PENGENDALIAN KONTRAK
KERJA JASA KONSTRUKSI
dari perspektif ruang lingkup, biaya, waktu, dan mutu
Oleh:
Yan Faissal, ST. MT.
Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya
1
REGULASI DAN HUKUM
Regulasi dan Hukum Terkait Kontrak Kerja Konstruksi
PERSPEKTIF PELAKU
o Kapasitas dan Kapabilitas Pelaku adalah prasyarat
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
o Produktivitas Tenaga Kerja – Produktivitas Peralatan –
Produktivitas Badan Usaha - Produktivitas Jasa
Konstruksi
o Profesionalitas dan Kode Etik untuk membentuk
keunggulan SDM
Garis Besar Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Perencanaan
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia
Pengadaan
Spesifikasi MC
Teknis/KAK dan 0
Gambar-Gambar
Prestasi
• Mobilisasi Alat
• Mobilisasi Tenaga Kerja
• Pelaksanaan Pekerjaan SIKLUS PENYELENGGARAAN Konsultan MPK/Pengawas
• Pengukuran dan
Pengujian
JASA KONSTRUKSI • Asistensi teknis dan nasihat
• Pelaporan • Kunjungan periodik ke
lapangan
• Pengukuran progres
dan
*senantiasa berada di lapangan kualitas pekerjaan
PENYEDI PENGGUN
A JASA A JASA
Wajib menyerahkan hasil pekerjaan secara Wajib membayar atas penyerahan hasil
tepat biaya, mutu, dan waktu. pekerjaan secara tepat jumlah dan waktu.
Penyelenggaraan jasa konstruksi sesuai
perjanjian kontrak
Memenuhi standar keamanan, keselamatan, Sumber Pembiayaan:
kesehatan, keberlanjutan • Dana pemerintah pusat;
Kontrak • Dana pemerintah daerah;
Mengutamakan WNI sebagai pemimpin
kerja • Dana badan usaha; dan/atau
tertinggi organisasi proyek
konstruksi • Dana masyarakat.
SUB PENYEDIA JASA
*Dapat dikenai ganti kerugian sesuai kesepakatan *Dapat diberikan ganti kerugian sesuai kesepakatan
kontrak kontrak
ANATOMI KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
UUJK 02/2017 dan PP 22/2020
PENGENDALIAN PELAKSANAAN
PEJABAT PENANDATANGANAN
PENYEDIA
KONTRAK
(Sub Penyedia, Rantai Pasok)
(PA/KPA/PPK) KONTRAK
KERJA
KONSTRUKSI
SURAT PERJANJIAN
KONTRAK (SSKK)
DALAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 15
0 1 2 3 4
30 Hari Kerja
PENGENDALIAN BIAYA
Pemeriksaan pada tahap awal kontrak Hasil pemeriksanaan dituangkan dalam berita Pemeriksaan lapangan bersama dilaksanakan selama
KPA membentuk Panitia Peneliti
setelah penerbitan SPMK (Pemeriksaan acara, apabila dalam pemeriksaan bersama periode waktu pelaksanaan untuk menetapkan
PENGUKURAN lapangan bersama oleh PPK, Penyedia,
Pelaksanaan Kontrak yang
mengakibatkan perubahan isi kontrak harus kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayar
BERSAMA Penyedia Jasa, dan PPPK)
anggotanya diusulkan dari PPK
ditindak lanjuti dengan adendum kontrak setiap bulan/angsuran
Perubahan harga kontrak dapat diakibatkan Apabila kuantitas mata pembayaran utama berubah akibat
oleh: perubahan pekerjaan >10% dari kuantitas awal Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
PERUBAHAN
TITIK KRITIS TERKAIT BIAYA
• Perubahan Pekerjaan; Pembayaran volume selanjutnya menggunakan harga satuan penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga satuan kepada
PPK dan dilakukan negosiasi
HARGA KONTRAK • Penyesuaian Harga yang disesuaikan dengan negosiasi
• Peristiwa Kompensasi
Peristiwa dimana penyedia berhak Jika peristiwa kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan masa
mendapatkan kompensasi yang diakibatkan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK wajib pelaksanaan kontrak jika penyedia gagal untuk memberikan
PERISTIWA kelalaian pejabat penandatangan kontrak membayar ganti rugi dan/atau perpanjangan masa peringatan dini dalam mengantisipasi/mengatasi dampak peristiwa
KOMPENSASI dalam masa kontraknya pelaksanaan kontrak kompensasi
Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang Pembayaran harus Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan tagihan, tidak akan
PEMBAYARAN telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan memperhitungkan angsuran uang menjadi alasan untuk menunda pembayaran
yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan muka, denda (apabila ada), dan Pejabat Penandatangan Kontrak dapat meminta penyedia untuk menyampaikan
PRESTASI pajak
diserahterimakan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal hal yang sedang
menjadi perselisihan
Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan Sebelum pembayaran terakhir, penyedia Pejabat penandatangan kontrak bedasarkan hasil penelitian tagihan oleh pengawas
PENGAKHIRAN terakhir dilakukan setelah BAST pertama berkewajiban menyerahkan kepada pengawas berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan ansguran
PEKERJAAN pekerjaan telah ditandatangi oleh kedua pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan terakhir paling lambat 7 hari kerja terhitung sejak tagihan & dokumen
pihak terakhir yang jatuh tempo penunjang dinyatakan lengkap dan diterima pengawas pekerjaan.
PENGENDALIAN WAKTU
MASA PELAKSANAAN PENUNDAAN OLEH KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBERIAN
PENGAWAS PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS KESEMPATAN
Pemberlakuan
Kontrak Kritis
Kontrak dinyatakan
kritis, apabila: Dalam Dalam Dalam
Periode I Periode II Periode II
Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM): PPK, Pengawas Pekerjaan, & Penyedia
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai Penyedia dalam Periode **) Apabila uji coba berhasil, namun pada
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak
waktu tertentu (Uji Coba) dituangkan dalam Berita Acara SCM. dinyatakan kritis lagi maka berlaku ketentuan
SCM dari awal
PENGENDALIAN MUTU
Penjaminan Mutu
(Quality Assurance) Dokumen
Harus dilakukan Rencana Mutu Rencana Mutu
dalam (Quality Plan) Pekerjaan
Pengendalian Konstruksi
Kontrak Pengendalian Kualitas (RMPK)
(Quality Control)
Atau Program
Mutu *) untuk JK
Denda yang dikenakan kepada penyedia, antara lain: Denda & ganti rugi yang dikenakan kepada pejabat penandatanganan kontrak,
a. Denda Keterlambatan Penyelesaian Pelaksanaan Pekerjaan antara lain:
b. Denda Keterlambatan dalam perbaikan cacat mutu a. Ganti rugi akibat peristiwa kompensasi yang mengakibatkan
c. Denda terkait pelanggaran ketentuan subkontrak. pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian
pekerjaan
b. Denda Keterlambatan pembayaran kepada penyedia
Besaran Denda Keterlambatan Besaran Denda Besaran Denda Pelanggaran Besaran Denda Keterlambatan
Keterlambatan Cacat SubKontrak Pembayaran
Mutu (oleh Pejabat Penandatanganan atas
keterlambatan pembayaran akibat peristiwa
kompensasi)
a) 1% (satu perseribu) dari
harga bagian kontrak
1% (satu perseribu) per hari Sebesar bunga dari nilai tagihan
yang tercantum dalam Sebesar nilai pekerjaan
keterlambatan perbaikan dari yang terlambat dibayar
kontrak (sebelum PPN); subkontrak yang
nilai biaya perbaikan pekerjaan
atau disubkontrakkan tidak sesuai
yang ditemukan cacat mutu Bedasarkan tingkat suku bunga
b) 1% (satu perseribu) dari ketentuan
harga kontrak (sebelum yang berlaku pada saat itu
PPN); menurut ketetapan Bank
Indonesia
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi
19
RISIKO STRATEGI MITIGASI SAAT PHO FHO
PHO FHO
Ketentuan Ketentuan
Pemeriksaan dan/atau pengujian dilakukan Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan
terhadap kesesuaian hasil pekerjaan selama Masa Pemeliharaan sehingga
terhadap kriteria/spesifikasi yang tercantum kondisi seperti pada saat penyerahan
tetap
dalam Kontrak pertama pekerjaan
Risiko Risiko
• pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan • Cacat Mutu
yang tercantum dalam Kontrak dan/atau
cacat hasil pekerjaan
• Keterlambatan pekerjaan
Strategi Mitigasi
Strategi Mitigasi
• memperbaiki dan/atau melengkapi
kekurangan pekerjaan Melaksanakan perbaikan cacat Mutu
• Pemberian kesempatan dengan denda sebelum Masa Pemeliharaan berakhir
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO)
1 2 3
Apabila Penyedia tidak
Penyedia wajib Apabila dalam pemeriksaan
hasil pekerjaan, Penyedia telah melaksanakan kewajiban
memelihara hasil melaksanakan semua pemeliharaan
pekerjaan selama kewajibannya selama Masa sebagaimana mestinya,
Pemeliharaan dengan baik dan maka Kontrak dapat
Masa Pemeliharaan telah sesuai dengan ketentuan
sehingga kondisi diputuskan sepihak oleh
yang tercantum dalam Kontrak
maka Pengguna Jasa dan Pengguna Jasa dan
tetap seperti pada Penyedia dikenakan sanksi
Penyedia menandatangani
saat penyerahan Berita Acara Serah Terima Akhir jaminan pemeliharaan
pertama pekerjaan. Pekerjaan dicairkan dan dimasukkan
Daftar Hitam
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi
[CONTOH] PERMASALAHAN
KOTRAK KERJA KONSTRUKSI
23
1 PEMUTUSAN PROSES PEMUTUSAN KONTRAK
KONTRAK 1. PPK mengirimkan surat rencana pemutusan kontrak kepada
Penyedia,
KONSTRUKSI 2. Perhitungan bersama untuk penyelesaian kewajiban yang tertinggal,
3. Pencairan jaminan pelaksanaan,
PRINSIP DAN PENYEBAB 4. Penerbitan surat pemutusan kontrak
Pemutusan kontrak dapat dilakukan baik oleh PPK atau
Penyedia secara sepihak dengan mengesampingkan Pasal
1266 KUH Perdata.
Beberapa penyebab pemutusan kontrak oleh PPK yang
IMPLIKASI PEMUTUSAN KONTRAK
sering ditemukan di lapangan:
1. Penyedia dikenakan denda (apabila sebelum pemutusan kontrak,
a. Penyedia dikenakan sanksi daftar hitam sebelum
2. Penyedia diberikan pemberian kesempatan), dan
penandatangan kontrak,
b. Penyedia gagal memperbaiki kinerja, Penyedia 3. Penyedia masuk Daftar Hitam
lalai/cidera janji,
c. Penyedia tidak mampu menyelesaikan pekerjaan.
2 PERISTIWA
KOMPENSASI
PROSES PELAKSANAAN PERISTIWA KOMPENSASI
Penyedia wajib untuk memasukkan hasil negosiasi atau instruksi dari
PPK tersebut dalam Berita Acara yang kemudian dituangkan HARUS
PRINSIP DAN PENYEBAB
dituangkan ke dalam Adendum kontrak
Peristiwa Kompensasi dapat berupa Perpanjangan
Masa Pelaksanaan atau Penambahan Nilai Kontrak.
Penyebab:
a. PPK mengubah jadwal pelaksanaan,
b. PPK menambah ruang lingkup, IMPLIKASI TERJADINYA PERISTIWA KOMPENSASI
c. PPK tidak memberikan lokasi kerja sesuai dengan Penyedia mendapatkan perpanjangan masa pelaksanaan dan/ atau
rencana, penambahan nilai kontrak
d. PPK menambah pekerjaan yang tidak ada di
kontrak.
3 PEMBERIAN
KESEMPATAN
PROSES PEMBERIAN KESEMPATAN
PPK dan Penyedia melakukan adendum Pemberian Kesempatan dengan
memastikan sumber dana untuk pembayaran
PRINSIP DAN PENYEBAB
Pemberian kesempatan merupakan HAK PPK, apabila
menurut penilaian PPK, Penyedia dapat
menyelesaikan pekerjaan walaupun telah gagal
IMPLIKASI ADANYA PEMBERIAN KESEMPATAN
menyelesaikan pekerjaan dalam Masa Pelaksanaan.
Tidak ada perpanjangan masa pelaksanaan pekerjaan
Maka PPK dapat memberikan kesempatan kepada
Penyedia selama maksimal 50 hari untuk Penyedia dikenakan denda keterlambatan, 1/1000 dari nilai
menyelesaiakan pekerjaan dan dapat melampaui tahun kontrak atau dari nilai bagian kontrak (yang mana yang
anggaran diaplikasikan) per hari keterlambatan
Penyedia memperpanjang masa Jaminan Pelaksanaan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi
STUDY KASUS:
PERMASALAHAN DALAM
PELAKSANAAN KONTRAK
(real di kementerian PUPR)
27
KASUS 1 : Wanprestasi Penyedia
Informasi Kasus:
1. Lokasi: Palembang
a. Proyek jaringan tersier di Sumatera Selatan
b. Kontrak diputus sepihak oleh PPK, progres fisik yang sangat rendah sehingga masuk kategori kritis
c. Satker mengajukan pencairan:
1) jaminan uang muka berupa jaminan asuransi
2) jaminan pelaksanaan berupa jaminan bank
2. Rincian Informasi
a. Progres pekerjaan yang pada saat diberhentikan sepihak oleh pengguna sebesar 12% dari target
pada jadwal pelaksanaan sebesar 52%.
b. Deviasi negatif sebesar 40%, maka dilakukan pemutusan kontrak setelah Show Cause Meeting I, II
dan III.
c. Kepala Satker klaim pencairan:
1) Jaminan uang muka kepada perusahaan asuransi
2) Jaminan pelaksanaan kepada bank
3. Deskripsi Perkara
a. Perusahaan asuransi menolak mencairkan dengan alasan masih ada masalah hukum (pemutusan
kontrak sepihak) yang dianggap belum selesai.
b. Bank bersedia mencairkan jaminan pelaksanaan. 28
c. Bagaimana komentar dan pendapat Anda?
KASUS 2 : Peristiwa Kompensasi
Informasi Kasus :
1. Lokasi: DKI Jakarta
a. Proyek Pembangunan jalan layang Tol T. Priok, Seksi N–S dengan dana dari JICA (Jepang).
b. Penyedia jasa, kontraktor asing yang ber KSO dengan BUMN.
c. Terdapat lahan yang belum bebas mengakibatkan terkendalanya pelaksanaan pekerjaan.
d. Adanya perubahan kapasitas crane akibat perubahan metode kerja yang memerlukan kapasitas alat
angkat (crane) yang lebih besar.
e. Perlu tambahan area untuk stock yard girder, tiang pancang.
2. Rincian Informasi
a. Penyedia jasa mengajukan klaim akibat angka c, d dan e tersebut untuk:
1) terjadi idle peralatan yang sudah dimobilisasi.
2) terjadi idle tenaga kerja yang sudah dimobilisasi.
3) Perubahan kapasitas crane.
4) Tambahan luas stock yard.
5) Tambahan waktu konstruksi.
b. Penguna jasa menolak klaim kecuali tambahan waktu konstruksi, dengan alasan pengajuannya di
luar masa klaim.
Lanjutan KASUS 2 : Peristiwa Kompensasi
3. Deskripsi Perkara
a. Pengguna jasa menolak klaim kecuali tambahan masa konstruksi dengan alasan:
1) Klaim yang diajukan sudah lewat masa klaim sesuai ketentuan kontrak.
2) Tidak disertai bukti tertulis (disampaikan saat sidang di BANI).
b. Penyedia jasa menggugat melalui BANI.
c. Bagaimana komentar dan pendapat Anda?
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
TERIMAKASIH
31