktivitas yang kompleks
Perumusan
Kebijakan Pemahaman terhadap proses pembuatan kebijakan oleh
para ahli dipandang penting dalam upaya melakukan
dalam penilaian terhadap sebuah kebijakan publik
Siklus
Kebijakan Untuk membantu melakukan hal ini, para ahli kemudian
mengembangkan sejumlah kerangka untuk memahami
proses kebijakan (policy process) atau seringkali disebut
juga sebagai siklus kebijakan (policy cycles)
Process Activity Participants
Problem Identification Publicizing societal problems. Mass media, interest groups,
Expressing demands for government citizen initiatives, public opinion
action
Agenda Setting Deciding what issues will be decided, Elites, including presidents,
what problems will be addressed by congress; Candidates for
government elective office; Mass Media
Policy Formulation Developing policy proposals to resolve Think tanks, President and
issues and ameliorate problems executive office, Congressional
Policymakin committees, Interest groups
Policy implementation Organizing departments and agencies, President and white house
providing payments or services, levying staff, executive departments
taxes and agencies
Dye, 2005: 32
Terminologi Tahap 1: Agenda Tahap 2: Tahap 3: Tahap 4: Tahap 5:
Kebijakan Kebijakan Perumusan Adopsi Implementasi Evaluasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan
Sumber: Anderson, 2006, 4 (diadaptasi dari Anderson, Brady dan Bullock III, 1984)
• 5 langkah pembuatan kebijakan
• Definisikan/tentukan sasaran
• Kumpulkan informasi yang relevan
Langkah • Buat pilihan kebijakan yang
mungkin untuk dilakukan
Pembuatan • Pembuatan kebijakan Resiko dan
Kebijakan konsekuensi harus
dipertimbangkan
• Implementasi dan Evaluasi
Adair, 2007,25-38
Proses Kebijakan
Pembuatan Kebijakan: Pelaksanaan Kebijakan:
1.Agenda Setting 1.Implementers
2.Policy formulation 2.Situasi kondisi
3.Policy adoption 3.Mindset implementers
Evaluasi Kebijakan:
1.Cara
2.Alat ukur
3.Pihak yang terlibat
Kebijakan - sendiri
Jann dan Wegrich, 2007, 50-51 (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)
• perumus kebijakan perlu mempertimbangkan sejumlah
hal yang dapat meningkatkan peluang berhasilnya
proposal kebijakan yang dirumuskannya. Sejumlah hal
tersebut adalah:
• (1) apakah proposal memadai secara teknis?
Apakah proposal diarahkan kepada penyebab
permasalahan? Sejauhmana proposal akan
menyelesaikan atau mengurangi permasalahan?
Hal yang Harus • (2) apakah anggaran yang dibutuhkan untuk
Dipertimbangkan
pelaksanaan masuk akal atau dapat diterima? Hal
ini penting untuk diperhatikan khususnya apabila
terkait dengan program kesejahteraan sosial.
• (3) apakah secara politik proposal dapat diterima?
Dapatkah proposal mendapatkan dukungan dari
anggota parlemen atau pejabat publik lainnya?
• (4) jika proposal telah menjadi peraturan
perundang-undangan, apakah akan disetujui oleh
publik?
Evaluasi
dipertanggungjawabkan pada konstituennya
dan sejauhmana tujuan tercapai
Apakah
Evaluasi Jones (1987): an activity designed to judges the merits of
Kebijakan government programs which varies significancy in the
spesificationof objects, the techniques measurement and
methods of analysis (suatu aktivitas yg dirancang untuk
menilai keberhasilan program- program pemerintah yang
berbeda secara tajam dalam spesifikasi obyeknya, tehnik
pengukurannya serta metode analisanya)
Mengapa Evaluasi
Kebijakan
• merupakan satu tahapan dalam siklus
Kebijakan
• mengetahui keberhasilan/ kegagalan atau
kebijakan
• mengetahui penyebab kegagalan
• mengetahui apakah dampak kebijakan
publik sesuai dengan yang diharapkan
• menilai manfaat suatu kebijakan
Manfaat Evaluasi
Evaluasi
Efektivitas dampak kebijakan
Tepat waktu
Daya guna: bisa dimengerti dan dimanfaatkan oleh pelaku dan pembuat
kebijakan
Menentukan apakah program telah membawa dampak yang
diinginkan terhadap individu, rumah tangga dan lembaga
Evaluasi
Dampak Mengeksplore akibat yang tidak diperkirakan baik positif
maupun negatifnya
Jann dan Wegrich, 2007, 55-57 dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007