Anda di halaman 1dari 48

Kebijakan Publik: Proses dan Model Siklus

Kuliah 1: Studi Kebijakan & Pengambilan Keputusan


Dr. Teguh Kurniawan, M.Sc
Konsepsi Kebijakan Publik

Proses Kebijakan
Outline
Model Siklus Kebijakan

Kritik atas Model Siklus Kebijakan


Konsepsi Kebijakan Publik
Kebijakan Publik adalah
keputusan pemerintah untuk
mengatur berbagai bidang
Apakah kehidupan dalam negara
Kebijakan
Publik (1) Kebijakan publik adalah
apapun yang pemerintah pilih
untuk dilakukan atau tidak
dilakukan (Dye, 2005, 1-3)
Suatu tindakan yang relatif stabil dan bertujuan,
diikuti oleh aktor atau sekelompok aktor dalam
menangani masalah atau suatu hal yang menjadi
perhatian

Apakah
Kebijakan Definisi ini berfokus pada apa yang sebenarnya
Publik (2) dilakukan, bukan apa yang hanya diusulkan atau
dimaksudkan; membedakan suatu kebijakan dari
suatu keputusan, yang pada dasarnya merupakan
pilihan khusus di antara berbagai alternatif; dan
memandang kebijakan sebagai sesuatu yang
berkembang seiring waktu

Anderson, 2006, 2
Proses Kebijakan
 pembuat kebijakan resmi (official policy-
makers)  mereka yang memiliki kewenangan
legal untuk terlibat dalam perumusan
kebijakan publik  legislatif; eksekutif; badan
administratif; serta pengadilan
 peserta non pemerintahan (nongovernmental
Keterlibatan participants)  penting atau dominannya
peran mereka dalam sejumlah situasi
Aktor - 1 kebijakan tetapi mereka tidak memiliki
kewenangan legal untuk membuat kebijakan
yang mengikat  menyediakan informasi;
memberikan tekanan; mencoba untuk
mempengaruhi; menawarkan proposal
kebijakan  kelompok kepentingan; partai
politik; organisasi penelitian; media
komunikasi; serta individu masyarakat

Anderson, 2006, 46-67


• tahap perumusan kebijakan diharapkan
melibatkan peserta yang lebih sedikit
dibandingkan dalam tahapan penetapan
agenda
• yang lebih banyak diharapkan adalah kerja
dalam merumusakan alternatif kebijakan yang
mengambil tempat diluar mata/perhatian
Keterlibatan publik
• Dalam sejumlah teks standar kebijakan, tahap
Aktor - 2 perumusan disebut sebagai sebuah fungsi
ruang belakang
• Detail dari kebijakan biasanya dirumuskan oleh
staff dari birokrasi pemerintah, komite
legislatif, serta komisi khusus
• Proses perumusan ini biasanya dilakukan di
ruang kerja dari para aktor perumus tersebut

(Sidney, 2007, 79 dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)


• meskipun pada akhirnya perumusan alternatif
kebijakan dilakukan lebih banyak oleh para
aktor tersebut, tidak sepenuhnya bisa
dipisahkan dari masyarakat umum dalam
perumusan kebijakan.
• Para perumus senantiasa berinteraksi dengan
Keterlibatan aktor sosial dan membentuk pola hubungan
kebijakan (policy networks) yang stabil
Aktor Lain dan diantara mereka.
• Jadi meskipun pada akhirnya kebijakan
Masyarakat ? ditentukan oleh institusi yang berwenang,
keputusan diambil setelah melalui proses
informal negosiasi dengan berbagai pihak yang
berkepentingan
• Dengan demikian keterlibatan aktor lain dalam
pemberian ide terhadap proses perumusan
kebijakan tetap atau sangat diperlukan

Jann dan Wegrich, 2007, 49 dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007
Pro dan Kontra Pro
Kontra Masalah terlalu kompleks bagi
publik untuk memahami
Memungkinkan
digunakannya/dipertimbangkann
Keterlibatan Kepentingan kelompok vs
kepentingan publik
ya berbagai pandangan
Diskresi administrasi tidak sejalan
Masyarakat Pengambilan keputusan rasional
vs demokratis
dengan demokrasi dan pluralisme

Efisiensi vs partisipasi
Memakan waktu dan biaya,
kompleks dan melibatkan emosi
Maksud/tujuan keterlibatan masyarakat

Dua tujuan (purpose) melibatkan Tujuan dari mengikutsertakan publik


Thomas (1995):
publik: analisis kebijakan adalah:
• upaya mendapatkan informasi • Tinggi  bila penerimaan thd • Penemuan - Bantuan dalam mencari
• mencapai penerimaan (acceptance) kebijakan penting definisi, alternatif, atau kriteria
oleh publik • Rendah  bila kualitas • Pendidikan - Mendidik publik tentang
keputusan/kebijakan penting suatu masalah dan mengusulkan
alternatif
• Pengukuran - Menilai opini publik
tentang serangkaian opsi
• Persuasi - Meyakinkan publik terhadap
perubahan yang direkomendasikan
• Legitimisasi - mematuhi norma publik
atau persyaratan hukum
Tahap Pengembangan Kebijakan Tujuan Keterlibatan
Definisi Masalah Penemuan - Bantuan dalam mencari definisi, alternatif, atau
kriteria

Identifikasi Kriteria Penemuan - Bantuan dalam mencari definisi, alternatif, atau


kriteria

Penyusunan alternatif 1. Penemuan - Bantuan dalam mencari definisi, alternatif,


atau kriteria dan/atau
2. Pendidikan - Mendidik publik tentang suatu masalah dan
mengusulkan alternative dan/atau
3. Legitimisasi - mematuhi norma publik atau persyaratan
hukum

Evaluasi alternatif 1. Pendidikan - Mendidik publik tentang suatu masalah dan


mengusulkan alternatif
2. Pengukuran - Menilai opini publik tentang serangkaian
opsi
3. Legitimisasi - mematuhi norma publik atau persyaratan
hukum

Merekomendasikan sebuah alternatif 1. Pendidikan - Mendidik publik tentang suatu masalah dan
mengusulkan alternatif
2. Persuasi - Meyakinkan publik terhadap perubahan yang
direkomendasikan
3. Legitimisasi - mematuhi norma publik atau persyaratan
hukum
masyarakat harus diyakinkan akan kebutuhan
untuk melaksanakan hak dan kewajibannya
secara seimbang  bagaimana
membangunkan kesadaran masyarakat
mengenai hal-hal yang dapat dilakukannya
Dimensi untuk kebaikan bersama (O’Connel, 1999)
Partisipasi diperlukan peletakan masyarakat pada posisi
Masyarakat baik secara konsepsual maupun operasional
bisa berperan untuk memberdayakan dirinya
(Thoha, 2004)
diperlukannya rasa saling percaya antara
administrator publik dengan warga
kepercayaan memiliki 4 (empat) dimensi,
masyarakat guna meningkatkan
yakni (offe, 1999):
keterlibatan masyarakat dalam
penyelenggaraan Administrasi Publik
Dimensi
Partisipasi kepercayaan warga masyarakat kepada sesama
warga masyarakat
Masyarakat kepercayaan masyarakat terhadap elit
kepercayaan elit politik terhadap sesama elit
kepercayaan elit politik terhadap warga
masyarakat

Yang, 2005
Dimensi Partisipasi Masyarakat

• visi bersama dan sejumlah atribut lainnya guna terwujudnya kemitraan yang efektif
antara pemerintah dan masyarakat
• kompatibilitas antar peserta berdasarkan kepercayaan dan penghargaan yang
saling menguntungkan
• keuntungan bagi semua mitra
• kesetaraan kekuatan dengan mitra
• saluran komunikasi
• kemampuan beradaptasi
• keberadaan integritas, kesabaran dan kemauan untuk menyelesaikan
permasalahan
Mitchell, 2005
• menyelesaikan permasalahan dilematis yang dihadapi
oleh masyarakat ketika akan berpartisipasi
• dilema terkait besaran dari masyarakat

Dimensi • dilema terkait kelompok-kelompok masyarakat yang


termarjinalkan
Partisipasi • dilema terkait resiko
• dilema terkait teknologi dan keahlian
Masyarakat • dilema terkait waktu
• dilema terkait barang-barang bersama (common
good)

Roberts, 2004 dalam Callahan, 2007


Dimensi • penguatan kapasitas terhadap
masyarakatnya sendiri sehingga pada
Partisipasi akhirnya masyarakat dapat terberdaya
serta mampu dan mau untuk
Masyarakat berpartisipasi secara aktif dan efektif
Mendorong Partisipasi
Faktor yang mempengaruhi Cara bekerjanya Target kebijakan yang diinginkan
partisipasi

Can do (dapat melakukan) Sumberdaya individual yang dimiliki masyarakat untuk Peningkatan Kapasitas: ukuran dukungan khusus
memobilisasi dan mengorganisasikan (berbicara, menulis, atau pengembangan target
dan kemampuan teknis lainnya, serta kepercayaan diri untuk
menggunakan kemampuan tersebut) akan membuat
kapasitas yang berbeda dalam melakukan partisipasi

Like to (ingin melakukan) Agar berkomitmen untuk berpartisipasi membutuhkan Kesadaran komunitas; pelibatan masyarakat,
kesadaran untuk terlibat dalam entitas publik yang menjadi modal sosial, dan citizenship
fokus keinginannya

Enabled to (mungkin Infrastruktur kemasyarakatan dari kelompok-kelompok dan Membangun infrastruktur kemasyarakatan
melakukan) organisasi payung dapat membuat perbedaan dalam sehingga kelompok-kelompok dan organisasi di
berpartisipasi dikaitkan dengan struktur kesempatan yang sekitarnya dapat memfasilitasi partisipasi
dibuat agar masyarakat dapat berpartisipasi

Asked to (diminta untuk Memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi dengan Skema bagi partisipasi publik yang beragam,
melakukan) menanyakan input kepada mereka dapat membuat menarik, dan refleksif
perbedaan besar dalam partisipasi

Responded to (tanggap untuk) Ketika masyarakat yang ditanya menyatakan akan terlibat Sistem pembuatan kebijakan yang dapat
jika mereka didengar, tidak sepenuhnya setuju, tetapi menunjukkan kapasitas untuk menanggapi
mampu melihat tanggapan
• pemberdayaan masyarakat yang efektif
memerlukan dukungan dari 4 (empat)
elemen utama yaitu (Narayan, 2002):
• akses terhadap informasi
• inklusi/keterlibatan dan partisipasi
Dimensi • Akuntabilitas
• kapasitas pengorganisasian dari
Partisipasi masyarakat
Masyarakat • harus lebih diarahkan pada
pengembangan dan penguatan iterasi
masyarakat atau yang disebutnya
sebagai “pendekatan iterasi
fungsional” dan bukan hanya sekedar
“pendekatan partisipasi” semata
(Ariasingam, 1999)
Model Siklus Kebijakan
Proses pembuatan sebuah kebijakan publik melibatkan
berbagai aktivitas yang kompleks

Perumusan
Kebijakan Pemahaman terhadap proses pembuatan kebijakan oleh
para ahli dipandang penting dalam upaya melakukan
dalam penilaian terhadap sebuah kebijakan publik

Siklus
Kebijakan Untuk membantu melakukan hal ini, para ahli kemudian
mengembangkan sejumlah kerangka untuk memahami
proses kebijakan (policy process) atau seringkali disebut
juga sebagai siklus kebijakan (policy cycles)
Process Activity Participants
Problem Identification Publicizing societal problems. Mass media, interest groups,
Expressing demands for government citizen initiatives, public opinion
action

Agenda Setting Deciding what issues will be decided, Elites, including presidents,
what problems will be addressed by congress; Candidates for
government elective office; Mass Media

Policy Formulation Developing policy proposals to resolve Think tanks, President and
issues and ameliorate problems executive office, Congressional
Policymakin committees, Interest groups

g as a Policy legitimation Selecting a proposal, developing Interest groups, president,


process political support for it, enacting it into
law, deciding on its constitutionality
congress, courts

Policy implementation Organizing departments and agencies, President and white house
providing payments or services, levying staff, executive departments
taxes and agencies

Policy evaluation Reporting outputs of government Executive departments and


programs, Evaluating impacts of agencies, congressional
policies on target and nontarget groups, oversight committees, mass
proposing changes and “reforms” media, think tanks

Dye, 2005: 32
Terminologi Tahap 1: Agenda Tahap 2: Tahap 3: Tahap 4: Tahap 5:
Kebijakan Kebijakan Perumusan Adopsi Implementasi Evaluasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan

Definisi Sejumlah Pengembangan Pengembangan Aplikasi Upaya


permasalahan usulan akan dukungan kebijakan pemerintah
diantara banyak tindakan yang terhadap oleh mesin untuk
permasalahan terkait dan sebuah administrasi menentukan
lainnya yang dapat diterima proposal pemerintah apakah
mendapat untuk tertentu kebijakan
perhatian serius menangani sehingga efektif, serta
dari pejabat publik permasalahan sebuah mengapa
publik kebijakan efektif atau
dapat tidak efektif
dilegitimasi
atau disahkan

Common Membuat Apa yang Membuat Aplikasi Apakah


sense pemerintah untuk diusulkan pemerintah kebijakan kebijakan
mempertimbangkan untuk untuk pemerintah bekerja baik?
tindakan terhadap dilakukan menerima terhadap
masalah terhadap solusi tertentu masalah
masalah terhadap
masalah

Sumber: Anderson, 2006, 4 (diadaptasi dari Anderson, Brady dan Bullock III, 1984)
• 5 langkah pembuatan kebijakan
• Definisikan/tentukan sasaran
• Kumpulkan informasi yang relevan
Langkah • Buat pilihan kebijakan yang
mungkin untuk dilakukan
Pembuatan • Pembuatan kebijakan  Resiko dan
Kebijakan konsekuensi harus
dipertimbangkan
• Implementasi dan Evaluasi

Adair, 2007,25-38
Proses Kebijakan
Pembuatan Kebijakan: Pelaksanaan Kebijakan:
1.Agenda Setting 1.Implementers
2.Policy formulation 2.Situasi kondisi
3.Policy adoption 3.Mindset implementers

Evaluasi Kebijakan:
1.Cara
2.Alat ukur
3.Pihak yang terlibat

Cooper et.al, 1998


Tahapan perumusan kebijakan merupakan tahap
kritis dari sebuah proses kebijakan  terkait
dengan proses pemilihan alternatif kebijakan oleh
pembuat kebijakan yang biasanya
mempertimbangkan besaran pengaruh langsung
Prosedur yang dapat dihasilkan dari pilihan alternatif utama
Perumusan tersebut

Kebijakan - Proses ini biasanya akan mengekspresikan dan


mengalokasikan kekuatan dan tarik menarik
1 diantara berbagai kepentingan sosial, politik dan
ekonomi

Sidney, 2007, 79 (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)


• tahap perumusan kebijakan melibatkan aktivitas
identifikasi dan atau merajut seperangkat
alternatif kebijakan untuk mengatasi sebuah
permasalahan; serta mempersempit seperangkat
solusi tersebut sebagai persiapan dalam
penentuan kebijakan akhir.

Prosedur • Dengan mengutip pendapat dari Cochran dan


Malone (1999), perumusan kebijakan mencoba
menjawab terhadap sejumlah pertanyaan “apa”,
Perumusan yakni:
• apa rencana untuk menyelesaikan masalah?
Kebijakan - 2 • Apa yang menjadi tujuan dan prioritas?
• Pilihan apa yang tersedia untuk mencapai
tujuan tersebut?
• Apa saja keuntungan dan kerugian dari setiap
pilihan?
• Eksternalitas apa, baik positif maupun negatif
yang terkait dengan setiap alternatif?
Sidney, 2007, 79 (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)
perumusan seperangkat alternatif akan melibatkan
proses identifikasi terhadap berbagai pendekatan
untuk menyelesaikan masalah; serta kemudian
mengidentifikasi dan mendesain seperangkat
perangkat kebijakan spesifik yang dapat mewakili
Prosedur setiap pendekatan
Perumusan
Kebijakan - Tahap perumusan juga melibatkan proses
penyusunan draft peraturan untuk setiap alternatif
3 —yang isinya mendeskripsikan diantaranya
mengenai sanksi, hibah, larangan, hak, dan lain
sebagainya—serta mengartikulasikan kepada siapa
atau kepada apa ketentuan tersebut akan berlaku
dan memiliki dampak

Sidney, 2007, 79 (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)


didalam tahap perumusan kebijakan,
permasalahan kebijakan, usulan
proposal dan tuntutan masyarakat
ditransformasikan kedalam sejumlah
program pemerintah
Prosedur
Perumusan Perumusan kebijakan dan juga adopsi
Kebijakan - 4 kebijakan akan meliputi definisi
sasaran—yakni apa yang akan dicapai
melalui kebijakan—serta
pertimbangan-pertimbangan terhadap
sejumlah alternatif yang berbeda
Jann dan Wegrich, 2007, 48 (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)
perumusan kebijakan melibatkan proses pengembangan usulan akan
tindakan yang terkait dan dapat diterima (biasa disebut dengan
alternatif, proposal atau pilihan) untuk menangani permasalahan publik

Perumusan kebijakan tidak selamanya akan berakhir dengan


dikeluarkannya sebagai sebuah produk peraturan perundangundangan
Prosedur
Perumusan Seringkali pembuat kebijakan memutuskan untuk tidak mengambil
tindakan terhadap sebuah permasalahan dan membiarkannya selesai

Kebijakan - sendiri

5 Atau seringkali pembuat kebijakan tidak berhasil mencapai kata sepakat


mengenai apa yang harus dilakukan terhadap suatu masalah tertentu.

Namun demikian, pada umumnya sebuah proposal kebijakan biasanya


ditujukan untuk membawa perubahan mendasar terhadap kebijakan
yang ada saat ini

Anderson, 2006, 103-109


• Terdapat sejumlah kriteria yang
Kriteria untuk membantu dalam menentukan
pemilihan terhadap alternatif kebijakan
Memilih untuk dijadikan sebuah kebijakan,
misalnya: kelayakannya, penerimaan
Alternatif - 1 secara politis, biaya, manfaat, dan lain
sebagainya

Sidney, 2007, 79 (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)


• dua faktor utama yang menentukan sejauhmana alternatif
kebijakan akan diadopsi menjadi kebijakan, yakni:
• (1) penghilangan alternatif kebijakan akan ditentukan
oleh sejumlah parameter susbtansial dasar—misalnya
kelangkaan sumberdaya untuk dapat melaksanakan
alternatif kebijakan. Sumberdaya ini dapat berupa

Kriteria untuk sumberdaya ekonomi maupun dukungan politik yang


didapat dalam proses pembuatan kebijakan. Apabila
dalam proses pembuatan kebijakan suatu alternatif

Memilih kebijakan banyak mendapat kritikan secara politik, maka


alternatif tersebut layak untuk dihilangkan karena
kurangnya dukungan politik

Alternatif - 2 • (2) alokasi kompetensi yang dimiliki oleh berbagai aktor


juga memainkan peranan penting dalam penentuan
kebijakan
• Peranan penting dari akademisi yang berperan sebagai
penasehat kebijakan atau pemikir (think tanks)  Pengetahun
dari para penasehat ini seringkali berpengaruh dalam proses
perumusan kebijakan

Jann dan Wegrich, 2007, 50-51 (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007)
• perumus kebijakan perlu mempertimbangkan sejumlah
hal yang dapat meningkatkan peluang berhasilnya
proposal kebijakan yang dirumuskannya. Sejumlah hal
tersebut adalah:
• (1) apakah proposal memadai secara teknis?
Apakah proposal diarahkan kepada penyebab
permasalahan? Sejauhmana proposal akan
menyelesaikan atau mengurangi permasalahan?
Hal yang Harus • (2) apakah anggaran yang dibutuhkan untuk

Dipertimbangkan
pelaksanaan masuk akal atau dapat diterima? Hal
ini penting untuk diperhatikan khususnya apabila
terkait dengan program kesejahteraan sosial.
• (3) apakah secara politik proposal dapat diterima?
Dapatkah proposal mendapatkan dukungan dari
anggota parlemen atau pejabat publik lainnya?
• (4) jika proposal telah menjadi peraturan
perundang-undangan, apakah akan disetujui oleh
publik?

Anderson, 2006, 104


 Birokrasi
Organisasi administratif
Politik administratif (aturan permainan;
pimpinan; pengawasan parlemen;
pengadilan; badan administratif lainnya;
pemerintahan lainnya; kelompok

Aktor dalam kepentingan; partai politik; dan media


komunikasi)
Pembuatan kebijakan administratif (aturan
Implementasi pelaksanaan; ajudikasi; penegakan aturan;
dan operasionalisasi program)
Kebijakan  Legislatif  bagaimana mempengaruhi perilaku
administrator
 Pengadilan  melalui gugatan/tindakan yudisial
 Kelompok-kelompok penekan
 Organisasi masyarakat

Anderson, 2006, 205-229


Permasalahan
Implementasi Kebijakan
• Perbedaan mindset dan pemahaman
• Perbedaan kepentingan
• Integritas
• Dilakukan guna menguji kemampuan suatu
kebijakan dalam mengatasi masalah
• Dapat memberikan informasi tentang
keberhasilan dan kegagalan sebuah kebijakan
• Kegiatan untuk menilai sejauhmana kefektifan
sebuah kebijakan publik guna

Evaluasi
dipertanggungjawabkan pada konstituennya
dan sejauhmana tujuan tercapai

Kebijakan • Kegiatan yang bertujuan menilai “manfaat”


suatu kebijakan (Jones,1984)
• Kegiatan yang ditujukan untuk melihat sebab-
sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk
mengetahui apakah kebijakan publik yang telah
dilaksanakan meraih dampak yg diinginkan
• Akan menentukan kelanjutan dari sebuah
kebijakan
Anderson (1979): the appraisal of assesstment of policy
including its content implementation and impact
(penilaian atau pengukuran kebijakan termasuk
pelaksanaan isi dan dampaknya)

Apakah
Evaluasi Jones (1987): an activity designed to judges the merits of
Kebijakan government programs which varies significancy in the
spesificationof objects, the techniques measurement and
methods of analysis (suatu aktivitas yg dirancang untuk
menilai keberhasilan program- program pemerintah yang
berbeda secara tajam dalam spesifikasi obyeknya, tehnik
pengukurannya serta metode analisanya)
Mengapa Evaluasi
Kebijakan
• merupakan satu tahapan dalam siklus
Kebijakan
• mengetahui keberhasilan/ kegagalan atau
kebijakan
• mengetahui penyebab kegagalan
• mengetahui apakah dampak kebijakan
publik sesuai dengan yang diharapkan
• menilai manfaat suatu kebijakan
Manfaat Evaluasi

• Memperoleh informasi tentang kinerja


kebijakan
• Mendorong seseorang untuk lebih
memahami maksud, kualitas dan dampak
kebijakan
• Umpan balik bagi manajemen dalam rangka
perbaikan/ penyempurnaan implementasi
• Memberikan rekomendasi pada pembuat
kebijakan
Memperbaiki praktek dan prosedur adm

Menambah atau mengurangi strategi dan


tehnik implementasi
Penggunaan
Melembagakan program ke tempat lain
Hasil
Evaluasi Mengalokasikan sumber daya ke program
lain
Menolak atau menerima pendekatan/ teori
yang digunakan sebagai asumsi
Siapa yang memperoleh akses dari
input dan output program ?
Hal yang
Perlu Bagaimana mereka bereaksi
Diketahui terhadap program tersebut ?
dari
Evaluasi Bagaimana program tersebut
mempengaruhi perilaku sasaran
kebijakan ?
Proses pembuatan kebijakan

Proses implementasi kebijakan

Aspek Konsekuensi kebijakan

Evaluasi
Efektivitas dampak kebijakan

Evaluasi dapat dilakukan sebelum (evaluasi sumatif),


pada saat (evaluasi implementasi) dan sesudah
kebijakan diimplementasikan (evaluasi formatif)
Effort evaluation: Mengevaluasi input program

Performance evaluation: Mengkaji output


dibandingkan dengan input program

Jenis Effectiveness evaluation: Mengkaji apakah


pelaksanaanya sesuai dengan sasaran dan tujuan
Evaluasi
Efficiency evaluation: Membandingkan biaya dengan
output yang dicapai

Process evaluation: Mengkaji metode pelaksanaan,


aturan dan prosedur dalam pelaksanaan
Specification : menyangkut obyek
yang dinilai

Measurement : memilih tehnik


Kegiatan pengukuran yang tepat untuk
Evaluasi menilai
Analysis : Melakukan analisa
informasi yang disajikan
Relevansi: mampu memberikan informasi yang tepat pada pembuat dan
pelaku kebijakan, menjawab secara benar pertanyaan dalam waktu yangg
tepat
Signifikansi: mampu memberikan informasi yang baru dan penting
melebihi yang sudah ada

Validitas: mampu memberikan pertimbangan yang persuasif dan seimbang


tentang hasil nyata kebijakan

Kriteria Reliabilitas: dapat membuktikan bahwa hasilnya diperoleh dengan


penelitian yang teliti

Evaluasi Obyektif: tidak memihak /bias

Tepat waktu

Daya guna: bisa dimengerti dan dimanfaatkan oleh pelaku dan pembuat
kebijakan
Menentukan apakah program telah membawa dampak yang
diinginkan terhadap individu, rumah tangga dan lembaga

Menilai apakah dampak tersebut berkaitan dengan intervensi


program

Evaluasi
Dampak Mengeksplore akibat yang tidak diperkirakan baik positif
maupun negatifnya

Permasalahan yang disoroti pada bagaimana program


mempengaruhi peserta program dan apakah perbaikan
kondisi peserta program betul- betul disebabkan oleh
program ataukah faktor lain
Kritik atas Model Siklus Kebijakan
• Mempertanyakan diferensiasi analitis dari proses kebijakan
menjadi tahapan dan urutan yang terpisah
• Studi implementasi menunjukkan bahwa pemisahan yang jelas
antara pembentukan kebijakan dan implementasi hampir tidak
mencerminkan pembuatan kebijakan dunia nyata, baik dalam
hal urutan hierarkis atau kronologis maupun dalam hal aktor
yang terlibat  implementasi mempengaruhi agenda setting,
kebijakan yang harus dihentikan
• Pendekatan buku teks

Kritik Utama • Tidak menawarkan penjelasan kausal untuk transisi di antara


tahapan yang berbeda  banyak variabel kebijakan yang
terkait
• Perspektif top-down  pembuatan kebijakan akan dibingkai
sebagai pengarahan hierarkis oleh institusi superior dan
fokusnya akan selalu pada program tunggal dan keputusan dan
pada adopsi formal dan implementasi program-program ini
• Kerangka kerja koalisi advokasi, kerangka kerja multi-aliran,
pendekatan pilihan rasional institusional, model difusi
kebijakan, dan teori punctuated equilibrium

Jann dan Wegrich, 2007, 55-57 dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007

Anda mungkin juga menyukai