Anda di halaman 1dari 127

KETENTUAN PE R A T U R A N P E R U N D A N G U N D A N G A N

TERKAIT PENINGKATAN KOMPETENSI DAN P E N Y I A P A N S D M


F R E S H G R A D U A T E B I D A N G JASA K O N S T R U K S I
OLEH
DIREKTORAT KOMPETENSI & PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI

1
D I R E K TO RAT JENDERAL B I N A K O N S T R U K S I
K E M E N TE RIAN PEKERJAAN U M U M D A N 1 1
P E R U M A H A N R AK Y AT
DASAR HUKUM
• 1. UU NO 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 7 dan Pasal 8 serta
Pasal 68,69,70,71,72.
• UU No. 23 Tahun 2014 . Tentang Pemerintahan Daerah.
• UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
• UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasinal pasal 26 .
• PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
• PP No. 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
• Keppres No. 68 Tahun 1998 (tengtang pelatihan kerja ).
• Permen PU No. 24 Tahun 2015 Tentang Pelatihan Berbasis Kompetensi.
• Permen PU No.14 Tahun 2009 Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan
Kompetensi sektor Jasa Konstruksi.
• Surat edaran Menteri PUPR nomor 23 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Magang di bidang Konstruksi
• Surat Edaran Dirjen Bina Konstruksi Nomor 129/SE/Dk/2020 Tentang
Kompetensi Tambahan bagi Calon/Lulusan SMK, Poltek dan Perguruan
Tinggi.
TANTANGAN SDM JASA KONSTRUKSI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
DAN MENGHADAPI ERA PERDAGANGAN BEBAS DAN GLOBALISASI

Persaingan dalam Kualitas & Kuantitas TK


Liberalisasi Perdagangan Konstruksi yang kompeten
dan bersertifikat di
Indonesia UPAYA
PENCAPAIAN
Masuknya Tenaga
Kerja Konstruksi
Asing
Tantangan TKKdi
Industri
Konstr uksi
Indonesia

OUTPUT
TERPENUHINYA KEBUTUHAN
TENAGA KERJA KONSTRUKSI YANG
PROFESIONAL,KOMPETEN DAN
BERSERTIFIKAT

4
1
U N D A N G - U N D A N G REPUBLIK I N D O N E S I A
NO. 2 T A H U N 2017
T E N T A N G JASA K O N S T R U K S I

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN
PERUMAHAN RAKYAT U N D A N G - U N D A N G JASA KONSTRUKSI
U U NO. 18T A H U N 1999 U U NO. 2T A H U N 2017
Wilayah Jasa Konstruksi Industri Konstruksi
Pengaturan
Lingkup Pengguna dan Penyedia Jasa Jasa, Usaha Penyediaan Bangunan dan
Konstruksi Rantai Pasok
Pembinaan Sentralisasi Desentralisasi
Lingkup 1. Pengaturan, 1. Penetapan Kebijakan
Pembinaan Pemberdayaan dan 2. Penyelenggaraan Kebijakan
Pengawasan 3. Pengawasan, Pemantauan, dan Evaluasi
2. Pengembangan 4. Pengembangan Jasa Konstruksi dan
(dilaksanakan oleh LPJK) Pengembangan Kerjasama
Klasifikasi ASMET CPC (KBLI)
Usaha
Partisipasi 1. Forum Jasa Konstruksi 1. Satu Lembaga
Masyarakat 2. Melalui Pembentukan 2. Peningkatan Peran Asosiasi
suatu Lembaga 3. Forum dalam berbagai Media

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANGJASA KONSTRUKSI 4 4


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN
PERUMAHAN RAKYAT U N D A N G - U N D A N G JASA KONSTRUKSI
U U NO. 18T A H U N 1999 U U NO. 2T A H U N 2017
(SISTEMATIKA) (SISTEMATIKA)
TERDIRI A T A S 12 B A B D E N G A N 46 P A S A L TERDIRI A T A S 14 B A B D E N G A N 106 P A S A L
1. BAB I. KETENTUAN UMUM 1. BAB I. KETENTUAN UMUM
2. BAB II.ASAS DAN TUJUAN 2. BAB II.ASAS DAN TUJUAN
3. BAB III. USAHA JASA KONSTRUKSI
3. BAB III.TANGGUNG JAWAB DAN
4. BAB IV. PENGIKATAN JASA KONSTRUKSI
KEWENANGAN
5. BAB V.PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
4. BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
6. BAB VI. KEGAGALAN BANGUNAN
7. BAB VII. PERAN MASYARAKAT 5. BAB V.PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
8. BABVIII. PEMBINAAN 6. BAB VI.KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN
9. BAB IX. PENYELESAIAN SENGKETA DAN KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
10. BAB X. SANKSI
7. BABVII.TENAGA KERJA KONSTRUKSI
11. BAB XI. KETENTUAN PERALIHAN
12. BAB XII. KETENTUAN PENUTUP 8. BABVIII. PEMBINAAN
9. BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI
10. BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
11. BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA
12. BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF
13. BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN
14. BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 5 5
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTUAN UMUM

Jasa Konstruksi adalah


layanan jasa konsultansi Menteri adalah menteri yang
konstruksi dan/atau pekerjaan menyelenggarakan urusan
konstruksi pemerintahan di bidang jasa
konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi Konsultansi Konstruksi
pembangunan, pengoperasian, adalah layanan keseluruhan
pemeliharaan, pembongkaran, Usaha Penyediaan
atau sebagian kegiatan yang
dan pembangunan kembali Bangunan adalah
meliputi pengkajian,
suatu bangunan pengembangan jenis usaha
perencanaan, perancangan,
jasa konstruksi yang dibiayai
pengawasan, dan manajemen
Standar Keamanan, sendiri oleh Pemerintah
penyelenggaraan konstruksi
Keselamatan, Kesehatan Pusat, Pemerintah Daerah,
suatu bangunan
dan Keberlanjutan adalah badan usaha, atau
pedoman teknis Keamanan, masyarakat, dan dapat
Keselamatan, Kesehatan tempat melalui pola kerjasama untuk Kegagalan Bangunan adalah
kerja konstruksi dan mewujudkan, memiliki, suatu keadaan keruntuhan
perlindungan sosial tenaga kerja, menguasai, mengusahakan, bangunan dan/atau tidak
serta tata lingkungan setempat dan/atau meningkatkan berfungsinya bangunan setelah
dan pengelolaan lingkungan kemanfaatan bangunan penyerahan akhir hasil jasa
hidup dalam penyelenggaraan konstruksi
jasa konstruksi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 6
T A N G G U N G JAWAB
DAN KEWENANGAN

7
D I R E K TO RAT JENDERAL B I N A K O N S T R U K S I
K E M E N TE RIAN PEKERJAAN U M U M D A N SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 7 7
P E R U M A H A N R AK Y AT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN STRUKTUR U S A H A JASA K ONST R UK SI
PERUMAHAN RAKYAT

JENIS U S A H A SIFAT KLASIFIKASI L AY ANAN U S A H A


Umum 1. Arsitektur; 1. Pengkajian;
2. Rekayasa; 2. Perencanaan;
3. Rekayasa terpadu; dan 3. Perancangan;
4. Arsitektur lanskap dan 4. Pengawasan;dan/atau
Jasa Konsultansi perencanaan wilayah. 5. Manajemen penyelenggaraan konstruksi.
Konstruksi
Spesialis 1. Konsultansi ilmiah dan 1. Survei;
teknis;dan 2. Pengujian Teknis;dan/atau
2. Pengujian dan analisi teknis. 3. Analisis.

Umum 1. Bangunan gedung;dan 1. Pembangunan;


2. Bangunan sipil. 2. Pemeliharaan;
3. Pembongkaran; dan/atau
4. Pembangunan kembali.
Spesialis 1. Instalasi; 1. Pekerjaan bagian tertentu dari bangunan
Pekerjaan Konstruksi 2. Konstruksi khusus; konstruksi atau bentuk fisik lainnya.
3. Konstruksi prapabrikasi;
4. Penyelesaian bangunan;dan
5. Penyewaan peralatan.

Pekerjaan 1. Bangunan gedung;dan 1. Rancang bangun;dan


Konstruksi 2. Bangunan sipil. 2. Perekayasaan, pengadaan, danpelaksanaan.
Terintegrasi
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 9 9 9
9
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN SEGMENTASI PASAR
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Bentuk dan Kualifikasi Usaha Segmentasi Pasar


1. Berisiko Kecil;
1. Orang Perseorangan dan
2. Berteknologi sederhana; dan
2. Badan Usaha Kualifikasi Kecil
3. Berbiaya kecil.

1. Badan Usaha Kualifikasi 1. Berisiko sedang;


Menengah 2. Berteknologi madya; dan/atau
3. Berbiaya sedang.

1. Badan Usaha Kualifikasi


1. Berisiko Besar;
Besar
2. Berteknologi Tinggi; dan/atau
2. Perwakilan Badan Usaha Jasa
3. Berbiaya Besar.
Konstruksi Asing

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 10 10
10 10
10
1
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
SERTIFIKAT BADAN USAHA

Pasal 26-31

1 Wajib memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU).

2 SBU diterbitkan melalui sertifikasi dan registrasi oleh Menteri.


BADAN
USAHA JASA
SBU memuat jenis usaha, sifat usaha, klasifikasi usaha, dan
KONSTRUKSI 3 kualifikasi usaha.

Mengajukan permohonan SBU kepada Menteri melalui lembaga


4 sertifikasi Badan Usaha yang dibentuk oleh asosiasi terakreditasi
yang memenuhi persyaratan tertentu.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 11
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN P E N G AT U R A N U S A H A
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI A S I N G

1. Cara BUJK asing berusaha di indonesia melalui:


a. Membuka kantor perwakilan
b. Kerjasama modal dengan BUJK Nasional

2. Kewajiban BUJK Asing antara lain:


a. Kerjasama dengan BUJK Nasional kualifikasi besar
b. Menempatkan W N I sebagai PEJABAT
T E RT I N G G I
c. Mempekerjakan lebih banyakTKI
d. Melaksanakan alih teknologi

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 121 12 12
2
T E N A G A KERJA
KONSTRUK SI

13
D I R E K TO RAT JENDERAL B I N A K O N S T R U K S I
K E M E N TE RIAN PEKERJAAN U M U M D A N SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 13 13
P E R U M A H A N R AK Y AT
AMANAT UNDANG-UNDANG NO 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
(KEWAJIBAN MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA)

PASAL 70 (KEWAJIBAN)
Ayat (1) Ayat (2)
Setiap Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa wajib mempekerjakan tenaga
Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)

PASAL 99 (SANKSI)
Ayat (1) Ayat (2)
Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa “Setiap Pengguna Jasa dan/atau penyedia Jasa yang mempekerjakan tenaga kerja
Konstruksi tidak memiliki sertifikat Kompetensi Kerja konstruksi yang tidak memiliki sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud dalam pasar 70 ayat (1) dikenai sanksi dalam pasal 70 ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa: peringatan tertulis,
administratif berupa pemberhentian dari tempat kerja. denda administrative, penghentian sementara kegiatan Layanan Jasa Konstruksi,
pencantuman dalam daftar hitam, pembekuan izin, dan atau pencabutan izin.

Asosiasi Profesi
Jasa Konstruksi
yang terakreditasi
Diperoleh melalui uji
wajib kompetensi oleh Dibentuk oleh
Lembaga
Pasal 70
Pendidikan dan
Pelatihan kerja
yang memenuhi
SERTIFIKAT LEMBAGA persyaratan
TENAGA KERJA
KONSTRUKSI KOMPETENSI KERJA SERTIFKASI PROFESI perundangan 21
(LSP)
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN T A N G G U N G JAWAB D A N K E W E N A N G A N
PERUMAHAN RAKYAT

Selaras dengan UU No. 23Tahun 2014


Tentang Pemerintah Daerah
untuk Sub Urusan Jasa Konstruksi
T A N G G U N G JAWAB KEWENANGAN
PEMERINTAH PUSAT KEPALA D A E R A H
a. Peningkatan kapasitas usaha Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi yaitu :
b. Terciptanya kesetaraan hak- a. Sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan
kewajiban pengguna dan penyedia Pemberdayaan dan Pengawasan
jasa b. Pelatihan tenaga ahli
c. Terselenggaranya jasa konstruksi sesuai c. Pengelolaan Sistem Informasi
K4
Kewenangan Pemerintah
d. Peningkatan kompetensi
Daerah Kabupaten/Kota:
e. Peningkatan material dan a. Pelatihan tenaga terampil
peralatan dalam negeri b. Pengelolaan sistem informasi
f. Peningkatan partisipasi masyarakat c. Penerbitan IUJK
g. Penyediaan sistem informasi jasa d. Pengawasan tertib usaha
konstruksi dan penyelenggaraan

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 8
REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Kewenangan Sub Urusan Jasa Konstruksi


Dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA


1. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan pelatihan tenaga 1. Penyelenggaraan pelatihan
Pelatihan tenaga kerja ahli konstruksi tenaga terampil konstruksi
konstruksi percontohan 2. Penyelenggaraan sistem informasi 2. Penyelenggaraan sistem
2. Pengembangan sistem jasa konstruksi cakupan daerah informasi jasa konstruksi
informasi jasa konstruksi provinsi cakupan Daerah kabupaten/kota
cakupan nasional 3. Penerbitan izin usaha jasa
3. penerbitan izin usaha konstruksi nasional (non kecil
jasa konstruksi asing dan kecil)
4. pengembangan standar 4. Pengawasan tertib usaha, terbit
kompetensi kerja dan penyelenggaraan dan tertib
pelatihan jasa konstruksi pemanfaatan jasa konstruksi
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DASAR HUKUM
UU No.23 / 2014 Ttg. Kewenangan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan terbagi habis dlm tingkatan
PEMERINTAHAN DAERAH Pemerintahan, baik Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi maupun Daerah Kab/kota.
(Jasa konstruksi masuk dlm Urusan Pemerintahan Drh Bidang PU dan PR)

UU No.2 / 2017 Ttg. JASA Pengaturan tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Prov/Kab/Kota telahdiselaraskan
KONSTRUKSI dengan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang PemerintahDaerah

PP NO.18 /2016 Ttg. Pengganti PPNo. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, berisi pengaturan ttg :
PERANGKAT DAERAH 1. Pemetaan urusan pemerintahan dan beban pemerintah daerah
2. Pembentukan, jenis dan kriteria tipologiperangkat daerah

PERMENDAGRI NO.10/2017 Ketetapan Pemerintah atas Hasil Pemetaan yang dilakukan bersama antara KementerianPUPR
Ttg. HASIL PEMETAAN UPD BID & Kementerian ATR dengan Pemerintah Prov/Kab/Kota yg difasilitasi Kemendagri pada tahun
PU & PR 2016

RAPERMENDAGRI Ttg. • Pengaturan yang menjadi Pedoman daerah Prov/Kab/Kota dalam menetapkan Nomenklatur
NOMENKLATUR DINAS YG Urusan Pemerintahan Daerah Bidang PU & PR
MENANGANI URUSAN PEM DRH • Atas usulan Kementerian PU & KemeterianATR .
PD BID. PU& PR (Saat ini masih proses untuk diundangkan Kementerian Hukum dan HAM )
PEMBAGIAN KEWENANGAN PUSAT - PROPINSI - KABUPATEN KOTA

PEMBINAAN JAKONS

PROVINSI Pusat (Balai JKW) Kab/Kota

1. PELATIHAN AHLI 1. TOT, MOT, ASESOR 1. PELATIHAN TERAMPIL


2. PELATIHAN /UJI MTU 2. BINTEK SMM, SIPJAKI, SMK3, HKM 2. FASILITASI UJI /SERTIFIKASI
3. FASILITASI UJI PROYEK APBD KONTRAK, PJTBU, INVESTASI ,BINTEK PROYEK APBD DAN MASYARAKAT.
4. SIPJAKI SKKNI. 3. Sosialisasi/ Diseminasi
5. SOSIALISASI 3. MoU, MoA (link n macth) 4. SIPJAKI
4. Pelatihan Mandor Plasma 5. SIUJK
5. SOSIALIASASI , MONEV
6. DAN Penugasan Lainnya
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN T E N A G A KERJA
PERUMAHAN RAKYAT KONSTRUKSI

STANDAR REMUNERASI TENAGA


MINIMUM KERJA
KO N S TRU K SI

KUALIFIKASI:
1. OPERATOR;
SERTIFIKASI
2. TEKNISI/ANALIS; D A N PELATIHAN KO M P ETENSI
3. AHLI. KERJA
KLASIFIKASI:
1. ARSITEKTUR;
2. SIPIL;
3. MEKANIKAL;
4. ELEKTRIKAL;
5. TATA L I N G K U N G A N ; D A N LEMBAGA
6. MANAJEMEN SERTIFIKASI
PELAKSANAAN PROFESI

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 14
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN KEGAGALAN BA NGUNA N
PERUMAHAN RAKYAT
Kegagalan Bangunan:
Suatu keadaan keruntuhan bangunan
dan/atau tidak berfungsinya bangunan
Laporan/Pengaduan setelah penyerahan akhir
RUNTUHNYA HANGGAR DI BANDARA
MAKASSAR
Penerimaan Laporan Kegagalan
Bangunan oleh Menteri

Penetapan Penilai Ahli oleh


Menteri 1. Standar Mutu Bahan
2. Standar Mutu Peralatan
3. Standar Keselamatan Kerja Dan Kesehatan
4. Standar Prosedur Pelaksanaan
Laporan dari PenilaiAhli 5. Standar Mutu Hasil Pelaksanaan
6. Standar Operasi Dan Pemeliharann
7. Pedoman Pelindungan Sosial Tenaga Kerja
8. Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penentuan Pihak yang 9. Memperhatikan Kondisi Geografi Rawan
Bertanggungjawab Gempa

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 16 16
PEMBIN A A N

17
D I R E K TO RAT JENDERAL B I N A K O N S T R U K S I
K E M E N TE RIAN PEKERJAAN U M U M D A N SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 17 17
P E R U M A H A N R AK Y AT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN P E N G AWA S A N
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Pemerintah Tertib penyelenggaraan


Pusat dan/atau
Tertib usaha dan perizinan
Pemerintah
tata bangunan
Daerah
Mengawasi Tertib pemanfaatan dan kinerja
Penyedia Jasa

Bangunan perwakilan Republik


Pemerintah Indonesia di luar negeri
Pusat
Mengawasi Bangunan perwakilan asing di
wilayah Indonesia

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 18
PARTISIPASI
M A S YA R A K AT

19
D I R E K TO RAT JENDERAL B I N A K O N S T R U K S I
K E M E N TE RIAN PEKERJAAN U M U M D A N SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 19 19
P E R U M A H A N R AK Y AT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

➢ Akses informasi 1. Dugaan Kejahatan dan Pelanggaran tidak


➢pengaduan, gugatan, dan mengganggu atau menghentikan
upaya mendapatkan ganti penyelenggaraan jasa konstruksi
kerugian atau kompensasi
2. Dugaan Kerugian Negara dilakukan
➢ Membentuk asosiasi
berdasarkan hasil pemeriksaan dari
BPK

P E N G A D UA N PEMERIK S A A N

Aparat Penegak
Masyarakat Umum
Hukum PEKERJAAN KON S T RUKSI

❑ Dikecualikan:
➢ Masukan Perumusan Kebijakan
Jasa Konstruksi. a.Terjadi hilangnya nyawa seseorang
➢ Forum Jasa Konstruksi di berbagai b.Tertangkap tangan melakukan
MEDIA tindak
pidana korupsi.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 21
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
PERUMAHAN RAKYAT JASA KONSTRUKSI

Masyarakat melalui SATU LEMB AG A akan


melaksanakan sebagian wewenang pemerintah pusat
Kepengurusan LEMB AG A yang dibentuk oleh Menteri
mendapat persetujuan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

• Jumlah dan sebaran anggota


PERSYARATAN • Pemberdayaan anggota
ASOSIASI
• kepengurusan yang demokratis
TERAKREDITASI
• Sarana dan prasarana

• APBN dan/atau sumber lain yangsah


PEMBIAYAAN
• PNBP

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 20
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
P E NYE LE SA IA N SENGKETA

TIDAK TERCAPAI

MUSYAWARAH
PENYELESAIAN DISESUAIKAN BERDASARKAN
UNTUK
SENGKETA KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
MUFAKAT

TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN


SENGKETA MELIPUTI : YA
a.MEDIASI; Dapat dibentuk Tercantum upaya
b.KONSILIASI DAN; Dewan Sengketa penyelesaian?
c.ARBITRASE;
T I DA K

PARA PIHAK BERSENGKETA


Anggota dewan sengketa harus MEMBUAT TATA CARA
PROFESIONAL dan NETRAL PENYELESAIAN SENGKETA
YANG DIPILIH.

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 22
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

Penetapan Penilai Ahli oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
diterimanya laporan

Kriteria PenilaiAhli:

1. memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja pada jenjang jabatan ahli


di bidang yang sesuai klasifikasi bangunan yangdi nilai

2. Memiliki pengalaman sebagai perencana, pelaksana, dan/atau


pengawas untuk klasifikasi bangunan yang dinilai

3. Terdaftar di kementerian yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang Jasa Konstruksi

4. Bekerja secara profesional dan tidak memihak

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 23 23 23
3 Peraturan Lainnya Terkait Penyelenggaraan Pelatihan Konstruksi

DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIFITAS KONSTRUKSI


PUSATPEMBINAANKOMPETENSIDANPELATIHANKONSTRUKSI |2014|
PP NO. 31 TAHUN 2006 TENTANG
SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL, PASAL 9 AYAT 1 DAN AYAT 2
{TEKNIK DAN METODE PELATIHAN}

• Pelatihan diselenggarakan dengan metode yang relevan, efektif, dan efisien dalam rangka
pencapaian Standar Kompetensi Kerja;
• Metode Pelatihan Dapat berupa Pelatihan di Tempat Kerja atau di lembaga Pelatihan;
• Metode Pelatihan di tempat kerja dapat berupa pemagangan;
• Pengorganisasian Penyelenggaraan Pelatihan dan Evaluasi Akhir;
• Tata Cara Rekruitmen Peserta, Instruktur;
• Tata Administrasi Persiapan Pelatihan ke Daerah;
• Penyusunan Jadual Pelatihan;
• Penyusunan Rencana Pelaksanaan Ujian;
• Penyusunan Anggaran.
SURAT EDARAN DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR 129/SE/Dk/2020

SURAT EDARAN
DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR
129/SE/Dk/2020
Tentang

PEMBERIAN KOMPETENSI TAMBAHAN


DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BAGI
LULUSAN DAN CALON LULUSAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK), POLITEKNIK DAN /ATAU
PERGURUAN TINGGI BIDANG
KONSTRUKSI

37
MAKSUD DAN TUJUAN
➢ Sebagai pedoman bagi UPT (Balai Jasa Konstruksi Wilayah) dalam melaksanakan

pembekalan yakni dengan pemberian kompetensi tambahan bagi lulusan dan

calon lulusan SMK, politeknik dan/atau perguruan tinggi bidang jasa konstruksi

sebelum dilakukan Uji Kompetensi/ Sertifikasi

➢ Keseragaman bagi seluruh UPT (Balai Jasa Konstruksi Wilayah) dalam

melaksanakan pembekalan melalui keselarasan kompetensi yang dibutuhkan oleh

industri konstruksi dengan kompetensi lulusan SMK, politeknik dan/atau

perguruan tinggi bidang jasa konstruksi.

➢ Tersedianya Standarisasi Kompetensi Tambahan SDM Fresh Graduate Bidang


Konstruksi (SMK, Politeknik, Perguruan Tinggi) yang Kompetensinya Selaras
Dengan Kebutuhan Industriu Konstruksi

3
8
TAHAPAN PELAKSANAAN IMPLEMENTASI SURAT EDARAN
DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR 129/SE/Dk/129
OUTPUT
Langkah – langkah Pelaksanaan :
Usulan Daftar Tenaga Pengajar
sebagai Calon Instruktur dan Usulan
Sosialisasi dengan SMK, Politeknik, dan Perguruan Tinggi Bidang Jasa Konstruksi Siswa serta Mahasiswa sebagai Calon
Peserta Uji Kompetensi/ Sertifikasi

Pelaksanaan Pembekalan bagi Calon Instruktur Penetapan Tenaga Pengajar


sebagai Instruktur

Pelaksanaan Pemberian Kompetensi Tambahan bagi lulusan dan calon lulusan Lulusan dan calon lulusan SMK,
SMK (12 JPL), Politeknik (24 JPL), dan Perguruan Tinggi (32 JPL) Politeknik, dan Perguruan Tinggi siap
Uji Kompetensi/ Sertifikasi

Pelaksanaan Uji Kompetensi/ Sertifikasi bagi lulusan dan calon lulusan SMK, Lulusan dan calon lulusan SMK,
Politeknik, dan Perguruan Tinggi Politeknik, dan Perguruan Tinggi
Kompeten dan Bersertifikat

3
9
PEMBERIAN KOMPETENSI TAMBAHAN
BAGI CALON LULUSAN DAN LULUSAN SMK, POLTEK DAN P.T

2 TAHAP PEMBERIAN TAMBAHAN MATERI


1 TAHAP REKRUTMEN PENETAPAN
INSTRUKTUR
3 TAHAP EVALUASI
memberikan
usulan Daftar
Sosialisasi pemberian calon peserta
kompetensi tambahan
Menyampaikan
mengembalikan hasil tracer study SMK, Politeknik
Daftar tenaga pengajar berkas usulan calon Balai Jasa sebagai feedback
sebagai calon SMK, Politeknik Balai Jasa SMK, Politeknik Konstruksi Dan/Atau Perguruan
peserta yang tidak
Balai Jasa instruktur Dan/Atau Perguruan Konstruksi Dan/Atau Perguruan Tinggi
memenuhi
Konstruksi Tinggi
Tinggi persayaratan

Melakukan pembekalan untuk pelaksanaan Melakukan tracer


calon instruktur pelatihan study feedback yang
diterima

Menetapkan tenaga
pengajar sebagai Dosen
instruktur

SMK Bidang Perguruan Tinggi


Konstruksi Bidang Konstruksi 32
12 JPL JPL
POLTEK Bidang laporan tracer
Konstruksi 24 JPL
study

Hasil pelatihan

Daftar instruktur

sertifikat

40
STANDARISASI MODUL KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE SMK BIDANG KONSTRUKSI
BERDASARKAN USULAN INDSUTRI KONSTRUKSI

KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE SMK BIDANG KONSTRUKSI

MATERI KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE


NO JPL
SMK BIDANG KONSTRUKSI
1 Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan 2
2 Budaya Kerja 2
3 Dasar-Dasar Keselamatan Konstruksi 2
4 Identifikasi Resiko dan Mitigasi Dalam Pekerjaan Konstruksi 2
5 Penanganan Tanggap Darurat dan Pertolongan Pertama Atas Kejadian 2
Bahaya K3
6 Pengenalan Alat Berat Pekerjaan Konstruksi 2
TOTAL 12
STANDARISASI MODUL KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE POLITEKNIK BIDANG
KONSTRUKSI BERDASARKAN USULAN INDSUTRI KONSTRUKSI

KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE POLITEKNIK


BIDANG KONSTRUKSI

MATERI KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE


NO POLITEKNIK JPL
KOMPETENSI UMUM
1 Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan 1
2 Budaya Kerja 1
3 Sistem Pengadaan Barang dan Jasa 2
4 Administrasi Kontrak 3
5 K3 Konstruksi 3
6 Quality Control 2
7 Pengenalan Beton Pracetak dan Pengawasan Konstruksi Pracetak 2
8 Pengenalan Pelaksanaan Pemasangan Sistem Pracetak ( Lifting & Erection ) 2
9 Mutu, Lingkungan dan Manajemen Proyek 2
10 BIM (Building Information Modelling ) 2
11 Schedulling 2
12 Pembesian dan Bekisting 2
TOTAL 24
STANDARISASI MODUL KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE POLITEKNIK BIDANG KONSTRUKSI BERDASARKAN USULAN
INDSUTRI KONSTRUKSI

KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE PERGURUAN TINGGI


BIDANG KONSTRUKSI

MATERI KOMPETENSI TAMBAHAN FRESH GRADUATE


NO PERGURUAN TINGGI JPL
KOMPETENSI UMUM
1 Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan 1
2 Budaya Kerja 1
3 Sistem Pengadaan Barang dan Jasa 2
4 Administrasi Kontrak 3
5 K3 Konstruksi 3
6 Quality Control 2
7 Pengenalan Beton Pracetak dan Pengawasan Konstruksi Pracetak 2
8 Pengenalan Pelaksanaan Pemasangan Sistem Pracetak ( Lifting & Erection ) 2
9 Mutu, Lingkungan dan Manajemen Proyek 2
10 BIM (Building Information Modelling ) 2
11 Schedulling 2
12 Pembesian dan Bekisting 2
13 Form Work 2
14 Pekerjaan Tanah (Cut and Fill ) 2
15 Project Financing 2
16 Analisa Harga Satuan 1
17 Pengenalan Alat 1
TOTAL 32
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NOMOR 23/SE/M/2019
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMAGANGAN BAGI CALON TENAGA KERJA
KONSTRUKSI PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KEMENTRIAN PUPR

1. Memperhatikan Ketentuan Magang Permenaker Nomor 36 Tahun 2016.


2. Memperhatikan Keputusan Menristekdikti Nomor 123/M/KPTS/2019 tentang Magang Industri dan
Pangakuan SKS Untuk Magang Kuliah.
3. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2020, tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Melalui
Penyedia Jasa. Pelaksanaan paket pekerjaan Konstruksi di atas Rp.50 milyar, Penyedia Jasa Wajib untuk
memberikan pengalaman/keahlian melaulii system kerja praktek/magang.
4. SE 23/2019 ini diperuntukkan Bagi Jajaran Kementrian PUPR, Penyedia Jasa, dan bagi perguruan tinggi
{mahasiswa maupun Fresh Graduates}.
5. Mahasiswa Semester 5 untuk D3, dan atau mahasiswa Semester 7 untuk mahasiswa semester 7 untuk
mahasiswa sarjana terapan D4/S1.
6. Mengikuti pelatihan DL SIBIMA atau mengikuti pelatihan BIM dan memenuhi persyaratan lain yang
ditentukan oleh penyedia jasa.
4 SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
PENGERTIAN STANDAR KOMPETENSI

STANDAR:
Standar adalah sesuatu yang ditetapkan/dibakukan dan disusun berdasarkan
konsensus semua pihak terkait dengan memperhatikan (i) persyaratan yang
ditentukan; (ii) perkembangan IPTEK; dan (iii) pengalaman, untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya

KOMPETENSI:
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek spesifik
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diterapkan untuk
mewujudkan kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA


(SKKNI):
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan atau keahlian kerja serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
46
TRANSFER
MANAGEMENT
SKILL
KOMPETENSI
CONTINGENCY
MANAGEMENT
SKILL
SKILL
TASK
MANAGEMENT
SKILL

ATTITUDE KNOWLEDGE

JOB ROLE /
TASK SKILL ENVIRONMENT
SKILL

Lingkungan Kerja (Workplace)


47
DIMENSI KOMPETENSI
Task Skills mampu melakukan tugas per tugas

Task Management Skills mampu mengorganisasikan dan mengelola


beberapa tugas yang berbeda dalam
pekerjaan

Contingency Management Skills kemampuan merespon dan mengelola


kejadian iregular dan masalah
Environment Skills mampu mengahadapi tanggung jawab dan
harapan dari lingkungan kerja
Transfer Management Skills mampu mentransfer kompetensi yang
dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda
(situasi yang baru/ tempat kerja yang baru)

48
UNSUR KOMPETENSI (1/2)

Keterampilan (skill):
kemampuan psikomotorik (termasuk manual dexterity dan penggunaan metode,
bahan, alat dan instrumen) yang dicapai melalui pelatihan yang terukur dilandasi oleh
pengetahuan (knowledge) atau pemahaman (know-how) yang dimiliki seseorang
mampu menghasilkan produk atau unjuk kerja yang dapat dinilai secara kualitatif
maupun kuantitatif.

Management (kognisi) Technical (motorik)

• Kepemimpinan
• Pengelolaan Waktu • Menggambar
• Pengelolaan SDM • Merakit
• Pengelolaan Sumber Daya lainnya • Memotong / menggergaji
• Pembuatan Metode • Menyusun
• Pengambilan Keputusan 49
UNSUR KOMPETENSI (2/2)

PENGETAHUAN SIKAP
(KNOWLEDGE) (ATTITUDE)
Definisi: Definisi:
penguasaan teori dan keterampilan sensitif seseorang terhadap aspek-
oleh seseorang pada suatu bidang aspek di sekitar kehidupannya baik
keahlian tertentu atau pemahaman ditumbuhkan karena proses
tentang fakta dan informasi yang pembelajarannya maupun lingkungan
diperoleh seseorang melalui kehidupan keluarga atau mayarakat
pengalaman atau pendidikan untuk secara luas.
keperluan tertentu.
Terdiri dari:
Terdiri dari: • Kedisiplinan
• Dasar-dasar Teori • Ketelitian / Kecermatan
• Perkembangan IPTEK • Kerapian
• Pengalaman • Kebersihan
• Referensi lainnya • Kepatuhan terhadap SOP

50
JENJANG KANDUNGAN UNSUR KANDUNGAN UNSUR
Skema Sertifikasi KKNI KUALIFIKASI KOMPETENSI EDUCATIONAL KOMPETENSI OCCUPATIONAL

S3 S3 (Terapan) IX
Spesialis
9 9 STRATEGIKAL
VIII AHLI
S2 S2 (Terapan) KOGNITIF K
8 8
VII
Profesi 7 7
VI MANAJERIAL
S1 D IV 6 6
V TEKNISI / ANALIS
D III
5 5
IV
D II
4 4
III SUPERVISIONAL
DI
3 3 PSIKO
SMA Sekolah Menengah Kejuruan
II MOTORIK
OPERATOR
(3) (3) 2 2 I
TEKNIKAL
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) 1 1
Pendidikan Pra Sekolah (1-2)
KEBIJAKAN PEMBINAAN KOMPETENSI
TENAGA KERJA KONSTRUKSI

DIREKTORAT KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN P E R U MAHAN RAKYAT

PELAYANAN SERTIFIKASI
MASA TRANSISI DAN AKREDITASI
SESUAI PERMEN PUPR NO 10 TAHUN 2020 DAN SE MENTERI PUPR NOMOR 2 TAHUN 2021
(PERUBAHAN SE MENTERI PUPR NOMOR 30 TAHUN 2020
KEBIJAKAN PELAYANAN SERTIFIKASI
MASA TRANSISI
SESUAI SE MENTERI PUPR NOMOR 2 TAHUN 2021
PERUBAHAN SE MENTERI PUPR NOMOR 30 TAHUN 2020
LANDASAN TERBITNYA
SE MENTERI PUPR NO 30/2020
• Pasal 5 UU No 2 tahun 2017
• Menjamin kontinuitas pelayanan
Kewenangan registrasi , lisensi LSBU, dan sertifikasi badan usaha dan
membentuk LSP pada Pemerintah Pusat (Menteri sertifikasi kompetensi kerja jasa
PUPR)
konstruksi
• Pasal 103 UU No 2 tahun 2017
Berakhirnya kepengurusan LPJK 2016-2020 dan
• Memberikan mandatori tugas
Terbentuknya LPJK Baru Periode 2016-2020 sertifikasi kepada LPJK periode
(dilantik pada tanggal 22 Desember 2020) 2021-2024
• Pasal 176 PP No 22 tahun 2020
Permohonan Sertifikat keahlian, sertifikat
keterampilan dan sertifikat badan usaha tetap
berpedoman pada peraturan sebelumnya dan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun
Pemberlakuan masa transisi dan
Pedoman pelayanan sertifikasi badan
usaha dan keterampilan kerja
LINGKUP PENGATURAN SE PUPR NO 30 TAHUN 2020
Ketentuan D. SE Menteri PUPR No 30/2020

1. Penetapan masa transisi pelayanan sertifikasi


badan usaha dan sertifikasi kompetensi kerja jasa
konstruksi

2. Tata cara pelaksanaan pelayanan sertifikasi badan


usaha dan sertifikasi kompetensi kerja jasa
konstruksi
PERUBAHAN SE MENTERI PUPR
NO 30/2020
SE Menteri PUPR No. 30/2020 SE Menteri PUPR No. 02/2021
tentang tentang
Transisi Layanan Sertifikasi Badan Usaha dan Perubahan Atas Surat Edaran Me nt e ri Pekerjaan
Sertifikasi Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
30 / SE/ M/ 2020 Tentang Transisi Layanan
ditetapkan pada tanggal 30 Desember 2020 S e rtif ik asi Badan Usaha Dan S e rtif ik asi
Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi
ditetapkan pada tanggal 22 Januari 2021

Penambahan substansi dalam:


a. huruf E. Layanan Sertifikasi Masa Transisi
b. huruf F. Tata Cara Pelaksanaan Pelayanan Sertifikasi Badan
Usaha Dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Masa Transisi
PIHAK YANG TERLIBAT DALAM TRANSISI PELAYANANSERTIFIKASI
BADAN USAHA DAN KOMPETENSI TENAGA KERJA JASA KONSTRUKSI

❑ PEMERINTAH- Kementerian PUPR


❑ LPJK
❑ TIM PENYELENGGARA SERTIFIKASI BADAN USAHA
❑ TIM PENYELENGGARA SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
❑ LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
❑ TENAGA KERJA
❑ BADAN USAHA
❑ ASOSIASI BADAN USAHA YANG MEMILIKI WEWENANG VVA
❑ ASOSIASI PROFESI YANG MEMILIKI WEWENANG VVA
LAYANAN SERTIFIKASI MASA
TRANSISI

Masa transisi berlaku setelah pelantikan pengurus LPJK periode 2021-2024


(Kepmen PUPR No 1792/2020) dan berakhir setelah ditetapkannya
pedoman pemberian lisensi Lembaga Sertifikasi Badan Usaha (LSBU),
rekomendasi lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), serta dilakukannya
registrasi LSBU dan LSP yang sudah mendapatkan lisensi atau paling
lambat akhir Desember 2021

LPJK melaksanakan layanan sertifikasi masa transisi dan membentuk


Tim Penyelenggara Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
LAYANAN SERTIFIKASI MASA
TRANSISI (cont.)

Lembaga Sertifikasi Profesi yang dibentuk oleh: Lembaga Sertifikasi Profesi sebagaimana dimaksud
a. asosiasi profesi terakreditasi; sebelumnya diregistrasi oleh Menteri melalui LPJK dengan
b. lembaga pendidikan dan pelatihan kerja yang melampirkan:
teregistrasi; a. sertifikat lisensi yang diterbitkan oleh lembaga
independen yang mempunyai tugas melaksanakan
yang telah mendapatkan lisensi dari lembaga sertifikasi kompetensi kerja;
independen yang melaksanakan sertifikasi kompetensi b. skema sertifikasi yang ditetapkan sebelumnya oleh
kerja dapat melakukan sertifikasi kompetensi kerja pada LPJK Periode 2016-2020 dan akan digunakan sesuai
masa transisi setelah melakukan registrasi kepada dengan lingkup layanan lisensinya;
Menteri c. daftar ketersediaan Asesor sesuai subklasifikasi
layanan lisensinya;
d. ruang lingkup lisensi LSP.

Dalam hal pelaksanaan sertifikasi Kompetensi kerja sebagaimana dimaksud diatas hanya dapat dilaksanakan
pada ruang lingkup sertifikasi tertentu, dalam rangka membantu pelayanan sertifikasi di masa transisi, Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Periode 2021-2024 dapat membentuk
Tim Penyelenggara Sertifikasi Kompetensi Kerja.
TATA CARA PELAKSANAAN LAYANAN SERTIFIKASI
MASA TRANSISI
1 2 3
SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi
Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBU yang habis masa berlakunya saat mengi SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi yang
Jasa Konstruksi) dan Sertifikat Kompetensi kuti proses pemilihan penyedia barang/ habis masa berlakunya setelah tanggal Surat
Kerja Konstruksi (SKK Konstruksi) yang telah jasa Tahun Anggaran 2021 sampai Edaran ini ditetapkan dinyatakan masih berlaku
dikeluarkan oleh LPJK periode 2016-2020 dengan Surat Edaran ini ditetapkan sampai dengan 31 Desember 2021
tetap berlaku sampai dengan habis masa dinyatakan masih berlaku setelah bukti
berlakunya perpanjangan divalidasi oleh LPJK periode
2021-2024

4 5 6
Pelayanan permohonan perpanjangan, Pelayanan permohonan perpanjangan,
Penyelenggaraan sertifikasi yang telah perubahan data, atau permohonan baru
dilaksanakan sebelum masa transisi akan perubahan data dan pelayanan
SBU dilaksanakan oleh Tim permohonan baru SKK dilaksanakan oleh
dilanjutkan oleh: Penyelenggara Sertifikasi Badan Usaha LSP terlisensi dan teregistrasi atau Tim
Jasa Konstruksi Penyelenggara Sertifikasi Kompetensi
a. Tim Penyelenggara Sertifikasi Kerja Konstruksi
Badan Usaha Jasa Konstruksi;
b. LSP terlisensi dan teregistrasi atau
Tim Penyelenggara Sertifikasi
Kompetensi Kerja Konstruksi.
TATA CARA PELAKSANAAN LAYANAN SERTIFIKASI
MASA TRANSISI

7 8 9

Skema dan standar Sertifikasi Badan Usaha LSP terlisensi dan teregistrasi Proses pelaksanaan Registrasi dan Sertifikasi
Jasa Konstruksi dan Sertifikasi Kompetensi menyampaikan hasil proses Sertifikasi dalam rangka pengajuan permohonan
Kerja Konstruksi tetap berpedoman pada Kompetensi Kerja kepada LPJK untuk perpanjangan, perubahan data, dan
peraturan sebelumnya selama tidak dilakukan pencatatan pelayanan permohonan baru untuk Sertifikat
bertentangan dengan Surat Edaran ini Badan Usaha dan Sertifikat Kompetensi Kerja
tetap dapat dilaksanakan melalui laman
https://siki.lpjk.net/

1 1
0 1

Seluruh asosiasi yang memiliki kewenangan


Verifikasi dan Validasi Awal tetap melayani SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi
permohonan sertifikasi dalam masa ditandatangani dan diregistrasi oleh
transisi dengan ketentuan verifikasi dan Pengurus Lembaga Pengembangan
validasi bersifat final Jasa Konstruksi (LPJK)
TATA CARA PELAKSANAAN LAYANAN SERTIFIKASI
MASA TRANSISI

1 1 1
2 3 4
Pelaksanaan sertifikasi yang dilaksanakan
SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi
oleh Tim Penyelenggara Sertifikasi Badan Proses Sertifikasi Badan Usaha dan
yang telah dikeluarkan oleh LPJK periode
Usaha Jasa Konstruksi atau Tim Sertifikasi Kompetensi Kerja dalam masa
2016-2020 sejak ditetapkannya pengurus
Penyelenggara Sertifikasi Kompetensi Kerja transisi sebagaimana tercantum dalam
LPJK periode 2021-2024 (21 Desember
Konstruksi dibiayai oleh APBN Lampiran I yang merupakan bagian tidak
2020), ditetapkan kembali oleh Pengurus
Kementerian Pekerjaan Umum dan terpisahkan dengan Surat Edaran ini
LPJK periode 2021-2024 pada masa transisi
Perumahan Rakyat

1 1
5 6
Petunjuk pelaksanaan:
Format SBU Jasa Konstruksi dan SKK a. permohonan sertifikasi badan usaha jasa konstruksi;
Konstruksi sebagaimana tercantum dalam b. sertifikasi kompetensi kerja konstruksi oleh Tim Penyelenggara
Lampiran II yang merupakan bagian tidak Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi pada Masa Transisi; dan
terpisahkan dengan Surat Edaran ini. c.Registrasi LSP terlisensi dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi
oleh LSP terlisensi dan teregistrasi;
pada masa transisi akan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina
Konstruksi.
.
SBU DAN SKK UNTUK PROSES TENDER

SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi yang habis masa berlakunya saat
mengikuti proses pemilihan penyedia barang/jasa Tahun Anggaran 2021

.
sampai dengan Surat Edaran ini ditetapkan dinyatakan masih berlaku
setelah bukti perpanjangan divalidasi oleh LPJK periode 2021-2024

SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi yang habis masa berlakunya setelah
tanggal Surat Edaran ini ditetapkan dinyatakan masih berlaku sampai
dengan 31 Desember 2021.
.
VERIFIKASI DAN VALIDASI FINAL

Seluruh asosiasi yang memiliki kewenangan Verifikasi dan Validasi Awal


tetap melayani permohonan sertifikasi dalam masa transisi dengan
ketentuan verifikasi dan validasi bersifat final.
.
SBU DAN SKK tanggal 21 Desember 2020

SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi yang telah dikeluarkan oleh LPJK
periode 2016-2020 sejak ditetapkannya pengurus LPJK periode 2021-2024
pada tanggal 21 Desember 2020, ditetapkan kembali oleh Pengurus LPJK
periode 2021-2024 pada masa transisi.
.
PETUNJUK PELAKSANAAN

Petunjuk pelaksanaan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi, untuk:

a. Permohonan Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi;


b. Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi oleh Tim Penyelenggara Sertifikasi Ko
mpetensi Kerja Konstruksi pada Masa Transisi; dan

c. Registrasi LSP terlisensi dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi oleh LSP te
rlisensi dan teregistrasi;
ALUR SERTIFIKASI BUJK

Dibutuhkan 2 (dua) asesor


ALUR SERTIFIKASI BUJK
KONSTRUKSI ASING

Dibutuhkan 2 (dua) asesor


ALUR SERTIFIKASI BUJK
TERINTEGRASI

Dibutuhkan 2 (dua) asesor


ALUR SERTIFIKASI PERMOHONAN BARU

SKA SKT

Dibutuhkan
Dibutuhkan
1 (satu) asesor
3 (tiga) asesor
ALUR SERTIFIKASI
PERPANJANGAN
DAN PERUBAHAN KUALIFIKASI
SKT & SKA

Dibutuhkan 1 (satu)
asesor
TIM PENYELENGGARA SERTIFIK
BADAN
LPJK USAHA
periode 2021-2024
Keputusan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor
02/KPTS/LPJK/I/2021 tentang Tim Penyelenggara Sertifikasi Badan Usaha
Jasa Konstruksi dan Tenaga Kerja Konstruksi Dalam Masa Transisi
TIM PENYELENGGARA SERTIFIKASI BADANUSAHA
JASA KONSTRUKSI

PENGARAH

PENANGGUNG
JAWAB

PELAKSANA SEKRETARIAT
SERTIFIKASI TIM
TIM PENYELENGGARA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI -
TUGAS PENGARAH

1) Merumuskan kebijakan, strategi, dan program kerja Pelaksana Sertifikasi Badan


Usaha jasa konstruksi;
2) Memberikan arahan terhadap Penanggung Jawab dan Pelaksana Sertifikasi
Badan Usaha jasa konstruksi dalam rangka menjalankan tugas;
3) Mengarahkan atas ketersediaan sumber daya, sarana, dan prasarana kebutuhan
penilaian kemampuan badan usaha jasa konstruksi;
4) Melakukan koordinasi dengan instansi dan lembaga yang terkait;
5) Mengidentifikasi status dan jumlah sertifikat badan usaha jasa konstruksi yang
akan berakhir selama masa transisi; dan
6) Melaporkan hasil kerja Pelaksana Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
kepada Menteri PUPR melalui Ketua Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Kon
struksi Periode 2021-2024.
TIM PENYELENGGARA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI -
TUGAS PENANGGUNG JAWAB

1) Bertanggung jawab terhadap administrasi dan operasional sertifikasi badan


usaha jasa konstruksi;
2) Bertanggung jawab terhadap kualitas penyelenggaraan sertifikasi badan
usaha jasa konstruksi;
3) Bertanggung jawab terhadap manajemen mutu sertifikasi badan usaha jasa
konstruksi;
4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sertifikasi badan usaha jasa
konstruksi; dan
5) Melaporkan penyelenggaraan sertifikasi badan usaha jasa konstruksi kepada
Pengarah
TIM PENYELENGGARA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI -
TUGAS PELAKSANA SERTIFIKASI

1) Merekrut Asesor yang telah memiliki sertifikat asesor baik yang diterbitkan oleh LPJK 2016-2020 dan/ atau
database SIKI LPJK;
2) Menyiapkan perangkat penilaian kemampuan badan usaha jasa konstruksi;
a. Menerapkan mekanisme sertifikasi badan usaha jasa konstruksi sesuai peraturan yang masih berlaku;
b. Menggunakan materi/kriteria penilaian badan usaha Jasa Konstruksi sesuai dengan peraturan yang ma
3) Menyelenggarakan penilaian kemampuan badan usaha jasa konstruksi;
a. Menugaskan Asesor badan Usaha jasa konstruksi yang telah terdaftar di LPJK;
b. Menyusun dokumentasi dan administrasi penyelenggaraan penilaian kemampuan badan usaha;
c. Menyusun Berita Acara Penilaian;
4) Memeliharan seluruh rekaman dan dokumen mulai dari proses sampai selesai proses sertifikasi
badan usaha jasa konstruksi; dan
5) Melaporkan penyelenggaraan penilaian badan usaha jasa konstruksi kepada Penanggung Jawab.
TIM PENYELENGGARA SERTIFIKASI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI -
TUGAS SEKRETARIAT TIM

1)Memberikan pelayanan administrasi sistem informasi dalam


penyelenggaraan sertifikasi badan usaha jasa konstruksi.

2)Menerima permohonan dokumen sertifikasi badan usaha jasa


konstruksi; dan
3)Mengajukan permohonan pencatatan dan penomoran kepada
Ketua LPJK;
PROGRES PENERBITAN SBU/SKA/SKTK
Ketentuan F. SE Menteri PUPR No 2/2021

JUMLAH SERTIFIKAT TERCETAK MASA TRANSISI


PERIODE 4 JANUARI 2021 – 31 JANUARI 2021

JENIS PERMOHONAN SUBKLASIFIKASI TOTAL SERTIFIKAT


SBU 6.889 2.922
SKA 1.253
SKT 1.059
AKREDITASI ASOSIASI
SESUAI PERMEN MENTERI PUPR NOMOR 10 TAHUN 2020
UNDANG-UNDANG NO 2 TAHUN 2017 tentang JASA KONSTRUKSI
Pasal 30, Pasal 71, dan Pasal 84

Asosiasi Badan
Usaha Jakon membentuk
MENTERI
mengakreditasi
terakreditasi
Lembaga Sertifikasi
Persyaratan: Badan Usaha
1. Jumlah dan sebaran (LSBU)
Asosiasi Profesi
anggota Jasa Konstruksi membentuk
2. Pemberdayaan kepada terakreditasi Lembaga Sertifkasi
anggota Profesi (LSP)
3. Pemilihan pengurus secara
demokratis Asosiasi terkait
4. Sarana dan prasarana di Rantai Pasok
Jakon Mengusulkan
tingkat pusat dan daerah
terakreditasi
5. Pelaksanaan kewajiban
sesuai dengan ketentuan PENGURUS
perundang-undangan LEMBAGA

Pengaturan lebih lanjut terkait akreditasi ditetapkan melalui Peraturan Menteri


PUPR No 10 tahun 2020
KESIAPAN ASOSIASI UNTUK MENGIKUTI
AKREDITASI SELANJUTNYA
(PERMEN PUPR NO 10 TAHUN 2020)

ASOSIASI ASOSIASI BADAN ASOSIASI


PROFESI USAHA RANTAI PASOK

LPJK PERIODE 2021-2024


DASAR HUKUM
AKREDITASI SELANJUTNYA
YANG DILAKSANAKAN OLEH LPJK

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 10 Tahun 2020
Tentang Akreditasi Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi, Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi,
dan AsosiasiTerkait Rantai Pasok Konstruksi

Belum di Cabut Masih Berlaku Menunggu RPP Cipta Kerja


MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Menentukan kelayakan asosiasi
berdasarkan persyaratan yang Menjamin kelayakan asosiasi
telah ditetapkan untuk dapat mengusulkan
Menjamin kelayakan anggotanya sebagai
asosiasi dalam pengurus LPJK
mendirikan LSBU/LSP Mendapatkan pengakuan
Memantau dan mengevaluasi kinerja profesionalisme asosiasi pada
asosiasi badan usaha, asosiasi profesi, sektor Jasa Konstruksi Indonesia
dan asosiasi terkait rantai pasok di tingkat internasional.
konstruksi yang terakreditasi
AKREDITASI ASOSIASI
Pasal 2 dan Pasal 4
➢ Status Akreditasi: terakreditasi dan tidak
terakreditasi
Asosiasi Badan ➢ Status akreditas berlaku: 4 tahun
Usaha ➢ permohonan Akreditasi:
• Periode penetapan diselenggarakan
OBJEK
Asosiasi Profesi setiap 4 (empat) bulan.
AKREDITASI • Permohonan Akreditasi diterima
Asosiasi terkait kurang dari 1 (satu) bulan sebelum
Rantai Pasok batas periode penetapan Akreditasi

SUBJEK
AKREDITASI MENTERI LPJK
TIM AKREDITASI ASOSIASI
Pasal 5
Pengarah
TIM Kelompok
AKREDITASI Kerja
Sekretariat

Tim Akreditasi dibentuk oleh Ketua LPJK Periode 2021-2024

KepMen PUPR Nomor 488/KPTS/ TIDAK SK DIRJEN BINA KONSTRUKSI NO.


M/2020 tentang Pembentukan 89/KPTS/DK/2020 tentang
Tim Akreditasi Asosiasi
BERLAKU Sekretariat Tim Akreditasi
TUGAS
Pasal 6-7
1. Memberikan arahan teknis kepada kelom
pok kerja
2. Memberikan rekomendasi penetapan
akreditasi asosiasi kepada Menteri
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi
PENGARAH terhadap pelaksanaan penilaian akredita
si oleh kelompok kerja
4. Menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan akreditasi asosiasi kepada
Menteri melalui LPJK.

Rincian personil dan jumlah anggota Pengarah dalam pasal 6


TUGAS
Pasal 8-9
1. Melaksanakan verifikasi dan validasi
terhadap berkas permohonan
2. Melaksanakan proses penilaian terhadap
asosiasi badan usaha, asosiasi profesi,
KELOMPOK dan asosiasi terkait rantai pasok konstruksi
yang telah memenuhi persyaratan
KERJA 3. Menyusun dan menyampaikan laporan
penilaian akreditasi asosiasi kepada
pengarah, sesuai dengan kelompok kerja
masing-masing.

Rincian personil dan jumlah anggota Kelompok kerja dalam pasal 8


TUGAS
Pasal 10
1. menerima berkas permohonan Akreditasi dari
Asosiasi Badan Usaha, Asosiasi Profesi, dan Asosiasi
terkait Rantai Pasok Konstruksi
2. memeriksa kelengkapan berkas permohonan
Akreditasi
3. melakukan verifikasi pembayaran biaya
SEKRETARIAT permohonan Akreditasi oleh asosiasi
4. melaksanakan tugas administrasi untuk
mendukung kegiatan Pengarah dan Kelompok
Kerja, dan
5. mengumumkan daftar Asosiasi terakreditasi.
KATEGORI
ASOSIASI Pasal 12-14
KATEGORI KETERANGAN
ASOSIASI BADAN USAHA
PEKERJAAN
(Klasifikasi : Pekerjaan
KONSTRUKSI
konstruksi,
Jasa konsultasi konstruksi, Umum Mewadahi BU pada lebih dari 1 klasifikasi usaha
dan Pekerjaan konstruksi Khusus Mewadahi BU pada 1 subklasifikasi usaha atau 1
terintegrasi) klasifikasi usaha
Asosiasi material konstruksi
ASOSIASI TERKAIT Asosiasi peralatan konstruksi
RANTAI PASOK Asosiasi terkait teknologi konstruksi
Asosiasi SDM di bidang jasa konstruksi
ASOSIASI PROFESI Umum Mewadahi TKK ahli pada lebih dari 1 subklasifikasi
(Bid. Keilmuan : Arsitektur, dalam 1 klasifikasi bid.keilmuan
Sipil, Mekanikal, Tata
Lingkungan, Manajemen Khusus Mewadahi TKK ahli pada 1 subklasifikasi dalam 1
Pelaksanaan, atau bid. Lain klasifikasi bid.keilmuan
yang terkait)
TAHAPAN
Pasal 16

1. 3.
Pengajuan Penilaian &
Permohonan Penetapan

2.
Verifikasi &
Validasi
Pasal 17 • Persyaratan:
a. Permohonan akreditasi yang ditandatangani ketua umum atau sebutan lai
n sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga asosiasi
b. jumlah dan sebaran anggota
c. pemberdayaan kepada anggota
d. pemilihan pengurus secara demokratis
e. sarana dan prasarana di tingkat pusat dan daerah yang memiliki cabang;
PENGAJUAN f. pelaksanaan kewajiban sesuai perUU-an
g. penyampaian pernyataan tidak bersengketa
PERMOHONAN h. penyampaian pernyataan kebenaran isi dokumen
i. penyampaian pakta integritas
j. penyampaian laporan kinerja tahunan asosiasi atau membuat surat kesan
1. Secara elektronik; atau ggupan (1 kali saat awal)
2. Mengisi formulir registrasi
sesuai Format 1, Format
2, dan Format 3 sebagai
Dokumen Tambahan Lain:
mana tercantum dalam a. Sistem manajemen mutu atau dokumen mutu
Lampiran II b. Afiliasi dengan organisasi internasional yang terkait dengan jasa konstruksi
c. Kerjasama pemberdayaan anggota dengan kementerian, lembaga, pemerintah
daerah, atau instansi lainnya
d. Pengabdian masyarakat atau tanggung jawab sosial
*seluruh format permohonan e. Partisipasi dalam perumusan kebijakan pemerintah
menggunakan tandatangan digital
f. Publikasi ilmiah bagi asosiasi profesi; dan/atau
sesuai ketentuan peraturan
g. Situs web dan/atau pangkalan data sistem informasi.
perundang-undangan
Pasal 17

1. Diserahkan dalam bentuk salinan digital


2. Sekretariat atau Sekretariat LPJK memeriksa kelengkapan
persyaratan, dalam hal persyaratan dinyatakan belum lengkap,
PENGAJUAN pemohon harus melengkapi kekurangan persyaratan paling
lambat 5 (lima) hari kerja sejak pemberitahuan ketidaklengkapan
PERMOHONAN 3.
dokumen diterima.
Dalam hal pemohon TIDAK MELENGKAPI KEKURANGAN PER
SYARATAN dalam batas waktu tersebut permohonan dinyatakan
GUGUR.
4. Setiap permohonan Akreditasi Asosiasi yang dinyatakan
lengkap dikenakan biaya Akreditasi yang besarannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
penerimaan negara bukan pajak.
5. Pembayaran biaya dilakukan paling lambat 5 (lima) hari kerja
sejak bukti tagihan diterbitkan dan bukti pembayaran disampaika
n kepada Sekretariat atau Sekretariat LPJK.
6. Setelah bukti pembayaran diterima, Sekretariat atau Sekretariat
*seluruh format permohonan LPJK menyampaikan permohonan Akreditasi Asosiasi kepada
menggunakan tandatangan digital Kelompok Kerja.
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pasal 19-21

VERIFIKASI 1. Peninjauan lapangan meliputi Peninjauan administrasi,


sarana, dan prasarana
DAN VALIDASI 2. Hasilnya berupaberita acara hasil Verifikasi dan Validasi
3. Jika hasil Verifikasi dan Validasi menyatakan TIDAK
Dilakukan oleh KELOMPOK BENAR ATAU TIDAK SAH ATAU TIDAK MEMENUHI
KERJA, dengan melakukan: PERSYARATAN yang tercantum dalam Tabel 1 Lampiran III,
1. klarifikasi dan konfirmasi ke permohonan dinyatakan GUGUR.
pada pemohon dan/atau
pihak terkait; dan/atau 4. Jika hasil Verifikasi dan Validasi menyatakan BENAR
2. peninjauan lapangan. ATAU SAH ATAU MEMENUHI PERSYARATAN, dilakukan
PENILAIAN terhadap permohonan Akreditasi Asosiasi yang
tercantum dalam Tabel 2 sampai dengan Tabel 7
Lampiran III.
Pasal 15
PERSYARATAN AKREDITASI

Jumlah dan Sebaran Pemberdayaan Pemilihan pengurus secara Sarana dan Pelaksanaan
Anggota Kepada Anggota demokratis Prasarana Kewajiban Sesuai
a. pengembangan a. pelaksanaan 1. Bangunan Gedung Perundang-
berdasarkan jumlah
anggota tetap dari usaha musyawarah Kantor (Wajib) undangan
asosiasi dan jumlah berkelanjutan nasional atau 2. Perlengkapan
cabang yang dimiliki bagi asosiasi kongres sesuai Kantor (Wajib)
oleh asosiasi di badan usaha dan anggaran dasar dan 3. Sumber Daya
daerah asosiasi terkait anggaran rumah Manusia/Karyawa
rantai pasok tangga; dan n (Wajib)
konstruksi; dan b. susunan pengurus 4. Website
b. pengembangan asosiasi pusat
keprofesian 5. Pangkalan data
dan/atau daerah sistem informasi
berkelanjutan sesuai anggaran
bagi asosiasi
dasar dan anggaran
profesi.
rumah tangga.
PENILAIAN AKREDITASI Dilakukan oleh KelompokKerja
Pasal 15

Pemeriksaan dokumen tambahan lain

Penilaian berdasarkan bobot


Asosiasi yang
memenuhi Nilai akhir Akreditasi merupakan hasil penjumlahan
persyaratan dari seluruh hasil penilaian lanjutan.
Asosiasi dinyatakan sebagai asosiasi terakreditasi,
apabila nilai akhir Akreditasi memenuhi passing
grade 2.75.

Pelaksanaan
Pemilihan Sarana dan Kewajiban sesuai
Jumlah dan Pemberdayaan Pengurus Prasarana di dengan Ketentuan
Sebaran kepada secara Tingkat Pusat Peraturan
Anggota Anggota Demokratis dan Daerah Perundang-
20% 25% 15% 10% undangan
30%
PENILAIAN JUMLAH DAN SEBARAN 20%
AS O S I AS I B AD AN U S AH A
Skor
2 3 4

Jml Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Cabang Anggota per Anggota Cabang Anggota per Anggota Cabang Anggota per Anggota
Kategori (min.) Cabang (min.) Total (min.) (min.) Cabang (min.) Total (min.) (min.) Cabang (min.) Total (min.)

Jasa Konsultansi 17 15 - 18-20 16-50 - >20 >50 -

Umum
Cabang 10 100 - 11-17 101-125 - >17 >125 -

Umum
Tanpa - - 40 - - 41-75 - - >75
Cabang
Pekerjaan
Konstruksi
Khusus
Cabang 10 10 - 11-15 11-30 - >15 >30 -

Khusus
Tanpa Ca - - 30 - - 31-40 - - >40
bang
PENILAIAN JUMLAH DAN SEBARAN
20%

Skor
2 3 4

Kategori Jumlah Jumlah Jumlah


Anggota T Anggota Total Anggota Total
AS O S I A S I R AN TAI otal (min.) (min.) (min.)
PASOK
Badan Usaha Material 20 21-23 >23
Badan Usaha Peralatan 20 21-23 >23
Badan Usaha Teknologi 20 21-23 >23
Badan Usaha Sumber Daya
Manusia 20 21-23 >23
PENILAIAN JUMLAH DAN SEBARAN 20%

AS O S I AS I P R O F E S I AK R E D I TA S I P E R TAM A K AL I
Skor
2 3 4
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Anggota Anggota Anggota
Cabang Anggota Cabang Anggota Cabang Anggota
Terampil Terampil Terampil
(min.) Ahli (min.) (min.) Ahli (min.) (min.) Ahli (min.)
(min.)* (min.)* (min.)*

Umum-Cabang 17 2000 500 18-25 2001-2500 501-750 >25 >2500 >750

Khusus-Cabang 10 300 500 11-18 301-500 501-750 >18 >500 >750

Tanpa Cabang - 100 500 - 101-200 501-750 - >200 >750


PENILAIAN JUMLAH DAN SEBARAN 20%

ASOSIASI PROFESI AKREDITASI SELANJUTNYA


Skor
2 3 4
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Cabang Anggota Ahli Cabang Anggota Ahli Cabang Anggota Ahli
(min.) (min.) (min.) (min.) (min.) (min.)
Umum 17 750 18-20 751-1000 >20 >1000
Arsitektur
Khusus - 100 - 101-150 - >150
Umum 17 1000 18-20 1001-1250 >20 >1250
Sipil
Khusus - 300 - 301-450 - >450
Umum 17 750 18-20 751-1000 >20 >1000
Mekanikal
Khusus - 100 - 101-150 - >150
Tata Lingkun Umum 17 750 18-20 751-1000 >20 >1000
gan
Khusus - 100 - 101-150 - >150
Manajemen Umum 17 750 18-20 751-1000 >20 >1000
Pelaksanaan
Khusus - 100 - 101-150 - >150
25% PEMBERDAYAAN KEPADA ANGGOTA
Pemberdayaan kepada anggota berdasarkan:
a. Program pengembangan usaha atau
Jml PKB/PUB pengembangan profesi berkelanjutan untuk 5 (lima)
Kategori Asosiasi per tahun tahun kedepan
(min)
b. Laporan pelaksanaan pengembangan usaha atau
Akreditasi Pertama Kali 3 pengembangan profesi berkelanjutan dalam 2
Asosiasi Badan
Usaha (dua) tahun terakhir
Akreditasi Selanjutnya 10
Akreditasi Pertama Kali 3 Jenis kegiatan meliputi:
Focus Group Discussion, Workshop. Seminar/Konferensi
Akreditasi Selanjutnya 12
Asosiasi Profesi Pertemuan Ilmiah, Pelatihan, Pendidikan,
Umum
Pendampingan Hukum, Program PUB/PKB 5 Tahun ke
Akreditasi Selanjutnya 6
Khusus Depan, Memiliki Pembelajaran Tekstual dan/atau
Interaktif Berbasis Teknologi Informasi Jarak Jauh*,
Asosiasi Rantai 1
Pasok Bimbingan Teknis dan/atau Pendampingan Insentif*
Kegiatan lainnya.
PENILAIAN P E M B E R D AYA A N AN G G O TA
Skor
Kategori 2 3 4
Akreditasi Pertama Kali 3 kegiatan 4-7 kegiatan >7 kegiatan

1 Asosiasi Badan Usaha 11-12 kegiat


Akreditasi Selanjutnya 10 kegiatan >12 kegiatan
an Pelaksanaan Pengembangan Usaha
Umum 3 kegiatan 4-7 kegiatan >7 kegiatan Berkelanjutan dan Pengembangan
Akreditasi Pertama Kali
Khusus 3 kegiatan 4-7 kegiatan >7 kegiatan Keprofesian Berkelanjutan dengan
2 13-15 kegiat
Asosiasi Profesi bobot 20%
Umum 12 kegiatan an >15 kegiatan
Akreditasi Selanjutnya
Khusus 6 kegiatan 7-9 kegiatan >9 kegiatan
3 Asosiasi terkait Rantai Pasok 1 kegiatan 2-3 kegiatan >3 kegiatan

Skor
Kategori 2 3 4
Program Pengembangan Usaha
Pengembangan Usaha Berkelanjutan
1 Asosiasi Badan Usaha 10 kegiatan 11-12 kegiatan >12 kegiatan Berkelanjutan dan Pengembang

Umum 12 kegiatan 13-15 kegiatan >15 kegiatan an Keprofesian Berkelanjutan


Pengembangan Keprofesian untuk 5 (lima) tahun kedepan
2
Berkelanjutan Asosiasi Profesi Khusus 6 kegiatan 7-9 kegiatan >9 kegiatan dengan bobot 5%

Pengembangan Usaha Berkelanjutan


3 Asosiasi terkait Rantai Pasok 1 kegiatan 2-3 kegiatan >3 kegiatan
15% PEMILIHAN PENGURUS
SECARA DEMOKRATIS
Pasal 15
• Pemilihan pengurus secara demokratis dinilai berdasarkan :
a. Pelaksanaan musyawarah nasional atau kongres dan/atau
musyawarah daerah yang sesuai dengan frekuensi yang
disebutkan dalam AD/ART
b. susunan pengurus asosiasi yang sesuai dengan AD/ART

Penilaian Pemenuhan

Munas/Sejenisnya Munas/sejenisnya sesuai AD/ART

Terdapat min. Ketua, Sekretaris/


Susunan Pengurus Sekjen, Bendahara, dan Dewan
Etik
SKOR 4
10% SARANA DAN PRASARANA
PUSAT DAN DAERAH (Pasal 15)

Penilaian Pemenuhan

Gedung Kantor* • Sarana dan prasarana dinilai berdasarkan


ketersediaan sarana dan prasarana di pusat dan
Sumber Daya di daerah bagi asosiasi yang memiliki cabang
Manusia*
meliputi :
Perlengkapan
Memenuhi Memenuhi Memenuhi 1. Bangunan Gedung Kantor (Wajib)
Kantor* 3 kategori 4 kategori 5 kategori 2. Perlengkapan Kantor (Wajib)
3. Sumber Daya Manusia/Karyawan (Wajib)
Situs Web
4. Website
5. Pangkalan data sistem informasi
Pangkalan Data

SKOR 2 3 4

*Persyaratan Wajib
30% PELAKSANAAN KEWAJIBAN [1/2]
Pasal 15

1. Akta notaris atas pendirian asosiasi


2. Pengesahan badan hukum perkumpulan dari kementerian hukum dan
hak asasi manusia
3. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
4. Surat keterangan domisili atau keterangan lain yang menunjukkan
tempat kantor asosiasi berada
5. Nomor pokok wajib pajak atas nama asosiasi
6. Seluruh karyawan asosiasi telah terdaftar sebagai anggota aktif
badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan dan badan
penyelenggara jaminan sosial kesehatan
7. Tidak dalam sengketa kepengurusan asosiasi yang dibuktikan dengan
surat pernyataan yang ditandatangani oleh ketua umum atau
sebutan lain
8. Dokumen kode etik, dokumen kode tata laku profesi, dan keberadaan
dewan etik atau sebutan lain
9. Dokumen program kerja asosiasi
30% PELAKSANAAN KEWAJIBAN [2/2]
Pasal 15

10. Laporan keuangan tahun terakhir asosiasi sebelum pengajuan permohonan


akreditasi yang telah diaudit kantor akuntan publik yang memiliki izin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
11. Rapat pengurus terjadwal
12. Pedoman praktik profesi bagi asosiasi profesi
13. Ketua asosiasi badan usaha merupakan penanggung jawab badan usaha,
komisaris, direktur, atau pemilik perusahaan yang tertera pada akta
perusahaan dan memiliki kartu tanda anggota asosiasi badan usaha
14. Pengurus asosiasi badan usaha tidak merangkap sebagai pengurus pada
asosiasi badan usaha lain yang dibuktikan dengan surat pernyataan
15. Ketua asosiasi profesi wajib memiliki kartu tanda anggota;
16. Ketua asosiasi profesi harus memiliki latar belakang bidang keilmuan terkait
jasa konstruksi
17. Pengurus asosiasi profesi tidak merangkap sebagai pengurus pada asosiasi
profesi lain yang dibuktikan dengansurat pernyataan.
30% PELAKSANAAN KEWAJIBAN [3/3]
Pasal 17

Dokumen Tambahan
1. Sistem manajemen mutu atau dokumen mutu
2. Afiliasi dengan organisasi internasional yang terkait dengan Jasa Konstruksi
3. Kerjasama pemberdayaan anggota dengan K/L/D/I
4. Pengabdian masyarakat atau tanggung jawab sosial
5. Partisipasi dalam perumusan kebijakan pemerintah
6. Publikasi ilmiah bagi Asosiasi Profesi
Skor
Kategori Penilaian 2 3 4

Asosiasi Badan Usaha 13 persyaratan dan 5 dokumen tambahan 13 kategori 14-17 kategori 18 kategori

Asosiasi Profesi 15 persyaratan dan 6 dokumen tambahan 15 kategori 16-20 kategori 21 kategori

Asosiasi terkait Rantai Pasok 11 persyaratan dan 5 dokumen tambahan 11 kategori 12-15 kategori 16 kategori
Pasal 22-24

1. Hasilnya berupa laporan penilaian Akreditasi Asosiasi yang mencak


PENILAIAN up berita acara verifikasi dan validasi dan disampaikan kepada
Pengarah
DAN 2. Instrumen Akreditasi merupakan standar nasional Akreditasi
Asosiasi di bidang Jasa Konstruksi
PENETAPAN 3. Pengarah menyampaikan laporan pelaksanaan Akreditasi Asosiasi
kepada Menteri
4. MENTERI MENETAPKAN STATUS AKREDITASI ASOSIASI
5. LPJK menerbitkan surat tanda terakreditasi berdasarkan penetapan
status Akreditasi Asosiasi oleh Menteri dan
6. Sekretariat LPJK mengumumkan daftar Asosiasi terakreditasi

PERMOHONAN 1. Asosiasi yang dinyatakan gugur atau tidak terakreditasi dapat


mengajukan permohonanAkreditasi kembali.
AKREDITASI 2. Status Asosiasi terakreditasi yang telah habis masa berlakunya
KEMBALI dapat mengajukan permohonan Akreditasikembali.
3. Tata cara permohonan Akreditasi (Pasal 16 sd Pasal 23) berlaku
secara mutatis mutandis terhadap tata cara permohonan Akreditasi
kembali.
ALUR PERMOHONAN AKREDITASI ASOSIASI

Asosiasi BadanUsaha, Membuka Laman Mengisi form Menerima notifiikasi Login Aplikasi dan isi data
Asosiasi Profesi dan Pendaftaran Akreditasi Pendaftaran Akun email yang berisi akun serta unggah persyaratan
Asosiasi terkait Rantai https://
Pasok Konstruksi akreditasijakon.pu.go.id/ pendaftaran

Pengumuman hasil Asosiasi melakukan Pembayaran


Asosiasi penilaian Penilaian Menerima email
dan mengirim / mengunggah
Terakreditasi https:// Permohonan Invoice Biaya Akreditasi
Bukti Pembayaran Biaya
akreditasijakon.pu.go.id/ Akreditasi
ALUR PENDAFTARAN AKUN AKREDITASI ASOSIASI

1. Pemohon adalah Asosiasi Perusahaan, Asosiasi Profesi dan


Asosiasi Terkait Rantai Pasok Konstruksi;
https:// Akreditasijakon.pu.go.id/ 2. Pemohon dapat melihat Informasi Persyaratan Pendaftaran
Untuk menjadi Asosiasi Terkareditasi melalui Menu Panduan;
Akreditasi Asosiaisi 3. Pemohon menyiapkan Data Asosiasinya berupa Data Nama
1 lengkap Asoiasi, Nama Singkatan Asosiasi, Alamat email aktif
Asosiasi Badan ONLINE dan Valid serta Nomor KontakHP/telepon;
Usaha 4. Untuk melakukan Pendaftaran silahkan Klik Menu Pendaftaran
Asosiasi;
Asosiasi 5. Pemohon mengisikan Nama Asosiasi, Alamat email dan Nomor
Kontak HP ;
Profesi
2 6. Apabila Validasi berhasil maka akan dtampilkan notifikasi
berhasil dan Akun telah dikiirmkan pada alamat email sesuai
Asosiasi Terkait pendaftraan;
Rantai Pasok 7. Pemohon membuka email untuk mengetahui akun login
Aplikasi Akreditasi Asosiasi.
Mendapatkan akun Pendaftaran melalui email y
ang berisi Username dan Password untuk Aks
es Aplikasi Akreditasi Asosiasi
Pastikan Alamat email dan Nomor HP Pemohon Aktif dan
Valid

Pemohon melakukan Login pada


Aplikasi Akreditasi Online via web Pemohon mengikuti tahapan untuk
3 https:// Akreditasijakon.pu.go.id/ 4 pengisian data dan Unggah berkas
menggunakan Username dan Pendaftaran Akreditasi Asosiasi
Password telah dikirimkan melalui untuk setiap kategori isian sesuai
email pada saat pendaftaran persyaratan dan ketentuan yang
telah diatur

https:// Akreditasijakon.pu.go.id/
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai