Anda di halaman 1dari 18

Askep pasien An.

E dgn diare druang


edelwes RS MTSJ
Disusun oleh :
Kelompok 2
Dwi Rahayu Enggriani ( 223071 )
Cristin Jolinda
Helidawati
Meilinda
Lisa Septiani
Risma Tadayu
Risma Tio
 Pengertian
 Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang
lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Diare merupakan gangguan
buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi
tinja cair, dapat disertai dengan darah atau lendir (Riskesdas, 2013
 WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan
konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare akut
berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi selama kuran lebih 14 hari.
 Pedoman dari laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Airlangga dalam
Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan menjadi:
1. Diare akut ( lama 3 – 5 hari )
2. Diare yang berkepanjangan (berlangsung selama 7 hr )
3. Diare kronik ( berlansung lebih dr 14 hr )
 Etiologi
 Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi
sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”, karena denga sebutan penyakit diare akan
mempercepat tindakan penanggulangannya.
 Faktor penyebab diare antara lain :
 Faktor Infeksi
1. Faktor infeksi ekternal : infeksi saluran pencernaan yang menyebabkan
diare pada anak (infeksi bakteri, virus dan parasite )
2. Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan makanan(OMA, tonsillitis
bronkopneumonia dan encephalitis )
 Faktor malabsorsi
 Faktor makanan : makanan basi, beracun, dan alergi )
 Faktor psikologis : rasa takut dan cemas
 Klasifikasi
Sedangkan menurut Wong (2008), diare dapat diklasifikasikan, sebagai berikut:
 Diare Akut : biasanya terjadi kurang dr 14 hr
 Diare Kronik : terjadi bila lebih dari 14 hari
 Diare Intraktabel : terjadi pada bayi dalam usia minggu pertama atau lebih dari 2 minggu
 Diare Kronik nonspesifik : diare yang diterjadi pada anak usia 6 atau 56 minggu dan lama
diare lebih dr 2 minggu
 Patofisiologi
sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat menyebabkan gastroenteritis. Pada
diare bayi yang paling sering patogen adalah virus dan entero patogenik, Ecoli. Pada orang
dewasa terdapat perbedaan yang berkaitan dengan umur, apakah infeksi di daerah tropik dan
faktor presipitasi seperti pengorbanan antibiotik yang terdahulu atau imun. Enterokolitis
menyebabkan kram dan diare. Sedangkan gastro entero kolitis menimbulkan mual, muntah
dan kram. Dua cara utama dimana organisme patogen menyebabkan diare : Invasi bakteri pada
mukosa kolon menyebabkan peradangan ulserasi. Hal ini menyebabkan diare berdarah dengan
pasasi mucus dan nanah (sering disebut disentri). Sekresi entero toksin bakterial menyebabkan
sekresi air dan elektrolit dengan diare berair yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan
sesudah kolonisasi bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-24 jam).
Enterotoksin ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang terkontaminasi kurang
dimasak terutama oleh pencemaran makanan stafilokoki (Carpenito, 2000: 188).
 Manifestasi klinis
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam. (Kusmaul).
 Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan tinja ( markopik dan microskopik )
b. PH dan kadar gula tinggi
c. Biakan dan retensi feses ( color )
d. Pemeriksaan kadar Analisa gas darah bila ada tanda – tanda gangguan keseimbangan asam basa
e. Pemeriksaan kadar ureum kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
f. Pemeriksaan elektrolit terutama natrium, kalium dan clorida
 Penatalaksaan
1. Pembenaan cairan
Pembenaan cairan pada pasien diare dangan memperhatikan darajat
dehidrasinya dengan keadaan umum.

Pembenaan makanan dan minum khusus pada klien dangan tujuan


penyembuhan dan menjaga kesehatan.Adapun hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Memberikan ASI
b. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori
protein,vitamin,mineral dan makanan yang bersih.
3. Obat-obatan
a. Obat anti sekresi
b. Obat anti sparmolitik
c. Anti biotic
 Askep
 Identitas Pasien

Nama / Nama Panggilan : An. E


Tempat Tanggal Lahir / Usia : Jakarta, 12/6/2019
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Benhil Jakarta pusat
Tanggal Masuk : 2 November 2022
Tanggal Pengkajian : 3 November 2022
Diagnosa Medis : Diare
 Pengkajian
a. Keluhan utama
Pasien Bab 5 – 6 kali/hr bentuk encer warna kuning sdudah terjadi ± 3 hr
b. Riwayat
  kesehatan sekarang

Pasien dibawah ke RS dengan keluhan BAB encer yang dialami sejak 3 hari yang
lalu sebelum masuk ke RS, di selingi muntah - muntah 2 kali sejak 3 hari sebelum
masuk ke RS hilang timbul. Pasien rewel (+) riwayat batuk pilek (-) riwayat
minum susu formula (-)
 Pemeriksaan laboratorium yang dialkukan :

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


       
Wbc 5,6 4,6 - 10,00 103/UL
HGB 10,2 12,0 -16.0 9/dl
HcT 29,1 35,0 - 45,0 %
MCV 79,3 83,9 -99,1 FI
MCH 27,8 27,0 - 34,0 Pg
RBC 3,6 4,50 -5,50 106/UL
PLT - -   -
Natrium 135 135 - 145 meg/L
Kalium 3.0 3.5 - 4.5 meg/L
Clorida 98 98 - 106 meg/L
 Askep
 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Diare malabsorsi
 Ibu pasien mengatakan anak
sdh 3 hr diare encer
 Disertai ada muntah
DO :
 Nampak BAB encer sdh
5x/hr
 Gerak peristaltic 24x/mnt
 Anak tampak lemas dan
lemah
2. Ds : Diare Risiko
 Ibu pasien mengatakan anak ketidakseimbangan
sdh 3 hr bab encer elektrolit
 Ibu pasien mengatakan
pasien lemas dan rewel
DO :
 Pasien terlihat bab encer sdh
 Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan malabsorsi
2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare
 Perencanaan
No Diagnosa kepeawatan Kriteria hasil ( SLKI ) Intervensi ( SIKI )
( SDKI )
1. Diare Berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan O:
malabsorsi (D.0020) keperawatan selama 3 x24  Idenrtifikasi penyebab
jam masalah diare dapat diare
teratasi dengan kriteria hasil :  Identifikasi riwayat
- Pasien tidak ada diare pemberian makanan
- Pasien tidak rewel  Monitor warna,
- Peristaltik normal volume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
 Monitor tanda dan
gejala tinja
 Monitor iritasi dan
ulserasi kulit didaerah
perianal
 Monitor jumlah
pengeluaran diare
 Monitor keamanan
penyiapan makanan
NOr Diagnosa Keperawatan ( SDKI Kriteria hasil ( SLKI ) Intervensi ( SIKI )
)
2. Risiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan O:
elektrolit berhubungan dengan keperawatan selama 3 x24 jam  Identifikasi tanda dan gejala
diare ( D.0037 ) masalah ketidakseimbangan elektrolit ketidakseimbangan kadar elektrolit
dapat teratasi dengan kriteria hasil :  Identifikasi penyebab
 Hasil elektrolit dalam batas ketidakseimbangan elektrolit
normal  Identifikasi kehilangan elektrolit
melalui cairan
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor efek samping pemberian
suplemen elektrolit
T:
• Berikan cairan, bila perlu
• Berikan diet yang tepat
• Anjurkan keluarga dan pasien
untuk modifikasi diet
• Pasang akses intravena jika perlu
E:
• Jelaskan jenis, penyeban dan
penanganan ketidakseimbangan
elektrolit
K:
• Kolaborasi pemberian suplemen
elektrolit
 Implementasi

Diagnosa Hari/tgl/jam Implementasi Evaluasi


1. (D.0020) Kamis/3/11/22/ • Mengidentifikasi penyebab S:
Jam 10.00 diare • Ibu pasien mengatakan
• Mengidentifikasi riwayat bab 5x bentuk encer
pemebrian makanan • Ibu pasien mengatakn
• Memonitoring frekuensi, anakny lemas
konsistensi tinja • Ibu pasien menagtakan
• Memonitor adanya ulterasi tidak ada makan yang
didaerah perianal menyebabkan diare
• Memonitor tanda gejala tinja O:
• Pasien tampak lemas
• Pasien sdh diare 5x encer
• Didaerah perianal tdk
tampak merah atau iritasi
• Pasien tampak rewel
• Gerak peristaltik 24 -
25x/mnt
A:
Masalah diare belum teratasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai