Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN

(STS8482)

“ PERBEDAAN UU NO.18 TAHUN 1999 DAN UU NO.2 TAHUN 2017 TENTANG


JASA KONSTRUKSI ”

Dosen Pengampu :

Ir. Retna Hapsari Kartadipura, M.T, IPM.


NIP. 19620831 199003 2 002

Disusun Oleh :
Siti Noor Naemah
NIM. 2010811120004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL

BANJARBARU
2023
TUGAS PERSONAL 2

Kerjakan tugas personal “Perbedaan UU NO.18 THN 1999 DAN UU NO.2 THN 2017 Tentang
Jasa Konstruksi”.
Tabel Perbedaan UU RI NO.18 THN 1999 DENGAN UU RI NO.2 THN 2017 Tentang
Jasa Konstruksi

No. UU No. 18 Tahun 1999 UU No. 2 Tahun 2017 Keterangan


1. Sistematika Undang – Undang
Terdiri dari 12 Bab dan 46 Terdiri dari 14 Bab dan 106 Perubahan
Pasal Pasal sistematika
• BAB I Ketentuan Umum • BAB I Ketentuan Umum Undang –
• BAB II Asas Dan Tujuan • BAB II Asas Dan Tujuan Undang, dengan
• BAB III Usaha Jasa • BAB III Tanggung Jawab penambahan 2
Konstruksi Dan Kewenangan bab dan 60 pasal
• BAB IV Pengikatan • BAB IV Usaha Jasa
Pekerjaan Konstruksi Konstruksi
• BAB V Penyelenggaraan • BAB V Penyelenggaraan
Pekerjaan Konstruksi Jasa Konstruksi
• BAB VI Kegagalan • BAB VI Keamanan,
Bangunan Keselamatan, Kesehatan,
• BAB VII Peran Dan Keberlanjutan
Masyarakat Konstruksi
• BAB VIII Pembinaan • BAB VII Tenaga Kerja
• BAB IX Penyelesaian Konstruksi
Sengketa • BAB VIII Pembinaan
• BAB X Sanksi • BAB IX Sistem Informasi
• BAB XI Ketentuan Jasa Konstruksi
Peralihan • BAB X Peran Masyarakat
• BAB XII Ketentuan • BAB XI Penyelesaian
Penutup Sengketa
• BAB XII Sanksi
Administratif
• BAB XIII Ketentuan
Peralihan
• BAB XIV Ketentuan
• Penutup
2. Asas Jasa Konstruksi
Pengaturan jasa konstruksi Penyelenggaraan jasa Penambahan
berlandaskan pada asas konstruksi berlandaskan pada beberapa point
kejujuran dan keadilan, asas : mengenai asas
manfaat, keserasian, a. Kejujuran dan keadilan jasa konstruksi
keseimbangan, kemandirian, b. Manfaat
keterbukaan, kemitraan, c. Kesetaraan
keamanan, dan keselamatan d. Keserasian
demi kepentingan masyarakat, e. Keseimbangan
bangsa, dan negara f. Profesionalitas
g. Kemandirian
h. Keterbukaan
i. Kemitraan
j. Keamanan dan
Keselamatan
k. Kebebasan
l. Pembangunan
berkelanjutan
m. Wawasan lingkungan
3. Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pengaturan jasa konstruksi Penyelenggaraan jasa
bertujuan untuk : konstruksi bertujuan untuk :
a. Memberikan arah a. Memberikan arah
pertumbuhan dan pertumbuhan dan
perkembangan jasa perkembangan jasa
konstruksi untuk konstruksi untuk
mewujudkan struktur usaha mewujudkan struktur
yang kokoh, handal, usaha yang kokoh, handal,
berdaya saing tinggi, dan berdaya saing tinggi, dan
hasil pekerjaan jasa hasil pekerjaan jasa
konstruksi yang berkualitas konstruksi yang
b. Mewujudkan tertib berkualitas
penyelenggaraan pekerjaan b. Mewujudkan ketertiban
konstruksi yang menjamin penyelenggaraan jasa
kesetaraan kedudukan konstruksi yang menjamin
antara pengguna jasa dan kesetaraan kedudukan
penyedia jasa dalam hak antara pengguna jasa dan
dan kewajiban, serta penyedia jasa dalam
meningkatkan kepatuhan menjalankan hak dan
pada ketentuan peraturan kewajiban, serta
perundang – undangan meningkatkan kepatuhan
yang berlaku sesuai dengan ketentuan
c. Mewujudkan peningkatan peraturan perundang –
peran masyarakat di bidang undangan
jasa konstruksi c. Mewujudkan peningkatan
partisipasi masyarakat di
bidang jasa konstruksi
d. Menata system Jasa
Konstruksi yang mampu
mewujudkan keselamatan
public dan menciptakan
kenyamanan lingkungan
terbangun
e. Menjamin tata kelola
penyelenggaraan jasa
konstruksi yang baik
f. Menciptakan integrasi
nilai tambah dari sepuluh
tahapan penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
4. Tanggung Jawab dan Kewenangan
Belum membahas mengenai Membahas mengenai Penambahan
tanggung jawab dan tanggung jawab dan Bab dan pasal
kewenangan yang dimiliki kewenangan yang dimiliki baru pada UU
Pemerintah Pusat, Pemerintah Pemerintah Pusat, Pemerintah No.2 Tahun
Daerah Provinsi, dan Daerah Provinsi, dan 2017
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di bidang Jasa Kabupaten/Kota di bidangJasa
Konstruksi Konstruksi (BAB III
Pasal 4 – 10)
5. Jenis Usaha Jasa Konstruksi
Jenis usaha konstruksi terdiri Jenis usaha konstruksi
dari usaha perencanaan meliputi :
konstruksi, usaha pelaksanaan a. Usaha jasa konsultansi
konstruksi, dan usaha konstruksi
pengawasan konstruksi yang b. Usaha pekerjaan
masing-masing dilaksanakan konstruksi
oleh perencana, pelaksana, dan c. Usaha pekerjaan
pengawas konstruksi konstruksi terintegrasi
6. Sifat, Klasifikasi, dan Layanan Usaha
• Usaha perencanaan • Sifat usaha jasa Penambahan
konstruksi memberikan konsultansi konstruksi : sifat, dan
layanan jasa perencanaan umum dan spesialis klasifikasi
meliputi : rangkaian • Klasifikasi usaha jasa usaha, serta
kegiatan dari studi konsultansi konstruksi penambahan
pengembangan sampai meliputi arsitektur, layanan usaha
dengan penyusunan rekayasa, rekayasa berdasarkan sifat
document kontrak kerja terpadu, dan arsitektur usaha tersebut
konstruksi lanskap dan perencanaan
• Usaha pelaksanaan wilayah
konstruksi memberikan • Layanan usaha jasa
layanan jasa pelaksanaan konsultansi konstruksi
meliputi : rangkaian bersifat umum :
kegiatan dari penyiapan pengkajian, perencanaan,
lapangan sampau dengan perancangan,
penyerahan hasil akhir pengawasan, dan/atau
pekerjaan konstruksi manajemen
• Usaha pengawasan penyelenggaraan
konstruksi memberikan konstruksi
layanan jasa pengawasan • Layanan usaha jasa
meliputi : pengawasan baik konsultansi konstruksi
keseluruhan maupun bersifat spesialis : survey,
sebagian pekerjaan pengujian teknis, dan/atau
pelaksanaan muai dari analisis.
penyiapan lapangan sampai
penyerahan hasil akhir
konstruksi.
7. Bentuk dan Kualifikasi Usaha
• Bentuk usaha perseorangan • Usaha jasa konstruksi
selaku pelaksana hanya berbentuk usaha
dapat melaksanakan perseorangan atau badan
pekerjaan konstruksi yang usaha, baik berbadan
beresiko kecil, teknologi hukum maupun tidak
sederhana, biaya kecil • Kualifikasi usaha bagi
• Bentuk usaha perseorangan badan usaha : kecil,
selaku perencana hanya menengah, besar; dinilai
dapat melaksanakan berdasarkan penjualan
pekerjaan sesuai bidang tahunan, kemampuan
keahliannya keuangan, ketersediaan
• Pekerjaan beresiko besar tenaga kerja konstruksi,
dan/atau beteknologi tinggi kemampuan penyediaan
dan/atau biaya besar hanya peralatan konstruksi
dapat dilaksanakan oleh • Kualifikasi usaha
badan usaha berbentuk menentukan batasan
perseroan terbatas atau kemampuan dan
segmentasi pasar usaha.
badan usaha asing yang
dipersamakan.
8. Segmentasi Pasar Jasa Konstruksi
Belum membagi segmentasi Segmentasi pasar jasa
pasar jasa konstruksi secara konstruksi dibagi secara jelas
jelas berdasarkan bentuk dan
kualifikasi usaha jasa
konstruksi (Pasal 21 – 25)
9. Persyaratan Usaha, Keahlian, dan Keterampilan Jasa Konstruksi
Perencana, pelaksana, dan • Setiap usaha perseorangan Penambahan
pengawas konstruksi berbentuk wajib memiliki Tanda persyarata usaha
badan usaha harus : Daftar Usaha jasa konstruksi
a. Memenuhi ketentuan Perseorangan bagi usaha
tentang perizinan usaha • Setiap badan usaha wajib perseorangan
bidang jasa konstruksi memiliki Izin Usaha dan
b. Memiliki sertifikat, Sertifikat Badan Usaha
klasifikasi, dan kualifikasi
perusahaan jasa konstruksi
Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing dan Usaha Perseorangan Jasa
10.
Konstruksi Asing
Belum membahas mengenai Membahas mengenai Penambahan
kewajiban badan usaha jasa kewajiban badan usaha jasa bagian dan pasal
konstruksi asing atau usaha konstruksi asing atau usaha baru pada UU
perseorangan asing yang perseorangan asing yang No.2 Tahun
melakukan usaha di wilayah melakukan usaha di wilayah 2017
Indonesia Indonesia
11. Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi
• Usaha perencanaan dan • Pengembangan jenis
pengawasan konstruksi usaha jasa konstruksi
dikembangkan ke arah dapat dilakukan melalui
usaha yang bersifat umum usaha penyediaan
dan spesialis bangunan gedung dan
• Usaha pelaksanaan usaha peyediaan
konstruksi dikembangkan bangunan sipil
ke arah usaha yang bersifat • Usaha penyediaan
umum dan spesialis, dan bangunan dibiayai melalui
perseorangan yang investasi yang bersumber
berketerampilan kerja dari pemerintah pusat,
• Pengembangan usaha jasa pemerintah daerah, badan
konstruksi diperlukan usaha, dan/atau
dukungan melalui masyarakat
peningkatan akses terhadap
sumber pendanaan serta
kemudahan persyaratan
dalam pendanaan
• Pengembangan jenis usaha
pertanggungan untuk
mengatasi resiko yang
timbul dan tanggung jawab
hokum kepada pihak dalam
pelaksanaan pekerjaan
konstruksi atau akibat dari
kegagalan bangunan
12. Pengembangan Usaha Berkelanjutan
Belum membahas mengenai • Pengembangan usaha
pengembangan usaha berkelanjutan bertujuan :
berkelanjutan, pengembangan a. Meningkatkan tata
usaha dan tanggung jawab kelola usaha yang
hukum kepada pihak lain telah baik
disebutkan dalam b. Memiliki tanggung
pengembangan usaha jasa jawab professional
konstruksi termasuk tanggung
jawab badan usaha
terhadap masyarakat
• Pengembangan usaha
berkelanjutan
diselenggarakan oleh
asosiasi badan usaha jasa
konstruksi
13. Pihak dalam pekerjaan konstruksi
• Pihak dalam pekerjaaan • Pihak dalam pekerjaan
konstruksi : pengguna jasa konstruksi : pengguna jasa
dan penyedia jasa dan penyedia jasa
• Pengguna jasa dapat • Pengguna jasa dan
menunjuk wakil untuk penyedia jasa terdiri atas
melaksanakan orang perseorangan atau
kepentingannya dalam badan
pekerjaan konstruksi • Tidak membahas
• Pengguna jasa harus mengenai kemampuan
memiliki kemampuan membayar biaya jasa
membayar biaya jasa konstruksi pengguna jasa
konstruksi yang didukung • Tidak membahas
dengan dokumen mengenai layanan jasa
pembuktian dari lembaga yang dilakukan penyedia
perbankan dan/atau jasa
lembaga keuangan bukan
bank
• Layanan jasa dilakukan
oleh tiap-tiap penyedia jasa
secara terpisah dalam
pekerjaan konstruksi
14. Pemilihan Penyedia Jasa
• Pemilihan yang didasarkan • Pemilihan Penyedia Jasa
atas persaingan yang sehat menggunakan sumber
dilakukan secara umum, pembiayaan dari
terbatas, ataupun langsung. keuangan Negara
Dalam pelelangan umum dilakukan dengan cara
setiap penyedia jasa yang tender atau seleksi,
memenuhi kualifikasi yang pengadaan secara
diminta dapat elektronik, penunjukan
mengikutinya langsung, dan pengadaan
• Pemilihan penyedia jasa langsung sesuai dengan
harus mempertimbangkan ketentuan peraturan
kesesuaian bidang, perundang-undangan
keseimbangan antara • Pemilihan Penyedia Jasa
kemampuan dan beban dan penetapan Penyedia
kerja, serta kinerjapenyedia Jasa dalam pengikatan
jasa. hubungan kerja Jasa
Konstruksi dilakukan
dengan
mempertimbangkan
kesesuaian antara bidang
usaha dan ruang lingkup
pekerjaan, kesetaraan
antara kualifikasi usaha
dan beban kerja, kinerja
Penyedia Jasa,
pengalaman
menghasilkan produk
konstruksi sejenis.
15. Kontrak Kerja Konstruksi
Kontrak kerja konstruksi Kontrak Kerja Konstruksi
sekurang-kurangnya harus paling sedikit harus mencakup
mencakup uraian mengenai : uraian mengenai:
a. para pihak, yang memuat a. para pihak, memuat secara
secara jelas identitas para jelas identitas para pihak;
pihak; b. rumusan pekerjaan,
b. rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas
memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup
dan rinci tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan,
kerja, nilai pekerjaan, dan harga satuan, lumsum, dan
batasan waktu pelaksanaan; batasan waktu
c. masa pertanggungan pelaksanaan;
dan/atau pemeliharaan, c. masa pertanggungan,
yang memuat tentang memuat tentang jangka
jangka waktu waktu pelaksanaan dan
pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang
pemeliharaan yang menjadi menjadi tanggung jawab
tanggung jawab penyedia Penyedia Jasa;
jasa; d. hak dan kewajiban yang
d. tenaga ahli, yang memuat setara, memuat hak
ketentuan tentang jumlah, Pengguna Jasa untuk
klasifikasi dan kualifikasi memperoleh hasil Jasa
tenaga ahli untuk Konstruksi dan
melaksanakan pekerjaan kewajibannya untuk
konstruksi. memenuhi ketentuan yang
e. hak dan kewajiban, yang diperjanjikan, serta hak
memuat hak pengguna jasa Penyedia Jasa untuk
untuk memperoleh hasil memperoleh informasi
pekerjaan konstruksi serta dan imbalan jasa serta
kewajibannya untuk kewajibannya
memenuhi ketentuan yang melaksanakan layanan
diperjanjikan serta hak Jasa Konstruksi;
penyedia jasa untuk e. enggunaan tenaga kerja
memperoleh informasi dan konstruksi, memuat
imbalan jasa serta kewajiban
kewajibannya mempekerjakan tenaga
melaksanakan pekerjaan kerja konstruksi
konstruksi. bersertifikat;
f. cara pembayaran, yang f. cara pembayaran, memuat
memuat ketentuan tentang ketentuan tentang
kewajiban pengguna jasa kewajiban Pengguna Jasa
dalam melakukan dalam melakukan
pembayaran hasil pembayaran hasil layanan
pekerjaan konstruksi; Jasa Konstruksi, termasuk
g. cidera janji, yang memuat di dalamnya jaminan atas
ketentuan tentang tanggung pembayaran;
jawab dalam hal salah satu g. wanprestasi, memuat
pihak tidak melaksanakan ketentuan tentang
kewajiban sebagaimana tanggung jawab dalam hal
diperjanjikan; salah satu pihak tidak
h. penyelesaian perselisihan, melaksanakan kewajiban
yang memuat ketentuan sebagaimana
tentang tata cara diperjanjikan;
penyelesaian perselisihan h. penyelesaian perselisihan,
akibat ketidaksepakatan; memuat ketentuan tentang
i. pemutusan kontrak kerja tata cara penyelesaian
konstruksi, yang memuat perselisihan akibat
ketentuan tentang ketidaksepakatan;
pemutusan kontrak kerja i. pemutusan Kontrak Kerja
konstruksi yang timbul Konstruksi, memuat
akibat tidak dapat ketentuan tentang
dipenuhinya kewajiban pemutusan Kontrak Kerja
salah satu pihak; Konstruksi yang timbul
j. keadaan memaksa (force akibat tidak dapat
majeure), yang memuat dipenuhinya kewajiban
ketentuan tentang kejadian salah satu pihak;
yang timbul di luar j. keadaan memaksa,
kemauan dan kemampuan memuat ketentuan tentang
para pihak, yang kejadian yang timbul di
menimbulkan kerugian luar kemauan dan
bagi salah satu pihak. kemampuan para pihak
k. kegagalan bangunan, yang yang menimbulkan
memuat ketentuan tentang kerugian bagi salah satu
kewajiban penyedia jasa pihak;
dan/atau pengguna jasa atas k. Kegagalan Bangunan,
kegagalan bangunan; memuat ketentuan tentang
l. perlindungan pekerja, yang kewajiban Penyedia Jasa
memuat ketentuan tentang dan/atau Pengguna Jasa
kewajiban para pihak atas Kegagalan Bangunan
dalam pelaksanaan dan jangka waktu
keselamatan dan kesehatan pertanggungjawaban
kerja serta jaminan sosial; Kegagalan Bangunan;
m. aspek lingkungan, yang l. pelindungan pekerja,
memuat kewajiban para memuat ketentuan tentang
pihak dalam pemenuhan kewajiban para pihak
ketentuan tentang dalam pelaksanaan
lingkungan. keselamatan dan
kesehatan kerja serta
jaminan sosial;
m. pelindungan terhadap
pihak ketiga selain para
pihak dan pekerja,memuat
kewajiban para pihak
dalam hal terjadi suatu
peristiwa yang
menimbulkan kerugian
atau menyebabkan
kecelakaan dan/atau
kematian;
n. aspek lingkungan,
memuat kewajiban para
pihak dalam pemenuhan
ketentuan tentang
lingkungan;
o. jaminan atas risiko yang
timbul dan tanggung
jawab hukum kepada
pihak lain dalam
pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi atau akibatdari
Kegagalan
Bangunan; dan
p. pilihan penyelesaian
sengketa konstruksi.
16. Penyedia Jasa dan Subpenyedia Jasa
Belum diatur untuk wajib Dalam penyelenggaraan Jasa
menyerahkan hasil Konstruksi, Penyedia Jasa
pekerjaannya dan/atau Subpenyedia Jasa
wajib menyerahkan hasil
pekerjaannya secara tepat
biaya, tepat mutu, dan tepat
waktu sebagaimana tercantum
dalam Kontrak Kerja
Konstruksi.
17. Pembiayaan Jasa Konstruksi
Tidak diatur secara spesifik Diatur dengan cukup jelas dan
tentang pembiayaan jasa rinci
konstruksi
18. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
Tidak diatur secara spesifik Diatur dengan cukup jelas dan Penambahan bab
tentang standar keamanan, rinci baru
keselamatan, kesehatan, dan
keberlanjutan konstruksi
19. Kegagalan Bangunan
• Pengguna jasa danpenyedia • Dalam hal
jasa wajib bertanggung penyelenggaraan Jasa
jawab atas kegagalan Konstruksi tidak
bangunan memenuhi Standar
• Kegagalan bangunan yang Keamanan, Keselamatan,
menjadi tanggung jawab Kesehatan, dan
penyedia jasa ditentukan Keberlanjutan, Pengguna
terhitung sejak penyerahan Jasa dan/atau Penyedia
akhir pekerjaan konstruksi Jasa dapat menjadi pihak
dan paling lama10 yang bertanggung jawab
(sepuluh) tahun terhadap Kegagalan
• Kegagalan bangunan Bangunan
ditetapkan oleh pihak • Kegagalan Bangunan
ketiga selaku penilai ahli. ditetapkan oleh penilai
ahli
• Penilai ahli ditetapkan
oleh Menteri
• Menteri harus
menetapkan penilai ahli
dalam waktu palinglambat
30 (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak
diterimanya laporan
mengenai terjadinya
Kegagalan Bangunan.
20. Penilai Ahli
Tidak diatur secara spesifik Diatur dengan cukup jelas dan
tentang penilai ahli rinci
21. Jangka Waktu dan Pertanggungjawaban Kegagalan Bangunan
Tidak diatur secara spesifik Diatur dengan cukup jelas dan
tentang jangka waktu dan rinci
pertanggungjawaban kegagalan
bangunan
22. Tenaga Kerja Konstruksi
Tidak diatur secara spesifik Diatur dengan cukup jelas dan Penambahan bab
tentang tenaga kerja konstruksi rinci baru
23. Peran Masyarakat
Diatur dengan cukup jelas dan Tidak diatur secara spesifik
rinci tentang peran masyarakat
24. Pembinaan
Pemerintahan melakukan Pemerintahan melakukan Penambahan bab
pembinaan dalam bentuk pembinaan dalam bentuk baru
pengaturan, pemberdayaan, dan penetapan pedoman,
pengawasan penyelenggaraan kebijakan,
pemantauan dan evaluasi,
penyelenggaraan
pemberdayaan.
25. Penyelesaian Sengketa
Sengketa yang terjadi dalam • Sengketa yang terjadi Penambahan bab
Kontrak Kerja Konstruksi dalam Kontrak Kerja baru
diselesaikan dengan prinsip Konstruksi diselesaikan
dasar musyawarah untuk dengan prinsip dasar
mencapai kemufakatan. musyawarah untuk
mencapai kemufakatan
• Tahapan upaya
penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) meliputi:
a. mediasi;
b. konsiliasi; dan
c. arbitrase.
26. Sanksi
• Tidak diatur secara spesifik • Mengatur secara spesifik Perbedaan judul
tentang sanski pihak-pihak tentang sanksi pihak- bab
yang terlibat dalam pihak yang terlibat dalam
pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi
• Menjelaskan tentang • Tidak menjelaskan
akibat, hukuman, dan tentang akibat, hukuman,
denda akibat sanksi dan denda akibat sanksi
27. Ketentuan Peralihan
• Ketentuan peraturan Lembaga yang dibentuk
perundang-undangan yang berdasarkan peraturan
mengatur kegiatan jasa pelaksanaan dari
konstruksi yang telah ada Undang Undang Nomor 18
sepanjang tidak Tahun 1999 tentang Jasa
bertentangan dengan UU Konstruksi (Lembaran Negara
ini dinyatakan tetap berlaku Republik Indonesia Tahun
sampai diadakali peratuan 1999 Nomor 54, Tambahan
pelaksanaan yang baru UU Lembaran Negara Republik
ini Indonesia Nomor 3833), tetap
• Penyedia jasa yang telah menjalankan tugas sertifikasi
memperoleh perizinan dan registrasi badan usaha dan
sesuai dengan bidang tenaga kerja konstruksi sampai
usahanya dalam waktu 1 dengan terbentuknya lembaga
(satu) tahun menyesuaikan sebagaimana dimaksud dalam
dengan ketentuan UU ini, UU ini.
terhitung sejak
diundangkannya.
28. Ketentuan Penutup
• Penyedia jasa yang telah • Undang-Undang Nomor
memperoleh perizinan 18 Tahun 1999 tentang
sesuai dengan bidang Jasa Konstruksi
usahanya dalam waktu 1 (Lembaran Negara
(satu) tahun menyesuaikan Republik Indonesia Tahun
dengan ketentuan dalam 1999 Nomor 54,
UU ini, terhitung sejak Tambahan Lembaran
diundangkannya Negara Republik
• UU ini mulai berlaku 1 Indonesia Nomor 3833),
(satu) tahun terhitung sejak dicabut dan dinyatakan
diundangkannya. tidak berlaku
• Peraturan pelaksanaan
dari Undang-Undang ini
harus ditetapkan paling
lama 2 (dua) tahun
terhitung sejak UU ini
diundangkan. UU ini
mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.

Beberapa hal penting dan baru yang perlu diketahui dari undang-undang ini yaitu:

UU No. 18/1999 terdiri dari 12 Bab dan 46 pasal, sedangkan UU No. 2/ 2017 terdiri
1. dari 14 Bab dan 106 pasal, dimana perubahannya lebih dari 50%, sehingga dianggap
sebagai undangundang pengganti.
Bab-bab yang baru yaitu, Bab III tanggung jawab dan kewenangan yang menugaskan
kepada pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota; BAB VI keamanan,
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan konstruksi dalam rangka menjamin
keandalan dan kualitas produk konstruksi; bab VII tenaga kerja konstruksi yang yang
2. menunjukkan pentingnya SDM konstruksi dalam penyelenggaraan konstruksi; bab IX
sistem informasi jasa konstruksi, yang menjamin bahwa tersedianya database
konstruksi untuk kebutuhan pembinaan dan pengembangan konstruksi; dan bab XII
sanksi administratif, untuk lebih menekankan bahwa perikatan jasa konstruksi masuk
dalam ranah hukum perdata.
Terdapat tambahan definisi tentang usaha penyediaan bangunan, standar Keamanan,
3. Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4), dan pengertian baru tentang
kegagalan bangunan, jasa konstruksi, pekerjaan konstruksi dan konsultansi konstruksi;
Terdapat Asas baru, yaitu Kesetaraan, Profesionalitas, Kebebasan, Pembangunan
4.
Berkelanjutan dan Wawasan Lingkungan.
Beberapa tujuan yang baru yaitu: menata sistem Jasa Konstruksi yang mewujudkan
keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun; menjamin tata kelola
5.
penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang baik; dan menciptakan integrasi nilai tambah
dari seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Lingkup pengaturan usaha jasa konstruksi yang diperluas mencakup rantai pasok
6.
sebagai pendukung Jasa Konstruksi dan Usaha Penyediaan Bangunan;
Penjaminan mutu penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang adil, terbuka melalui pola
7. persaingan sehat, mengacu pada nilai-nilai K4, serta ketenangan dan kelancaran dalam
pelaksanaan kontrak;
Pengembangan produktivitas tenaga kerja indonesia, salah satunya melalui penetapan
8.
standar remunerasi minimal;
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi dilakukan melalui satu
9.
Lembaga;
Terkait pengaturan penyelesaian sengketa, terdapat pemilihan upaya penyelesaian
10.
sengketa melalui dewan sengketa konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai