Anda di halaman 1dari 12

Karya ilmiah: Menguraikan Hasil

Rancangan
Oleh: Yoga Yolanda
Menguraikan Latar
Belakang

GARIS Menguraikan
BESAR Pembahasan

Menguraikan Penutup
MENGURAIKAN BAGIAN
PENDAHULUAN
Latar belakang dapat
dianalogikan etalase
toko (Suwignyo,
MENGURAIKA 2013:107).
N LATAR
BELAKANG Isi latar belakang dapat
dilihat dari sisi judul dan
sisi masalah.
Uraian latar belakang memberikan jawaban atas
pertanyaan mengapa penulis membuat judul
tersebut, bukan judul yang lain.

ISI LATAR
BELAKANG
BERDASARKA
N JUDUL
Penulis menguraikannya secara
rasional-objektif

Alasan teoritis atau konseptual dari hasil mengidentifikasi


topik yang didukung oleh bukti dan fakta empiris.
Penulis memberikan gambaran
umum yang mengantarkan
pembaca pada masalah yang akan
ISI LATAR dibahas
BELAKANG Muatannya:
BERDASARK • Paparan akan pentingnya judul
AN • Paparan akan bermanfaatnya judul
• Gambaran umum terhadap masalah yang
MASALAH akan dibahas
• Penegasan pada pembaca bahwa masalah
yang dibahas penting dan perlu diketahui
pembaca
Menerapkan Menerapkan
TEKNIK teknik telaah
kasus negatif
teknik telaah
kasus positif
MENGURAIK
AN LATAR
BELAKANG/P Menerapkan
ENDAHULUA Menerapkan teknik
teknik kutipan pemberian
N (sitiran) informasi
menarik familier/dikena
l pembaca
TEKNIK TELAAH KASUS NEGATIF
Contoh:
Kemacetan bukanlah hal baru, apalagi untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar.
Masalah ini tampaknya lumrah terjadi di kota-kota besar di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri,
bicara tentang kemacetan tidak akan pernah lepas dari nama sebuah kota: Jakarta. Ya, dalam
tribunnews.com dikatakan bahwa pada 2016 lalu Jakarta menempati posisi ke-12 di antara kota-
kota termacet di dunia dan posisi ke-2 di antara kota-kota besar di seluruh Asia. Kerugian atas
kemacetan itu pun tidak tanggung-tanggung, sang Gubernur DKI mengatakan bahwa pertahunnya
kemacetan di Jabodetabek menghasilkan kerugian sebesar 100 triliun rupiah (tirto.id).
Jakarta memang representatif dijadikan sebagai contoh kota dengan kemacetan luar biasa.
Keluhan masyarakat, kerugian-kerugian yang harus ditanggung, perdebatan-perdebatan, serta
solusi-solusi yang dilakukan pemerintah sering menghiasi kolom-kolom pemberitaan sampai-
sampai menarik simpati dari masyarakat non-Jakarta. Namun demikian, tidak harus ke Jakarta
untuk membahas kemacetan, bicara saja tentang kota kita sendiri: Malang. Siapa pengguna
jalanan Kota Malang yang tidak pernah mengeluh atau mendengar keluhan tentang kemacetan?
Mari bicarakan hal itu.
TEKNIK TELAAH KASUS POSITIF
Contoh:
Kemacetan bukan hal basi untuk dibicarakan. Apalagi di kota-kota dengan penduduk yang super padat.
Bicara macet di Indonesia, kita tidak akan lepas dari Jakarta. Kota dengan penduduk berjumlah 10,5 juta jiwa
(sumber: katadata.co.id) ini mengalami masalah serius tentang kemacetan. Berbagai solusi telah dilakukan
pemerintahan terkait untuk mengurai kemacetan itu. Di antaranya adalah pembangunan infrastruktur dan
regulasi kendaraan umum dan pribadi. Berbagai media mengatakan bahwa tingkat kemacetan di Jakarta
turun. Dalam news.detik.com dikatakan bahwa pada 2018 penurunan yang terjadi adalah sebesar 8%.
Jakarta memang representatif dijadikan sebagai contoh kota dengan kemacetan luar biasa. Keberhasilan
penanggulangannya pun dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah lain yang mengalami masalah
serupa. Lalu, bagaimana dengan kemacetan di Kota Malang, apakah kemacetan di jalanannya semakin
menurun, atau sebaliknya? Bagaimana yang dirasakan pengguna jalanan Kota Malang terkait masalah
kemacetan tersebut?
TEKNIK KUTIPAN (SITIRAN) MENARIK
Contoh:
“Penjambret Asal Palembang Ini Gagal Kabur karena Terjebak Kemacetan di Surabaya”
Kutipan di atas adalah sebuah judul salah satu artikel di suryamalang.com, 28 Oktober
2019 lalu. Judul yang cukup menggelitik dan menarik untuk dibaca lebih lanjut. Bayangkan,
kemacetan yang notabene menyusahkan masyarakat, ternyata juga turut andil dalam
menangkap seorang penjambret.
Bagaimana seharusnya menyikapi peristiwa tersebut, berterima kasih pada kemacetan?
Tentu saja tidak. Salah satu poin yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah
kemacetan di Surabaya pasti sudah sangat parah, sampai-sampai seorang jambret tidak
bisa berkutik saat masuk ke tengah-tengahnya. Dapat diartikan pula bahwa kemacetan
yang parah pada akhirnya merugikan berbagai sektor. Transportasi, keuangan, ekonomi,
pendidikan, hingga sektor kriminal pun menuai kerugian akibat kemacetan.
TEKNIK PEMBERIAN INFORMASI
FAMILIER/DIKENAL PEMBACA
Contoh:
Ba’da Ashar hingga menjelang Isya’, di pertigaan Jl. Ahmad Yani-Borobudur,
Jl. Soekarno-Hatta, atau pertigaan Jl. Gajayana-Dinoyo. Melintasi salah satunya
saja sudah melelahkan, apalagi ketiganya. “Ini Malang apa Jakarta?” ungkapan
kesal yang keluar dari mulut driver ojek online yang mengantar saya.
Ya, meskipun terjadi di Kota Malang, macet masih juga dihubungkan dengan
Jakarta. Seakan-akan Jakarta adalah kiblat bagi kemacetan di Indonesia. Atau,
memang begitu: Role model kemacetan adalah Jakarta. Meskipun demikian,
tulisan ini tidak sedang membahas kemacetan Ibu Kota Negara, tetapi
kemacetan di kota tempat ketiga titik kemacetan yang saya sebutkan tadi
berada.
Terima Kasih

Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai