Anda di halaman 1dari 26

PARAMETER PENGAWASAN PERDAGANGAN

BARANG YANG DIAWASI, DILARANG ATAU DIATUR


JAKARTA, 3 NOVEMBER 2021

MARIO JOSKO
KOORDINATOR BIDANG 4

DIREKTORAT TERTIB NIAGA


DITJEN. PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB
NIAGA
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
1. GAMBARAN UMUM
PENGAWASAN PERDAGANGAN

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


4
LATAR BELAKANG KEGIATAN PENGAWASAN PERDAGANGAN

Berdasarkan Permendag No. 80 Tahun Telah diundangkannya PP No. 29


2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Kementerian Perdagangan, Pengawasan
terhadap kegiatan Perdagangan dilakukan Bidang Perdagangan pada tanggal 2
oleh Direktorat Tertib Niaga Februari 2021

The Ministry of Trade of The Republic of Indonesia


KEWENANGAN PENGAWASAN OLEH DIREKTORAT TERTIB NIAGA
Kewenangan Pengawasan oleh Petugas Pengawas di Direktorat Tertib Niaga
(berdasarkan Pasal 100 ayat 3 UU Cipta Kerja):

Perizinan Berusaha di
Bidang Perdagangan
Penyimpanan Barang
Perdagangan Barang
kebutuhan pokok
yang di awasi, dilarang,
dan/atau Barang
dan/atau diatur
penting

Pengawasan
Perizinan bidang
Distribusi
Berusaha terkait Perdagangan Barang dan/atau
Gudang Jasa

Pemberlakuan SNI, Pasal 140 PP No. 29 Tahun 2021:


Pendaftaran Barang
Menteri mendelegasikan kewenangan
Persyaratan Teknis, Produk Dalam Negeri
pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
atau Kualifikasi secara dan asal Impor terkait
dalam Pasal 139 ayat (3) kepada direktur jenderal
wajib K3LH
yang membidangi perlindungan konsumen dan
tertib niaga.

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


6
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT TERTIB NIAGA

DIREKTORAT TERTIB NIAGA

Sub Bagian
Tata Usaha

Koordinator Gakum Barang


K3L, Perizinan Bidang BPTN
Perdagangan serta Distribusi (Medan, Bekasi, Surabaya,
Barang Pokok dan Barang dan Makassar)
Penting, dan Barang yang diatur

Sub Bagian
Sub Koordinator Tata Usaha

SEKSI
TATA NIAGA
BARANG

SEKSI
Cakupan Wilayah Kerja BPTN:
1. Medan : Seluruh Wilayah Sumatera TATA NIAGA
2. Bekasi : Seluruh Wilayah Jawa Barat dan Banten IMPOR
3. Surabaya : Seluruh Wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY,
Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara
4. Makassar : Seluruh Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


7
PELAKSANA PENGAWAS DI LINGKUNGAN DIREKTORAT TERTIB NIAGA

Pasal 100 ayat (1) UU Cipta Kerja


Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (1), Pemerintah Pusat
menunjuk petugas pengawas di bidang Perdagangan.
Pasal 7 Permendag No, 36 Tahun 2018
Pengawasan kegiatan perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan oleh PPTN
dan/atau PPNS-DAG.
Petugas Pengawas Tertib Niaga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
(PPTN) Perdagangan

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


8
PARAMETER PENGAWASAN BARANG DILARANG, DIAWASI ATAU BARANG
DIATUR

Berdasarkan Permendag
Nomor 36 Tahun 2018

spesifikasi dan/atau legalitas Pelaku Usaha


kesesuaian pelaksanaan
persyaratan teknis dan kesesuaiannya
Distribusi dengan
sesuai ketentuan terhadap aktivitas
ketentuan peraturan
peraturan perundang- Perdagangan Barang;
perundang-undangan.
undangan; dan

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


2. Pengawasan Gula Kristal Rafinasi

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


10
DASAR HUKUM PENGAWASAN GULA KRISTAL
RAFINASI
Undang-Undang
• UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Bab III Paragraf 8 di Sektor Perdagangan.

Peraturan Pemerintah
• PP No. 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan

Peraturan dan Keputusan Presiden


• Keppres No. 57 Tahun 2004 tentang Penetapan Gula Sebagai Barang Dalam Pengawasan

Peraturan dan Keputusan Menteri


• Permendag No. 36 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pengawasan Kegiatan Perdagangan
• Permendag No. 01 Tahun 2019 tentang Perdagangan Gula Kristal Rafinasi
• Permendag No. 117/M-DAG/PER/12/2015 tentang Ketentuan Impor Gula
• Peraturan Menteri Perindustrian No. 83/M-IND/PER/11/2008 tentang Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia (SNI) Gula Kristal Rafinasi Secara Wajib
• KepDirjen PKTN No. 221 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pengawasan Distribusi Gula Kristal
Rafinasi (GKR)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


11
PARAMETER PENGAWASAN GULA KRISTAL RAFINASI

Berdasarkan Permendag
Nomor 01 Tahun 2019
• Kebenaran legalitas Pelaku Usaha dan kebenaran legalitas
informasi dan dokumen pendukung lainnya yang diserahkan
oleh pelaku Usaha pada saat mengajukan permohonan
perizinan perdagangan Gula Kristal Rafinasi;
• Kesesuaian perizinan dengan aktifitas perdagangan Gula
Kristal Rafinasi;
• Kepatuhan Pelaku Usaha akan mekanisme pengadaan,
pengemasan, pengangkutan dan penyaluran Gula Kristal
Rafinasi;
• Kepatuhan Pelaku Usaha akan kewajiban pelaporan,
kebenaran laporan dan/atau realisasi pengadaan dan
penyaluran Gula Kristal Rafinasi; dan/atau
• Kesesuaian Gula Kristal Rafinasi terhadap Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang diberlakukan secara wajib.

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


OBJEK PENGAWASAN GULA KRISTAL RAFINASI

• Produsen Gula Kristal Rafinasi;


• Industri Pengguna Gula Kristal Rafinasi;
• Koperasi selaku penyalur Gula Kristal Rafinasi dari
Pelaku produsen; dan
Usaha • Pelaku usaha lainnya.

• Ketentuan Pendistribusian Gula Kristal Rafinasi


• Pelaporan Pendistribusian Gula Kristal Rafinasi
Kewajiba • Standar Nasional Indonesia (SNI)
n

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


13
3. Pengawasan Pupuk Bersubsidi

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


14
DASAR HUKUM PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI

 Perpres 15 Tahun 2011 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang


Dalam Pengawasan:
Pupuk bersubsidi ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan. Pengawasan dilakukan
terhadap pengadaan dan penyalurannya (jenis, jumlah, mutu, harga, waktu, dan tempat)

 Permendag Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pengawasan Kegiatan


Perdagangan
Mengatur mengenai pelaksanaan pengawasan kegiatan perdagangan

 KepDirjen PKTN No. 268 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Pengawasan Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
Pertanian
Mengatur mengenai petunjuk teknis pengawasan pupuk bersubsidi

 Permendag Nomor 15/M-DAG/PER/3/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran


Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian :
Mengatur mengenai mekanisme pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I –
Lini IV
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
PARAMETER PENGAWASAN PUPUK BERSUBSIDI

Berdasarkan Permendag Nomor 15/M-


DAG/PER/3/2013 tentang Pengadaan
dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk
Sektor Pertanian
• kebenaran legalitas Pelaku Usaha selaku Holding
Company, Produsen, Distributor, Pengecer;
• kebenaran legalitas informasi yang diserahkan oleh
pelaku Usaha pada saat mengajukan permohonan
perijinan menjadi produsen, Distributor dan Pengecer
Pupuk Bersubsidi untuk Sektor pertanian;dan
• kepatuhan Pelaku Usaha terhadap mekanisme
pengadaan, Penyaluran, Pengemasan dan pelaporan
pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


OBJEK PENGAWASAN PUPUK BERSUBSIDI

• PT. Pupuk Indonesia dan Produsen terkait Pemenuhan stok


pupuk
• Distributor, Pengecer (legalitas perusahaan, Area
Pelaku Distribusi/Penjualan Pupuk Bersubsidi, Sarana Penyimpanan
(Gudang), Tempat Penjualan, Sarana Angkutan)
Usaha

• Ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET)


• Pendistribusian Pupuk Bersubsidi
Distribus • Pelaporan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi
i

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


17
4. Pengawasan Bahan Berbahaya

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


18
DASAR HUKUM PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA

Undang-Undang
• UU No 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan
• UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
• UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan sebagaimana diubah
terakhir dengan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Bab III
Paragraf 8 di Sektor Perdagangan.

Peraturan Menteri Perdagangan


• Permendag No. 47 Tahun 2019 jo Permendag 75/2014 jo Permendag
44/2009 Tentang Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan Bahan
Berbahaya
• Permendag No. 36 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pengawasan
Kegiatan Perdagangan
• KepDirjen PKTN No. 285 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Pelaksanaan Pengawasan Kegiatan Perdagangan Bahan Berbahaya (B2)

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


19
PARAMETER PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA

Berdasarkan Permendag 44/2009


sebagaimana diubah terakhir dengan
Permendag No. 47 Tahun 2019 jo tentang
Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan
Bahan Berbahaya
• legalitas Pelaku Usaha;
• pelaporan pengadaan, realisasi Impor,
distribusi dan penggunaan B2;
• sarana dan prasarana penyimpanan B2
• Pendistribusian (sarana dan mekanisme
Pendistribusian); dan
• pelabelan.

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


OBJEK PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA

• Perusahaan pemilik NIB (API-U/API-P), P-B2, DT-B2,


PT-B2, PA-B2, Pelaku usaha lainnya;
Pelaku • Aspek perizinan/legalitas perusahaan;
Usaha • Tenaga Ahli di bidang pengelolaan B2.

• Kelayakan Sarana Gudang untuk kelancaran pelaksanaan


distribusi B2;
Sarana • Peralatan Sistem Tanggap Darurat.

• Pendistribusian B2 (jenis, realisasi distribusi, dan stok B2);


• pelaporan pendistribusian B2;
• label dan kemasan B2;
Distribus
• Lembar Data Keamanan (LDK)/Safety Data Sheet (SDS) yang juga meliputi
i
aspek pemanfaatan/penggunaan B2 sesuai dengan peruntukannya.

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


21
5. Pengawasan Minuman Beralkohol

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


22
DASAR HUKUM KEBIJAKAN MINUMAN BERALKOHOL

Undang-undang No. 7 Tahun 2014 tentang


Perdagangan

Perpres 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan


Pengawasan Minuman Beralkohol
Permendag No. 20 Tahun 2014 tentang
Pengendalian dan Pengawasan Terhadap
Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman
Beralkohol.
*Sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan
Permendag 25 Tahun 2019.

KepDirjen PKTN No. 389 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Tata
Cara Pelaksanaan Pengawasan Minuman Beralkohol

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


23
PARAMETER PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

Berdasarkan Permendag No. 20 Tahun


2014 sebagaimana diubah terakhir
dengan Permendag No. 25 Tahun 2019
tentang Pengendalian dan Pengawasan
Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan
Penjualan Minuman Beralkohol.
• legalitas Pelaku Usaha;
• kebenaran dan legalitas informasi yang diserahkan
Pelaku Usaha pada saat mengajukan permohonan
perizinan Minuman Berlkohol;
• pelaporan pengadaan, realisasi Impor, distribusi
dan penggunaan Minuman Beralkohol;
• sarana dan prasarana penyimpanan Minuman
Beralkohol; dan
• mekanisme pendistribusian

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


OBJEK PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

• Importir Terdaftar, Distributor, Sub Distributor, Pengecer, Penjual


Langsung, TBB
• Aspek perizinan/legalitas perusahaan
Pelaku • Area Distribusi/Penjualan Minol
Usaha
• Pakta Integritas

• Lokasi Penjualan
• Tempat dan tata letak penyimpanan minuman beralkohol
Sarana • Tata letak / penempatan minuman beralkohol

• Jenis dan golongan minuman beralkohol



Distribus Pendistribusian Minuman Beralkohol
• Pelaporan Pendistribusian Minuman Beralkohol
i

The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia


25
DIREKTORAT TERTIB NIAGA
DIREKTORAT JENDERAL
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA

Anda mungkin juga menyukai