Anda di halaman 1dari 16

Semester Genap 2022/2023

PRANATA PEMBANGUNAN
Kuliah04 | 20 Maret 2023 | Pranata Pembangunan Pada
Perumahan dan Permukiman

Program Studi Magister Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Universitas Trisakti
2022/2023
UU NO. 1/2011 TENTANG PERUMAHAN DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 14/2016 TENTANG
KAWASAN PERMUKIMAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERUBAHANNYA :
BAB I. : Ketentuan Umum PP NO. 12/2021
BAB II. : Azas, Tujuan dan Ruang Lingkup
BAB III. : Pembinaan BAB I. : Ketentuan Umum
BAB IV. : Tugas dan Wewenang BAB II. : Penyelenggaraan Perumahan
BAB V. : Penyelenggaraan Perumahan BAB III. : Penyelenggaraan Kawasan
BAB VI. : Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
Permukiman BAB IV. : Keterpaduan Prasaran, Sarana,
BAB VII. : Pemeliharaan dan Perbaikan dan Utilitas Umum Perumahan dan
BAB VIII. : Pencegahan dan Peningkatan Kawasan Permukiman
Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh BAB V. : Pemeliharaan dan Perbaikan
dan Permukiman Kumuh BAB VI : Pencegahan dan Peningkatan
BAB IX. : Penyediaan Tanah Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh
BAB X. : Pendanaan dan Sistem dan Permukiman Kumuh
Pembiayaan BAB VII. : Konsolidasi Tanah
BAB XI. : Hak dan Kewajiban BAB VIII. : Sanksi Administratif
BAB XII. : Peran Masyarakat BAB IX. : Ketentuan Peralihan
BAB XIII. : Larangan BAB X. : Ketentuan Penutup
BAB XIV. : Penyelesaian Sengketa Perubahan terhadap ketentuan pada pasal-pasal
BAB XV. : Sanksi Administratif 1, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 31, 127, 128, 129, 130,
BAB XVI. : Ketentuan Pidana 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 142, 143
BAB XVII. : Ketentuan Peralihan  PP No. 14/2016 terdiri dari 10 Bab dan 143 Pasal
BAB
UUXVIII.
No. 1/2021
: terdiri dai 18Penutup
Ketentuan Bab dan 167 Pasal  PP No. 12/2021 terdiri dari 24 pasal perubahan
dan tambahan sisipan dari PP No. 14/2016
Pranata Pembangunan Pada Perumahan dan Permukiman
 UU No. 1 Tahun 2011 tentang : Perumahan dan Permukiman mengamanatkan
(Pasal 5 Ayat 1) :
Bahwa negara bertanggungjawab atas penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah.

 PP No. 12 Tahun 2021 tentang : Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 14


Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman,
mengamanatkan.

Tujuan Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman :


1. Mewujudkan ketertiban dalam Penyelenggaraan Perumahan dan kawasan
Permukiman.
2. Memberikan kepastian hukum bagi segenap pemangku kepentingan dalam
melaksanakan tugas, hak, dan kewajiban.
3. Mewujudkan keadilan bagi seluruh pemangku kepentingan terutama bagi
MBR.

Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan satuan
sistem yang terdiri atas : Pembinaan, Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kealitas
terhadap perumahan dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan,
dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
Permasalahan Utama perumahan dan Kawasan Permukiman
(a) Tiadanya Ketersediaan Lahan
- Pemerintah tidak memiliki Bank tanah.
- Harga tanah di dekat pusat kegiatan sudah sangat mahal.
- Sulit mencari bentang tanah yang cukup luas dalam satu bentangan baik untuk
memenuhi perumahan.
 Skala besar = lebih banyak dari 3.000 unit.
 Selain skala besar = 100 – 3.000 unit.
- Sering terjadi sengketa tanah.
(a) Belum tersedianya infrastruktur hingga sampai pada lahan-lahan yang berpotensi untuk
perumahan skala besar.
(b) Skim pendanaan yang belum mencapai kepada Pelaku Pembangunan Perumahan bagi
MBR (pengembang kecil).
Akibatnya, terjadi backlog yang semakin menumpuk hingga =
 7,64 juta per-awal 2020 dengan rincian :
- 6,48 juta unit rumah untuk MBR
- 1,72 juta unit rumah untuk MBR fixed income
- 0,56 juta unit rumah untuk non – MBR.
 Backlog Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) = 2,36 juta unit
Rumah berdiri diatas backlog RTLH 2015 – 2019.

Ironis,,,,,,,,,, ada backlog tetapi 30% hunian rusun kewajiban pengembang kosong.
Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
UU No. 20 Tahun 2011 tentang : Rumah Susun
mengamanatkan:

Pemerintah harus melaksanakan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan


perumahan bagi masyarakat.

Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
UU NO. 20/2011 TENTANG RUMAH SUSUN Pembinaan : Perencanaan, pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan
BAB I. : Ketentuan Umum Perencanaan :
BAB II. : Azas, Tujuan dan Ruang Lingkup a. Penetapan penyediaan jumlah dan jenis Rusun
b. Penetapan zonasi pembangunan Rusun
BAB III. : Pembinaan
c. Penetapan lokasi Pembangunan Rusun
BAB IV. : Perencanaan
BAB V. : Pembangunan Pembangunan Rusun dapat di atas tanah : Hak Milik, HGB atau
BAB VI. : Penguasaan, Pemilikan, Hak Pakai atas Tanah Negara, HGB atau Hak Pakai atas Hak
Pengelolaan.
dan Pemanfaatan
BAB VII. : Pengelolaan Persyaratan Rusun :
BAB VIII. : Peningkatan Kualitas d. Persyaratan Administratif
BAB IX. : Pengendalian e. Persyaratan Teknis, dan
f. Persyaratan Ekologis
BAB X. : Kelembagaan
BAB XI. : Tugas dan Wewenang Pemasaran dan Jual-Beli Rusun :
BAB XII. : Hak dan Kewajiban 1. Pemasaran dapat dilakukan sebelum pembangunan,
BAB XIII. : Pendanaan Sistem pengembang harus memiliki :
a. Kepastian peruntukan ruang
Pembiayaan
b. Kepastian hak atas tanah
BAB XIV. : Peran Masyarakat c. Kepastian status penguasaan Rusun
BAB XV. : Larangan d. Perizinan bangunan berupa PBG
BAB XVI. : Penyelesaian Sengketa e. Jaminan kepastian membangun dari lembaga penjamin
BAB XVII. : Sanksi Administratif 2. Proses jual-beli sebelum terbangun dapat melalui PPJB.
BAB XVIII. : Ketentuan Pidana Penguasaan dan pemilikan Rusun :
BAB XIX. : Ketentuan Penutup a. Rusun Umum : memiliki atau sewa
UU No. 20/2011 tentang : Rumah Susun b. Rusun Khusus : pinjam-pakai atau sewa
memiliki 19 Bab dan 120 Pasal c. Rusun Negara : pinjam-pakai, sewa, sewa-beli
d. Rusun Komersil : milik atau sewa
PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 13/2021 TENTANG : PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN

BAB I. : Ketentuan Umum BAB XIV. : Pengelolaan Rumah Susun,


BAB II. : Jenis dan Pemanfaatan Rumah Masa Transisi, dan Tata Cara
Susun Penyerahan Pertama Kali
BAB III. : Penyediaan Rumah Susun BAB XV. : Perizinan Berusaha Badan
Umum Hukum Pengelolaan Rumah Susun
BAB IV. : Rencana Fungsi dan BAB XVI. : Perhimpunan Pemilik dan
Pemanfaatan Rumah Susun Penghuni SaRuSun
BAB V. : Standar Pembangunan Rumah BAB XVII. : Peningkatan Kualitas Rumah
Susun Susun
BAB VI. : Pendayagunaan Tanah Wakaf BAB XVIII. : Pengendalian Penyelenggaraan
untuk Rumah Susun Rumah Susun
BAB VII. : Pemisahan Rumah Susun BAB XIX. : Bentuk dan Tata Cara
BAB VIII. : Pelayanan Minimal Prasarana, Pemberian Insentif kepada Pelaku
Sarana dan Utilitas Umum Pembangunan Rumah Susun Umum
BAB IX. : Penguasaan SaRuSun pada dan Rumah Susun Khusus, serta
Rumah Susun Khusus Bantuan Kemudahan kepada
BAB X. : Bentuk dan Tata Cara Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Penerbitan SHM SaRuSun BAB XX. : Sanksi Administratif, Tata Cara
BAB XI. : Bentuk dan Tata Cara dan Besaran Denda Administratif
Penerbitan Sertifikat Kepemilikan BAB XXI. : Ketentuan Penutup
Bangunan SaRuSun Terdiri dari 21 Bab, 149 Pasal, dan 1 Lampiran
BAB XII. : Penyewaan SaRuSun pada
Rumah Susun Negara
BAB XIII. : Pengalihan, Kriteria dan Tata
Cara Pemberian Kemudahan
JENIS, FUNGSI, DAN PENYEDIA RUSUN
Jenis Rumah Susun Penyedia
a. Rumah Susun Umum - Pelaku Pembangunan Rusun (Pengembang) Swasta.
b. Rumah Susun Khusus - Pelaku Pembangunan Rusun Khusus adalah Pemerintah, baik Pusat
maupun Daerah dan Lembaga Nirlaba.
- Rusun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhabn khusus.
- Contoh : Rusun Mahasiswa, Rusun Lansia di Cibubur, Rusun Nelayan
(di 9 Provinsi), Rusun PMKS (Rusunawa), Rusun Pekerja di IKN.
c. Rumah Susun Negara - Pelaku Pembangunan Rusun Negara adalah Pemerintah, baik Pusat
maupun Daerah.
- Rusun yang dimiliki oleh negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian, sarana Pembinaan Keluarga, serta penunjang pelaksanaan
tugas pejabat dan/atau ASN.
- Contoh : Rusun PUPR di Pasar Jum’at dan JORR Selatan, Rusun Jabatan
ASN BIN, Polri dan Paspampres di IKN, Rusun Paspampres di Jalan Tanah
Abang II Jakarta Pusat .
d. Rumah Susun Komersil - Rusun yang diselenggarakan untuk kebutuhan komersil, dengan Range
dari Rusun mewah (apartemen, kondominium), Rusun Menengah, s/d
Rusun Sederhana.
- Pelaku Pembangunan Rusun (Pengembang) Swasta (yang punya
kewajiban menyediakan Rusun Umum paling sedikit 20% dari Rusun
Komersil).

Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
PP No. 13 Tahun 2021 tentang : Rumah Susun
Pasal 1
(1) Penyelenggaraan Rumah Susun sadalah kegiatan perencanaan,
pembangunan, penguasaan dan pemanfaatan, pengelolaan, pemeliharaan
dan perawatan, pengendalian, kelembagaan, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat yang dilaksanakan secara sistematis,
terpadu, berkelanjutan, dan bertanggungjawab.

Pasal 3 : Jenis Rumah Susun


(a) Rumah Susun Umum : diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah
bagi MBR.
(b) Rumah Susun Khusus : diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khsusu.
(c) Rumah Susun Negara : dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksana tugas
pejabat dan atau pegawai negara.
(d) Rumah Susun Komersial : rumah susun yang diselenggarakan untuk
mendapatkan keuntungan.

Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
Pasal 6 : Kewajiban Pelaku Rumah Susun Komersial
(1) Pelaku Pembangunan Rumah Susun Komersial wajib menyediakan Rumah
Susun Umum dengan luas paling sedikit 20% dari luas total Rumah Susun
Komersial yang dibangun.
(2) Rumah Susun Umum sebagaiman dimaksud ayat (1) dapat berada dalam satu
kawasan atau tidak dalam satu kawasan.

Pasal 7 : Dana Konversi


(3) Kewajiban membangun Rumah Susun Umum dapat dikonversikan dalam
bentuk dana untuk pembangunan Rumah Susun Umum.
(4) Pelaku Pembangunan Rumah Susun Komersial wajib mengajukan perhitungan
konversi kepada Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan.
(5) Dana hasil konversi wajib diserahkan kepada Badan Percepatan
Penyelenggaraan Perumahan.
(6) Perhitungan konversi merupakan dana kelola ata hibah yang dihitung
berdasarkan rumus perhitungan konversi.

Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
Pasal 19 : Standar Pembangunan Rumah Susun
(2) Standar Rumah Susun meliputi :
a. Persyaratan administrasi
b. Persyaratan teknis; dan
c. Persyaratan ekologis.
(2) Persyaratan administrasi yang dimaksud pada butir (a) meliputi :
a. Status hak atas tanah; dan
b. PBG.
(2) Persyaratan teknis yang dimaksud pada butir (b) meliputi :
a. Tatabangunan yang meliputi ketentuan arsitektur serta ketentuan
peruntukan dan intensitas; dan
b. Keandalan bangunan yang meliputi ketetntuan aspek keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Persyaratan ekologis pada 2. (c) mencakup keserasian dan keseimbangan
bagan fungsi lingkungan.

Prodi Magister Arsitektur FTSP Universitas Trisakti | Semester Genap 2022/2023 | Mata Kuliah Pranata Pembangunan
Pasal 22 O
(1) Pemerintah Pusat/Daerah membentuk Lembaga yang menangani Perumahan
dan Kawasan Permukiman.
(2) Lembaga tersebut ayat (1) bertanggungjawab :
a. Menyediakan tanah bagi perumahan, dan
b. Melakukan koordinasi dalam proses perizinan dan pemastian kelayakan
huni.

Pasal 22 P
Untuk percepatan pembangunan rumah umum :
a. Pemerintah Pusat dapat menugasi Badan Percepatan Penyelenggaraan
Perumahan.
b. Pemerintah Daerah dapat membentuk Badan Percepatan Penyelenggaraan
Perumahan.

Pasal 31
(1) Pengendalian Perumahan dilakukan pada tahap : (a) perencanaan,
(b) pembangunan, (c) pemanfaatan.
(2) Pengendalian sesuai norma standar prosedur dan kriteria dalam bentuk :
(a) perizinan, (b) penertiban, (c) penataan.
Pasal 21 F
(3) Pengaturan perbandingan yang disyaratkan untuk rumah subsidi dan rumah
non-subsidi :
a. Perkotaan besar (populasi lebih 500.000) = 1 subsidi : 3 non-subsidi.
b. Perkotaan sedang (populasi 100.000 - 500.000) = 2 subsidi : 3 non-subsidi.
c. Perkotaan kecil (populasi 5.000 – 100.000) = 3 subsidi : 1 non-subsidi.

Pasal 22 N
Pemerintah Pusat/Daerah bertanggungjawab dalam pembangunan : (a) Rumah
Susun, (b) Rumah Khusus, (c) Rumah Negara.
Terima Kasih
PETUNJUK TUGAS
Mata Kuliah : Pranata Pembangunan
Semester : GENAP 2022/2023
SKS : 2 SKS
Tugas ke : 1
Tujuan tugas :
Waktu Pelaksanaan : 20 Maret 2023
Tugas Jam 20.40
Waktu Penyerahan : 21 Maret 2023
Tugas Jam 24.00
Uraian Tugas : 1. Untuk apa UU Cipta Kerja No. 11/2020 dibuat bersama 49 15%
turunannya berupa Peraturan Pemerintah diberbagai bidang ?
2. Jelaskan mengapa Pranata Pembangunan diperlukan utamanya 25%
adalah proses pembangunan fisik di bidang arsitektur ? Seberapa
jauh Pranata Pembangunan ini berdampak pada proses
pembangunan dimaksud ?
3. Pada Diagram Hubungan Antar Stakeholder di Dalam Pranata 25%
Pembangunan terdapat pelbagai entitas dan stakeholder .
Jelaskan arti masing-masing entitas maupun peran, tugas dan
kewajiban dari masing-masing stakeholder !
4. Untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia solusi apa yang 15%
dapat Anda usulkan ?
5. Buatlah sebuah tulisan tentang Pranata Pembangunan bidang 20%
Arsitektur yang Anda ketahui ada di sekitar Anda?
Kriteria penilaian :

Anda mungkin juga menyukai